"Selamat pagi tuan." Sapa Dino yang duduk didepan meja direktur utama.
"Pagi." Adam meletakkan ponselnya diatas meja, setelah menelpon seseorang.
"Ini laporan yang anda minta, dan jika ada yang kurang anda bisa menghubungi saya." Ucap Dino sambil memberikan laporan yang Adam minta.
Adam menerima dan membuka berkas yang Dino berikan. "Hm, nanti akan saya koreksi." Ucap Adam. "Adakan pesta untuk karyawan disini besok malam, dan semua harus hadir karena ini pesta untuk merayakan salah satu karyawan disini." Ucap Adam pada Dino yang duduk didepannya.
"Baik tuan, akan saya laksanakan."
Adam hanya menggaguk dan Dino pamit pergi untuk mengkoordinasikan pesta yang akan diselenggarakan besok malam. Waktu yang cukup sedikit dan mendadak untuk mempersiapkan semua. Tapi apa boleh buat Dino tidak akan berani menolak perintah atasannya, yang terpenting pesta terlaksana seperti apa yang diinginkan atasanya itu.
Saat keluar lift Dino berpapasan dengan Disya.
"Di-disyayang." Panggil Dino pada wanita yang akan masuk keringnya.
"Mas, tumben sudah sampai kantor?" Tanya Disya Heran.
Dino hanya tersenyum. "Memangnya ada yang aneh kalau aku masuk pagi?" Tanya Dino balik.
"Em, ya tidak. Tapi ini masih pagi belum jam kantor." Lanjut Disya sambil nyengir.
"Kamu ini bisa aja." Dino menepuk pucuk kepala Disya pelan, sadar akan tatanan rambut wanita itu.
"Tadi pak bos lagi butuh laporan jadi aku berangkat pagi-pagi sekali." Ucap Dino.
Disya hanya mengaguk, dia belum menyadari sesuatu.
"Kalau nanti kamu tidak sibuk, bantu aku cari restoran yang menerima ketring buat besok malam ya." Tutur Dino.
"Ketring? untuk apa Mas?" Tanya Disya.
"Pesta besok malam untuk karyawan kantor." Jawab Dino. "Katanya untuk_"
"Sya..! ada telepon untuk kamu!" Dimas berteriak dari depan pintu ruangan kerja mereka, sendangkan Disya dan Dino berbincang didekat pintu lift.
"Lah, tumben juga tuh anak udah dateng." Ucap Disya yang melihat Dimas.
"Ya sudah sana kerja, semangat ayang Disya-yang kerjanya." Dino terkekeh, sedangkan Disya mencebikkan bibirnya.
"Iya deh, bye Mas." Disya pun pergi lebih dulu untuk masuk ke ruang kerjanya.
"Mana?" Tanya Disya pada Dimas.
"Hehe sudah aku angkat, dan kamu disuruh keruangan direktur utama." Jawab Dimas sambil cengengesan.
"Dih, nyebelin kamu Dim." Ucap Disya sambil geleng kepala.
Disya menaruh tas miliknya, dan kembali keluar untuk datang keruangan direktur utama. Wanita itu sepertinya lupa siapa direktur perusahaan di tempatnya bekerja, dan saat ini Disya melupakan hal penting itu.
Tok...tok... tok..
Disya mengetuk pintu ruangan direktur utama setelah mendapat ijin dari sekretaris didepan ruangan direktur.
"Masuk.."
Seruan dari dalam membuat Disya semangat untuk membuka pintu, wanita itu mengembangkan senyum terbaiknya untuk menemui direktur utama.
"Pagi pak? bapak memanggil saya?" Ucap Disya yang berdiri dengan bibir yang sengaja dia tarik untuk tersenyum.
Adam masih belum berbalik, karena pria itu sengaja memunggungi Disya.
Disya sempat bingung, kenapa bosnya tidak membalikkan posisi duduknya.
"Pak, apakah anda_"
Belum sempat Disya menyelesaikan ucapannya, Adam sudah lebih dulu berbalik, dan membuat kedua mata Disya melotot seketika.
"Anda..!!" Disya tentu saja terkejut. Tapi setelah itu merutuki kebodohannya yang berpikir lambat.
"Pagi sayang." Jawab Adam dengan senyum menyeringai, tampak mengerikan di mata Disya.
Adam berdiri dari duduknya untuk mendekati Disya.
Dan Disya yang tersadar reflek mundur, karena takut jika Adam akan melakukan sesuatu. Belum sempat menghindar jauh, tangan panjang Adam sudah lebih dulu menarik pinggang Disya.
Grep
"Ah, lepas!!" Disya berontak, dan Adam semakin erat memeluk pinggang Disya hingga membuat buah dadanya menempel di dada bidang Adam.
"Pak lepas, atau aku akan_"
"Akan apa Hm." Suara Adam begitu rendah tapi terdengar penuh penekanan. "Teriak, coba saja jika kamu berani, maka aku tidak akan segan-segan untuk membuatmu hamil."
Glek
Disya menelan ludah kasar, jarak mereka begitu dekat, bahkan menempel, apalagi wajah keduanya yang sudah bersentuhan.
Melihat Disya yang diam, membuat Adam tersenyum menyeringai.
"Good girl, kamu memang rubah betinaku yang manis."
Ucap Adam dan tanpa aba-aba langsung menyambar bibir Disya yang sejak tadi sudah menggodanya.
"Emphh.."
Disya terbelalak saat bibirnya mendapat kecupan dan lumattan lembut membuat hatinya berdesir halus.
Disya tidak tahu apa yang dia rasakan, wanita itu tidak mengerti dengan apa yang terjadi pada dirinya.
.
.
Next SAJEN jangan lupa..🤣🤣🤣
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Retno Anggiri Milagros Excellent
lah.. jadian majalah... 👍😂🤭😍
2023-11-28
1
Ita rahmawati
yg kekasihnya siapa yg nyosorin siapa 🤦♀️🤦♀️ nih cwe enak bgt ya
2023-11-12
0
Umie Sufia
wow Adam lebih ganas dari papaya....
2023-02-19
0