Liburan mereka sudah habis waktunya, kini mereka berlima melakukan perjalanan kembali untuk sampai ke tanah air. Kalau sudah berlima pasti Disya menjadi obat nyamuk untuk kedua sahabatnya, bahkan saat berlibur pun Disya lebih banyak waktu sendiri dari pada dengan sahabatnya, meksipun selalu pergi dan pulang bersama tapi Disya memilih melipir untuk menyendiri dari pada iri melihat kebucinan kedua sahabatnya.
"London, I will never forget the memories here."
Disya menatap jendela pesawat dimana perlahan-lahan landasan pesawat mulai mengecil dan tak terlihat, berganti awan putih yang menjadi pemandangan utama.
Selama di London meskipun menikmati liburan, tapi tidak sepenuhnya Disya menikamatinya, bagaimana tanpa dia minta, ingatan malam panas yang dia rasakan datang kedalam ingatannya, meskipun tidak terlalu jelas bagaimana dirinya melewati, setidaknya Disya masih sedikit mengingat bagaimana rasa sakit dan enak secara bersamaan. Heh bisa-bisanya kau Maimunah.
Bahkan untuk melihat wajah pria itu saja Disya tidak mau, karena takut jika melihat wajah pria itu dirinya malah tidak bisa melupakan ataupun malah bersedih karena pasti akan selalu mengingat wajah pria itu.
Jadi untuk lebih baik dirinya menyimpan ingatan malam panas itu hanya sendiri, dan untuk pria itu Disya berharap tidak akan pernah melihatnya.
Setelah melakukan perjalanan selama 16jam lebih, kini mereka berlima sampai dengan selamat, sepuluh hari liburan membuat mereka cukup puas dan senang, meskipun dibalik itu semua ada sahabatnya yang merasa kehilangan berharga dalam dirinya.
"Sya salam buat Tante dan Om, kami tidak bisa mampir sudah malam." Ucap Dina yang berdiri disamping Disya.
"Iya deh, Makasih udah anterin aku." Disya tersenyum dan memeluk Dina bergantian dengan Vivi.
Jino membantu menurunkan koper milik Disya, dan setelah itu mereka pamit pergi.
Rumah tingkat dua yang tidak tidak besar seperti rumah orang kaya lainya. Disya bukan anak dari pengusaha atau pun pemilik perusahaan.
Melainkan Disya adalah anak dari seorang ayah yang bekerja di perusahaan besar di kota, jabatan ayah Disya menjabat sebagai direktur keuangan, dan dari ayahnya Disya tertarik dengan menajemen keuangan.
Sampainya di rumah Disya disambut oleh bundanya yang bernama Diana.
"Sya kamu sudah sampai nak." Diana memeluk putrinya dengan penuh rasa rindu. meskipun hanya sepuluh hari, tapi bagi Diana itu sangat lama, karena tidak ada Disya rumah akan sepi.
"Disya kangen bunda." Disya membalas pelukan sang bunda.
"Ayah mana Bun, belum pulang?" Tanya Disya yang tidak melihat ayahnya, padahal sudah jam lima sore tapi ayahnya juga belum pulang.
"Katanya pulang telat karena ada meeting di kantor." Jawab bunda Diana.
"Oh.." Disya hanya beroh ria saja.
"Ya sudah sana istrirahat dulu, bunda mau siapin makan malam dulu." Diana mengusap kepala putrinya.
"Oke deh, kalau ada Sya mau ayam kecap pedas manis Bun." Ucap Disya sambil menyengir.
Ayam pedas manis adalah makanan kesukaan Disya.
"Tenang saja, untuk putri bunda, bundar sudah pasti tahu."
Disya tersenyum lebar, dan kembali berjalan menuju kamarnya untuk istirahat sejenak.
.
.
Dikantor hari ini Adam melakukan rapat dengan semua dewan direksi yang memiliki jabatan tinggi diperusahaaan.
Adam akan melakukan pembangunan proyek besar di pinggiran kota Sebelah Utara, disana akan dibangun Mall dan hotel di lengkapi dengan wahana wisata. karena lokasinya sangat strategis dan Adam yang sudah mendapatkan tanah untuk pembangunan, tidak akan menunggu lama untuk hasil yang menguntungkan, disini otak Adam begitu dipelukan, dengan adanya pembangunan ini sudah pasti pundi-pundi rupiah perusahaan semakin bertambah banyak.
"Dan untuk sisa anggaran yang harus dikeluarkan saya serahkan kepada direktur keuangan, dan untuk operasional saya ingin secepatnya terlaksana jika perlu tidak sampai satu bulan."
Final jika sudah bicara begitu, tidak ada yang bisa mencela, ataupun mencegahnya, karena keputusan Adam adalah mutlak.
Semua setuju dan akan melakukan yang terbaik seperti yang CEO minta. Mereka hanya tinggal mengerahkan bawahan mereka yang bekerja di bidang masing-masing.
"Rapat hari ini selesai, semoga kedepannya tidak ada kendala yang akan menghambat proyek baru kita."
Mereka semua setuju dan saling pamit undur diri.
"Lusa ada interview karyawan baru, gue udah kirim email ke mereka yang memenuhi persyaratan dan kriteria." Ucap Arfin yang duduk di kursi samping Adam.
"Gue serahin ke lu deh Fin, yang jelas gue butuh orang-orang yang kompeten." Jawab Adam.
Arfin hanya mengaguk. "Gue rasa, gue butuh penjelasan dari ku Dam." Ucap Arfin lagi yang membuat Adam mengernyit bingung.
"Lu hutang penjelasan sama gue, soal kissmark waktu itu." Arfin tersenyum menyeringai.
Adam mendelik menatap asistennya itu. Dia pikir Arfin akan lupa hal yang menurutnya sangat tidak penting itu. Tapi menurut seorang arfin itu sangat penting karena bagi seorang Adam yang tidak pernah dekat dengan wanita, tiba-tiba pulang dari London Arfin dikejutkan dengan sebuah tanda percintaan di leher Adam yang cukup membuat Arfin tidak percaya. Mekipun tidak terlalu jelas jika dilihat sekilas. Tapi untuk seorang Arfin yang jeli dalam penglihatan tidak bisa dibohongi.
"Ngak penting Fin, lagian itu hal yang_"
"Wajar? bagi gue nggak Dam, gue tahu lu bagaimana? meksipun banyak wanita yang mendekat, tapi jika lu nolak mereka tidak akan mendekat, dan sebaliknya sepertinya saat di London lu yang duluan menyerangnya."
"Sialan lu Fin." Adam melempar berkas pada Arfin, dan disambut dengan tawa pria itu.
Jika dari orang terdekatnya memang kejadian yang aneh jika seorang Adam memiliki tanda percintaan, karena yang mereka tahu, Adam tidak mau berdekatan dengan wanita yang memang tidak dia inginkan, mekipun begitu selama ini Adam belum menemukan wanita yang dia inginkan, dan saat di London Adam malah terlibat Ons dengan wanita yang tidak dirinya kenal sama sekali, bahkan Adam adalah pria pertama untuk wanita itu.
Adam Malik Adhitama adalah putra pertama dari keluarga Adhitama, yaitu Nathan Adhitama sang ayah dan Ayana Malika Adhitama ibunya.
Adam tidak terlahir sendiri, dirinya memiliki saudara kembar bernama Hawa Malika Adhitama, adiknya yang lahir lima belas menit setelahnya.
Adam adalah pemimpin perusahaan miliknya setelah sang ayah, perusahaan yang turun temurun setelah pemegang sebelum-sebelumnya, dan sejak dipegang oleh Adam, perkembangan perusahaan semakin pesat, setelah sang ayah juga melambungkan pada masanya saat itu.
Adam tidak memiliki wanita, atau disebut kekasih dan sebagainya, pria itu hanya menyukai bidang bisnis dari pada adiknya Daniel yang menyukai olah raga sepak bola.
Adam tidak memiliki cinta kepada lawan jenis, kecuali dengan sang ibu dan adiknya Hawa.
Tapi siapa sangka jika kejadian satu malam di London membuat Adam sedikit memikirkan wanita itu, tapi hanya saat wanita itu menggerang dan mendesaahh di bawah tubuhnya.
Bastrad memang si Adam..🤣
.
.
Kembang kopi sayang Jan lupa semua Mua 😍😍🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
semoga ketemu ya pad ngelamar. 🤫
2024-04-11
1
Retno Anggiri Milagros Excellent
pecut diseblakno wes kebacut dikapakno.
yo semoga itu jodoh sampai kaken.ninen. ok? 🤭😂😍
2023-11-27
0
Ita rahmawati
kamfret emg si adam ya 🤣🤣
2023-11-12
0