Disya menatap interior didalam mobil yang sudah dia naikin, begitu mewah dan indah, apalagi terdapat perpaduan warna yang Disya suka, wanita itu begitu jelas memperlihatkan rasa takjubnya melihat kemewahan mobil yang dia naiki, lebih tepatnya mobil yang dikendarai Adam.
Mengingat itu Disya tersadar, jika sejak tadi dirinya diperhatikan oleh pria yang mengemudikan mobil sejak tadi.
Disya berdehem, dan membeberkan posisi duduknya, wanita itu tetap menampilkan wajah datarnya, mekipun hatinya meronta merasa malu.
Tidak sadarkan dirinya sejak tadi diperhatikan pria pemaksa itu, Disya merutuki kebodohannya.
"Kenapa berhenti, aku suka melihatmu yang mengagumi interior didalam mobil ini." Ucap Adam dengan senyum tipis, mekipun Disya tidak bisa melihat.
Disya hanya melirik Adam sekilas, berdehem lebih dulu sebelum menjawab. "Sebenarnya anda mau mengajak saya kemana?" tanya Disya untuk mengalihkan pertanyaan Adam, selain itu Disya juga penasaran kemana Adam akan membawanya.
"Kamu menyukai mobilnya?" tanya Adam tanpa mengindahkan ucapan Disya.
Disya yang tadinya melihat pemandangan luar, kini menoleh kepada Adam juga sedang menatapnya meskipun hanya sebentar karena Adam kambali fokus pada jalan didepan.
"Apakah Anda terbiasa tidak menjawab pertanyaan, melainkan balik bertanya?" ketus Disya. "Menyebalkan." Lanjutnya lagi dengan nada kesal, Disya kembali membuang wajah melihat pemandangan kota malam hari.
Setiap bertemu dengan pria disampingnya ini, rasanya darah Disya langsung mendidih, bawaannya pengen marah-marah.
Adam tidak menjawab, lebih baik diam dari pada harus menghadapi wanita rubah betinanya yang memang galak.
Mobil yang dikendarai Adam sampai didepan rumah sakit, Disya yang melihatnya melotot tidak percaya, untuk apa pria pemaksa itu membawanya kerumah sakit.
"Aku ingin memastikan sesuatu jadi jangan banyak drama." Ucap Adam dengan datar.
Disya mendengus, mematikan apa maksud pria itu.
Adam memutari mobilnya lewat depan, dan sebelum Disya turun, Adam sudah lebih dulu membukakan pintu untuk Disya.
Wanita itu tertegun, sedikit terharu tapi buru-buru Disya membuang rasa yang tiba-tiba datang dalam dirinya.
"Ayoo." Adam mengulurkan tangannya.
Tapi bukan Disya jika tidak membuat Adam menghela napas panjang dan membuatnya menahan kesal.
Disya melengos dan melewati tangan Adam yang terulur, bahkan wanita itu sengaja menyenggol tangan Adam.
Blam
Adam membanting pintu mobil dengan keras, untuk melupakan rasa kesalnya, dan pintu mobil baru yang harganya fantastis itu menjadi sasaran Adam.
"Mau kemana?" Adam menarik lengan Disya,.saat wanita itu akan berbelok menuju taman rumah sakit, mekipun malam tapi lampu penerangan yang banyak membuat taman tetap terlihat indah.
"Ck, kau saja sendiri yang pergi aku tidak Mau." Ucap Disya yang menghentakkan lenganya agar terlepas.
Adam menatap Disya tajam, sedangkan Disya membuang wajah karena tidak sanggup melihat tatapan tajam Adam yang seakan menariknya masuk ke dalamnya.
"Lepas..!!" Disya tersentak saat Adam kembali mencekram lenganya.
"Sudah aku katakan, jangan membuat drama." Tegas Adam dengan tatapan yang semakin tajam.
Apalagi cengkram datangan Disya semakin erat, membuat Disya sedikit meringis.
"Kau mau apa? aku tidak sakit untuk apa kau membawa ku kemari.!" Ucap Disya dengan berani menatap kedua mata Adam, meskipun hatinya bergetar Disya tidak ingin terlihat lemah didepan pria pemaksa ini.
Grep
Adam menarik cekalan tangannya, sehingga membuat tubuh Disya tersentak, dan menabrak dada Adam.
"Aku ingin tahu apa kau sedang hamil atau tidak, karena aku yakin jika benih ku pasti akan tum_"
"Heh, mimpi..!" Sarkas Disya dengan tatapan remeh.
Adam semakin menatap Disya tajam, menatap dua bola mata Disya yang mampu membuat debaran dihatinya.
"Kau hanya mimpi, bangun tuan. Apa yang kau katakan tidak akan terjadi, karena aku tidak sudi hamil anak pria pemaksa dan menyebalkan seperti anda." Ucap Disya dengan tatapan tidak suka.
Deg
Hati Adam mencolos mendengar apa yang wanitanya katakan harapannya pupus begitu saja, apakah sehina itu kan dirinya hingga wanita didepanya tidak ingin mengandung anaknya, padahal Adam sudah pernah membayangkan jika dirinya akan mendapatkan bayi dari hubungan satu malam itu.
Tapi kini bayangan itu lenyap bersamaan hatinya yang kecewa mendengar ucapan Disya.
Cekalan ditangan Disya pun melonggar, dan Adam mundur satu langkah membuat tubuh keduanya berjarak.
Disya yang menyadari perubahan raut wajah Adam menjadi tidak enak, tapi mau bagaimana lagi dirinya memang tidak sedang hamil, dan Disya muak dengan sifat pemaksa yang Adam lakukan.
"Pulanglah, dan ini hadiah untuk mu." Adam memberikan kunci mobil yang dikendarainya tadi, pria itu pergi dengan wajah yang datar dan dingin meninggalkan Disya yang berdiri mematung dengan tangan memegang kunci yang Adam berikan.
Disya menatap punggung tegap Adam yang semakin menjauh, pria itu sama sekali tidak menoleh kembali kebelakang, hingga tubuh Adam menghilang saat pria itu berbelok.
"Ck, bairkan saja dia memang pantas mendapatkannya, pria pemaksa, menyebalkan.." Gerutu Disya yang juga kesal karena ditinggal dirumah sakit, apalagi suruh mengemudi sendiri dengan mobil yang belum pernah dirinya sentuh.
"Berasa anak sultan kalau naik mobil ini" Gumam Disya yang sudah duduk di balik kursi kemudi.
Disya mengendarai mobil impianya, mekipun sang ayah bisa membelikan tapi Disya tidak tega berucap untuk meminta, Disya tidak pernah meminta apapun kepada kedua orang tuanya, karena mereka selalu memberikan apa yang Disya butuhkan tanpa harus dia minta.
Adam menyandarkan kepalanya di kursi penumpang taksi, pria itu memejamkan matanya dengan pikiran tidak tenang.
Entah mengapa ucapan Disya tadi membuatnya tidak bisa menerima apa yang wanita itu katakan.
Saat ini Adam berada didalam taksi yang dia pesan, lebih baik dia yang naik taksi dari pada Disya yang pergi dengan taksi. Rasanya Adam tidak mengerti dengan dirinya sendiri, memang dirinya tidak pernah merasakan jatuh cinta, tapi Adam melakukan itu sesuai dengan apa kata hatinya.
"Apapun yang menjadi milikku, tidak akan pernah aku lepaskan, apapun itu." Ucapnya dengan tatapan tajam.
Selain ambisi pada bisnis, Adam memang tidak pernah gagal untuk mendapatkan apa yang dia inginkan dalam persaingan bisnis. Dan kini Adam tidak akan mengalah hanya karena Disya yang menolak kehadiranya, dia yakin wanita rubah betina itu akan jatuh ke pelukannya mekipun dirinya harus menggunakan cara apapun.
Disya sampai dirumah setelah lima belas menit berkendara dengan mobil mewah yang Adam berikan.
"Ngak nyangka sih, gara-gara Pram aku jadi punya mobil impian." Ucap Disya yang berdiri didepan mobil dan sepeda mengusap bagian mobil itu.
Senang, tentu saja Disya senang ini adalah hadiah untuknya yang sudah membuat Pram masuk bui, bukan karena Adam yang sengaja memberikan hadiah untuknya cuma-cuma, karena jika seperti itu jelas Disya tidak akan mau menerima.
"Coba aja kalau dia itu tidak pemaksa dan menyebalkan, mungkin aku bisa berpikir untuk mau_ ehh tapikan ada mas Dino. ya Tuhan kenapa aku lupa jika punya Mas Dino." Disya merutuki kebodohannya dan segara masuk kerumah, dengan tergesa.
.
.
Jangan lupa SAJEN Bestie 🤣🤣
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Ricka Monika
filing aku Dino ini punya gebetan lain deh selain Desya
2024-12-03
0
Katherina Ajawaila
Disya, jgn sombong jadi wanita, mana ada cowok kalau dia tau kamu hamil anak org 🤭
2024-04-11
0
Qaisaa Nazarudin
Kamu pikir Dino mau sama cewek yg udah bolong kayak kamu, mending dia cari yg lebih fresh dari kamu yg udah ditebuk tupai..🙄🙄🙄Gaya loe selangit..🤦🤦
2024-04-09
0