Rapat dimulai 2

Disya memasuki Lobby kantor terbesar di kota, dimana ayahnya juga mengabdikan dirinya di perusahaan milik Adhitama Grub ini. Dan kini Disya juga ingin seperti sang ayah yang bekerja dengan giat dan bertanggung jawab dengan kejujuran.

Disya masuk kedalam lift, untuk menuju ruangan sahabatnya, dirinya akan menemui Vivi diruangannya, karena Dina sudah pasti ikut rapat penting yang sedang berlangsung.

"Sya.." Vivi yang melihat sahabatnya membuka pintu terseyum dan langsung menyambut kedatangan Disya.

"Hai," Keduanya berpelukan dan cium pipi.

"Kamu sendiri, atau sama_" Vivi mengantungkan ucapanya.

"Ya, sendiri lah. Memangnya mau sama siapa?" Jawab Disya, sambil menaruh paper bag yang dia bawa.

"Mas Dino lah siapa lagi." Ucap Vivi sambil tertawa.

"Dia sibuk, hari ini sedang bertemu klien diluar kota." Tutur Disya.

"Oh, aku kira sibuk mikirin kamu." Ucap Vivi masih dengan tertawa.

Disya hanya mencebik. "Dahlan, aku lagi deg-degan bayangin rapat hari ini, takut kalau pria tua itu bisa mengelak dari kasus yang dia lakukan." Tutur Disya.

Dirinya memang memang tidak tenang sejak tadi, bahkan jantungnya terus berdebar kencang.

"Tidak usah khawatir bos kita itu tidak akan menjerat orang yang salah, pasti mereka akan mencari tahu lebih dulu sebelum bertindak." Tutur Vivi, untuk menenangkan sahabatnya.

"Semoga." Ucap Disya. "Aku bawain kue nih, tadi sempat mampir, ini kamu, ini untuk Dina." Disya memberikanya pada Vivi.

"Aa makasih beb, tau aja aku udah kepengen ini tapi belum sempet." Vivi senang mendapat kue kesukaanya.

"Huuu, dasar."

Keduanya tertawa. Tak lama ponsel Disya berdering, dan tertera nama Dina disana.

"Angkat aja, mungkin saat nya kamu disana." Ucap Vivi, menyuruh Disya.

"Halo Din."

"...."

"Eh, harus banget ya?" Tanya Disya sambil menata Vivi. "Yaudah deh aku kesana sekarang."

"Buruan sya, Ngak pake lama." Ucap Dina diseberang sana.

"Iya.."

Disya memasukkan ponselnya kembali, setelah Dina memutus sambungan teleponnya.

"Apa?" Tanya Vivi.

"Aku disuruh keruang rapat sekarang."

Vivi mengembangkan senyum. "Yaudah gih buru, aku anterin." Vivi langsung berdiri sangking semangatnya. "Aku juga mau cucu mata liat oak CEO yang ganteng." Lanjutnya dengan senyum lebar.

"Dasar.."

Keduanya beranjak pergi untuk menuju ruang rapat, yang suasana di dalamnya sudah tegang. Jantung Disya semakin berpacu dengan cepat saat pintu ruangan rapat sudah didepan mata.

Ceklek

Pintu itu terbuka dari luar, dan semua orang yang berada didalam menatap kearah pintu yang terbuka.

Vivi yang menjadi tersangka hanya bisa tersenyum kikuk, seperti tertangkap basah.

"Maaf, saya lupa mengetuk pintu sangking semangatnya." Ucap Vivi sambil menyengir.

Dina menepuk keningnya, sedangkan Disya yang masih dibelakangnya geleng kepala, dengan menarik tangan Vivi.

"Masuk, kenapa kamu yang datang?" Tanya Arfin yang melihat salah satu karyawan di Staf keuangan.

"Hehe, maaf pak saya hanya mengantar teman saya dan saya juga penasaran, ehh." Vivi langsung menutup bibirnya.

Dina menghela nafas kasar dengan kelakuan sahabatnya itu.

"Vi, mana Disya."

Deg

Mendengar seseorang menyebut nama Disya membuat Adam menoleh menatap Dina.

"Ada, ini." Vivi menarik tangan Disya agar masuk, dah Disya yang belum siap sampai tubuhnya terhuyung kedepan.

"Sya awas.." Ucap Dina yang ikut terkejut reflek ingin menolong Disya, tapi jaraknya yang tidak mampu.

Disya menarik napas dalam sambil memejamkan matanya, mengusap dada, Disya sambil menatap Vivi tajam yang hanya bisa meringis sambil mengucap 'sorry' tanpa suara merasa bersalah.

Ditempat yang cukup jauh, Adam duduk terpaku melihat Disya yang berdiri di sana, Ya wanita bernama Disya itu benar wanitanya.

"Kamu Staf baru yang membuat laporan palsu itu, kamu sengaja ingin menjebak saya dengan laporan palsu mu itu!" Pram langsung menyerang Disya. Dirinya begitu marah ternyata karyawan baru yang sudah dia sogok membuatnya dalam bahaya kehancuran.

Disya yang masih menatap Vivi beralih menatap pria yang mengeluarkan suara menggelegar.

"Nona Disya, tolong jelaskan apa maksud dari laporan yang anda buat." Arfin menatap Disya dengan tatapan yang dan Adam yang menyadari itu mengepalkan tangannya kuat.

"Ternyata wanitaku yang kau bicarakan tadi, kurang ajar kau Fin." Ucap Adam dalam hati.

Adam tak lepas menatap wanita yang berjalan mendekat kedepan, dimana disana ada Arfin dan Pramono yang berdiri.

Vivi hanya berdiri didekat pintu yang tertutup, wanita itu tidak ingin beranjak karena menurutnya ini adalah tontonan yang menegangkan.

"Yang mana yang harus saya jelaskan bapak Pram yang terhormat," Disya menatap Pram dengan tatapan tegas, tanpa ada rasa takut Untu menunduk.

Adam yang melihatnya tersenyum smirik, ingin melihat bagaimana wanitanya bereaksi.

"Katakan jika laporan yang kamu buat itu tidak benar, kamu hanya ingin memfitnah saya." Ucap Pram dengan tatapan tajam untuk Disya.

Disya tersenyum remeh, "Baiklah jika itu yang anda inginkan m" Ucapan Disya membuat Pramono menelan ludah.

"Saya membuatnya memang bukan atas dasar suruhan pak direktur keuangan yang bernama Pramono. Tapi saya membuatnya karena saya menemukan kejanggalan disetiap laporan yang saya terima, dan itu bukan saat ini saja karena penggelapan dana itu sudah terjadi sejak beberapa bulan sebelumnya."

"Tidak..!! dia berbohong..!!" Pram ingin maju menyentuh Disya, tapi Arfin lebih sigap untuk menahannya.

"Saya memang Staf baru dan baru satu bulan bekerja, tapi saya tidak bisa bekerja dibawah kekuasaan orang yang melakukan kecurangan, jadi saya terpaksa melakukan ini agar orang serakah seperti dia." Tunjuk Disya pada Pram yang sudah menatapnya dengan kemarahan. "Tidak lagi berkeliaran dan merugikan perusahaan." Disya bicara dengan tegas tanpa rasa takut ataupun gugup, wanita itu terus bicara dengan menatap satu-persatu yang hadir disana. Dan terakhir tatapan Disya bertemu dengan tatapan tajam seseorang yang juga menatapnya tanpa berkedip.

Buru-buru Disya mengalihkan tatapan matanya. Dan Disya melihat sang ayah yang tersenyum padanya, Disya membalas senyuman yang Frans berikan. Dan semua pergerakan Disya dilihat jelas oleh Adam. Bagaimana wanita itu berbicara dan bagaimana Disya tersenyum pada direktur keuangan di kantornya. Dan saat itu juga Adam baru menyadari satu hal.

"Disya Fanesya Handoko." Gumamnya yang hanya didengar oleh dirinya sendiri.

Adam tersenyum dalam hati. "Ternyata dia bibit unggul dari Om Handoko." Ucapnya yang malah senyum sendiri, merasa takdir berpihak denganya.

Arfin yang melihat Adam tersenyum menjadi heran sendiri. "Ini suasana lagi tegang tu anak malah senyam senyum ngak jelas." Gerutu Arfin.

Disya memeberikan rekaman yang dia punya pada Dina agar bisa dilihat semua lewat layar proyektor didepan.

"Dan baru tadi pagi beliau menemui saya untuk memberikan uang sogok tutup mulut." Ucap Disya diakhir.

Pramono semakin meradang dan tidak bisa berkutik, pria itu sudah tidak bisa mengelak dengan bukti yang Disya tunjukan.

"Sialan kau wanita licik!!" Teriak Pramono dengan wajah merah padam.

Adam memberi kode untuk Arfin agar segera memproses Pramono.

"Ck, sudahlah jangan banyak ulah, lebih baik siapkan pembangunan di jeruji besi untuk mu istrirahat." Ucap Arfin yang mengiring Pram pada satpam dan anggota polisi yang sudah datang. Dina yang memanggil polisi untuk datang menangkap Pram itupun atas perintah Arfin yang tadi memberinya kode.

Disya menghela nafas lega, dirinya tidak menyangka akan berada di situasi seperti ini.

Para staf yang hadir mulai memberikan pujian kepada Disya, semua memuji keberanian Disya dan kepintarannya yang sudah mengungkapkan kejahatan yang Pram lakukan.

Setelah memberi pujian mereka semua pergi tak lupa ijin juga dengan CEO mereka.

"Ayah.." Disya langsung memeluk Frans yang terakhir didalam ruangan itu, tapi masih ada Dina dan Vivi yang berdiri diruangan itu dengan wajah senang.

"Putri ayah rupanya jadi pahlawan." Ledek Frans dengan tertawa.

Disya yang mendengarnya cemberut. "Ayah ngeledek nih, gini-gini keturunan ayah." Jawab Disya dengan wajah cemberut yang membuatnya semakin gemas di mata Adam.

Ya, Adam masih duduk di kursinya belum bergerak sama sekali, pria itu masih betah memperhatikan Disya dari jarak yang belum bisa tersentuh.

Frans terkekeh. "Iya dong, titisan ayah memang yahuttt."

"Ayaahh iih." Disya merajuk sambil memeluk Frans.

"Yasudah ayah bantu Arfin untuk mengurus Pram, kamu tenang saja, tuan Adam tidak akan memecat mu, dan mungkin dia akan memberikan hadiah untuk putri ayah ini." Frans menepuk kepala Disya, dan beralih menatap Adam yang sejak tadi menatapnya. "Bukankah begitu nak Adam?" tanya Frans pada Adam.

Adam yang ditanya gelagapan, dirinya hanya berdehem untuk menjawab pertanyaan Frans.

Disya yang melihat reaksi Adam hanya diam saja, dirinya ingat kejadian tadi pagi yang membuat rok yang dia pakai kotor.

Setelah Frans pergi, Dina dan Vivi mendekat Disya, tapi belum sempat mereka bicara, deheman keras Adam sudah membuat alarm tersendiri untuk keduanya.

Ehem

Dina dan Vivi, saling tatap. Sedangkan Disya menatap keduanya bingung.

"Hehe, demi kesejahteraan lebih baik kami pergi untuk kembali bekerja." Ucap Dina.

"Ehh kalian mau kemana aku ikut." Disya ingin mengikuti kedua temannya yang akan keluar, tapi mendengar suara bariton di belakangnya membuat langkah kaki Disya berhenti.

"Biarkan mereka keluar, kamu diam ditempat." Titah Adam yang langsung membuat Vivi dan Dina memilih pergi dan menutup pintu.

Disya berbalik dan menatap pria yang sudah berdiri dibelakangnya, dengan tatapan tajam.

Disya menelan ludah, baru kali ini dirinya ditatap tajam seorang pria yang membuat jantungnya berdebar.

"Anda mau apa? kalau hanya ucapan terima kasih, t-tidak perlu." Ucap Disya gugup saat tubuh tegap Adam semakin mendekat kearahnya.

Grep

Adam mendorong bahu Disya hingga menabrak dinding dibelakang, dan Adam dengan cepat mengunci tubuh Disya saat wanita itu ingin kabur.

"Mau kemana hm." Adam menatap wajah Disya yang panik dari jarak dekat, membuat Adam bisa melihat wajah Disya yang cantik alami dengan bibir tipis yang rasanya ingin dia cicipi lagi.

"Anda mau apa, lepas." Disya mencoba memberontak tapi tangan Adam tidak bergerak sama sekali.

"Disya Fanesya Handoko, apa kabar? sepertinya takdir memang berpihak padaku, mekipun kau menjauh sekalipun dariku."

Disya memejamkan matanya saat merasakan nafas hangat Adam menerpa wajahnya saat bicara. Disya merasakan jantungnya berdetak cepat.

"M-masud Anda apa?" tanya Disya yang tidak mengerti.

Adam masih menikmati kedekatan tanpa jarak seperti ini, entah mengapa dirinya seperti tertarik untuk mendekat. "Hm, aku rasa kamu melupakan apa yang pernah kita lalui, dan mungkin saja kamu tidak mengenaliku." Jemari Adam menyentuh dagu Disya, tatapan matanya tertuju pada bibir Disya yang ranum. "Percintaan satu malam di London."

Deg

Jantung Disya semakin cepat berdetak, kedua matanya membulat sempurna. "J-jadi kau." Disya menggelengkan kepalanya.

"Hm, aku pria yang sudah membuatmu menjerit dan mendesahh nikmat malam itu."

"Tidak mung_Emph.."

.

.

TINGGALKAN JEJAK KALIAN, JIKA LUPA, BALIK LAGI UNTUK LIKE KOMEN 🤣🤣🤣

Terpopuler

Comments

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

TQ thour, keren makin seru aja 🥰

2024-04-11

0

HR_junior

HR_junior

lah Adam kok main nyosor aja ya..

2024-01-28

0

Retno Anggiri Milagros Excellent

Retno Anggiri Milagros Excellent

lha bibirmu jadi nagihin koq.. 🤭😂

2023-11-28

0

lihat semua
Episodes
1 One Night In LONDON
2 Salah kamar, bukan salah pergaulan
3 Lowongan pekerjaan
4 Tanda percintaan
5 Interview pertama
6 Interview kedua
7 Karya Nirwana Asri
8 Kantor
9 Tuhan akan menyatukan kita
10 Dilema
11 Cinta tulus tidak akan merubah segalanya
12 Kejujuran Disya
13 Penguntit dan bertemu
14 Rapat dimulai
15 Rapat dimulai 2
16 you are mine
17 Pria pemaksa
18 Harapan Adam yang pupus.
19 Pura-pura matre
20 Disya yang lupa
21 Pria pemaksa 2
22 Dengan satu syarat
23 Kembali melakukan
24 Wanita pembangkang
25 Apartemen
26 Hadiah
27 Apa dia cemburu
28 Tidak menyadari
29 Pesta
30 Keputusan Disya
31 Pesta 2
32 Memaksa menerima
33 Disya yang terkena marah
34 Tanpa komunikasi
35 Dibalik rencana Ayana
36 Tidak menyukai panggilan
37 Merasa kecewa
38 Sya, apa kamu hamil?
39 My Hot Daddy
40 Ingin memastikan
41 Hasil olah raga di rooftof
42 Rudal yang tidak tahu aturan
43 Nikah Paksa Dengan CEO Kejam (Delis Misroroh)
44 Cemas dan khawatirnya Disya
45 Kenyataan
46 Cinta yang terbalas
47 Buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya.
48 Tentang kehamilan
49 Kejujuran Adam
50 Kebersamaan
51 Insiden
52 Karya M. Anha
53 Fitting baju
54 Mengunjungi Opa dan Oma
55 Sah
56 Hanya ingin mencicipi
57 Saling menantang
58 Adam tidak peka
59 Adam menjadi tersangka
60 Mendengar kata sayang
61 Adam yang mulai memahami
62 Suami siaga
63 Mari bermain
64 Diskusi dalam bercinta
65 Kembali bekerja
66 Pms hanya untuk wanita
67 Pura-pura tidak tahu
68 Ruang rapat
69 Dendam dan sakit hati
70 Takdir yang tidak berpihak
71 Perkara penampilan
72 Pilihan hidup
73 Usaha tidak akan menghianati hasil
74 Bukti kuat
75 Mobil bergoyang
76 Pria baik
77 Bicara empat mata
78 Pengunduran diri
79 Rantika
80 Rantika 2
81 Rantika 3
82 Fakta
83 Tangung jawab sebagai pria
84 Permintaan konyol
85 Apa kamu Hamil?
86 Jaga dia untukku, maka aku akan menjaga kalian
87 Hati yang sudah mengikhlaskan
88 Dalam ikatan pernikahan
89 Kembali kepada takdir
90 Mood ibu hamil
91 Disya syok
92 Milikmu membuat ku candu
93 Kebahagiaan
94 kerja..bukan jadi selebriti
95 Bahagia dan kesedihan
96 Akhir yang bahagia
97 Boncap 1
98 Boncap 2
99 My Husband Om-Om SEASON 2 BARU
100 KANAYA ALIFA
101 My Husband Om-Om SEASON 2
102 Casandra Yohana
Episodes

Updated 102 Episodes

1
One Night In LONDON
2
Salah kamar, bukan salah pergaulan
3
Lowongan pekerjaan
4
Tanda percintaan
5
Interview pertama
6
Interview kedua
7
Karya Nirwana Asri
8
Kantor
9
Tuhan akan menyatukan kita
10
Dilema
11
Cinta tulus tidak akan merubah segalanya
12
Kejujuran Disya
13
Penguntit dan bertemu
14
Rapat dimulai
15
Rapat dimulai 2
16
you are mine
17
Pria pemaksa
18
Harapan Adam yang pupus.
19
Pura-pura matre
20
Disya yang lupa
21
Pria pemaksa 2
22
Dengan satu syarat
23
Kembali melakukan
24
Wanita pembangkang
25
Apartemen
26
Hadiah
27
Apa dia cemburu
28
Tidak menyadari
29
Pesta
30
Keputusan Disya
31
Pesta 2
32
Memaksa menerima
33
Disya yang terkena marah
34
Tanpa komunikasi
35
Dibalik rencana Ayana
36
Tidak menyukai panggilan
37
Merasa kecewa
38
Sya, apa kamu hamil?
39
My Hot Daddy
40
Ingin memastikan
41
Hasil olah raga di rooftof
42
Rudal yang tidak tahu aturan
43
Nikah Paksa Dengan CEO Kejam (Delis Misroroh)
44
Cemas dan khawatirnya Disya
45
Kenyataan
46
Cinta yang terbalas
47
Buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya.
48
Tentang kehamilan
49
Kejujuran Adam
50
Kebersamaan
51
Insiden
52
Karya M. Anha
53
Fitting baju
54
Mengunjungi Opa dan Oma
55
Sah
56
Hanya ingin mencicipi
57
Saling menantang
58
Adam tidak peka
59
Adam menjadi tersangka
60
Mendengar kata sayang
61
Adam yang mulai memahami
62
Suami siaga
63
Mari bermain
64
Diskusi dalam bercinta
65
Kembali bekerja
66
Pms hanya untuk wanita
67
Pura-pura tidak tahu
68
Ruang rapat
69
Dendam dan sakit hati
70
Takdir yang tidak berpihak
71
Perkara penampilan
72
Pilihan hidup
73
Usaha tidak akan menghianati hasil
74
Bukti kuat
75
Mobil bergoyang
76
Pria baik
77
Bicara empat mata
78
Pengunduran diri
79
Rantika
80
Rantika 2
81
Rantika 3
82
Fakta
83
Tangung jawab sebagai pria
84
Permintaan konyol
85
Apa kamu Hamil?
86
Jaga dia untukku, maka aku akan menjaga kalian
87
Hati yang sudah mengikhlaskan
88
Dalam ikatan pernikahan
89
Kembali kepada takdir
90
Mood ibu hamil
91
Disya syok
92
Milikmu membuat ku candu
93
Kebahagiaan
94
kerja..bukan jadi selebriti
95
Bahagia dan kesedihan
96
Akhir yang bahagia
97
Boncap 1
98
Boncap 2
99
My Husband Om-Om SEASON 2 BARU
100
KANAYA ALIFA
101
My Husband Om-Om SEASON 2
102
Casandra Yohana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!