"Lebih cepat, honey," seorang wanita muda me de sah dengan nafas terengah-engah di kamar itu.
Sofia terpaku di tempatnya. Jelas terdengar suara perempuan, tapi siapa itulah yang dia tidak tahu. Dadanya bergemuruh tapi gadis itu mencoba bersikap tenang. Dia masih menguping suara yang berasal dari kamar kekasihnya.
"Perintah diterima sayang." ucapnya sambil menyeringai. Leo sudah berada di antara kaki seorang wanita. Dia memainkan lidahnya hingga membuat wanita itu menggelinjang hebat.
"Apa kau menyukainya hm?" tanya Leo di sela-sela aktivitasnya.
"Lakukan lebih, honey?" Ucapnya menggoda Leo.
Dua manusia yang tengah terbakar gairah itu tidak menyadari kalau pintu kamarnya terbuka walau sedikit dan Sofia tak sengaja menyaksikan perbuatan zina itu.
"Astaghfirullah." Sofia mencoba menguatkan hatinya. Dia menahan air matanya agar tidak sampai jatuh. Gadis itu memberikan kue dan bunga yang dia bawa kepada petugas kebersihan di gedung apartemen tersebut.
Sofia keluar dengan hati yang tersayat menyaksikan adegan ranjang laki-laki yang dia cintai.
"Kamu kuat Sofia. Harusnya kamu bersyukur kamu diberi tahu secara langsung oleh Allah kalau Leo bukanlah laki-laki yang pantas untukmu." Sofia menyemangati dirinya sendiri.
Kini Sofia telah sampai di rumahnya. Gadis itu menyapa ibunya di rumah dengan senyum khasnya yang lembut. "Assalamualaikum, Ma." Gadis berhijab itu meraih tangan ibunya dan menciumnya agak lama.
Raina merasa aneh dengan sikap Sofia tapi dia akan bertanya nanti. "Apa kamu sudah makan malam ini?" tanya Raina dengan lembut. Sikap Sofia yang lembut menurun dari ibunya.
"Belum, tapi nanti saja, Ma. Aku mau mandi dulu," tolaknya secara halus.
"Sofia, jika kamu punya masalah mintalah petunjuk dari Allah," pesan Raina sebelum anaknya naik ke lantai atas. Sebagai seorang ibu dia paham akan kondisi anaknya tanpa diberi tahu jika dia sedang memiliki masalah. Sofia mengangguk paham.
Gadis itu segera menutup pintu kamar ketika kakinya telah memasuki ruang pribadinya itu. Tubuhnya merosot ke bawah menumpahkan air mata yang sejak tadi dia tahan. Sungguh dia tidak menyangka Leo laki-laki yang digadang akan menjadi suaminya kelak malah diam-diam berselingkuh.
"Kenapa sesakit ini?" Sofia me* re* mas dadanya yang terasa sesak. Tak mau berlama-lama sedih, gadis itu segera mengambil air wudhu untuk menunaikan sholat Maghrib yang sebentar lagi akan lewat waktunya.
Dalam doanya dia memohon agar bisa melupakan pengkhianatan yang dilakukan oleh Leo. "Ya Allah jika dia adalah jodohku maka dekatkanlah tapi jika dia bukan jodohku maka temukan aku pada jodohku yang sesungguhnya."
Sofia mencoba mengintrospeksi diri tentang alasan yang dapat membuat kekasihnya berselingkuh. Dia tak mau melimpahkan seluruh kesalahan pada orang lain. Pasti ada alasan Leo bisa berselingkuh. Mengingat selama ini Leo adalah laki-laki yang begitu sempurna di matanya. Lama berpikir dia tetap tidak bisa menemukannya.
Sofia menarik nafas panjang lalu mencoba melupakan kejadian pahit hari ini. "Aku tidak boleh bersedih hanya untuk seorang laki-laki yang telah mengkhianatiku. Aku bukan wanita lemah, jadi ayo Sofia kamu nggak boleh sedih lagi." Berulang kali Sofia menyemangati dirinya sendiri meski rasanya sakit karena menahan tangis. Tenggorokannya terasa tercekat tapi dia tidak boleh bersedih apalagi di depan kedua orang tuanya.
Keesokan harinya, Sofia kembali bekerja seperti biasa. Hari ini dia menyibukkan diri dengan para pasiennya yang menyampaikan keluh kesah mereka seolah dia adalah tampungan beban bagi para pasiennya. Ya, pekerjaan Sofia sebagai seorang psikolog lebih banyak memberi nasehat pada pasiennya. Jadi dia harus tetap menjaga kewarasan agar bisa mengobati orang lain.
Di saat jam makan siang Leo menghampiri Sofia. "Sofia, aku mencarimu," ucapnya dengan lembut. Sofia tersenyum tapi dia seolah melakukannya dengan terpaksa. Dia terus berjalan tanpa menghiraukan Leo.
"Kamu kenapa? Sejak kemaren aku menghubungimu tapi kamu tidak membalas pesan maupun telepon dariku." Leo tak mengerti dengan perubahan sikap Sofia yang mendadak dingin padanya.
Sofia melirik Leo sekilas dan tersenyum tipis. "Maaf." Hanya kata itu yang terucap dari mulut Sofia. Leo masih mengekori kekasihnya itu.
"Apa aku melakukan kesalahan yang tak kusadari?" Sofia memicingkan matanya.
"Nggak sadar juga dia," batin Sofia meronta. Ingin rasanya dia menampar pipi Leo saat itu juga. Tapi dia bukan tipe wanita bar-bar yang menyelesaikan masalah dengan pertengkaran.
Leo masih menunggu jawaban Sofia. Tapi gadis itu tetap saja cuek. David memperhatikan Sofia dari jauh. Laki-laki itu sudah lama menyukai wanita berhijab itu sejak dia baru pindah ke rumah sakit yang sama. Namun, Sofia hanya menganggapnya lelucon.
"Sofia," rengek Leo karena dia tak juga menjawab pertanyaannya.
"Bu, beli pacar satu ya. Dibungkus nggak pakai selingkuh. Cintanya dibanyakin, tambah setianya. Masa lalunya dipisahin, masa depannya campur aja."
David menyemburkan minumannya ketika mendengar ucapan Sofia. Dia menahan tawa karena Sofia tengah menyindir Leo.
.
.
Jangan lupa mampir sayang... karya author Nirwana Asri 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Suparti
sofia wanita tangguh
2024-05-10
0
Retno Anggiri Milagros Excellent
Sofia keren .. sabar, ganti saja Leo..dengan yang lebih baik. 🤭😍
2023-11-27
0
duoNaNa
yuhtthh
2023-02-26
0