ONE Night In LONDON
Disya Fanesya adalah wanita cantik dengan rambut yang sedikit berwarna emas jika terkena cahaya, wanita cantik yang memiliki segudang pesona dengan wajah yang cantik dan juga body tubuh yang indah. Membuat wanita bernama Disya itu banyak yang mendambakan dirinya.
Meskipun semua pria yang melihatnya seperti ingin menelannya hidup-hidup, tapi seorang Disya tidak akan menjadi wanita gampangan yang mudah di taklukkan.
Disya yang sedang merayakan kelulusan wisuda di fakultas ternama, sehingga membuat dirinya dan beberapa temannya memilih untuk merayakan keberhasilan mereka dengan berlibur ke London.
London atau yang terkenal dengan julukan kota 'The smoke' .
Disya dan lima temanya sengaja mendatangi negara yang terkenal dengan keindahan kota London seperti , London Eye, Tower Bridge, Tower of London, Big Ben, Buckingham Palace, Hyde Park, Camden Town, Piccadilly Circus, Madame Tussauds London, ZSL London Zoo, British Library, dan masih banyak lagi. Yang ingin mereka jelajahi selama ada di negara ini.
Disya adalah anak satu-satunya dari pasangan Frans Handoko dan Diana Handoko. Mereka hanya dikaruniai satu anak yaitu seorang putri yang cantik dan baik.
"Sya, coba lihat arah sana." Dina menujuk meja pojok di bar yang mereka datangi. "Laki-laki itu sejak tadi menatap kearahmu."
Disya mengikuti tatapan Dina, dan benar saja saat Disya menoleh kearah sana, laki-laki itu tersenyum padanya.
"Heh, dia tersenyum." Ucap teman Disya satunya bernama Vivi.
Mereka tiga wanita dan dua pria, lebih tepatnya kekasih Dina dan juga Vivi, dan Disya hanya sendiri yang memang tidak memiliki kekasih.
Dina dan Vivi membawa kekasih lantaran mereka satu angkatan dengan fakultas yang sama, sehingga seperti sambil menyelam minum air mereka liburan bersama.
"Ish, kalian ini, bikin dia kesini kan." Disya menggerutu saat melihat pria tadi berjalan kearah meja dimana mereka duduk, dua sahabatnya itu malah tertawa.
"Aduh Sya, modelan bule hot gitu, sayang Sya." Vivi sudah mengembangkan senyum saat pria bule tampan, tinggi dan memiliki jambang halus semakin mendekat kearah mereka.
"Memangnya kenapa kalau bule." Tanya Disya melirik Vivi.
"Yang bule itu yang terongnya gede." Jawab Dina.
"Heh, mulut." Jino kekasih Dina mencomot bibir kekasihnya yang asal trabas.
Vivi hanya bisa tertawa cekikikan, mendengar ucapan Diana dan melihat ekpresi Disya yang syok.
"Sialan kamu Din." Disya menatap Dina kesal.
Sahabatnya itu malah asik tertawa.
"Hey pretty lady." Pria bule itu menyapa Disya dengan menampilkan senyum terbaiknya.
"Oh, hi sir." Disya sedikit melengkungkan bibirnya.
"Do you want to dance with me?"
Pria itu mengajak Disya untuk turun kelantai joget, dimana banyak orang-orang yang asik menggoyahkan tubuhnya mengikuti musik yang bisa membuat stres hilang.
"Udah Sya mau aja, lagian kamu mau jadi obat nyamuk kami." Ucap Vivi yang diangguki Dina.
"Tapikan aku_"
"Sudah anggap saja ini hadiah untuk ku, kau mau kan membuat sahabatmu ini bahagia." Ucap Dina dengan wajah memaksa.
Pria bule itu hanya diam tidak mengerti apa yang mereka bicarakan.
"Kalau Disya ngak mau ngak usah dipaksa sayang." Jino yang melihat Disya tidak ingin melakukan apa yang kedua sahabatnya inginkan tidak tega.
"Ihh, inikan pesta ulang tahun ku, jadi aku meminta sama kamu Sya." Balas Dina.
"Tapi sayang Disya tidak_"
"Stop..!!" Suara Disya membuat Jino dan Dina berhenti berdebat.
"Oke aku akan menuruti permintaanmu, dan anggap saja hadiah untuk ulang tahun sahabatku ini." Disya tersenyum menatap Dina.
"Ohhh, sosweet."
Ketiganya berpelukan sebentar dan Disya kembali menatap pria yang masih berdiri di belakangnya itu.
"All right, sir, just for tonight."
Pria itu tersenyum lebar, mendengar persetujuan yang keluar dari bibir wanita itu.
Disya pun mengikuti pria yang belum tahu namanya itu kelantai joget.
"Lihatnya tadinya ngak-enggak, sekarang dia paling heboh." Vivi melihat bagaimana cara Disya berjoget menikmati alunan musik di bar yang ramai ini.
Dan mereka berempat juga mengikuti apa yang sedang Disya lakukan, mereka ikut turun dan menemani sahabatnya itu dilantai joget.
.
.
Ditempat yang berbeda, tapi masih dengan lokasi yang sama, seorang pria sedang duduk dengan beberapa berkas diatas meja.
Pria itu menunggu seseorang yang sedang duduk didepannya agar mau menandatangani berkas yang pria itu ajukan.
Adam Malik Adhitama, pria tampan tinggi dengan rahang yang tegas, memiliki paras wajah yang digilai banyak wanita hingga sangking banyaknya Adam sampai tidak bisa memilih salah satu dari mereka.
Pria itu datang ke London untuk bertemu dengan pria pemilik perusahaan terbesar di London, dan Adam yang terkenal dengan pembisnis yang alot dan tidak mengenal gagal itu sedang mengajukan kerja sama dengan Mr. Chaiton.
"Well, it's a profitable partnership."
Mr.Chaiton langsung membubuhkan tanda tanganya diatas berkas yang Adam sodorkan.
Adam tersenyum smirik, setelah ini pasti di negara Inggris yang tepatnya memiliki ibukota London ini akan membuat nama Adhitama Grub semakin berkembang.
"Terima kasih Mr. Chaiton."
Adam tersenyum dan menjabat tangan pria paruh baya itu.
Jika papanya mendengar berita ini pasti Nathan Adhitama papa dari Adam Malik Adhitama akan semakin bangga padanya.
Tak lama seorang waiters datang menghantarkan minuman untuk keduanya, dan tak lama juga datang dua orang wanita berpakaian seksi dengan make up yang mencolok mendekati keduanya.
Adam yang melihat wanita itu ingin mendekatinya buru-buru mengangkat tangannya untuk pergi.
Mr.Chiton yang melihat itu tertawa. "You don't like women, Mr. Adhitama."
""No, it's not like that, it's just that the culture in our country isn't as free as it is here."
Mr.Chiton hanya mengaguk saja , dirinya juga pernah mendengarnya. "If you want to drink, you don't mind."
"Of course."
Adam ikut menenggak minuman yang sudah tersedia di meja tanpa rasa curiga, jika hanya alkohol, Adam bisa kuat sampai lima gelas.
"Duh kepalaku," Disya berjalan sempoyongan dilorong hotel yang dirinya dan teman-teman menginap.
Setelah berjoget, Disya dan temen-temennya melakukan pesta minuman, dan Disya yang tidak tahan dengan alkohol meminumnya hingga dua gelas dan berakhir sekarang dirinya mabuk berat.
Matanya sudah tidak bisa melihat dengan jelas, bahkan untuk berjalan saja Disya sudah berpegangan dengan dinding.
"Eng, 290." Disya menatap nomor kamar yang sepertinya nomor kamarnya, karena penglihatannya yang rabun, membuat Disya salah masuk kamar.
"Ehh, hehee tidak dikunci."Gumamnya sambil tertawa.
Mendorong pintu kuat Disya langsung masuk tanpa berpikir panjang.
Sedangkan pria yang baru saja keluar dari kamar mandi tersentak, tiba-tiba melihat wanita yang sudah tergeletak di atas ranjangnya.
Glek
Pria itu menelan ludah dengan kasar, tiba-tiba tubuhnya terasa panas kembali, dan sekarang bertambah panas lantaran melihat wanita cantik dengan hanya menggunakan tengtop tali kecil dengan celana pendek Levis memperlihatkan paha mulus wanita itu.
Adam yang sejak tadi berada didalam kamar mandi untuk meredakan tumbuhnya yang terasa panas, kini semakin tidak bisa mengendalikan diri melihat mangsa yang menggugah selera.
Apalagi posisi Adam sekarang hanya memakai handuk yang melilit dipinggang, dan karena dirinya ingin menuntaskan gejala aneh yang dia alami, Adam sampai lupa mengunci pintu kamar hotel.
Dan Adam yang sudah dalam pengaruh obat tidak memikirkan hal lain selain, menuntaskan hasratnya pada wanita yang tergelatak di atas ranjangnya.
Satu malam di London akan membawa mereka kesebuah hubungannya tidak tahu akan kemana.
Dan sini author kembali membuat cerita anak-anak dari Ayana Malika Ifana dan Nathan Adhitama.
Cerita ke4 dari lanjutan "Pembantu Canduku" Kisah kedua orang tua Nathan Adhitama.
Dukung Author untuk terus berkarya, berikan dukungan apapun yang kalian punya 🤣 Pasti author akan senang hati menerimanya 🤣🤣🤣
Jangan lupa Di VAFORITKAN ya sayang, tanda TITIK POJOK ATAS KARYA 🥳 🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Chen Aya
mampir thor
2024-10-04
0
Katherina Ajawaila
awal. cerita yg bagus☺
2024-04-11
1
IndraAsya
👣👣👣
2024-02-19
2