Adam melepaskan cumbuan bibir nya saat merasakan Disya kehabisan napas.
Pria itu menatap wajah Disya yang memerah dengan suara napas yang memburu, bahkan dada wanitanya naik turun terlihat begitu jelas.
"You are mine."
Bisik Adam didepan wajah Disya dengan jarak bibir kurang dari satu senti. "Kau milikku Disya Fanesya." Ucap Adam lagi penuh dengan penekanan.
Tatapan tajamnya, membuat Disya tidak berpaling untuk menghindari keduanya tatapan mereka, Disya menatap Adam dengan tatapan yang susah diartikan. Disya hanya diam tanpa menjawab sepatah kata pun perkataan Adam, membuat Adam merasa geram.
"Engh." Disya berontak agar lepas dari Kungkungan tubuh Adam, tapi pria didepanya ini terlalu kuat untuk dirinya bisa lepas.
"Apa yang sudah aku dapatkan tidak akan bisa lepas dari ku, dan itulah yang akan kamu rasakan. Kau milikku.. milikku!"
Bugh
"Ashh." Adam meringis saat Disya menggunakan lututnya untuk menendang ************, sampai-sampai Adam mundur kesakitan menyentuh miliknya di bawah sana.
Disya Tersenyum smirik. "Dengar tuan_" Disya tampak berpikir siapa nama pria yang sedang kesakitan didepannya ini. "Em, tuan pemaksa, saya bukan milik anda yang seenaknya anda klaim, dan saya tidak mengenal Anda baik di dalam mimpi ataupun di dunia nyata, jadi jangan pernah mengatakan jika saya milik anda, karena saya tidak akan mau Anda miliki." Ucap Disya ketus dan tegas tanpa rasa takut ataupun kasihan kepada Adam yang baru saja dirinya aniaya.
Adam masih menahan rasa sakit dan ngilu di bagian bawahnya, tidak menyangka jika wanitanya akan melakukan kekerasan pada rudalnya, bahkan aset masa depan mereka.
"Kau..!!"
Disya langsung melenggang pergi, tidak perduli dengan Adam yang masih ingin bicara, Disya tidak ingin lama-lama berada didepan Adam karena takut jika pria itu akan menyadari jika dirinya hanya mengunakan topeng untuk melawannya.
Sampainya di luar pintu Disya langsung menuju toilet terdekat, dan saat sudah berada didalam seorang diri Disya menumpahkan air matanya.
"Kenapa harus bertemu, kenapa harus melihat pria itu." Kesal Disya sambil mengusap air matanya, kalau begini kan susah dirinya untuk melupakan. Apalagi pria itu sudah mengklaim jika dirinya adalah miliknya, dan arti kata itu tidak main-main untuk seorang pemimpin perusahaan terbesar dinegara ini.
Setelah dirasa cukup untuk meluapkan kekesalannya, Disya keluar dari toilet. Sebelum itu dirinya melihat kanan dan kiri lebih dulu, apakah aman.
Sedangkan didalam ruangan rapat yang tadi digunakan, Adam tampak duduk di kursi dengan keadaan yang lemas, penganiayaan yang dilakukan Disya membuatnya lemas disekujur tubuh, rasanya tidak bisa Adam ungkapnya.
"Rubah betina bar-bar."Gumam Adam yang mengingat perlakuan Disya tadi.
Tapi saat mengingat bagaimana dirinya kembali mencicipi bibir manis Disya membuat Adam terseyum dan mengusap bibir bawahnya dengan ibu jarinya.
"Rasanya manis, masih sama saat pertama kali mencicipinya." Ucap Adam dengan senyum smirik.
Jika dipikir, pertemuan mereka saat di London dan hari berjarak satu bulan lebih. Ketika mengingat itu Adam kembali mengingat sesuatu.
"Apa mungkin dia sendang hamil?" Gumam Adam yang mengingat malam panas mereka waktu itu, dan Adam membuang bibit unggulnya kedalam rahim Disya semua, tanpa terkecuali.
"Mungkin saja Adam junior sudah release." Ucapnya lagi dengan bibir mengembang, jika benar Disya hamil otomatis Adam tidak perlu memaksa wanita yang dia juluki rubah betina itu akan menolaknya.
Belum tahu yang sebenarnya, Adam sudah membayangkan bagaimana dirinya melewati hari-hari dengan Disya apalagi saat perut Disya membesar karena hamil, Adam sampai senyum-senyum sendiri membayangkannya, dan dirinya sampai tidak sadar jika ada Arfin yang sudah melihatnya seperti orang gila.
"Apa CEO Adhitama Grub sedang terserang virus gila." Ucap Arfin yang duduk didepan Adam dengan pembatas meja yang lumayan jauh.
Adam yang mendengar ucapan Arfin kembali tersadar, dan berdehem untuk kembali ke mood serius.
Arifin menaikkan sebelah alisnya, "Ohh, udah kembali habitatnya." Ucap Arfin yang kembali melihat wajah datar Adam yang menyebabkan.
"Sialan..!"
Adam mengingat menatap Arfin tajam. Arfin malah meledek Adam dengan tertawa.
"Lagian lu Dam, Ngak pernah gue liat lu modelan senyum-senyum begitu, yang ada gue malah ngeri liat wajah lu yang kalau senyum keliatan aneh." Ucap Arfin sambil terkekeh.
Mendengar itu semakin membuat Adam kesal dan ingin menyumpal mulut Arfin menggunakan sepatunya.
"Dalah sakit perut gue, ngeledek lu terus." Ucap Arfin. "Ngomong-ngomong dimana Disya, gue belum ngucapin selamat sama dia." Ucap Arfin.
Adam malas mendengar ocehan Arfin. "Ngak penting." Ketusnya.
"Dih, sewot, bagi gue penting karena dia calon bidadari gu_"
Bugh
"Auwwss lu gila..!!" pekik Arfin mengusap kepalanya yang terkena lemparan sepatu Adam yang mahal, selain mahal pasti kualitas bebanya juga tidak main-main. Arfin saja sampai merasakan pening dikepalanya.
Adam tidak merasa bersalah, dirinya duduk santai dan sambil menatap Arfin dengan wajah datar dan menyebalkan bagi Arfin.
"Lu punya dendam apa sih sama gue. Sepatu ini Dam sepatu..!" Arfin melempar balik sepatu Adam, tapi pria itu dengan gesit menangkapnya.
"Itu peringatan buat lu." Adam kembali memakai sepatunya. "Jangan asal ngomongin milik gue." Setelah itu Adam pergi meninggalkan Arfin yang tidak mengerti dengan ucapan Adam.
"Ngak jelas banget kalau ngomong." Gumam Arfin sambil memijat-mijat kepalanya. "Benjol pula lagi, awas aja lu Dam gue bales."
Disya kembali ke kantor tempatnya bekerja, gosip sudah beredar di kantor ketika Pramono ditangkap polisi dengan kasus penggelapan dana pembangunan perusahaan. Dan tentu saja karyawan kantor banyak menyebut nama Disya yang pemberani dan juga pintar.
Tak ayal nama Disya Fanesya Handoko terkenal siang ini dengan trading topik di warta akun Grub kantor.
Wanita itu berjalan masuk dengan tatapan lurus kedepan, bahkan karyawan yang berpapasan dengannya semua menyapanya dengan ramah.
Disya tahu apa yang membuat mereka ramah kepadanya, apalagi jika bukan karena Pramono yang masuk bui karena dirinya.
"Sya selamat.." Dimas tiba-tiba langsung memeluk Disya saat wanita itu masuk keruangannya.
Disya yang terkejut mendapat pelukan dari Dimas hanya membalas sekedarnya.
Pelukan keduanya terurai, "Kita semua senang melihat berita yang beredar di grub kantor, sumpah ya kamu keren banget." Ucap Dimas.
Tidak hanya Dimas dia rekan Disya juga melakukan hal yang sama.
"Iya, Sya aku yakin setelah ini kamu akan menjadi direktur mengantikan pak Pram."
"Kamu berlebihan Na." Ucap Disya pada rekannya Nana.
"Tidak ada yang tidak mungkin, apalagi pasti tadi kamu bertemu CEO kita sudah pasti beliau akan memberimu apresiasi."
Deg
Dada Disya berdebar kencang. 'Ceo'.
Disya baru menyadari jika pria yang tadi kurang ajar padanya adalah CEO Adhitama Grub.
Jadi pria yang menghabiskan waktu bersamanya di London adalah anak pemilik Adhitama Grub. Rasanya Disya ingin kabur dan bersembunyi di lubang semut.
.
.
Jangan lupa Like, komen, SAJEN kalian sayang,🤣🤣🤣 aku up doubel kalian lupa tinggalin jejak, 🙈 sangking asik baca jangan lupa jempol nya 🤣🤣🤣
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Retno Anggiri Milagros Excellent
kalau jodoh ya bisa saja.. 👍😍
2023-11-28
1
nursiah
disya:ah CEO
readis:🤣🤣🤣🤣
2023-07-10
0
Fenty Izzi
adam main nyosor aja kayak soang🤭
nah lo... baru tau kan sya?? klu laki2 yang kau aniaya adalah CEO aditama group😁
2023-02-04
1