Tak hanya di kantor sampai rumah pun Disya disambut dengan senang oleh kedua orang tuanya. Disya sampai tidak habis pikir apakah terlalu hebat dirinya melakukan itu.
"Sayang kamu baru pulang?" Diana memeluk putrinya dengan senyum mengembang, Disya saja sampai heran.
"Iya Bun, tadi aku keluar sebentar sama Mas Dino." Jawab Disya.
Dirinya memang tidak langsung pulang setelah pulang kantor, karena Dino mengajaknya untuk mampir ke kafe karena ingin merayakan apa yang Disya lakukan. Karena memang mereka memiliki hubungan sepasang kekasih.
"Ayah, bagaimana?" Tanya Disya beralih pada sang ayah yang juga menyambutnya pulang. "Kasus pak Pramono, apakah sudah dipastikan pria itu menerima hukuman yang setimpal?" lanjutnya.
Frans mengaguk. "Semua sudah beres, Pram mengakui kesalahannya, dan bukti-bukti juga sudah sampai ke tangan polisi, jadi kasus Pram cepat diproses." Tutur Frans.
"Syukurlah." Ucap Disya merasa lega.
"Nah, sekarang ayo kita makan, sejak tadi ada yang menunggumu." Ucap Diana yang menarik Disya untuk menuju meja makan.
"Apaan sih Bun, siapa yang menungguku, ada-ada aja deh." Disya terkekeh.
"Kamu belum tau, makanya ayo liat dulu." Diana semangat untuk menarik Disya kemeja makan. Sedangkan Frans hanya geleng kepala.
"Nah, dia yang sejak tadi menunggu kamu." Ucap Diana terseyum.
Disya yang tadinya melihat ponsel kini mendongak.
Deg
Lagi-lagi jantungnya kembali berdetak cepat hingga saking terkejutnya ponsel yang dia pengen sampai jatuh kelantai dengan keras.
Prank
"Ya ampun Sya, ponsel kamu." Diana juga terkejut kerena melihat ponsel Disya yang jatuh dan hancur.
Sedangkan Disya syok dan terkejut melihat pria yang duduk dengan santai bahkan terseyum padanya.
"Kamu..!!"
Disya menatap Adam tak percaya, kenapa pria pemaksa itu bisa duduk dimeja makan miliknya, apa yang dia lakukan disini, batin Disya.
"Hay, apa jam kantor mulai berubah sehingga karyawannya jam segini baru pulang?" Ucap Adam dengan mata tak lepas menatap wajah Disya yang masih terkejut.
"Dia sudah pulang dari tadi, tapi diajak kekasihnya lebih dulu." Tutur Diana.
Deg
Kini giliran Adam yang merasa jantungnya berdebar kencang, bergemuruh karena mendengar ucapan Diana.
'Kekasih?' jadi wanitanya sudah mempunyai kekasih. Batinnya mulai berperang. Adam menatap Disya tajam, sedangkan Disya memilih membuang wajah, karena tidak sanggup melihat tatapan Adam yang tajam seolah ingin menelannya hidup-hidup.
"Nak Adam tumben kemari, sebenarnya ada apa?" Tanya Frans yang baru duduk, karena tadi sempat ada telepon.
Disya duduk disamping Diana dengan sesekali melirik Adam yang masih berwajah dingin, padahal tadi pria itu bisa tersenyum padanya meskipun menurutnya hanya biasa saja.
"Tidak ada apa-apa, hanya saja ingin mengajak putri Om, ada yang ingin saya berikan, yaa itung-itung sebagai hadiah." Ucap Adam dengan wajah serius menatap Frans.
Disya menggeleng saat ayahnya menatapnya, bertanda jika Disya tidak ingin ayahnya memeberikan ijin.
"Bagaimana Om, apa saya boleh membawa putri Om pergi keluar?" Ijin Adam dengan wajah datar.
Tapi bagi Frans yang sudah mengenal Adam, pria itu meminta ijin dengan sungguh-sungguh.
"Silahkan saja, asalkan kamu bisa menjaga putri saya."
Adam terseyum dalam hati mendengar jawaban Frans, tapi wajahnya tetap saja tanpa ekpresi.
"Tentu saja, saya akan menjaga putri anda."
Adam beralih menatap Disya yang menatapnya kesal, wanita itu menatapnya tajam dengan penuh kekesalan.
"Tapi ayah Disya lelah, setelah_
"Besok kamu akan diberikan cuti, jika kamu memang lelah setelah bekerja keras untuk membuat Pram masuk bui."
Potong Adam lebih dulu karena tidak ingin mendapat penolakan dari Disya.
"Nah, sekarang tidak ada alasan, jadi temani nak Adam." Perintah Frans mutlak tidak bisa Disya bantah.
Frans adalah orang yang Disya hormati setelah bundanya, dan bagi Disya keduanya adalah panutan yang tidak bisa Disya kesampingkan.
Disya mendengus kesal menatap Adam yang menatapnya dengan penuh kemenangan, Disya yakin jika pria pemaksa itu tertawa puas dalam hati.
"Pria pemaksa." Gumam Disya yang hanya bisa didengar dirinya sendiri.
Disya berlalu untuk memasuki kamarnya, dirinya akan membersihkan diri lebih dulu, karena diluar rumah seharian membuat tubuhnya terasa lengket.
Diruang keluarga Adam menunggu wanitanya yang bersiap, pria itu mengobrol dengan Frans seputar kabar keluarga Adam dan pekerjaan. Memang ini bukan kali pertama Adam berkunjung di rumah Frans. Karena dulu Adam juga pernah datang tapi saat masih remaja, dan saat itu Frans yang sakit dan Adam yang menjenguk dirumahnya. Tapi dulu Adam tidak tahu jika Frans memiliki putri yaitu Disya, karena saat Adam datang Disya sedang tidak ada dirumah.
Dan sekarang pria itu datang sebenarnya dengan maksud tertentu.
Tak lama terdengar suara hentakan kaki yang menuruni tangga.
Adam mendongak dan melihat wanitanya yang berjalan menuruni tangga. Ya mulai sekarang Adam mengklaim Disya wanitanya, bahkan setelah malam panas mereka saat di London.
Adam Menatap penampilan Disya yang memang berbeda saat wanita itu pergi kekantor, kini Disya berpenampilan menarik hingga membuat Adam tak berkedip.
Disya yang menyadari tatapan Adam, terseyum menyeringai, dan tanpa rasa takut Disya berjalan mendekati Adam yang masih tidak berkedip melihatnya.
Tik
Disya menjentikkan jarinya hingga membuat Adam langsung sadar dan gelagapan.
Wanita itu tertawa puas melihat wajah Adam yang merah karena malu."
"Sya kamu tidak sopan." Tegur Frans yang melihat kejahilan putrinya.
"Dia yang tidak sopan yang." Ucap Disya melirik Adam sinis.
"Kalau begitu saya permisi ajak Disya Om." Pamit Adam lebih dulu, sebelum wanita itu mempermalukannya didepan Frans.
"Ya, hati-hati kalian."
Adam hanya mengaguk, dan berjalan dibelakang Disya yang sudah lebih dulu berjalan.
Wanita itu berdiri diteras rumahnya, Disya menatap kesekeliling halaman rumahnya.
"Dimana mobilmu?" Tanya Disya yang tidak melihat mobil orang lain dihalaman rumah nya.
"Tidak ada, aku tidak bawa mobil." Jawab Adam, sambil berdiri disebelah Disya dengan tangan yang dimasukkan kesaku celana.
"Lalu?" Disya berbalik dan menatap Adam disebelahnya. "Naik apa?" lanjutnya lagi.
Adam terseyum, tak lama sebuah mobil mewah masuk ke halaman rumah Disya.
Disya saja sampai melebarkan mulutnya melihat mobil yang baru saja datang.
Seorang pria turun dari mobil dan mendekati Adam.
"Tuan ini kunci mobilnya." Ucap pria itu.
"Hm, terima kasih." Balas Adam.
Pria itupun pergi dan meninggalkan Disya yang masih tak percaya dengan apa yang dia lihat.
Sebuah mobil dengan merek yang tidak mungkin murah, mobil berwarna putih Lamborghini Aventador LP adalah mobil yang berhenti didepanya.
Tring
Adam menjatuhkan kunci mobil didepan wajah Disya yang masih syok.
"Kamu menyukainya?" Tanya Adam dengan tangan yang masih memegang kunci mobil didepan wajah Disya.
Disya hanya mengaguk saja, karena untuk saat ini dirinya tidak bisa lagi berkata, melihat mobil impianya didepan mata.
Melihat reaksi Disya, Adam hanya terkekeh. "Ayo kita coba."
Karena Disya masih syok, akhirnya Adam memilih untuk membawa wanitanya masuk kedalam mobil.
Disya menurut, dan Adam menyukai sifat Disya yang tidak pembangkang seperti ini.
"Jika seperti ini kamu seperti kelinci jinak." Ucap Adam pelan, takut rubah betinanya sadar.
.
Wanitanya si pemaksa 🤣
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
HR_junior
wah disya di kasih obing ma Adam ya..gak tangung2 ngasih hdiahnya
2024-01-28
0
Retno Anggiri Milagros Excellent
wah keren
2023-11-28
0
Ita rahmawati
visualny gk sesuai ekspektasi 😂😂
2023-11-12
0