Julianz, Delila, Sataru dan Freyla dihadang oleh monster raksasa, sedangkan Kotaro kewalahan menghadapi salah satu dari Royal Emperor, Schmidt. Situasi semakin rumit ditambah Dantes dan yang lainnya sedang dalam perjalanan menuju pulau Wafu-Wafu sambil membawa anak perempuan dan Ginji ketempat yang aman, ditengah perjalanan mereka di hadang oleh pria berjubah hitam juga, sama seperti Julianz dan yang lainnya.
“Hey hey, ada musuh ada musuh, kalian berdua bersembunyi di belakangku” ujar Dantes.
“Apa kau yakin bisa mengalahkannya sendiri?”
“Tenang saja, setidaknya aku tidak akan malu karena menyerah begitu saja”
Pria tersebut lalu menggunakan jurus yang sama, sambil menyentuh pepohonan disekitarnya, pohon-pohon tersebut mulai mengeluarkan mata, tangan hingga akar-akarnya pun berubah menjadi kaki menyerupai monster kayu yang biasa di sebut Treant, bukan hanya itu rumput dan buah disekitarnya pun ikut berubah menjadi monster-monster mungil, dan mereka menamai dirinya Nutcracker.
Julianz dan kawan-kawan sampai sekarang belum berhasil mengalahkan Chiliarch Titanion, serangan demi serangan terus diluncurkan namun belum bisa melumpuhkan monster tersebut.
“Ini tidak ada habisnya, setiap kita menghancurkannya, reruntuhan disekelilinginya menyatu kembali”
“Mana keras sekali lagi, susah untuk menebasnya”
“Hey awas dia akan menyemburkan es dari mulutnya lagi”
“Ayo kita menghindar”
“Huh? Freyla sedang apa kau?”
“Hey disana bahaya kau akan terkena serangannya”
“THE LIGHT HAS BEEN ELIMINATED, FADE. DARK WILL RISE, LIGHT WILL BE LOST. FIRE BURNING, STONE WILL MERGE. Keluarlaaaah!!! Meteor Doom: Meteor Shower”
Setelah selesai mengucapkan mantranya, awan pun mulai berkumpul di atas Freyla, langit mulai berubah menjadi gelap, Sekumpulan batu meteor jatuh dari langit dan menghujani monster tersebut, satu persatu bertubi-tubi mengenai seluruh tubuh monster tersebut dan terjadi ledakan dahsyat.
“Yeeeeeey kita berhasil, kau hebat Freyla, tak kusangka jurusmu keren juga”
“Keren apanya, menyeramkan tahu, kalau kita kena juga kan bahaya”
“Tenang, aku bisa mengatur posisinya kok, tidak sembarangan”
Guncangan terjadi lagi, aura panas terpancar dari runtuhan batu yang terkena serangan dari Frela pun mulai menyatu perlahan.
“Hey jangan bilang dia masih hidup setelah menerima serangan itu”
“Matilah sudah, kita sudah kehabisan energi untuk melawannya.
Monster batu itu pun sudah pulih kembali dan langsung mengeluarkan jurus miliknya. Pria berjubah hitam itu pun tersenyum dan langsung menghilang di hadapan mereka. Sebuah batu meteor balasan datang dari atas yang akan menghujam mereka, batu berukuran raksasa terlihat dari kejauhan mengarah ketempat mereka berada.
Situasi pun mulai semakin terlihat mengkhawatirkan, Dantes yang kewalahan sendirian menghadapi puluhan monster pohon yang tak kunjung habis walaupun sudah disembur oleh api miliknya mulai kehabisan tenaga, selain menyerang Ia juga melindungi yang lain dari serangan monster. Dantes pun memilih untuk bertahan melindungi yang lain dengan cara melontarkan serangan api bagi siapa saja yang mendekat, namun energi Dantes pun ada batasnya dan perlahan mulai habis.
“Monster ini tidak ada habisnya, mereka terus menerus tumbuh dari tanah dan pepohonan yang ada.” Kata Dantes
“Bagaimana ini?”
“Kita mundur saja perlahan, aku sudah tidak kuat lagi”
“Maaf Dantes aku belum menemukan jurusku” kata Einz
“Sudah kau diam saja dibelakang”
Disisi lain Kotaro yang terus menerus berusaha menerobos maju terhalang oleh Schmidt yang seakan tidak menunjukkan kalau tenaganya telah berkurang, serangan demi serangan diluncurkan, namun tidak satu pun bisa mengenai pria tersebut akan tetapi sebaliknya Kotaro telah menerima beberapa tebasan di tangan dan bahunya.
“Kita akan kalah kalau terus menerus bertahan seperti ini” kata Kotaro
“Apa boleh buat, kita harus menyisakan tenaga untuk musuh selanjutnya”
“Kita keluarkan jurus itu saja”
“Jangan bercanda, itu jurus hanya dikeluarkan pada situasi dan musuh tertentu saja”
Kotaro pun tak perduli perkataan dari Aoyanagi dan dengan segera langsung memasang kuda-kuda untuk dilancarkan ke pria tersebut.
Akan tetapi saat Kotaro dan Schmidt maju untuk melancarkan serangan, terlihat cahaya putih menyilaukan dari arah samping dan langsung membawa Kotaro hilang dari tempat itu meninggalkan Schmidt sendirian.
“Huh, kemana mereka pergi?”
Julianz, Freyla, Sataru dan Delila yang hampir pasrah dengan keadaannya dikarenakan meteor tersebut sudah semakin dekat, terlihat dari kejauhan seorang pria menggunakan baju ala jepang sambil membawa dua pedang melompat kehadapan meteor raksasa tersebut dan dengan mudahnya menebasnya menjadi berkeping-keping. Mereka pun tercengang melihatnya dari balik perisai, belum selesai dengan itu, pria tersebut berlari menuju golem tersebut dan mengeluarkan jurus miliknya,
“Iai Slash: Cross Cutter”
Terbelahlah golem tersebut menjadi empat bagian serta terpotongnya patung naga yang ada dibelakangnya tersebut. Belum sempat berkata-kata, pria tersebut berubah menjadi cahaya putih dan segera menuju keempat anak tersebut dan menghilang dari tempat tersebut.
Dantes, Ainz, Einz, Ginji dan anak perempuan itu berusaha kabur dari kejaran monster pohon tersebut dikarenakan sudah tidak bisa mengalahkan segerombolan monster tersebut juga tiba-tiba menghilang dari tempat tersebut setelah disambar oleh cahaya putih misterius yang menimpa Kotaro dan yang lainnya.
Kotaro, Sataru, Freyla, Julianz, Delila, Ainz, Einz, Dantes dan yang lainnya tersadar dari bangunnya mereka sudah berada di penginapan. Bingung akan apa yang sedang terjadi mereka pun bergegas keluar dan disambut oleh sekumpulan manusia yang sedang berpesta diluar merayakan kedatangan mereka sebagai penduduk pulau Ningen. Pulau dimana para manusia dari alam sana berkumpul jadi satu kesatuan yang belum terdeteksi oleh ras lain.
Setelah diselamatkan oleh cahaya misterius, Kotaro dan yang lainnya bertemu dengan manusia-manusia seperti mereka di Otherworld.
Kotaro melihat suatu desa yang berada tepat di depan matanya, desa dengan kumpulan manusia sebangsanya, sesuai dengan apa yang diceritakan oleh Ginji, terdapat tujuh puluh manusia yang berada di Otherworld, namun manusia yang terkumpul di pulau ini baru berjumlah dua puluh orang saja, ditambah delapan dari pihak Kotaro.
“Iniii dimanaaaa?”
“Hey bangun, bangun cepaaat” kata Kotaro membangunkan temannya
“Hey kalian sudah sadar?”
“Kau siapa?”
“Sudah bangunkan saja mereka dulu, nanti akan kujelaskan” jawab pria misterius tersebut.
Setelah sadarkan diri, mereka tercengang melihat sesuatu yang tak asing bagi mereka, suasana yang familiar yang biasa mereka rasakan sebelum memasuki Otherworld.
“Ini bohong kan?”
“Apa kita sudah pulang kerumah?”
“Tentu saja tidak, bodoh, rumah kita tidak seperti ini”
“Tapi mereka kan…”
“Manusiaaa!!!!” teriak Dantes
“Iyaaaaa, akhirnya kita menemukan manusia di dunia iniii” disambut oleh Einz
“Sepertinya semua sudah tersadar” kata seseorang yang menghampirinya
“Selamat datang di Pulau Ningen, dimana pulau tempat berkumpulnya para manusia yang tersesat di Otherworld”
“Memangnya ada pulau seperti ini disini Kotaro? “ Tanya yang lainnya serentak
“Aaa..aku.. juga baru tahu”
“Eh..???”
“Sudahlah, perkenalkan namaku Viktor, penghuni pulau ini, yang memerintahkan untuk menyelamatkan kalian saat pertarungan kemarin”
“Apakah kau yang pemimpin disini?”
“Ah bukan, aku hanya orang biasa disini, ketua kami bernama Hitokiri Shinnosuke, dia adalah orang yang pertama masuk kedalam dunia ini melalui Gate of Sirians dan mengumpulkan kami semua yang masuk setelahnya”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments