AURORA EULALIA

Pagi itu seorang gadis tengah mengarahkan beberapa orang pria yang membantunya pindahan. Orang-orang berbadan cukup besar di sewa secara khusus oleh gadis tersebut untuk memindahkan barang-barang isi rumah yang sebelumnya.

Aurora Eulalia, seorang gadis yang baru saja tiba di Ibu Kota Negara A, ia datang dari sebuah desa terpencil dan ingin merasakan bagaimana kehidupan kota, hingga akhirnya gadis itu menemukan rumah yang di sewakan di laman internet. Sebuah kota kecil yang ada di dekat danau bagian utara, tepatnya Ibukota Negara A.

Aurora sedikit naif, ia pikir hidup di kota akan membuatnya lebih mudah, parahnya Aurora telah menjual warisan ladang dan peternakan miliknya hanya demi hidup di kota dengan menyewa rumah.

Orang akan menganggap ia gadis aneh, bahkan di desanya pun sudah di panggil dengan sebutan gadis gila, dimana ia lebih memilih menjual rumahnya sendiri, bahkan menjual ladang yang berharga dan justru memilih hidup di kota dengan menyewa sebuah rumah sederhana.

Di desa memiliki rumah, dan ladang serta peternakan adalah hal yang sangat mewah dan di pandang wah.

Meski saat ini rumah sewaan Aurora memang memiliki pemandangan yang menakjubkan.

"Hati-hati tuan, itu mesin ketik peninggalan almarhum ibu ku." Kata Aurora pada para petugas.

Setelah semua barang di turunkan, Aurora pun membenahi rumahnya, ia menata dan merapikan, membersihkan dan membuat rumah itu layak untuk di sebut rumah yang nyaman baginya.

Dari pagi dan hingga malam Aurora baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Kemudian gadis itu beranjak ke dapur untuk memasak agar ia bisa mengolah bahan apapun yang bisa ia jadikan makanan.

Suasana malam cukup sepi, karena daerah danau tersebut jauh dari penduduk kota. Tapi, Aurora justru lebih menyukainya, ia suka dengan ketenangan, kesendirian, dan suka dengan suasana yang sepi.

Suara-suara alam menyuguhkan musik indah di telinganya, hewan-hewan yang ada di hutan itu sangat khas di telinga.

"Persis seperti di desa, bedanya ini jauh lebih menyenangkan karena benar-benar hanya ada aku, tidak ada pria-pria yang menggoda, atau ibu-ibu yang suka menggosip tentang kehidupanku yang di kelilingi pria penggoda, padahal mereka sendiri yang tidak bisa menjaga suami-suaminya namun justru aku yang di salahkan." Kata Aurora meneguk teh nya.

Gadis itu berjalan keluar dengan syal besar menggantung di bahunya, sembari memegangi secangkir teh hangat dan memandangi tepian danau yang cukup banyak di tumbuhi oleh pepohonan pinus.

Aurora kemudian duduk di balkon rumah belakangnya, menaruh cangkir tehnya dan membaca buku dengan selimut berada di kaki hingga pahanya.

Drrtt... Drrtt...

Ponsel yang ada di dekat cangkir mug nya berbunyi, ia mengangkat telfon dari nomor yang tak di kenal.

"Halo." Jawabnya.

"Dengan Nona Aurora Eulalia?"

"Ya."

"Kami sudah menerima surel dari anda dan kami tertarik untuk mewawancarai anda, bisa kita bertemu?"

"Apa ini dari University Of Imperial A? " Tanya Aurora semangat.

"Benar, beberapa waktu lalu anda mengajukan beasiswa pada University, dan sepertinya semua dewan akan berdiskusi, semoga anda bisa bergabung menjadi mahasiswi di sini."

"Iya benar itu adalah saya." Aurora kemudian berdiri dan membuat selimut yang ada di pahanya terjatuh.

"Kami menunggu anda besok kapanpun anda luang."

"Baik... Saya akan datang, saya selalu memiliki waktu luang." Kata Aurora bersemangat.

Kemudian panggilan terputus dan seketika Aurora melonjak senang.

Ini lah salah satu impian Aurora, dan ini jugalah yang membuat Aurora menjual warisannya yang ada di desa, Aurora ingin menjadi mahasiswi di University yang paling terkenal di seluruh dunia, dia tidak ingin terperangkap di desa yang kecil, ia ingin bekerja di kantor besar setelah lulus menjadi mahasiswi terbaik University of Imperial A dan akhirnya keputusannya memilih meninggalkan desanya yang kecil dengan segala pemikiran kecil para penduduknya membuahkan hasil.

****

Pagi hari di University Of Imperial A

Aurora sudah duduk dan merapatkan kakinya, semua mata para guru pengajar dan para mahasiswa atau mahasisiwi yang ada di sana tertuju pada gadis desa tersebut.

Pakaian Aurora memang terlihat aneh bagi orang kota, saat itu Aurora memakai kemeja dengan kerah yang menjuntai sedikit naik menutupi leher putih mulusnya yang jenjang, Aurora mengancingkan seluruhnya hingga dadanya pun terbungkus rapi.

Sedangkan untuk setelan bawahan, Aurora memakai rok sebatas lutut, serta memakai sepatu fantovel dengan tinggi heels hanya 3 cm.

Rambut panjang dan sedikit bergelombang tergerai rapih, namun di kedua sisinya Aurora menarik rambutnya dan memberikan hiasan jepit pita di belakang.

Tak di pungkuri wajah Aurora memang sangat cantik, berkilau dan luar biasa. Namun dandanannya yang tidak kekinian membuat semua orang heran.

"Apa ini masih zaman purba?" Bisik seorang mahasiswi bertubuh seksi pada temannya.

Kemudian para mahasiswi itu tertawa saat melewati Aurora yang tengah duduk.

"Aurora Eulalia."

"Ya." Sahut Aurora kemudian berdiri dan mendatangi pria yang memanggilnya.

Setelah masuk dan di persilahkan duduk, pria yang memanggilnya pun menutup pintu ruangan.

Ruangan itu mewah dan sangat bersih, bahkan lebih mewah dari rumahnya, batu marmer dan pigura-pigura terpajang indah.

Kemudian Aurora juga menahan batuk dan sesak, ketika sebuah asap menerpa wajahnya.

"Uhuk!" Aurora menahan mulutnya.

"Aa.. Maaf nona, saya sedang menyalakan difuser, ini terapi untuk paru-paru saya." Kata pria itu.

"Tidak apa-apa."

Dave Brixton, statusnya adalah guru pengajar yang juga merangkat sebagai pengurus universitas, biasa di panggil Profesor Dave. Perawakan yang tinggi dan tubuh berotot dengan kulit yang sangat putih membuat semua mata wanita tak kan rela berkedip, pria itu memiliki garis rahang yang kuat, mata yang tajam dan juga, mempesona.

"Sangat tampan, benar-benar tampan, apa dia manusia?"

Aurora cukup di buat terpesona dalam sesaat melihat ketampanan Dave. Di desanya tidak ada pria tampan selayaknya di kota. Desanya adalah tempat terpencil, dimana satu pria bahkan memiliki 4-5 istri karena di sana sangat kurangnya manusia berjenis kelamin laki-laki.

"Okey, aku tahu aku tampan, dan banyak yang terpesona denganku."

"Cetek... Cetek." Dave menjentikkan jarinya di sebuah buku bermaksud membangunkan Aurora dari lamunannya, sembari tersenyum dengan hangat.

"Oh... Maafkan saya, saya hanya sedikit melamun." Kata Aurora.

"Perkenalkan aku Dave, kau bisa memanggilku profesor Dave." Kata Dave mengulurkan tangan dan masih berdiri.

Setelah Aurora menerima tangan itu dan mereka saling berjabat tangan, cukup lama. Dave kemudian duduk.

"Jadi... Kau tinggal di rumah kecil tepatnya di danau utara?" Tanya Dave.

"Iya benar, sejujurnya saya menyewanya, saya hanya melihat dari laman internet." Kata Aurora tersenyum polos.

Dave mengangguk-anggukkan kepala dan memegangi penanya.

"Kapan kau bisa masuk, para dewan setuju memberikan beasiswa padamu di kampus ini?" Tanya Dave.

"A... Apa? Profesor apa saya di terima begitu saja tanpa melalui tes dan semacamnya?" Tanya Aurora masih tak percaya, mulutnya menga-nga.

Dave tersenyum dan menggendikkan bahu nya pertanda "Iya".

"Kapanpun, saya bisa masuk?" Kata Aurora.

"Bagaimana jika besok pagi datang sebelum pukul 8 pagi, aku akan menemanimu berjalan-jalan lebih dulu melihat kampus, aku tidak mau kau nanti tersesat, kebanyakan murid baru selalu tersesat." Kata Dave.

"Terimakasih Profesor Dave saya akan datang dan belajar dengan sangat tekun, ini adalah impian saya sejak lama." Kata Aurora pada Dave.

"Tunjukkanlah dengan prestasi dan jangan sia-sia kan kesempatan ini." Kata Dave tersenyum dan mengangkat jari telunjukknya.

"Baik... Profesor..." Sahut Aurora penuh keyakinan dan tersenyum menggigit bibirnya.

Setelah wawancara selesai, Profesor mengantar Aurora sampai pintu depan kantornya, Aurora berpamitan dengan sopan dan hendak pulang.

Universitas sangat besar sehingga ia harus melanjutkannya dengan menaiki bus mini yang di sediakan oleh pihak kampus.

Setelah sampai di depan bangunan mewah universitas, Aurora turun dan melihat kembali bangunan yang menjulang tinggi dan besar itu.

"Ini seperti mimpi, apa aku bermimpi, tolong cubit atau tampar aku."

Kemudian Aurora mencubit dan menampar dirinya sendiri.

"Aauuw!!! Ini nyata.... Akhirnya aku akan bersekolah di sini." Kata Aurora tersenyum bangga dan kegirangan.

Kemudian Aurora melanjutkan menaiki bus menuju danau di kota bagian utara, tujuannya adalah rumah yang ia sewa, setelah menempuh perjalanan cukup lama gadis itu turun di halte dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki.

"Seperti nya aku harus membeli mobil dengan uang tabunganku." Kata Aurora lirih.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup menguras energi dan kakinya terasa sedikit pegal, sampailah ia di rumah kemudian meminum air hingga habis satu gelas.

Namun ketika ia meminum, matanya tertuju pada seseorang yang sedang berdiri di ujung dermaga.

Aurora menaruh gelasnya dengan perlahan dan memperhatikan sosok yang berdiri tersebut, pria itu nampak tinggi dengan tubuh yang bagus dan memiliki kulit putih.

"Orang keturunan rusia, amerika atau eskimo?" Tanya Aurora perlahan.

"Kenapa orang-orang di sini seperti vampire, apa mereka tidak punya pigmen?"

Pria itu hanya terlihat bagian belakang dan kemudian seorang pria lagi mendatanginya, kemudian berbisik sesuatu yang membuat pria pertama pergi.

Namun saat pria kedua ingin pergi seolah pria itu tahu jika sedang di awasi dan menatap pada rumah dan langsung tepat sasaran menatap dapur milik Aurora. Seketika Aurora berbalik.

Jantung Aurora seolah berhenti sejenak, lalu berdetak kencang bagaikan ingin perang. Seolah jantungnya langsung di tembak dan tepat sasaran.

Aurora berbalik dan duduk merosot di lantai.

"Kenapa tatapan itu menakutkan? Apa dia punya kekuatan atau ilmu hitam? Jarak pandang sangat jauh dan tertutup semak pepohonan, dan dia masih bisa mengetahui ada orang yang sedang memperhatikannya." Sahut Aurora pelan.

"Mata itu... Sangat menakutkan."

Seketika Aurora menelan ludahnya dan merangkak lalu setelah sampai di ruang tengah ia berdiri berjalan kaku menuju kamarnya, tidak berani lagi untuk melihat ke arah dermaga.

Bersambung~

Terpopuler

Comments

eby

eby

gadis pintr

2022-12-02

0

Herman

Herman

mantabbbs

2022-12-01

0

fenisa

fenisa

bagus namanya

2022-12-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!