" Bukankah Dia Callista Artis terkenal itu??? PAsti janjian sama Nicho lagi. " gumam yesline komak kamik.
Yesline pun langsung meneruskan langkah kakinya ke arah parkiran menuju Hans. Dari kejauhan Hans sudah melihat Yesline dan menyambutnya dengan senyuman.
" Maaf iya Hans sudah menunggu lama. " kata Yesline.
" Gak apa apa kok. Santai ajah Yes ... Udah selesai kan ??? " kata Hans.
Yesline mengangguk dan kemudian masuk ke mobilnya Hans dan Mereka menuju rumah Yesline.
Hans memang Laki Laki yang taat agama, karena Dia dibesarkan di lingkungan yang sangat Agamis selain Papanya yang menjabat sebagai salah satu di daerah Perumahan itu, Dia juga merupakan salah satu tokoh Agama. Makanya HAns benar benar dilarang bergaul dengan Yesline ditambah saat para warga disana mengetahui pekerjaan Yesline.
Mama Yesline juga awalnya melarang dan menolak keras Dia bekerja di club. Namun Yesline berhasil menyakinkan Mamanya bahwa tidak semua Pekerja disana Wanita yang tidak baik. Dan Dia sudah berjanji sama Mamanya untuk tetap menjaga kesuciannya dan Dia akan bekerja dengan penuh hati hati.
Hingga dengan berat hati, Mamanya pun mengijinkannya karena Yesline benar benar menyakinkan Mamanya jika suatu saat Dia mendapat pekerjaan yang layak, Dia akan berhenti dari sana. Makanya untuk saat ini daripada tidak bekerja, Dia menjalaninya disana dulu.
Diperjalanan menuju ke rumah Yesline hening tanpa pembicaraan, dalam pikiran Yesline Dia masih harus mencari 50 juta lagi dari sisa uang yang kurang.
Itupun masih belum termasuk biaya biaya lain. Sedangkan Hans sedang berpikir bagaimana memulai pembicaraan dengan Yesline agar tidak kaku dan canggung.
" Eee hemm. " Hans batuk membuat Yesline menoleh kearahnya.
" Kenapa Hans ??? " tanya Yesline.
" Tidak apa apa kok. Aku cuma mau bilang ajah jangan kebanyakan bengong. '' kata Hans.
" Heheheh ... Aku gak bengong kok. "
" Oh iya ??? hahahah ... Aku kirain Kamu bengon dan ngelamun gitu makanya diam ajah. Kamu lagi mikirin apa sih ???
" Iya nih Hans, Aku lagi mikirin dana untuk pengobatan Mama. Tadi Bos Aku cuma bisa minjamin 50 juta doang dan itupun dipotong agjiku tiap bulan. Sementara kekurangannya masih belum ada dan belum athu harus mencari kemana, belum lagi biaya biaya lain selama di luar negeri nanti. Aku pusing bangat Hans ... " kata Yesline dengan raut wajah yang cemas.
" Yes, maaf sebelumnya. Tapi bisakah Kamu berhenti bekerja dari club itu ??? " kata Hans dengan sedikit cemas dan tidak enak takut Yesline marah.
Yesline spontan menatap Hans. " Kenapa Hans ??? Kamu juga berpikir seperti Orang Orang bahwa semua Orang yang bekerja disana itu adalah Orang Orang yang tidak pantas ???? Maaf iya tapi Kamu salah akan hal itu. LAgian apa hakmu melarangku untuk tidak bekerja disana ??? Oke Kamu sudah banyak membantuku tapi bukan berarti Kamu seenaknya mengaturku dan Kita juga hanya teman tidak dekat seolah olah KAmu bisa seenaknya mengatakan hal itu. " cetus Yesline.
" Jika harus dekat terlebih dahulu untuk bisa mengatakan hal itu sama Kamu, Maka mulai sekarang Aku akan berada lebih dekat denganmu Yes .... " jawab Hans sambil menatap mata Yesline.
Yesline melotot menatap mata hans saat Dia mendengar jawaban Hans.
" jangan terlalu berharap untuk lebih dekat denganku. AKu bukan Wanita baik baik seperti yang Kamu bayangkan. Dan Aku tidak pantas untukmu. " jawab Yesline.
" Jika memang Kamu bukan Wanita yang layak untukku maka ijinkan Aku supaya bisa layak di hidupmu. " jawab Hans mengutarakan isi hatinya.
" Melayakkan Diriku ??? Entalah !!!! Aku sendiri tidak yakin. " cetus Yesline lalu mengalihkan pandangannya dari Hans.
" Berhenti bekerja di club!!!! Dan Bekerjalah di kantorku. " kata Hans dengan sedikit geram campur aduk.
" Hahahah .... Bekerja di kantormu ??? Bagaimana mungkin Wanita malam yang biasanya menjajakan tubuhnya pada Laki Laki yang datang tiba tiba bekerja di kantoran ??? Aku sangat sadar dir. Sudahlah Hans jangan bahas lagi. Aku ingin fokus untuk mencari uang Operasi Mama. Berapa nomo rekeningmu, Aku akan bayar utangku dan deposit rumah sakit yang sudah Kamu bayar. "
Yesline menyerahkan Ponselnya yang sudah standby dengan mobile bankingnya pada Hans. Dia ingin Hans mengetikkan nomor rekeningnya.
Hans meraih ponsel Yesline dan mengisi nomor rekeningnya tanpa menjawab sedikit pun perkataan Yesline tadi. Setelah memasukkan nomor rekeningnya Dia memberikan ponselnya kepada Yesline dan fokus dengan mengemudi.
Hans sangat memahami bahwa sifat Yesline yang agak keras kepala itu. Jika Yesline mau berhenti bekerja dari club itu, Sebenarnya Hans ingin menikahinya, Walaupun nantinya banyak permasalahan dan selisih yang ada di dalam keluarganya. Tapi Hans tidak mempermasalahkan itu karena Hans berpikir Mereka berdua yang akan menjalani kehidupan rumah tangganya.
Yesline menolaknya hari ini tapi Dia tidak akan menyerah.
Yesline terlihat mengutak atik ponselnya lalu menunjukkan bukti transfer kepada Hans.
" Sudah iya. "
Hans hanya menganggukkan kepalanya dan Dia bergumam dalam hati berharap Yesline memikirkan perkataan Hans tadi.
" Jangan berpikir bahwa uang adalah segalanya Yes ... " kata Hans.
Yesline menghela nafasnya. " Uang memang bukan segalanya. Tapi segalanya butuh uang Hans.. "
Hans hanya diam dan tidak menjawab lagi perkataan Yesline. Karena berbicara dengan Yesline saat ini tidak akan ada habisnya dan tidak akan ada titik terang dan pikiran jernih.
Hans juga berpikir mungkin ini bukan waktu yang tepat untuk membhas itu dengan Yesline.
Benar kata Yesline, saat ini hanya fokus untuk pengobatan Mamanya. Sebenarnya Hans ingin membantunya, Tapi jika Dia membantu semua biaya pengobatannya, Dia merasa tabungan yang dimilikinya akan habis dan belum juga membayar gaji staffnya.
Hans dan Yesline pun sampai di depan rumah Yesline.
Yesline langsung masuk kerumahnya sedangkan Hans masih menunggu di luar, hal itu membuat Yesline mengerutkan keningnya dan akan buru buru juga karena Hans memaksa untuk menunggunya.
" Kamu pulang ajah. " kata Yesline.
" Aku antar Kamu ke RS dulu baru Aku pulang. " jawab Hans simpel.
" Tidak perlu Hans, Aku bisa naik Ojek Online nanti. Aku gak mau ngerepotin Kamu lagi. "
" Aku merasa gak direpotin kok, ini juga kemauan Aku. Aku tunggu Kamu disini iya. " jawab Hans santai.
" Susah kalau ngomong sama Pengacara, tidak mau kalah !!!! " cetus Yesline lalu masuk ke dalam rumahnya.
Hans henya tersenyum melihat Yesline mengatakan hal itu.
Yesline benar benar buru buru karena Hans menunggunya walau Dia sudah menyuruhnya pulang. Dia membersihkan dirinya serta merapikan pakaian Mamanya secepat mungkin. Setelah selesai, Dia bergegas untuk keluar dari rumahnya dan melihat Hans masih menunggunya.
Yesline menggigit bibirnya dengan kesal saat Hans masih menunggunya dan masih tersenyum melihatnya.
" Kan tadi udah Aku bilang, Aku akan mengantarmu. " kata Hans yang melihat Yesline menunjukkan wajah tidak suka.
" Kamu gak malu dilihatin Orang dan warga disini jalan sama Aku ??? "
" Malu kenapa ??? Toh dihadapan yang diatas Kita semua sama. " jawab Hans.
" Tapi Aku sangat hina dimata Warga sini Hans!!! "
" Lebih baik hina dimata Mereka daripada hina dimata Penciptanya. Tuhan tidak membeda bedakan Manusia, semua sama dimatanya. Jadi Aku harap Kamu jangan berpikiran seperti itu tentang dirimu. " jawan Hans.
Yesline hanya menghela nafasnya mendengar jawaban Hans.
" Sepertonya selain Pengacara, Kamu juga cocok jadi Pendakwa hans. " cetus Yesline.
" Sudahlah .... Ayo cepat. Mama Kamu gak ada yang jaga disana. "
Yesline pun masuk dan hendak menutup pintu mobilnya Hans, Namun tiba tiba ..
" Mau kemana Kalian ????? "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 299 Episodes
Comments
Juan Sastra
skakmat
2024-11-21
0
Devi Handayani
gubraaaakkkkkkk😲😲😲😲😲
2023-09-13
0
Whatea Sala
Yesline..ibarat sudah jatuh tertimpah tangga lagi,sombong...ini kata yang tepat untk yesline,kenapa gak dituntut aja si al,apa lagi dia mau bertanggung jawab,setidaknya bisa mengobati ibu yang sakit sampai sembuh,dan klu ada masalah itu pikirkan nanti.
2023-05-17
1