kedatangan ibu mertua di toko

"Alhamdulillah, aku ikut senang, semoga semua lancar dan kamu segera bebas dari laki laki tak bertanggung jawab itu, aku yakin setelah kalian berpisah, mereka akan menyesali perbuatan mereka. Kita lihat saja bagaimana nasib mereka setelah ini, toh selama ini mereka numpang hidup kan darimu, pasti mereka akan kocar kacir kebingungan dan saling menyalahkan, aku yakin itu."

"Sudah aaah, biarkan saja mereka mau bagaimana dan mau seperti apa nantinya, yang pasti aku sudah tidak mau lagi berhubungan dengan keluarga itu

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

"Asalamualaikum Halwa."

Saat aku baru keluar dari mobil, tiba tiba ada suara yang tidak asing sedang menyapaku. Lelaki hitam manis, dan memiliki tubuh tinggi atletis itu, ternyata masih tetap sama, senyumannya yang khas dan sikap ramahnya tak pernah berubah. Aziz Setiawan, teman satu SMA. Dulu dia adalah murid pendiam yang paling suka duduk di pojokkan, tak pernah ikut ngaso di jam istirahat, selalu menghabiskan waktu istirahatnya untuk membaca buku di bangku kelas paling ujung, nggak nyangka kalau sekarang dia sudah jadi pengacara handal, yang namanya sudah banyak dikenal dalam memenangkan setiap kasus yang ditanganinya.

"Alhamdulillah, maaf kamu udah lama menunggu yaa?"

"Nggak juga sih, aku juga barusan sampai. Lima menitan lah."

"Owh...

Kenalin, ini Bella sahabat aku."

Zaki mengulurkan tangannya memperkenalkan diri pada Bella.

Setelah mengurus segala keperluan gugatan, kami pulang dengan mobil masing masing, Alhamdulillah syarat yang diajukan pun tidak terlalu sulit dan tidak lah rumit seperti apa yang aku pikirkan, semoga prosesnya pun juga bisa berjalan dengan lancar, Aamiin... 

"Zak, makasih yaa, kamu sudah mau membantuku untuk mengurus perceraian ini, dan semoga nanti hasilnya sesuai seperti yang aku harapkan, berjalan lancar dan tidak berbuntut panjang."

"Aamiin. Insya Alloh semua akan aman, akan aku pastikan itu, aku akan berusaha dengan baik untuk membantumu, nanti tunggu kabar selanjutnya yaa, akan ada surat panggilan sidang."

"Baiklah, sekali lagi terimakasih untuk bantuannya."

"Sama sama, kalau begitu aku pergi duluan yaa."

"Iyaa, hati hati, asalamualaikum..."

"Waalaikumsallm..."

"Yuk, kita juga pulang." Bela menyenggol lenganku dan mengajakku untuk segera masuk ke dalam mobil.

"Sekarang kamu mau kemana wa, ke toko atau mau pergi kemana?"

"Ke toko saja, aku mau ngecek barang barang yang sudah mau habis, biar besok pagi bisa langsung belanja sebelum ke toko."

"Oke. kita ke toko."

"Bel..."

"Hmmmmm"

"Makasih ya, maaf kalau aku jadi merepotkan mu."

"Sudah lah wa, kamu nggak perlu sungkan kayak gitu, aku seneng kok bisa bantuin kamu, sudah yaa jangan drama begitu.

Ngomong ngomong temenmu tadi manis juga, udah punya bini belum tuh cowok?"

"Maksudmu Zaki?"

"Iya, siapa lagi?"

"Kayaknya sih dia duda, istrinya meninggal kecelakaan tiga tahun yang lalu, itu informasi yang aku dapat dari sesama temen SMA dulu, untuk benar apa tidaknya, aku belum memastikannya, nggak enak nanyanya.

Kenapa, kamu jatuh hati yaa? Cieeeee"

"Kalau masih single sih boleh juga yaa, hahahaaa"

"Beneran nih,:kamu terpesona dengan Zaki?"

"Menurutmu?"

"Yaaaa,nggak papa sih, kalau memang kamu beneran suka sama dia, nanti aku jomblangin deh."

Hahaaaa Bela tertawa dan berusaha menutupi rasa gugupnya, aku tau dia malu untuk mengakuinya, namun dari pandangannya tadi saat memandang Zaki, sudah bisa terlihat kalau sahabatku itu terpesona akan sosok Zaki, nanti biar aku atur cara untuk mereka bisa lebih dekat, tapi sebelum itu, aku akan pastikan dulu kalau Zaki benar masih sendiri.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

Saat sampai di depan toko, kulihat Mbak Yeni dan ibu sedang adu mulut dengan salah satu karyawan di sana, masalah apa lagi yang akan mereka ciptakan kali ini, rasanya sudah sangat lelah menghadapi sikap bar bar mereka.

"Owh itu dia, ternyata kerjaannya cuma kluyuran, gitu pamitnya pergi kerja, heh mantu nggak tau diri, dari mana kamu?" Herdik ibu mertua saat aku baru saja menginjakkan kaki di emperan toko.

Belum juga sampai, ibu sudah mencaciku seenaknya.

"Kenapa ibu dan Mbak Yeni kemari?" Balasku setenang mungkin.

"Lha menurutmu, kalau orang ke toko sembako mau ngapain? yaa belanja lah, semua stok makanan dirumah sudah habis." mbak Yeni menjawab dengan nada angkuhnya.

"Owh! sudah belanjanya?"

"Sudah, nih kita mau pulang, tapi tuh sama pelayannya nggak boleh, baru pelayan saja sudah mau berlagak kayak bos."

Aku mengernyitkan dahi, dan mencoba mencerna ucapan Mbak Yeni, mungkinkah mereka belanja sebanyak itu dan tidak mau membayarnya, lalu mau membebankan padaku, karena selalu seperti itu, ambil belanjaan dan meminta pelayan untuk menagih uang belanjanya padaku, dulu aku diam saja, tak begitu mempermasalahkannya, tapi semua sudah berubah, mereka harus berusaha sendiri untuk keperluan hidupnya,  karena aku bukan lagi Halwa yang dulu, yang mau disuruh dan diminta ini itu.

Kuberi isyarat pada Bella untuk maju, berpura pura jadi pemilik toko, memberi pelajaran sedikit pada mereka kurasa tidak ada salah nya kan, biar mereka tidak selalu bersikap semaunya.

"Kalau memang sudah selesai belanjanya,kenapa tidak dibolehin pulang Bu? atau jangan jangan belanjaannya belum dibayar yaa? apa benar begitu Han?" Bela menanyai Hani yang kebetulan sedang menjaga kasir.

"Iya Bu, mereka tidak mau bayar belanjaannya dan malah memintaku untuk mencatat dan memasukkan tagihannya ke Bu Halwa."

"Kok bisa begitu?"

"Ya bisalah, Halwa itu manantuku, dan dia juga kerja di toko ini, kan bisa diambil dari uang gajinya, gitu aja kok repot." sahut ibu mertua dengan pedenya.

"Maaf, tidak ada peraturan seperti itu ditoko ini, kalau mau belanja silahkan bayar dengan uang cash, kalau tidak punya uang lebih baik tidak usah belanja, dan untuk gaji Halwa, itu urusan saya dengan Halwa. Ibu tidak punya hak untuk mencampuri urusan yang bukan menjadi urusan ibu, sampai disini anda pahamkan?"

"Heleh, baru punya toko kecil begini aja sudah sok." ibu memalingkan wajah tak suka.

"Hani, kamu kembalikan semua belanjaannya ke tempatnya lagi yaa, kecuali kalau ibu ini mau bayar, baru kamu kasihkan." 

"Eeeh eeeh nggak bisa gitu dong."

"Kalau begitu, silahkan dibayar."

"Halwa, kamu yang bayar, cuma lima ratus ribu saja, itu juga kamu nanti ikut makan.'

"Maaf Bu, Halwa tidak punya uang sebanyak itu, Halwa juga belum gajian, dan apakah Mbak Yeni dan mas yudha tidak cerita ke ibu, kalau mulai hari ini aku sudah tidak lagi numpang dirumah ibu, dan hari ini aku sudah memasukkan gugatan cerai ke pengadilan, bilang sama mas Yudha untuk menunggu surat panggilan dari pengadilan."

"Apaaaaaa?

Jaadi kamu, benar benar mau cerai dari anakku?"

"Iyaa."

"Mau jadi gembel kamu, mau tinggal dimana kamu, dikolong jembatan?

Sok sok an minta cerai, rumah saja kamu nggak punya, kerja juga cuma jadi pelayan sudah mau sok sok an minta pisah."

"Soal itu ibu tidak perlu memikirkan, aku mau tinggal dimana dan aku mau bagaimana, insya Alloh aku sanggup membiayai hidupku dengan Hasna, bukankah selama ini ibu dan anak anak ibu juga bergantung hidup dariku, bukan begitu Bu?"

"Heh! jaga mulutmu. jangan memutar balikkan fakta kamu, inget kamu numpang tinggal dirumahku, ya wajarlah kamu harus memenuhi kebutuhan kami.'

"Baiklah, percuma juga berdebat dengan yang tak punya malu, dan yang terpenting mulai hari ini, silahkan memikirkan uang belanja sendiri, uang listrik, uang tagihan air, semoga ibu tidak jatuh pingsan yaa, baiklah aku harus kerja, permisi."

Kutinggalkan ibu dan Mbak Yeni dengan sumpah serapahnya, percuma juga meladeni mereka, hanya akan bikin kepala makin pusing.

Terpopuler

Comments

Juragan Jengqol

Juragan Jengqol

zaki apa aziz?

2024-01-24

0

Tri Soen

Tri Soen

Dasar keluarga benalu gak punya malu sakit semua tuch ...

2023-04-18

2

MFay

MFay

iya gitu wa, harus tegas jangan mau ditindas 💪👊

2023-03-02

0

lihat semua
Episodes
1 Aku dan seluruhku
2 Mati rasa
3 untuk kali ini saja
4 Rencana
5 memutuskan pergi
6 Aku juga bisa melawan
7 pergi
8 Yeni terkena imbas kepergian Halwa
9 Pengadilan
10 kedatangan ibu mertua di toko
11 keluarga toxis
12 POV Yudha
13 POV Halwa 1
14 POV Halwa 2
15 Pelukan hangat bunda
16 Panggilan beruntun
17 Surat dari pengadilan
18 kamu jual aku beli
19 Selamat tinggal Mas
20 Kegaduhan
21 Hasil tidak akan pernah mengkhianati usaha
22 putusan sidang
23 Calon menantu baru
24 menuntut pembagian gono gini
25 POV Halwa
26 kamera pengawas
27 hanya mantan
28 Baku hantam
29 menginap
30 Yeni histeris karma si mulut pedas
31 Duda Ganteng
32 Bugh bugh rasakan ini
33 Penjara
34 pergi
35 sudah tak cinta
36 kabur
37 kedatangan Dewi
38 Penangkapan
39 Dilamar
40 Amukan Bu imah
41 Bu Imah lagi
42 Lamaran kedua Dafi
43 menjual rumah
44 di bantu Bu Sarah
45 kamu sudah dewasa, nak!
46 Rencana Bu Imah
47 lelahnya Bu imah
48 acara lamaran
49 kedekatan Dafi ke Hasna
50 Hadirnya Wati si pembuat masalah
51 arti persahabatan
52 menuntut balik
53 Bu Imah menemui jarwo
54 kecerdikan Jarwo
55 perubahan sikap Yeni
56 Niat Bu imah
57 keterkejutan Bu Imah
58 kemunculan Dafi
59 sepasang mata
60 Kebencian Wati
61 terbongkar
62 kekalutan Bu Imah
63 perjanjian
64 Bebas
65 Balas dendam
66 rencana jahat Wati dan ibunya
67 kembalinya pak Suko
68 talaq tiga
69 rencana
70 berharap rujuk
71 abaikan
72 niat buruk yudha
73 kemunculan yudha
74 Kedatangan Wati ke toko
75 Santet
76 pertemuan Yeni dan Jarwo
77 uang belanja
78 Di usir
79 surat perjanjian
80 Mbah Muro
81 hutan kematian
82 Perhiasan palsu
83 kontrakan
84 berkumpul kembali
85 penyakit Jarwo
86 pertolongan ustadz Roziq
87 kembali pada yang mengirim
88 bau tak sedap.
89 memanfaaatkan
90 bertemunya Wati dengan Yudha
91 Rencana
92 mendatangi rumah mewah Halwa
93 serangan tajam Halwa pada Yudha
94 penolakan Hasna
95 the power of emak emak
96 badut tua pemilik kontrakan
97 Vidio yang tersebar
98 Wati dilamar pak Tarman
99 mencari mahar
100 Perasaan nyaman sudah merubah hati Wati
101 ditolak
102 mendapat restu
103 Firasat
104 Sah
105 menatap dingin
106 kembali di tangkap
107 tempat tinggal baru
108 kedatangan Yeni
109 Episode Tamat
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Aku dan seluruhku
2
Mati rasa
3
untuk kali ini saja
4
Rencana
5
memutuskan pergi
6
Aku juga bisa melawan
7
pergi
8
Yeni terkena imbas kepergian Halwa
9
Pengadilan
10
kedatangan ibu mertua di toko
11
keluarga toxis
12
POV Yudha
13
POV Halwa 1
14
POV Halwa 2
15
Pelukan hangat bunda
16
Panggilan beruntun
17
Surat dari pengadilan
18
kamu jual aku beli
19
Selamat tinggal Mas
20
Kegaduhan
21
Hasil tidak akan pernah mengkhianati usaha
22
putusan sidang
23
Calon menantu baru
24
menuntut pembagian gono gini
25
POV Halwa
26
kamera pengawas
27
hanya mantan
28
Baku hantam
29
menginap
30
Yeni histeris karma si mulut pedas
31
Duda Ganteng
32
Bugh bugh rasakan ini
33
Penjara
34
pergi
35
sudah tak cinta
36
kabur
37
kedatangan Dewi
38
Penangkapan
39
Dilamar
40
Amukan Bu imah
41
Bu Imah lagi
42
Lamaran kedua Dafi
43
menjual rumah
44
di bantu Bu Sarah
45
kamu sudah dewasa, nak!
46
Rencana Bu Imah
47
lelahnya Bu imah
48
acara lamaran
49
kedekatan Dafi ke Hasna
50
Hadirnya Wati si pembuat masalah
51
arti persahabatan
52
menuntut balik
53
Bu Imah menemui jarwo
54
kecerdikan Jarwo
55
perubahan sikap Yeni
56
Niat Bu imah
57
keterkejutan Bu Imah
58
kemunculan Dafi
59
sepasang mata
60
Kebencian Wati
61
terbongkar
62
kekalutan Bu Imah
63
perjanjian
64
Bebas
65
Balas dendam
66
rencana jahat Wati dan ibunya
67
kembalinya pak Suko
68
talaq tiga
69
rencana
70
berharap rujuk
71
abaikan
72
niat buruk yudha
73
kemunculan yudha
74
Kedatangan Wati ke toko
75
Santet
76
pertemuan Yeni dan Jarwo
77
uang belanja
78
Di usir
79
surat perjanjian
80
Mbah Muro
81
hutan kematian
82
Perhiasan palsu
83
kontrakan
84
berkumpul kembali
85
penyakit Jarwo
86
pertolongan ustadz Roziq
87
kembali pada yang mengirim
88
bau tak sedap.
89
memanfaaatkan
90
bertemunya Wati dengan Yudha
91
Rencana
92
mendatangi rumah mewah Halwa
93
serangan tajam Halwa pada Yudha
94
penolakan Hasna
95
the power of emak emak
96
badut tua pemilik kontrakan
97
Vidio yang tersebar
98
Wati dilamar pak Tarman
99
mencari mahar
100
Perasaan nyaman sudah merubah hati Wati
101
ditolak
102
mendapat restu
103
Firasat
104
Sah
105
menatap dingin
106
kembali di tangkap
107
tempat tinggal baru
108
kedatangan Yeni
109
Episode Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!