Pengadilan

"Huuuuuh sial, ini semua gara-gara Halwa! Aku yang harus kena imbasnya. Kalau dia benar ingin pergi dari rumah dan berani menggugat Yudha, itu artinya, sudah tidak ada lagi yang aku suruh suruh dan perintah secara gratis, bisa bisa ibu akan mengalihkan semua itu padaku. Wah nggak bisa begini, aku nggak akan biarkan itu terjadi.

Aku harus bisa bujuk Yudha untuk membawa Halwa kembali ke rumah, akan aku lakukan bermacam cara untuk membuat perempuan songong itu untuk tetap nurut dan mengikuti perintah kami, lagian diluar dia bisa apa, rumah tidak punya, keluarga juga tidak punya. Masih kerja jadi pembantu di toko aja sudah bertingkah." Gerutu Yeni selama di perjalananan, sampai tanpa terasa dia sudah sampai di depan warung bubur ayam milik Bu Jenab yang sudah terkenal laris karena rasanya yang enak.

"Wah, sepertinya lama juga aku nggak makan bubur ayam Bu jenab, aku akan beli bubur ayam untuk sarapan dan untuk ibu juga Yudha nanti biar aku bawakan nasi pecel di pinggir jalan itu saja. Enak saja mau ikut menguasai uangku dengan memerintahku membeli makanan enak, nggak akan." Sungut Yeni tak rela kalau uangnya dipakai untuk membeli makanan keluarganya.

"Bu jenab. Buburnya satu ya, dimakan sini sama minumnya air putih saja." 

"Iya, tunggu sebentar yaa." Balas Bu Jenab ramah.

"Ini buburnya, untung kamu masih kebagian. Hari ini Alhamdulillah banyak pembeli dan ini bubur terakhir, sengaja di banyakin, itung itung bonus." Terang Bu Jenab sambil menyodorkan semangkok bubur ayam di meja.

"Wah jualannya laris donk Bu hari ini, pasti untungnya banyak." Balas Yeni dengan nada yang dibuat setanah mungkin.

"Iya. Alhamdulillah." Balas Bu Jenab senang.

"Kalau begitu ini gratis donk, itung itung sedekah." Dengan tidak tau malunya, Yeni meminta bubur yang dia pesan di gratiskan.

"Owalah Yen, kamu iku loh, kok sama saja sama ibumu, senengnya golek (nyari) gratisan, wong emas mu nrempel begitu kok, makan bubur sepuluh ribu aja minta digratisin, apa nggak malu dengan penampilan." Balas Bu Jenab kesal, bukannya pelit. Tapi untuk memberi gratis harus lihat dulu siapa orangnya, lha ini Yeni, emasnya aja banyak, cincin di tangannya ada lima, belum gelang juga kalungnya yang besar besar.

"Apa Bu jenab pikir aku nggak bisa bayar bubur ini? kalau nggak mau kasih gratis nggak usah bicara panjang lebar. ini aku bayar sepuluh ribu kan?" Yeni mengulurkan uang pecahan lima ribu dua lembar ke Bu jenab, dan disambut dengan senyuman yang di iringi ejekan oleh Bu jenab. "Nah gitu donk, orang kaya kok mau gratis, bayar lebih terhormat." Sahut Bu Jenab sinis dan semakin membuat Yeni kesal.

"Dasar wanita tua itu, bikin seleraku hilang saja, tapi kalau nggak dihabisin kan mubazir, ini juga dibeli dengan uang, mahal lagi. semangkok aja sepuluh ribu." Batin Yeni masih dengan rasa kesalnya, dengan perasaan menahan kesal, Yeni buru buru menghabiskan buburnya lantas pergi begitu saja, membeli nasi pecel tujuannya setelah ini. Setelah mengantongi apa yang di cari, dengan langkah lebar Yeni kembali pulang masih dengan wajah kesalnya.

"Ini sarapannya Bu, tadi banyak yang beli jadi lumayan antri." Bu imah membuka bungkusan kresek hitam yang disodorkan Yeni.

"Kok cuma tiga bungkus Yen?"

"Iya Bu, tadi Yeni sudah makan disana."

"Owh yasudah..."

Bu imah menyiapkan tiga piring dan meletakkan satu persatu bungkusan nasi diatas piring, dalam hatinya sudah membayangkan nikmatnya nasi uduk, pasti lezat sekali. "Tapi kok dari baunya kayak bau sambel pecel." Bu imah segera membuka bungkusan nasi yang ada dihadapannya, dan suara lengkingannya langsung memekikkan telinga seisi rumah.

"Yeniiiiiiiiiiii ! Sini kamu!"

"Kenapa sih Bu? bukannya makan malah teriak teriak begitu."

"Kamu belikan ibu apa ini? nasi pecel dan hanya dengan rempeyek saja. Kamu Yaaa! bener bener keterlaluan, aku ini ibumu. Kenapa kamu masih saja pelit dan perhitungan? kamu pikir ibu doyan dengan makanan kampung begitu?" Teriak Bu Imah tak suka dan dengan ocehannya yang membuat siapa saja pasti sakit telinga karena saking kerasnya.

"Tadi kan, ibu cuma minta dibelikan makanan kan? nggak bilang harus beli apa, ya itu aku belikan nasi pecel, dari pada kelaparan. Itu juga sudah enak, kalau nggak mau yasudah ibu beli saja sendiri." Balas Yeni santai.

"Kamuuuu Yaaa."

"Ada apa sih Bu, kenapa ribut ribut?  dan ini kayak ada bau nasi pecel." Sahut Yudha yang baru ikut bergabung karena teriakan sang ibu.

"Iya, itu kakakmu. Disuruh beli makanan, belinya malah nasi pecel, padahal masih banyak pilihan diwarung warung depan, setidaknya beli nasi uduk atau bubur kek, bukannya makanan kampung kayak gini." Bu imah pergi begitu saja meninggalkan meja makan, wanita paruh baya itu memang tidak menyukai segala macam sambal yang ada kacangnya.

"Gimana sih mbak, kenapa nggak beli nasi uduk aja tadi, padahal cuma dua puluh ribu." Yudha ikut ikutan buka suara, memprotes kakaknya yang hanya membeli nasi pecel buat sarapan.

"Kalau kamu makan nasi uduk ya beli aja Sono sendiri, ada nya nasi pecel kalau mau ya makan aja itu, dari pada kelaparan." Balas Yeni santai dan cuek.

Yudha memandangi nasi yang masih terbungkus di atas piring,. Gak dimakan nanti dia kelaparan dan harus keluar uang. Lagi pula nasi pecel juga lumayan.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

"Waaah cantik banget kamu pake baju ini, seperti masih ABG. Aku yakin kalau penampilanmu kayak gini tiap hari, Yudha akan nyesel sudah mengabaikan wanita secantik dan seanggun dirimu." Bela merasa pangling dengan penampilan Halwa yang tidak biasanya, karena Halwa selalu memakai kaos lengan panjang dan di padu dengan kulot setiap harinya.

"Apa apaan sih kamu Bel, berlebihan saja sukanya.

Yuk kita berangkat, tadi Zaki sudah menghubungiku, dia memintaku untuk datang ke pengadilan, Zaki sudah menungguku disana." 

"Oke siap. Sebentar, aku ambil kunci mobil dan tasku dulu ya."

Bela, melajukan mobilnya dengan kecepatan lumayan, sambil diliriknya wajah halwa yang nampak murung.

"Kenapa wa, apa kamu masih ragu?

Aku perhatikan, kamu dari tadi seperti tidak tenang gitu."

"Aku gugup Bel, entahlah aku sendiri nggak tau apa yang saat ini aku rasakan, aku hanya berharap ini adalah jalan terbaik untuk masa depan ku dengan Hasna."

"Lalu bagaimana rencanamu untuk hak asuh Hasna dan nafkahnya, apakah kamu ada niat untuk meminta tanggung jawab nafkah untuk Hasna dari Yudha, wa?"

"Sepertinya tidak Bel, aku nggak mau memperumit jalannya sidang nanti, karena sudah pasti mas Yudha tidak akan mau memberi nafkah untuk  Hasna. Biarlah Hasna menjadi tanggung jawabku sepenuhnya, aku iklas dan aku yakin, Alloh akan memberikan jalan terbaik untuk niatku ini, dan aku juga nggak mau lagi berhubungan apapaun itu dengan mas Yudha dan keluarganya. Biarlah nanti kita jalani hidup masing masing, tanpa mereka merusuhi kehidupanku dengan putriku."

"Kalau itu maumu, aku akan dukung. Tapi kewajiban Yudha adalah memberikan dan mencukupi semua kebutuhan Hasna karena dia papa kandungnya."

"Aku tau bel, tapi kamu tau kan gimana mas Yudha? Dia tidak akan pernah mau merelakan uangnya untuk kebutuhan Hasna, dan aku juga tidak lagi mau berharap itu, insya Alloh untuk saat ini, aku sanggup mencukupi semua kebutuhan Hasna. Penghasilan toko sudah lebih dari cukup, dan Alhamdulillah tabunganku dari hasil menulis pun juga sudah lumayan, insya Alloh setelah proses perceraian ku dengan mas Yudha beres, aku berniat akan membangun rumah di lahan kosong samping tokoku, doain yaa."

"Alhamdulillah, aku ikut senang, semoga semua lancar dan kamu segera bebas dari laki laki tak bertanggung jawab itu, aku yakin setelah kalian berpisah, mereka akan menyesali perbuatan mereka. Kita lihat saja bagaimana nasib mereka setelah ini, toh selama ini mereka numpang hidup kan darimu, pasti mereka akan kocar kacir kebingungan dan saling menyalahkan, aku yakin itu."

"Sudah aaah, biarkan saja mereka mau bagaimana dan mau seperti apa nantinya, yang pasti aku sudah tidak mau lagi berhubungan dengan keluarga itu.

Terpopuler

Comments

Juragan Jengqol

Juragan Jengqol

padahal nasi pecel enak lho. saya suka....

2024-01-24

0

Ernadina 86

Ernadina 86

nasi uduk komlpit kali y 20rb...da aku mah apa beli nasi uduk 5rb jg kenyang itu udah ada oreg bihun sm telor dadar iris sambel..kalo mau tambah telor balado jd 10rb

2023-02-24

0

Nor Azlin

Nor Azlin

apa guna meminta kalau ujung2nya tidak diberi juga nah dari pada pusing sendiri lebih baik enggak usah di minta satu peser pun itu bebih bagus demi ketenangan hidup kamu sama hasna puteri kamu satu2nya....semoga diberi kelancaran dipersidangan nanti Aaaammmiinn

2023-02-24

1

lihat semua
Episodes
1 Aku dan seluruhku
2 Mati rasa
3 untuk kali ini saja
4 Rencana
5 memutuskan pergi
6 Aku juga bisa melawan
7 pergi
8 Yeni terkena imbas kepergian Halwa
9 Pengadilan
10 kedatangan ibu mertua di toko
11 keluarga toxis
12 POV Yudha
13 POV Halwa 1
14 POV Halwa 2
15 Pelukan hangat bunda
16 Panggilan beruntun
17 Surat dari pengadilan
18 kamu jual aku beli
19 Selamat tinggal Mas
20 Kegaduhan
21 Hasil tidak akan pernah mengkhianati usaha
22 putusan sidang
23 Calon menantu baru
24 menuntut pembagian gono gini
25 POV Halwa
26 kamera pengawas
27 hanya mantan
28 Baku hantam
29 menginap
30 Yeni histeris karma si mulut pedas
31 Duda Ganteng
32 Bugh bugh rasakan ini
33 Penjara
34 pergi
35 sudah tak cinta
36 kabur
37 kedatangan Dewi
38 Penangkapan
39 Dilamar
40 Amukan Bu imah
41 Bu Imah lagi
42 Lamaran kedua Dafi
43 menjual rumah
44 di bantu Bu Sarah
45 kamu sudah dewasa, nak!
46 Rencana Bu Imah
47 lelahnya Bu imah
48 acara lamaran
49 kedekatan Dafi ke Hasna
50 Hadirnya Wati si pembuat masalah
51 arti persahabatan
52 menuntut balik
53 Bu Imah menemui jarwo
54 kecerdikan Jarwo
55 perubahan sikap Yeni
56 Niat Bu imah
57 keterkejutan Bu Imah
58 kemunculan Dafi
59 sepasang mata
60 Kebencian Wati
61 terbongkar
62 kekalutan Bu Imah
63 perjanjian
64 Bebas
65 Balas dendam
66 rencana jahat Wati dan ibunya
67 kembalinya pak Suko
68 talaq tiga
69 rencana
70 berharap rujuk
71 abaikan
72 niat buruk yudha
73 kemunculan yudha
74 Kedatangan Wati ke toko
75 Santet
76 pertemuan Yeni dan Jarwo
77 uang belanja
78 Di usir
79 surat perjanjian
80 Mbah Muro
81 hutan kematian
82 Perhiasan palsu
83 kontrakan
84 berkumpul kembali
85 penyakit Jarwo
86 pertolongan ustadz Roziq
87 kembali pada yang mengirim
88 bau tak sedap.
89 memanfaaatkan
90 bertemunya Wati dengan Yudha
91 Rencana
92 mendatangi rumah mewah Halwa
93 serangan tajam Halwa pada Yudha
94 penolakan Hasna
95 the power of emak emak
96 badut tua pemilik kontrakan
97 Vidio yang tersebar
98 Wati dilamar pak Tarman
99 mencari mahar
100 Perasaan nyaman sudah merubah hati Wati
101 ditolak
102 mendapat restu
103 Firasat
104 Sah
105 menatap dingin
106 kembali di tangkap
107 tempat tinggal baru
108 kedatangan Yeni
109 Episode Tamat
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Aku dan seluruhku
2
Mati rasa
3
untuk kali ini saja
4
Rencana
5
memutuskan pergi
6
Aku juga bisa melawan
7
pergi
8
Yeni terkena imbas kepergian Halwa
9
Pengadilan
10
kedatangan ibu mertua di toko
11
keluarga toxis
12
POV Yudha
13
POV Halwa 1
14
POV Halwa 2
15
Pelukan hangat bunda
16
Panggilan beruntun
17
Surat dari pengadilan
18
kamu jual aku beli
19
Selamat tinggal Mas
20
Kegaduhan
21
Hasil tidak akan pernah mengkhianati usaha
22
putusan sidang
23
Calon menantu baru
24
menuntut pembagian gono gini
25
POV Halwa
26
kamera pengawas
27
hanya mantan
28
Baku hantam
29
menginap
30
Yeni histeris karma si mulut pedas
31
Duda Ganteng
32
Bugh bugh rasakan ini
33
Penjara
34
pergi
35
sudah tak cinta
36
kabur
37
kedatangan Dewi
38
Penangkapan
39
Dilamar
40
Amukan Bu imah
41
Bu Imah lagi
42
Lamaran kedua Dafi
43
menjual rumah
44
di bantu Bu Sarah
45
kamu sudah dewasa, nak!
46
Rencana Bu Imah
47
lelahnya Bu imah
48
acara lamaran
49
kedekatan Dafi ke Hasna
50
Hadirnya Wati si pembuat masalah
51
arti persahabatan
52
menuntut balik
53
Bu Imah menemui jarwo
54
kecerdikan Jarwo
55
perubahan sikap Yeni
56
Niat Bu imah
57
keterkejutan Bu Imah
58
kemunculan Dafi
59
sepasang mata
60
Kebencian Wati
61
terbongkar
62
kekalutan Bu Imah
63
perjanjian
64
Bebas
65
Balas dendam
66
rencana jahat Wati dan ibunya
67
kembalinya pak Suko
68
talaq tiga
69
rencana
70
berharap rujuk
71
abaikan
72
niat buruk yudha
73
kemunculan yudha
74
Kedatangan Wati ke toko
75
Santet
76
pertemuan Yeni dan Jarwo
77
uang belanja
78
Di usir
79
surat perjanjian
80
Mbah Muro
81
hutan kematian
82
Perhiasan palsu
83
kontrakan
84
berkumpul kembali
85
penyakit Jarwo
86
pertolongan ustadz Roziq
87
kembali pada yang mengirim
88
bau tak sedap.
89
memanfaaatkan
90
bertemunya Wati dengan Yudha
91
Rencana
92
mendatangi rumah mewah Halwa
93
serangan tajam Halwa pada Yudha
94
penolakan Hasna
95
the power of emak emak
96
badut tua pemilik kontrakan
97
Vidio yang tersebar
98
Wati dilamar pak Tarman
99
mencari mahar
100
Perasaan nyaman sudah merubah hati Wati
101
ditolak
102
mendapat restu
103
Firasat
104
Sah
105
menatap dingin
106
kembali di tangkap
107
tempat tinggal baru
108
kedatangan Yeni
109
Episode Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!