Rencana

"Cuci semua sampai bersih, dan bereskan dapur ini sampai kembali rapi. Aku tidak mau tau, suka atau kamu tidak suka, kerjakan! jangan sekali kali membantah, harusnya kamu ingat posisimu dirumah ini hanyalah numpang, inget numpang! Syukur syukur aku tidak mengusir mu." Hardiknya tajam, kalau tidak ingat beliau orang tua, sudah ku hajar karena sikapnya telah melukai harga diri ini.

'Baiklah untuk kali ini, aku yang akan mengalah. Tapi besok aku pastikan akan pergi dari rumah ini. Sudah tak ada lagi yang bisa aku pertahankan, selain hanya untuk tersiksa batin dan fisikku.'

Setelah selesai membereskan dapur yang sudah mirip dengan kapal pecah.  Ingin segera merebahkan tubuh ini di atas kasur. Melepaskan penat dari lelahnya aktifitas seharian ini di toko. Saat aku masuk ke kamar Hasna, gadisku itu sudah tertidur dengan buku yang tergeletak diatas perutnya, mungkin dia lelah sampai tak sadar tertidur saat belajar.

Memandangi wajah cantiknya Hasna adalah rutinitas sebelum tidur bagiku, wajahnya sangat mirip dengan mas Yudha, rasanya sangat menyesakkan, wajah polosnya selalu mampu membuatku tak bisa membendung air mata, ada nelangsa yang selalu hadir. Dari kecil Hasna tak pernah mendapatkan perlakuan yang baik dari papanya, selalu bentak kan dan sikap kasar yang ditunjukkan oleh mas Yudha kepada Hasna, padahal Hasna putri kandungnya, ada darahnya yang mengalir ditubuh anak tak berdosa itu. Entah apa yang membuat mas Yudha selalu bersikap kasar pada kami, begitupun dengan ibu dan juga saudaranya, mereka selalu bersikap layaknya majikan dan akulah pembantunya, menyedihkan. Bahkan tak pernah menganggap ada kehadiran Hasna dalam kehidupan mereka.

"Malang sekali nasibmu nak. Ayah kandung mu sendiri pun tak pernah memperlakukan kamu dengan baik, tapi bunda janji, akan selalu menjaga dan melindungi mu, bunda akan berjuang untuk masa depan dan kebahagiaanmu. Selama ini aku bertahan karena memikirkan hati anakku, ketakutan akan ada luka perpisahan yang membuatnya terpuruk, namun ada atau tidak adanya mas Yudha dalam kehidupan kami, tidak ada bedanya sama sekali. Karena kami sudah terbiasa dengan tanpa dia, justru menderita batin dan fisik yang akan terus kami alami jika masih tetap bertahan dalam hubungan rumah tangga yang sudah tidak sehat ini."

Baru saja ingin memejamkan mata dan merebahkan diri. Pintu di gedor dari luar, dan itu pasti mas Yudha yang pulang dari rumah gundiknya. Kalau ditanya pasti akan beralasan kerja lembur, padahal mas Yudha tak pernah sekalipun ikut lembur, aku pernah menanyakan ini sama salah satu teman kantornya.

"Ngapain aja sih, buka pintu saja lama banget, gak berguna banget kamu jadi istri." Makinya, dari mulutnya tercium bau alkohol yang menyengat.

Aku hanya diam, malas meladeni ocehannya, yang ada pasti dia akan main tangan, lebih baik aku diam untuk menjaga kewarasan jiwaku.

Tanpa memperdulikan keberadaan ku, mas Yudha langsung masuk ke kamar kami, dan tanpa berganti pakaian dia langsung merebahkan tubuhnya diatas kasur, mungkin dia kelelahan habis berbagi peluh dengan wanitanya, dulu aku akan sedih dengan keadaan ini, tapi kini rasa itu sudah musnah dalam hatiku, yang ada justru rasa jijik setiap kali bersentuhan.

Sudah hampir dua tahun mas Yudha tidak pernah lagi memberiku nafkah batin, sikapnya pun makin hari makin kasar, bahkan saat aku memutuskan untuk tidur dikamar Hasna, Mas Yudha tidak pernah mempersoalkan, justru itu membuatnya makin leluasa berkirim pesan dengan selingkuhannya.

Sudah terlalu lama aku memendam rasa sakit ini, kini sudah saatnya aku bangkit dan menunjukkan pada mereka, jika aku mampu bahagia dan sukses tanpa mereka, meskipun selama ini aku tak pernah merasakan uang nafkah dari mas Yudha.

Aku sudah memutuskan untuk mengakhiri semua secepatnya, dan besok aku harus bisa pergi dari rumah ini, tapi bagaimana aku harus beralasan, aah lebih baik aku pikirkan besok saja, lebih baik aku berkemas dari sekarang dan besok pagi biar Bela mengambil barang barang ku sebelum subuh. Berkas berkas untuk gugatan cerai pun sudah lengkap, tinggal menyerahkan pada Aziz, biar dia yang mengurusnya. Bismillah mudahkan semua urusanku ya Robb, jika memang jalan ini yang terbaik untuk kami.

Lebih baik sekarang aku memberi kabar ke  Bela ,semoga dia belum tidur.

(Bel,sudah tidur belum? )(Send)

Pesanku langsung centang biru,itu artinya bela masih belum tidur, Alhamdulillah...

{Belum, ada apa wa?}

{Kamu baik baik aja kan?}

(Aku baik baik saja, aku mau minta tolong bel) (send)

{Minta tolong apa? selagi aku bisa bantu pasti aku bantu}

(Aku berencana untuk pergi dari rumah ini besok, aku sudah tidak sanggup lagi berada disini. Kamu bisa bantu aku kan? kalau besok pagi pagi aku tunggu kamu di depan gang untuk mengambil barang barang ku untuk dibawa ke toko.)

{Apa kamu sudah benar benar yakin?}

(Sangat yakin, yakin seyakin yakinnya, aku masih ingin waras dan sehat hati juga jiwaku.)

{Hahahaaa, kenapa waras mu sangat terlambat? harusnya dari dulu kamu lakukan ini}

(Jangan tertawa,dasar teman tak ada akhlaq.)

{Hahaaa, cie ada yang marah niii yeee, tapi emang bener kan? kalau orang waras nggak akan bakal Sudi diperlakukan kayak sapi perah begitu, lha ini. Kamu bertahan hingga bertahun tahun}

(Tau aah, sudah ngeledek nya. Beneran mau bantuin nggak?)

{Iya, sensi amat jadi orang. Aku kesana pagi jam berapa?}

(Sebelum subuh, saat semua masih tidur.)

{Oke,siap laksanakan bos,hahaa.

Dah Sana tidur, karena besok kamu akan butuh banyak energi untuk menghadapi orang orang aneh dirumah itu}

(Iya, bawel amat sih. Yasudah terima kasih yaa.)

{Oke, santai aja kali.}

Ku Hentikan berbalas pesan dengan Bela. Saatnya istirahat untuk menyiapkan diri buat besok, benar kata Bella. Aku butuh tenaga lebih untuk menghadapi mereka.

Terpopuler

Comments

Tri Soen

Tri Soen

Yuuuuupz lebih baik memang lepas dari orang2 yang sakit ...

2023-04-18

0

teti kurniawati

teti kurniawati

sudah ditambahkan ke favorit ya

2023-02-02

0

Fatma Kodja

Fatma Kodja

akhirnya Salwa mengambil langkah tepat pergi dari rumah penuh suka, semoga bisa menemukan kebahagiaan setelah ini, biarkan mas Yudha dan ibu serta Yeni menemukan karma

2022-11-26

3

lihat semua
Episodes
1 Aku dan seluruhku
2 Mati rasa
3 untuk kali ini saja
4 Rencana
5 memutuskan pergi
6 Aku juga bisa melawan
7 pergi
8 Yeni terkena imbas kepergian Halwa
9 Pengadilan
10 kedatangan ibu mertua di toko
11 keluarga toxis
12 POV Yudha
13 POV Halwa 1
14 POV Halwa 2
15 Pelukan hangat bunda
16 Panggilan beruntun
17 Surat dari pengadilan
18 kamu jual aku beli
19 Selamat tinggal Mas
20 Kegaduhan
21 Hasil tidak akan pernah mengkhianati usaha
22 putusan sidang
23 Calon menantu baru
24 menuntut pembagian gono gini
25 POV Halwa
26 kamera pengawas
27 hanya mantan
28 Baku hantam
29 menginap
30 Yeni histeris karma si mulut pedas
31 Duda Ganteng
32 Bugh bugh rasakan ini
33 Penjara
34 pergi
35 sudah tak cinta
36 kabur
37 kedatangan Dewi
38 Penangkapan
39 Dilamar
40 Amukan Bu imah
41 Bu Imah lagi
42 Lamaran kedua Dafi
43 menjual rumah
44 di bantu Bu Sarah
45 kamu sudah dewasa, nak!
46 Rencana Bu Imah
47 lelahnya Bu imah
48 acara lamaran
49 kedekatan Dafi ke Hasna
50 Hadirnya Wati si pembuat masalah
51 arti persahabatan
52 menuntut balik
53 Bu Imah menemui jarwo
54 kecerdikan Jarwo
55 perubahan sikap Yeni
56 Niat Bu imah
57 keterkejutan Bu Imah
58 kemunculan Dafi
59 sepasang mata
60 Kebencian Wati
61 terbongkar
62 kekalutan Bu Imah
63 perjanjian
64 Bebas
65 Balas dendam
66 rencana jahat Wati dan ibunya
67 kembalinya pak Suko
68 talaq tiga
69 rencana
70 berharap rujuk
71 abaikan
72 niat buruk yudha
73 kemunculan yudha
74 Kedatangan Wati ke toko
75 Santet
76 pertemuan Yeni dan Jarwo
77 uang belanja
78 Di usir
79 surat perjanjian
80 Mbah Muro
81 hutan kematian
82 Perhiasan palsu
83 kontrakan
84 berkumpul kembali
85 penyakit Jarwo
86 pertolongan ustadz Roziq
87 kembali pada yang mengirim
88 bau tak sedap.
89 memanfaaatkan
90 bertemunya Wati dengan Yudha
91 Rencana
92 mendatangi rumah mewah Halwa
93 serangan tajam Halwa pada Yudha
94 penolakan Hasna
95 the power of emak emak
96 badut tua pemilik kontrakan
97 Vidio yang tersebar
98 Wati dilamar pak Tarman
99 mencari mahar
100 Perasaan nyaman sudah merubah hati Wati
101 ditolak
102 mendapat restu
103 Firasat
104 Sah
105 menatap dingin
106 kembali di tangkap
107 tempat tinggal baru
108 kedatangan Yeni
109 Episode Tamat
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Aku dan seluruhku
2
Mati rasa
3
untuk kali ini saja
4
Rencana
5
memutuskan pergi
6
Aku juga bisa melawan
7
pergi
8
Yeni terkena imbas kepergian Halwa
9
Pengadilan
10
kedatangan ibu mertua di toko
11
keluarga toxis
12
POV Yudha
13
POV Halwa 1
14
POV Halwa 2
15
Pelukan hangat bunda
16
Panggilan beruntun
17
Surat dari pengadilan
18
kamu jual aku beli
19
Selamat tinggal Mas
20
Kegaduhan
21
Hasil tidak akan pernah mengkhianati usaha
22
putusan sidang
23
Calon menantu baru
24
menuntut pembagian gono gini
25
POV Halwa
26
kamera pengawas
27
hanya mantan
28
Baku hantam
29
menginap
30
Yeni histeris karma si mulut pedas
31
Duda Ganteng
32
Bugh bugh rasakan ini
33
Penjara
34
pergi
35
sudah tak cinta
36
kabur
37
kedatangan Dewi
38
Penangkapan
39
Dilamar
40
Amukan Bu imah
41
Bu Imah lagi
42
Lamaran kedua Dafi
43
menjual rumah
44
di bantu Bu Sarah
45
kamu sudah dewasa, nak!
46
Rencana Bu Imah
47
lelahnya Bu imah
48
acara lamaran
49
kedekatan Dafi ke Hasna
50
Hadirnya Wati si pembuat masalah
51
arti persahabatan
52
menuntut balik
53
Bu Imah menemui jarwo
54
kecerdikan Jarwo
55
perubahan sikap Yeni
56
Niat Bu imah
57
keterkejutan Bu Imah
58
kemunculan Dafi
59
sepasang mata
60
Kebencian Wati
61
terbongkar
62
kekalutan Bu Imah
63
perjanjian
64
Bebas
65
Balas dendam
66
rencana jahat Wati dan ibunya
67
kembalinya pak Suko
68
talaq tiga
69
rencana
70
berharap rujuk
71
abaikan
72
niat buruk yudha
73
kemunculan yudha
74
Kedatangan Wati ke toko
75
Santet
76
pertemuan Yeni dan Jarwo
77
uang belanja
78
Di usir
79
surat perjanjian
80
Mbah Muro
81
hutan kematian
82
Perhiasan palsu
83
kontrakan
84
berkumpul kembali
85
penyakit Jarwo
86
pertolongan ustadz Roziq
87
kembali pada yang mengirim
88
bau tak sedap.
89
memanfaaatkan
90
bertemunya Wati dengan Yudha
91
Rencana
92
mendatangi rumah mewah Halwa
93
serangan tajam Halwa pada Yudha
94
penolakan Hasna
95
the power of emak emak
96
badut tua pemilik kontrakan
97
Vidio yang tersebar
98
Wati dilamar pak Tarman
99
mencari mahar
100
Perasaan nyaman sudah merubah hati Wati
101
ditolak
102
mendapat restu
103
Firasat
104
Sah
105
menatap dingin
106
kembali di tangkap
107
tempat tinggal baru
108
kedatangan Yeni
109
Episode Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!