Aku juga bisa melawan

Saat aku dan Hasna hendak berangkat dan kami sudah berada diatas jok motor Vario merah kesayanganku, tiba tiba suara serak mas Yudha terdengar nyaring memanggil namaku.

"Halwa! Tetap disitu!"

Mas Yudha melangkah menghampiriku dengan tatapan tajamnya, nampak jelas kemarahan di wajah lelakiku itu, dan di belakang mas Yudha terlihat Mbak Yeni dengan senyuman mengejek. Ternyata wanita licik itu telah mengadu pada mas Yudha. Apa dia pikir aku akan takut dan mau mengikuti segala kemaunnya lagi. Owh tentu tidak. Aku akan bersikap tegas untuk kali ini. Lagian saat ini aku juga sudah ada di depan rumah, kalau saja mas Yudha akan melakukan kekerasan, aku akan teriak. Di depan sudah banyak ibu ibu yang sedang berkumpul, belanja di mamang sayur.

"Kenapa Mas? Aku mau ngantar Hasna ke sekolah. Setelah itu, aku juga harus berangkat kerja." 

"Kenapa kamu tidak menyiapkan sarapan untukku hari ini?"

"Maaf Mas. Aku capek. Lagian di rumah ini juga sudah ada ibu dan Mbak Yeni, mereka juga bisa masak kan?

Dan bahan bahan di kulkas juga hanya tinggal tempe sama bayam satu ikat saja, dari pada aku masak dan tidak ada yang doyan, ya lebih baik aku nggak masak, bukankah mas Yudha dan yang lain tidak suka dengan sayur bayam?" Aku masih bersikap tenang menyikapi wajah wajah emosi yang ada di hadapanku, anggap saja ini hiburan sebelum aku benar benar keluar dari rumah ini.

"Banyak alasan kamu! Kamu kan bisa belanja. Tuh ada tukang sayur, tinggal beli apa susahnya." Mas Yudha bekacak pinggang sambil menunjuk tukang sayur dengan kepalanya. Menyuruh belanja tapi tidak memberi uang, sama saja bohong, apa dia pikir semua serba gratis, mau makan enak tapi tidak mau keluar uang, enak saja!

"Baiklah, mana uangnya?"

Kutadahkan tangan di hadapan suamiku, sambil memberinya senyum semanis mungkin, barangkali dia akan memberiku lembar warna merah, kan lumayan.

"Kenapa minta ke aku, kamu kan kerja. Ya pake uangmu." Rasanya ingin sekali menampar mulutnya itu, yang gemar sekali bicara tanpa tahu malu, yang mau makan siapa? Yang disuruh belanja siapa? Dasar suami tidak punya hati. 

"Kalau begitu. Ya sudah! Aku mau berangkat. Kasihan Hana, nanti terlambat sekolahnya.

Dan aku juga sudah tidak sudi lagi memberi makan kalian semua." Sengaja ku tekan kata memberi makan, agar mereka merasa terhina dan menyadari kalau selama ini merekalah yang sebenarnya numpang hidup padaku, bukan aku yang numpang seperti yang selalu mereka katakan.

"Kurang ajar kamu! Sudah berani kamu sama suami. Sepertinya aku harus memberimu pelajaran." Mas Yudha mencekram pergelangan tanganku, rasanya sangat sakit, aku berusaha menepisnya, namun tenaganya jauh lebih kuat dariku.

"Lepaskan Mas, atau aku akan teriak minta tolong. Di depan banyak ibu ibu, aku yakin mereka akan menolongku, dan mereka semua akan tau sifat aslimu selama ini. " Aku sedikit mengancamnya, aku yakin mas Yudha pasti akan lebih memilih nama baiknya.

Mas Yudha tetap belum melepaskan cengkraman tangannya, dia hanya menatapku nyalang, terlihat jelas kilat kemarahan disana. Tanpa kuduga Hasna berteriak minta tolong pada warga, dan itu membuat Mas Yudha dan Mbak Yeni kelabakan.

"Tolong! Tolong!. Bu, tolong bundaku, itu bunda mau di sakiti papa." Teriak Hasna dengan kencang, sehingga langsung mengundang perhatian ibu ibu yang sedang asik belanja.

Beberapa ibu ibu pada berlarian menuju ke arah kami. Bu Tejo selaku Bu RT langsung mendekatiku dan menatap mas Yudha dengan tatapan yang entah.

"Bu Halwa ada apa, ibu baik baik saja kan?" Tanya Bu Tejo serius.

Ini kesempatanku untuk bisa membuat keluarga ini jera dan mempermalukan mereka di depan warga.

"Tangan saya sakit Bu. Mas Yudha memaksa saya untuk memasak, sedang bahan yang dimasak tidak ada, padahal sebagai istri saya tidak pernah diberi uang belanja olehnya, tapi saya selalu di suruh untuk mencukupi semua kebutuhan keluarga, hingga saya rela jadi buruh di toko, dan saat ini saya sudah tidak punya uang lagi. Uang gaji saya selalu habis diminta ibu dan mas Yudha." hikz hikz aku pura pura sangat sedih dan meneteskan air mata, kulirik mas Yudha mengepalkan kedua tangannya dan mbk Yeni nampak sangat tidak nyaman, terlihat jelas kecemasan diwajahnya.

"Benar seperti itu pak Yudha?

Padahal selama ini, kami kira pak Yudha itu begitu royal sama Bu Halwa, karena sempat beberapa kali saya memergoki pak Yudha sedang membeli tas yang harganya lumayan mahal." Balas Bu Tejo tak percaya, bahkan tanpa sengaja sudah membuka perselingkuhan mas Yudha di depan umum, ini pasti akan seru. Seketika wajah mas Yudha berubah pucat dengan mata terus berkedip, menandakan dia sedang tidak nyaman dengan situasi ini.

"Apa?

Bu RT pernah melihat mas Yudha membeli tas wanita? Kapan Bu? Karena saya merasa tidak pernah dikasih hadiah apapun oleh Mas Yudha loh. Selama menjadi istrinya, jangankan hadiah tas mewah, Daleman saja tidak pernah dia kasih, wah sepertinya suamiku punya selingan dong." Rasanya puas sekali membuat mas Yudha di posisi seperti ini, pasti saat ini dia menahan marah dan malu karena ulahku, menyenangkan.

"Benarkah? lalu tas itu untuk siapa?

Jangan jangan selama ini pak Yudha punya selingkuhan?" Balas Bu Tejo penuh selidik.

"Wah benar itu, sudah pasti punya wanita simpanan. Sudah jelas bukan buat Bu Halwa. wah nggak menyangka Yaaa, laki laki yang keliatannya baik ternyata bobrok kelakuannya, amit amit punya laki begitu sudah tak muntilasi kalau aku.' Suara riuh ibu ibu dengan prasangkanya masing masing makin membuat mas Yudha mati kutu, wajahnya memerah dan nampak kedua tangannya mengepal erat.

"Benar Mas, kamu selingkuh?"

Aku pura pura bertanya seoalah tidak pernah tau kelakuannya selama ini, padahal aku sudah banyak mengumpulkan bukti perselingkuhannya, hanya ingin tau gimana jawabannya.

"Kenapa sih kamu percaya dengan ucapan ibu ibu ini. Kalau nggak ada bukti jangan asal nuduh."

"Owh iya, lantas, tas itu?  yang waktu beli ketemu Bu RT, itu buat siapa? yang pasti bukan untukku kan?" Sengaja aku memojokkan mas Yudha di hadapan tetangga, dan terlihat mas Yudha langsung salah tingkah, bingung harus menjawab dengan alasan apa. Rasain kamu Mas, makanya jangan sok selingkuh kalau belum siap dipermalukan.

"Itu, ituuuuu

Anu, itu sebenarnya buat kamu, tapi aku lupa naruh. Hilang deh. Gak tau siapa yang ambil."

'Mas, mas.  Kamu pikir, aku sebodoh itu. sampai kamu membohongiku dengan alasan seperti anak kecil.'

"Yasudah, aku sudah tak perduli lagi dengan apa yang kamu lakukan, dan aku juga sudah tidak mau tau lagi dengan urusan keluarga ini. Mulai hari ini, aku dan Hasna akan keluar dari rumah ini, dan satu lagi. Aku sudah mengajukan gugatan ke pengadilan, tunggu saja panggilan dari pengadilan." Tak ingin berpisah lama lama adu mulut dengan manusia munafik seperti mas Yudha, karena waktu sudah hampir siang, kasihan Hasna kalau sampai terlambat ke sekolah.

Mas Yudha dan mbk Yeni langsung melongo dan melotot dengan apa yang aku bicarakan. Rasain! apa kalian pikir aku akan terus diam dengan perlakuan semena mena kalian selama ini, dan ada saatnya aku melawan, waktunya adalah hari ini, akan aku buktikan. Halwa Maharani juga bisa bangkit dan menjelma menjadi wanita kuat.

Setelah mengatakan itu, aku kembali menaiki montor dan mengajak Hasna untuk segera pergi, tak lupa mengucapkan terimakasih pada ibu ibu yang sudah datang untuk menolongku dari cengkraman mas Yudha.

Terpopuler

Comments

Tri Soen

Tri Soen

Good job Halwa Aq suka caramu 😂

2023-04-18

3

Dody

Dody

bagus halwa lawan

2023-02-25

0

Ernadina 86

Ernadina 86

seru ih😁😁😁

2023-02-24

0

lihat semua
Episodes
1 Aku dan seluruhku
2 Mati rasa
3 untuk kali ini saja
4 Rencana
5 memutuskan pergi
6 Aku juga bisa melawan
7 pergi
8 Yeni terkena imbas kepergian Halwa
9 Pengadilan
10 kedatangan ibu mertua di toko
11 keluarga toxis
12 POV Yudha
13 POV Halwa 1
14 POV Halwa 2
15 Pelukan hangat bunda
16 Panggilan beruntun
17 Surat dari pengadilan
18 kamu jual aku beli
19 Selamat tinggal Mas
20 Kegaduhan
21 Hasil tidak akan pernah mengkhianati usaha
22 putusan sidang
23 Calon menantu baru
24 menuntut pembagian gono gini
25 POV Halwa
26 kamera pengawas
27 hanya mantan
28 Baku hantam
29 menginap
30 Yeni histeris karma si mulut pedas
31 Duda Ganteng
32 Bugh bugh rasakan ini
33 Penjara
34 pergi
35 sudah tak cinta
36 kabur
37 kedatangan Dewi
38 Penangkapan
39 Dilamar
40 Amukan Bu imah
41 Bu Imah lagi
42 Lamaran kedua Dafi
43 menjual rumah
44 di bantu Bu Sarah
45 kamu sudah dewasa, nak!
46 Rencana Bu Imah
47 lelahnya Bu imah
48 acara lamaran
49 kedekatan Dafi ke Hasna
50 Hadirnya Wati si pembuat masalah
51 arti persahabatan
52 menuntut balik
53 Bu Imah menemui jarwo
54 kecerdikan Jarwo
55 perubahan sikap Yeni
56 Niat Bu imah
57 keterkejutan Bu Imah
58 kemunculan Dafi
59 sepasang mata
60 Kebencian Wati
61 terbongkar
62 kekalutan Bu Imah
63 perjanjian
64 Bebas
65 Balas dendam
66 rencana jahat Wati dan ibunya
67 kembalinya pak Suko
68 talaq tiga
69 rencana
70 berharap rujuk
71 abaikan
72 niat buruk yudha
73 kemunculan yudha
74 Kedatangan Wati ke toko
75 Santet
76 pertemuan Yeni dan Jarwo
77 uang belanja
78 Di usir
79 surat perjanjian
80 Mbah Muro
81 hutan kematian
82 Perhiasan palsu
83 kontrakan
84 berkumpul kembali
85 penyakit Jarwo
86 pertolongan ustadz Roziq
87 kembali pada yang mengirim
88 bau tak sedap.
89 memanfaaatkan
90 bertemunya Wati dengan Yudha
91 Rencana
92 mendatangi rumah mewah Halwa
93 serangan tajam Halwa pada Yudha
94 penolakan Hasna
95 the power of emak emak
96 badut tua pemilik kontrakan
97 Vidio yang tersebar
98 Wati dilamar pak Tarman
99 mencari mahar
100 Perasaan nyaman sudah merubah hati Wati
101 ditolak
102 mendapat restu
103 Firasat
104 Sah
105 menatap dingin
106 kembali di tangkap
107 tempat tinggal baru
108 kedatangan Yeni
109 Episode Tamat
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Aku dan seluruhku
2
Mati rasa
3
untuk kali ini saja
4
Rencana
5
memutuskan pergi
6
Aku juga bisa melawan
7
pergi
8
Yeni terkena imbas kepergian Halwa
9
Pengadilan
10
kedatangan ibu mertua di toko
11
keluarga toxis
12
POV Yudha
13
POV Halwa 1
14
POV Halwa 2
15
Pelukan hangat bunda
16
Panggilan beruntun
17
Surat dari pengadilan
18
kamu jual aku beli
19
Selamat tinggal Mas
20
Kegaduhan
21
Hasil tidak akan pernah mengkhianati usaha
22
putusan sidang
23
Calon menantu baru
24
menuntut pembagian gono gini
25
POV Halwa
26
kamera pengawas
27
hanya mantan
28
Baku hantam
29
menginap
30
Yeni histeris karma si mulut pedas
31
Duda Ganteng
32
Bugh bugh rasakan ini
33
Penjara
34
pergi
35
sudah tak cinta
36
kabur
37
kedatangan Dewi
38
Penangkapan
39
Dilamar
40
Amukan Bu imah
41
Bu Imah lagi
42
Lamaran kedua Dafi
43
menjual rumah
44
di bantu Bu Sarah
45
kamu sudah dewasa, nak!
46
Rencana Bu Imah
47
lelahnya Bu imah
48
acara lamaran
49
kedekatan Dafi ke Hasna
50
Hadirnya Wati si pembuat masalah
51
arti persahabatan
52
menuntut balik
53
Bu Imah menemui jarwo
54
kecerdikan Jarwo
55
perubahan sikap Yeni
56
Niat Bu imah
57
keterkejutan Bu Imah
58
kemunculan Dafi
59
sepasang mata
60
Kebencian Wati
61
terbongkar
62
kekalutan Bu Imah
63
perjanjian
64
Bebas
65
Balas dendam
66
rencana jahat Wati dan ibunya
67
kembalinya pak Suko
68
talaq tiga
69
rencana
70
berharap rujuk
71
abaikan
72
niat buruk yudha
73
kemunculan yudha
74
Kedatangan Wati ke toko
75
Santet
76
pertemuan Yeni dan Jarwo
77
uang belanja
78
Di usir
79
surat perjanjian
80
Mbah Muro
81
hutan kematian
82
Perhiasan palsu
83
kontrakan
84
berkumpul kembali
85
penyakit Jarwo
86
pertolongan ustadz Roziq
87
kembali pada yang mengirim
88
bau tak sedap.
89
memanfaaatkan
90
bertemunya Wati dengan Yudha
91
Rencana
92
mendatangi rumah mewah Halwa
93
serangan tajam Halwa pada Yudha
94
penolakan Hasna
95
the power of emak emak
96
badut tua pemilik kontrakan
97
Vidio yang tersebar
98
Wati dilamar pak Tarman
99
mencari mahar
100
Perasaan nyaman sudah merubah hati Wati
101
ditolak
102
mendapat restu
103
Firasat
104
Sah
105
menatap dingin
106
kembali di tangkap
107
tempat tinggal baru
108
kedatangan Yeni
109
Episode Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!