Yeni terkena imbas kepergian Halwa

"Hasna nanti pulangnya nunggu di jemput bunda yaa, kalau bunda belum menjemput Hasna tetap tunggu di dalam saja, karena hari ini kita akan mulai tinggal dirumah Tante bela."

Jujur aku sedikit hawatir kalau mas Yudha akan melakukan segala cara untuk membuat kami kembali lagi, bukan! bukan karena mas Yudha masih mencintaiku, tapi karena dia dan keluarganya masih membutuhkan tenagaku untuk menjadi babu gratisan mereka. Melayaninya bak raja dan ratu, aaah rasanya sangat sakit sekali, tiap kali mengingat semua perlakuan mereka padaku selama ini.

"Bund, bunda kok ngelamun. Hasna mau masuk dulu ya, bel masuk sudah bunyi tuh." Hasna menyalami tanganku takzim dan mengucap salam, kubalas dengan mengecup pucuk kepalanya dan membelainya lembut sambil melafazkan doa doa kebaikan untuknya dalam hati ini, karena aku percaya doa ibu yang tulus akan membawa jalan kemudahan untuknya, aku ingin anakku kelak menjadi wanita yang tangguh, baik dan tentunya shaleha.

Setelah Hasna menghilang dari pandangan, kembali kulajukan kendaraan roda duaku menuju kerumahnya Bela. Jarak tempuh ke rumah sahabat ku itu tidaklah terlalu jauh, dua puluh menitan dari sekolahnya Hasna.

Roda duaku meluncur dengan kecepatan sedang. Jujur hatiku saat ini diliputi rasa cemas, dan entahlah, ada banyak rasa yang aku sendiri tak mampu menerjemahkannya.

"Asalamualaikum." ku ketuk pintu yang setengah terbuka, aku yakin Bela pasti ada dirumah, buktinya pintu di biarkan saja tidak terkunci, kembali mengetuk dan mengucap salam untuk kedua kalinya.

"Waalaikumsallam, hai akhirnya kamu datang juga, ayoh masuk, kok pake berdiri disitu segala, harusnya kamu langsung masuk saja kedalam, kayak siapa saja." Bela langsung memberondong ku dengan ocehannya.

Capek tubuh juga pikiran. Langsung mendudukkan diri di sofa warna kuning diruang tamu Bela yang cukup luas, dengan tatanan rapi disetiap sudut ruangannya.

"Kamu sudah makan wa, kenapa lemes begitu?" Bela bertanya lagi setelah ocehannya tidak mendapat tanggapan dariku.

"Sudah. Tadi Hasna minta makan bubur ayam, aku lemas bukan karena lapar, tapi aku sedang hawatir saja."

"Hawatir?

Kekhawatiran yang seperti apa yang kamu rasakan wa?

Apa kamu belum yakin, dengan keputusan yang kamu ambil ini?

Hayolah, kamu jangan jadi orang bodoh terus, mau sampai kapan kamu begini?"

"Bukan itu yang aku hawatirkan, aku sudah yakin untuk meninggalkan mas Yudha, aku sudah lelah dan tak sanggup lagi bertahan dengan keluarga jahat itu."

"Lantas, apa yang membuat mu seperti ini?"

"Aku hanya menghawatirkan Hasna, kamu tau kan bagaimana liciknya mas Yudha dan keluarganya. Aku takut mereka akan menggunakan Hasna untuk menekanku."

"Hasna sudah dewasa, kamu tak perlu terlalu menghawatirkan itu, dan lagi pula Hasna selama ini tau bagaimana sikap Yudha dan keluarganya padamu, bahkan pada Hasna sendiri, jadi kamu tenang yaa."

"Iya Bel, aku akan berusaha untuk tenang. Trimakasih yaa, kamu selalu ada untuk membantuku."

"Aku ini temanmu, jadi wajar aku membantumu. Lebay banget jadi orang.

Sudah jangan lagi berdebat dengan yang nggak penting, kamu jadi kapan ke pengadilan?"

"Hari ini. Tapi nunggu dulu telepon dari Aziz, pengacaraku."

"Oke, kalau begitu kamu siap siap dulu gih, masak mau pake daster kayak gitu, nda lucu tau."

"Owh iyaa, aku sampai nda sadar, kalau masih berdaster begini." hahahaa kami pun terbahak bersama. "yasudah aku ganti baju dulu ya."

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

"Yudha, apa kamu mau diam saja dengan sikap kurang ajar istrimu itu, dia sudah kelewatan, sudah berani mempermalukan kita di depan para warga." suara cempreng ibu terasa nyaring ditelinga ini, belum juga aku bangun dari keterkejutan ku dari sikap beraninya istriku. Kini ditambah dengan ibu yang marah marah, bikin makin pusing saja. Belum lagi perut ini sudah mulai terasa perih minta diisi, aaah sial kenapa pagi pagi begini sudah ada keributan dirumah ini.

"Sudah lah Bu, nanti Halwa biar aku urus, aku akan memberinya pelajaran karena sudah berani kurang ajar dengan kita, sekarang aku lapar, tolong ibu siapkan sarapan untukku, aku juga sebentar lagi mau berangkat ke kantor."

"Enak saja kamu perintah ibu untuk melayani mu, harusnya istrimu itu yang menyiapkan sarapan dirumah ini, melayani kamu dan semua yang ada dalam rumah ini, bukan malah bikin huru hara pagi pagi." Sungut Bu Imah kesal.

"Sekarang kan Halwa sudah pergi Bu, kalau bukan ibu siapa lagi yang akan bikinin aku sarapan?"

"Beli saja diwarung, bereskan tinggal makan kenapa harus repot repot capek di dapur."

"Kalau begitu ibu belikan untukku, nasi uduk depan gang yaa Bu, ikan daging sama telor ceplok."

"Mana uangnya, sekalian buat kakak juga adikmu.'

"Uang?

Uangku Bu? bukankah ibu dapat uang dari Halwa dan uang jatah belanja Halwa dariku juga ibu yang pegang. Ibu pakek uang itu saja, karena aku sudah tidak punya uang lagi, gajianku masih seminggu lagi."

"Kalau begitu sama, ibu juga sudah tidak ada pegangan lagi."

"Trus hari ini kita akan kelaparan dong Bu." sambar Mbak Yeni dengan ekspresi sedihnya, aah kakakku yang satu itu, selalu tak pernah mau keluar uang, meskipun uangnya banyak, dia selalu saja mengandalkan ku dan ibu untuk urusan perutnya, jadi sekali kali biar hari ini dia mengeluarkan uangnya untuk kami.

"Aku dan ibu sedang tidak pegang uang, bukakankah selama ini mbak nggak pernah keluar uang untuk urusan rumah ini, jadi apa salahnya hari ini, kita makan dengan uangnya mbak, sekali kali lah mbak. Kami juga ingin merasakan uang mbak, gimana Bu, bukankah begitu?"

Kulihat ibu langsung tersenyum dan menatap Mbak Yeni tajam, dan nampak wajah mbak Yeni langsung pucat, tapi aku tau kalau Mbak Yeni tidak akan mungkin bisa menghindar dari ibu, biar saja sekali kali kakakkku itu harus dikasih pelajaran, biar pelitnya berkurang.

"Yeni, sekarang belikan ibu dan yudha sarapan, ibu nggak mau tau, sekarang juga kamu harus membeli makanan untuk kami."

"Taaap taapii Bu." ibu langsung melotot dan berkacak pinggang yang membuat Mbak Yeni ciut dan segera berlalu untuk mengerjakan apa yang diperintahkan oleh ibu.

Akhirnya hari ini lagi lagi aku tidak perlu mengambil uang yang sudah aku tabung untuk nanti bersenang senang dengan kekasihku.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

Jangan lupa tinggalkan like juga komentar nya ya say, karena itu sangat membantu semangat author untuk berkarya. Semoga cerita Hawa bisa jadi inspirasi buat seluruh wanita di dunia ini untuk bisa menghadapi hidup dalam kehidupan dengan tangguh dan kuat, kuat hati, kuat fisik, kuat mental dan kuat imannya.

Salam sayang dan peluk sayang dari Author Za ❤️

Terpopuler

Comments

Sosana Mandiangan

Sosana Mandiangan

Dasar kedua org ini pelit serta pemalas selalu bergantung pda menatunyarasain ditinggalkan mantu

2023-07-24

1

Tati Suwarsih

Tati Suwarsih

dasar kel.tak berakhlak...biar dpat azab dr Allah!

2023-05-30

0

Tri Soen

Tri Soen

Woalaaaah ada ya keluarga yg kayak gitu mau enak nya sendiri ...

2023-04-18

0

lihat semua
Episodes
1 Aku dan seluruhku
2 Mati rasa
3 untuk kali ini saja
4 Rencana
5 memutuskan pergi
6 Aku juga bisa melawan
7 pergi
8 Yeni terkena imbas kepergian Halwa
9 Pengadilan
10 kedatangan ibu mertua di toko
11 keluarga toxis
12 POV Yudha
13 POV Halwa 1
14 POV Halwa 2
15 Pelukan hangat bunda
16 Panggilan beruntun
17 Surat dari pengadilan
18 kamu jual aku beli
19 Selamat tinggal Mas
20 Kegaduhan
21 Hasil tidak akan pernah mengkhianati usaha
22 putusan sidang
23 Calon menantu baru
24 menuntut pembagian gono gini
25 POV Halwa
26 kamera pengawas
27 hanya mantan
28 Baku hantam
29 menginap
30 Yeni histeris karma si mulut pedas
31 Duda Ganteng
32 Bugh bugh rasakan ini
33 Penjara
34 pergi
35 sudah tak cinta
36 kabur
37 kedatangan Dewi
38 Penangkapan
39 Dilamar
40 Amukan Bu imah
41 Bu Imah lagi
42 Lamaran kedua Dafi
43 menjual rumah
44 di bantu Bu Sarah
45 kamu sudah dewasa, nak!
46 Rencana Bu Imah
47 lelahnya Bu imah
48 acara lamaran
49 kedekatan Dafi ke Hasna
50 Hadirnya Wati si pembuat masalah
51 arti persahabatan
52 menuntut balik
53 Bu Imah menemui jarwo
54 kecerdikan Jarwo
55 perubahan sikap Yeni
56 Niat Bu imah
57 keterkejutan Bu Imah
58 kemunculan Dafi
59 sepasang mata
60 Kebencian Wati
61 terbongkar
62 kekalutan Bu Imah
63 perjanjian
64 Bebas
65 Balas dendam
66 rencana jahat Wati dan ibunya
67 kembalinya pak Suko
68 talaq tiga
69 rencana
70 berharap rujuk
71 abaikan
72 niat buruk yudha
73 kemunculan yudha
74 Kedatangan Wati ke toko
75 Santet
76 pertemuan Yeni dan Jarwo
77 uang belanja
78 Di usir
79 surat perjanjian
80 Mbah Muro
81 hutan kematian
82 Perhiasan palsu
83 kontrakan
84 berkumpul kembali
85 penyakit Jarwo
86 pertolongan ustadz Roziq
87 kembali pada yang mengirim
88 bau tak sedap.
89 memanfaaatkan
90 bertemunya Wati dengan Yudha
91 Rencana
92 mendatangi rumah mewah Halwa
93 serangan tajam Halwa pada Yudha
94 penolakan Hasna
95 the power of emak emak
96 badut tua pemilik kontrakan
97 Vidio yang tersebar
98 Wati dilamar pak Tarman
99 mencari mahar
100 Perasaan nyaman sudah merubah hati Wati
101 ditolak
102 mendapat restu
103 Firasat
104 Sah
105 menatap dingin
106 kembali di tangkap
107 tempat tinggal baru
108 kedatangan Yeni
109 Episode Tamat
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Aku dan seluruhku
2
Mati rasa
3
untuk kali ini saja
4
Rencana
5
memutuskan pergi
6
Aku juga bisa melawan
7
pergi
8
Yeni terkena imbas kepergian Halwa
9
Pengadilan
10
kedatangan ibu mertua di toko
11
keluarga toxis
12
POV Yudha
13
POV Halwa 1
14
POV Halwa 2
15
Pelukan hangat bunda
16
Panggilan beruntun
17
Surat dari pengadilan
18
kamu jual aku beli
19
Selamat tinggal Mas
20
Kegaduhan
21
Hasil tidak akan pernah mengkhianati usaha
22
putusan sidang
23
Calon menantu baru
24
menuntut pembagian gono gini
25
POV Halwa
26
kamera pengawas
27
hanya mantan
28
Baku hantam
29
menginap
30
Yeni histeris karma si mulut pedas
31
Duda Ganteng
32
Bugh bugh rasakan ini
33
Penjara
34
pergi
35
sudah tak cinta
36
kabur
37
kedatangan Dewi
38
Penangkapan
39
Dilamar
40
Amukan Bu imah
41
Bu Imah lagi
42
Lamaran kedua Dafi
43
menjual rumah
44
di bantu Bu Sarah
45
kamu sudah dewasa, nak!
46
Rencana Bu Imah
47
lelahnya Bu imah
48
acara lamaran
49
kedekatan Dafi ke Hasna
50
Hadirnya Wati si pembuat masalah
51
arti persahabatan
52
menuntut balik
53
Bu Imah menemui jarwo
54
kecerdikan Jarwo
55
perubahan sikap Yeni
56
Niat Bu imah
57
keterkejutan Bu Imah
58
kemunculan Dafi
59
sepasang mata
60
Kebencian Wati
61
terbongkar
62
kekalutan Bu Imah
63
perjanjian
64
Bebas
65
Balas dendam
66
rencana jahat Wati dan ibunya
67
kembalinya pak Suko
68
talaq tiga
69
rencana
70
berharap rujuk
71
abaikan
72
niat buruk yudha
73
kemunculan yudha
74
Kedatangan Wati ke toko
75
Santet
76
pertemuan Yeni dan Jarwo
77
uang belanja
78
Di usir
79
surat perjanjian
80
Mbah Muro
81
hutan kematian
82
Perhiasan palsu
83
kontrakan
84
berkumpul kembali
85
penyakit Jarwo
86
pertolongan ustadz Roziq
87
kembali pada yang mengirim
88
bau tak sedap.
89
memanfaaatkan
90
bertemunya Wati dengan Yudha
91
Rencana
92
mendatangi rumah mewah Halwa
93
serangan tajam Halwa pada Yudha
94
penolakan Hasna
95
the power of emak emak
96
badut tua pemilik kontrakan
97
Vidio yang tersebar
98
Wati dilamar pak Tarman
99
mencari mahar
100
Perasaan nyaman sudah merubah hati Wati
101
ditolak
102
mendapat restu
103
Firasat
104
Sah
105
menatap dingin
106
kembali di tangkap
107
tempat tinggal baru
108
kedatangan Yeni
109
Episode Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!