Pelukan hangat bunda

Yudha pergi dengan membawa amarah, sudah tidak bertemu dengan istrinya, sekarang harus siap menerima Omelan sang ibu, apa lagi dengan perut yang mulai keroncongan.

"sebelum pulang lebih baik aku beli dulu makanan, karena pasti nanti ibu akan ngomel ngomel, bikin kepala makin pusing saja." sepanjang perjalanan Yudha hanya bisa mengomel dalam hatinya, ternyata kepergian Halwa membawa dampak yang besar pada keluarganya, terutama untuk ibunya.

Yudha menghentikan laju montornya di salah satu warung pinggir jalan, memesan seporsi nasi goreng dan teh hangat, dan tak lupa Yudha juga memesankan satu bungkus untuk ibunya saja, untuk adik dan kakaknya bodoh amat batin Yudha, mereka udah besar dan punya uang sendiri, jadi biar mereka sendiri yang memikirkan kebutuhan perutnya.

sesampainya dirumah Yudha langsung menemui ibu nya yang sedang duduk manis di depan televisi, menonton acara kesayangannya di Chanel yang punya ikon ikan terbang.

" Bu, ini Yudha bawakan nasi goreng." Yudha menyerahkan bungkusan kresek kecil ke pada ibunya.

" loh kok cuma satu yud, buat mbak mana? mbak juga laper, dari tadi nungguin kamu pulang, kok malah kamu pulang cuma bawa nasi buat ibu saja, emang dirumah ini cuma ada ibu saja." omel yeni pada adiknya.

" mbak kan punya uang, beli saja sendiri." Yudha membalas Omelan kakaknya cuek dan memilih untuk segera mandi, membersihkan tubuh yang sudah mulai lengket dan bau keringat.

saat melewati dapur, Yudha dikagetkan dengan pemandangan yang ada di dapur, banyak cucian kotor menumpuk di tempat cucian piring dan mulai mengeluarkan aroma yang kurang sedap, belum lagi banyak tumpukkan baju kotor di keranjang depan kamar mandi.

' ini apa apa an baru beberapa hari Halwa pergi dari rumah ini, tapi keadaan rumah sudah tidak karu karuan, sebenarnya apa saja yang dilakukan ibu dan mbak Yeni dirumah, kenapa sampai berantakan dan bau seperti ini' yudha meraup mukanya kasar, ada rindu yang tiba tiba mengusik hatinya, rindu sosok Halwa yang lembut, rajin dan selalu cekatan menyiapkan semua kebutuhannya tanpa ia suruh.

dengan gontai Yudha mulai mengguyur tubuhnya dengan air, entah kenapa saat ini pikirannya mulai tertuju pada Halwa, wanita yang tak pernah Yudha anggap ada, bahkan hanya diperlakukan layaknya seorang pembantu, bentakan dan hinaan yang selalu Yudha lontarkan kala Halwa meminta hak nafkahnya untuk sang putri.

" aaaah kenapa juga aku mikirin wanita itu, tapi bagaimana kalau dia tidak kembali, pasti makin kacau rumah ini, secara mbak Yeni dan ibu, sama sekali tidak mau menyentuh pekerjaan rumah, huuuft kenapa hanya karena Halwa hidup orang satu rumah bisa sekacau ini sih, aaaah sial."

" aaaaaaaaa ibuuuu......" terdengar suara gaduh dari arah dapur, Yeni teriak memanggil manggil ibunya, saat mau mencuci piring ada tikus bersliweran  dan itu membuat Yeni jijik sekaligus takut.

" kenapa sih Yen, malam malam teriak teriak nggak jelas, ibu nyuruh kamu membersihkan dapur, bukannya teriak nggak jelas gini." sungut Bu Imah kesal.

" aaah ibu nggak tau saja, disini banyak tikusnya Bu, aku nggak mau beresin ini sendirian, ibu bantuin dong." rengek Yani berharap ibunya mau membantu membersihkan semua kekacauan di dapur yang sudah mirip kapal pecah.

" enak saja kamu minta ibu kerja, ibu ini sudah tua, apa gunanya punya anak perempuan sudah sebesar kamu, Halwa saja tidak pernah mengeluh, pokoknya ibu nggak mau tau, selama Halwa belum balik kerumah ini, pekerjaan rumah kamu yang mengerjakan, dan jangan pernah protes apapun kalau kamu masih mau tinggal dirumah ini." setelah berucap Bu Imah segera meninggalkan Yeni dan memilih kembali ke kamarnya untuk istirahat.

dengan perasaan kesal akhirnya, mau tidak mau Yeni membersihkan semua hinggal kembali bersih lalu melanjutkan dengan memasukkan cucian baju kotor ke mesin cuci lantas menggilingnya dengan terus menggerutu tak jelas.

" semua gara gara Halwa, berani beraninya dia pergi dari sini, lihat saja besok aku akan menyeretnya kembali kerumah ini, enak saja dia pergi begitu saja, sedangkan masih sah menjadi istrinya Yudha, aku nggak Sudi kalau terus ibu menyuruhku melakukan pekerjaan kotor ini, lama lama kulitku tidak halus lagi dan sekarang saja kuku kuku cantikku sudah mulai patah, aaah dasar wanita tidak tau berterima kasih, sudah untung adikku mau menikahinya, tapi dia malah bertingkah."

🌸🌸🌸🌸

sedangkan dirumah Bela saat ini sedang ngumpul Halwa dan Hasna yang sedang menikmati makan malam dengan tenang dan nyaman.

" gimana wa hari ini, apa keluarga itu masih mengganggumu?" tanya Bela disela sela acara makan malamnya.

" hu um, tadi mas Yudha datang lagi mencariku tapi aku sembunyi dan tidak ingin menemuinya, males saja bel, pasti dia akan memintaku pulang hanya untuk dijadikan pembantu gratisan oleh keluarganya, ogah."

" nah itu, akhirnya kamu sadar juga " sahut bela dengan ekspresi menggoda

"tau lah kenapa aku bisa sebodoh itu selama ini, tapi semua sudah berakhir, dan aku nggak mau mengulanginya lagi, sepertinya surat pengadilan belum terkirim ke mas Yudha karena dia mencariku hanya karena butuh, buktinya dia sempat meminta pegawaiku untuk mengambilkan bahan bahan sembako dan meminta aku untuk membayar, tapi mereka sudah paham dan menolaknya, terlihat mas Yudha sangat kesal, aku suka dengan itu bel, wajahnya lucu sekali."

"dasar orang orang aneh tuh Yudha dan keluarganya, urat malunya seperti sudah hilang, jadi sikapnya selalu ngaco." bela menggeleng gekengkan kepalanya heran.

" owh iya wa, aku sudah nemuin sekolahan yang cocok untuk Hasna, aku yakin Hasna akan aman disana."

" owh ya, dimana bel?"

"sekolah nomer satu di kota ini, besok biar aku sama mba Ida yang urus, kebetulan kepala sekolahnya masih saudara suaminya mba Ida, jadi kamu tenang aja, biar nanti aku sana mba Ida yang urus semuanya, kamu terima beres saja, oke !"

" makasih ya bel, aku nggak tau, gimana nasibku sana Hasna kalau tidak ada kamu, dan titip salam juga sama mba Ida, bilang terimakasih banyak dariku." Halwa menatap haru ke arah sahabatnya itu, tak terasa ada buliran bening yang mulai menetes dikedua bola mata indahnya.

" sudah aah jangan sedih sedihan gitu, aku itu sayang banget sama kamu juga Hasna, kalian itu sudah seperti keluarga untukku, jadi jangan lebay gitu deh wa, nangis Kan jadinya." bela mengusap matanya sambil tersenyum haru ke arah sahabatnya yang sudah dia anggap seperti keluarga.

" jadi Hasna mau pindah sekolahan ya bund? kapan?." Hasna yang dari tadi hanya diam menyimak kini ikut berkomentar memecah keharuan antara ibu dan sahabatnya.

" iya demi kebaikan Hasna, Hasna mau kan?" Halwa menimpali dengan senyuman hangat sambil menyentuh punggung tangan sang anak dengan lembut.

" mau bund, Hasna tau kok apapun yang bunda lakukan itu pasti untuk kebaikan Hasna, kan bunda sayang banget sama Hasna, nggak kayak papa yang selalu kasar dan tidak perduli dengan Hasna."

" Hasna, bunda tidak pernah mengajari Hasna untuk membenci papa nak, saat ini papa sedang hilaf, doakan saja semoga papa dibukakan hatinya ya sayang."

" iya bund, maafin Hasna ya, kalau Hasna sangat kecewa dengan papa, Hasna pingin seperti teman teman Hasna yang lain, yang disayang sama papanya." Hasna menunduk dalam, rasa kecewanya pada sang papa teramat dalam, hati gadis kecil itu sudah terlanjur terluka dengan sikap kasar yang selama ini diberikan oleh seseorang yang dipanggilnya papa, Halwa merengkuh tubuh gadis kecilnya ke dalam pelukan, untuk memberinya cinta dan kekuatan lewat pelukan hangat sang bunda.

Terpopuler

Comments

Ani Maryani

Ani Maryani

semoga aja halwa menjadi wanita tangguh dan

2024-12-08

0

Afika Simaremare

Afika Simaremare

lanjut thor

2024-01-27

0

Juragan Jengqol

Juragan Jengqol

kalau ga mau anak benci ayahnya, jangan ngomongin kejelekan di depan anak2...

2024-01-24

0

lihat semua
Episodes
1 Aku dan seluruhku
2 Mati rasa
3 untuk kali ini saja
4 Rencana
5 memutuskan pergi
6 Aku juga bisa melawan
7 pergi
8 Yeni terkena imbas kepergian Halwa
9 Pengadilan
10 kedatangan ibu mertua di toko
11 keluarga toxis
12 POV Yudha
13 POV Halwa 1
14 POV Halwa 2
15 Pelukan hangat bunda
16 Panggilan beruntun
17 Surat dari pengadilan
18 kamu jual aku beli
19 Selamat tinggal Mas
20 Kegaduhan
21 Hasil tidak akan pernah mengkhianati usaha
22 putusan sidang
23 Calon menantu baru
24 menuntut pembagian gono gini
25 POV Halwa
26 kamera pengawas
27 hanya mantan
28 Baku hantam
29 menginap
30 Yeni histeris karma si mulut pedas
31 Duda Ganteng
32 Bugh bugh rasakan ini
33 Penjara
34 pergi
35 sudah tak cinta
36 kabur
37 kedatangan Dewi
38 Penangkapan
39 Dilamar
40 Amukan Bu imah
41 Bu Imah lagi
42 Lamaran kedua Dafi
43 menjual rumah
44 di bantu Bu Sarah
45 kamu sudah dewasa, nak!
46 Rencana Bu Imah
47 lelahnya Bu imah
48 acara lamaran
49 kedekatan Dafi ke Hasna
50 Hadirnya Wati si pembuat masalah
51 arti persahabatan
52 menuntut balik
53 Bu Imah menemui jarwo
54 kecerdikan Jarwo
55 perubahan sikap Yeni
56 Niat Bu imah
57 keterkejutan Bu Imah
58 kemunculan Dafi
59 sepasang mata
60 Kebencian Wati
61 terbongkar
62 kekalutan Bu Imah
63 perjanjian
64 Bebas
65 Balas dendam
66 rencana jahat Wati dan ibunya
67 kembalinya pak Suko
68 talaq tiga
69 rencana
70 berharap rujuk
71 abaikan
72 niat buruk yudha
73 kemunculan yudha
74 Kedatangan Wati ke toko
75 Santet
76 pertemuan Yeni dan Jarwo
77 uang belanja
78 Di usir
79 surat perjanjian
80 Mbah Muro
81 hutan kematian
82 Perhiasan palsu
83 kontrakan
84 berkumpul kembali
85 penyakit Jarwo
86 pertolongan ustadz Roziq
87 kembali pada yang mengirim
88 bau tak sedap.
89 memanfaaatkan
90 bertemunya Wati dengan Yudha
91 Rencana
92 mendatangi rumah mewah Halwa
93 serangan tajam Halwa pada Yudha
94 penolakan Hasna
95 the power of emak emak
96 badut tua pemilik kontrakan
97 Vidio yang tersebar
98 Wati dilamar pak Tarman
99 mencari mahar
100 Perasaan nyaman sudah merubah hati Wati
101 ditolak
102 mendapat restu
103 Firasat
104 Sah
105 menatap dingin
106 kembali di tangkap
107 tempat tinggal baru
108 kedatangan Yeni
109 Episode Tamat
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Aku dan seluruhku
2
Mati rasa
3
untuk kali ini saja
4
Rencana
5
memutuskan pergi
6
Aku juga bisa melawan
7
pergi
8
Yeni terkena imbas kepergian Halwa
9
Pengadilan
10
kedatangan ibu mertua di toko
11
keluarga toxis
12
POV Yudha
13
POV Halwa 1
14
POV Halwa 2
15
Pelukan hangat bunda
16
Panggilan beruntun
17
Surat dari pengadilan
18
kamu jual aku beli
19
Selamat tinggal Mas
20
Kegaduhan
21
Hasil tidak akan pernah mengkhianati usaha
22
putusan sidang
23
Calon menantu baru
24
menuntut pembagian gono gini
25
POV Halwa
26
kamera pengawas
27
hanya mantan
28
Baku hantam
29
menginap
30
Yeni histeris karma si mulut pedas
31
Duda Ganteng
32
Bugh bugh rasakan ini
33
Penjara
34
pergi
35
sudah tak cinta
36
kabur
37
kedatangan Dewi
38
Penangkapan
39
Dilamar
40
Amukan Bu imah
41
Bu Imah lagi
42
Lamaran kedua Dafi
43
menjual rumah
44
di bantu Bu Sarah
45
kamu sudah dewasa, nak!
46
Rencana Bu Imah
47
lelahnya Bu imah
48
acara lamaran
49
kedekatan Dafi ke Hasna
50
Hadirnya Wati si pembuat masalah
51
arti persahabatan
52
menuntut balik
53
Bu Imah menemui jarwo
54
kecerdikan Jarwo
55
perubahan sikap Yeni
56
Niat Bu imah
57
keterkejutan Bu Imah
58
kemunculan Dafi
59
sepasang mata
60
Kebencian Wati
61
terbongkar
62
kekalutan Bu Imah
63
perjanjian
64
Bebas
65
Balas dendam
66
rencana jahat Wati dan ibunya
67
kembalinya pak Suko
68
talaq tiga
69
rencana
70
berharap rujuk
71
abaikan
72
niat buruk yudha
73
kemunculan yudha
74
Kedatangan Wati ke toko
75
Santet
76
pertemuan Yeni dan Jarwo
77
uang belanja
78
Di usir
79
surat perjanjian
80
Mbah Muro
81
hutan kematian
82
Perhiasan palsu
83
kontrakan
84
berkumpul kembali
85
penyakit Jarwo
86
pertolongan ustadz Roziq
87
kembali pada yang mengirim
88
bau tak sedap.
89
memanfaaatkan
90
bertemunya Wati dengan Yudha
91
Rencana
92
mendatangi rumah mewah Halwa
93
serangan tajam Halwa pada Yudha
94
penolakan Hasna
95
the power of emak emak
96
badut tua pemilik kontrakan
97
Vidio yang tersebar
98
Wati dilamar pak Tarman
99
mencari mahar
100
Perasaan nyaman sudah merubah hati Wati
101
ditolak
102
mendapat restu
103
Firasat
104
Sah
105
menatap dingin
106
kembali di tangkap
107
tempat tinggal baru
108
kedatangan Yeni
109
Episode Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!