"Tolong hentikan pembahasan ini, Uncle! Sampai aku belum benar-benar siap. Rasanya aku tidak akan menikah dulu. Oh ya, sebenarnya aku datang ke sini untuk membahas permintaan mafia semalam. Kalau malam ini kita tidak menyerahkan uang itu, aku khawatir mereka akan membuat onar."
"Jangan pikirkan. Aku sudah meminta orang lain yang mengantarnya. Kita tidak akan lagi bertemu dengan mereka."
Eiger merasa lega. Dia pikir akan kembali ke sana membawa uang sebanyak itu. Mafia itu pasti akan menghajarnya lagi.
"Oh ya, persiapkan dirimu untuk melanjutkan kepemimpinan kak Balthis."
Eiger terkejut. Bukankah sesuai kesepakatan dia tidak akan menjadi penerus Willard? Dia hanya orang lain yang beruntung saja.
"Aku tidak bisa."
"Jangan bodoh, Eiger. Elov tidak akan pernah ditemukan," ucap Blerim yakin.
"Darimana Uncle meyakini hal itu?"
"Aku yakin dari dalam diriku sendiri. Selama ini kak Balthis tidak menemukannya, bukan? Bahkan jejak kehidupan mengenai Elov pun tidak pernah ditemukan. Dia tinggal di mana? Bersama siapa? Dan, apakah dia mengenyam pendidikan dengan baik. Begitu banyak pertanyaan yang tidak ada jawabannya. Dari situlah aku meyakini bahwa Elov sudah tidak bisa ditemukan lagi."
Ingin mengucap syukur sangat tidak pantas bagi Eiger karena dia bukan bagian Willard. Kalaupun harus bersyukur, setidaknya kehidupannya tetap aman dan bisa menjalankan amanah dari keluarga yang sudah menjadi bagian dari hidupnya selama ini. Namun, Eiger bukan manusia yang serakah. Dia tidak akan berbahagia di atas penderitaan orang lain.
"Kita tunggu papa saja. Kurasa dia yang lebih berhak memutuskan sesuatu."
Eiger benar. Memang Balthis lah yang berhak atas semua ini. Blerim hanya orang yang akan berdiri di belakang kakaknya.
Pada malam hari di meja makan, Jean mengungkapkan usaha Biana untuk masuk ke mansion. Sejujurnya Jean tidak tahu menahu urusan yang sedang terjadi antara Balthis dan Biana.
"Sayang, kau tahu hari ini Biana datang ke mansion. Dia mencoba masuk dengan paksa, tetapi penjaga sepertinya lebih sigap. Memangnya ada apa?" tanya Jean.
Blerim dan David malah tidak tahu-menahu soal ini. Keduanya fokus beristirahat. Bahkan saat Eiger masuk ke kamar Blerim, laki-laki itu tidak menceritakan apa pun.
"Iya, Kak. Ada apa? Aku bahkan tidak tahu kalau ada kejadian seperti ini," sahut Blerim.
"Aku sempat melihatnya. Tapi, aku tidak tahu untuk apa dia datang ke sini," ucap Eiger pada Blerim.
"Bukankah dia kekasihmu? Kenapa tidak kamu biarkan masuk?" tanya David.
David dan seluruh anggota keluarga tahu kalau Biana Calantha adalah kekasih Eiger yang sudah dipacarinya beberapa tahun yang lalu. Dia bahkan tidak tahu kalau antara Biana dan Eiger sudah terucap kata putus.
"Dia sudah meninggalkan aku saat tahu aku bukan bagian dari kalian," jelas Eiger.
"Ck, dasar wanita mata duitan!" David mengumpat untuk kelakuan Biana yang seperti itu.
"Kurasa begitu," sahut Eiger.
Jean dan Balthis diam sejenak. Dia mencoba mencerna pembicaraan mereka. Namun, ada sesuatu yang sangat mengganggu sekali, yaitu perihal waktu pengumuman penerus Willard.
"Kurasa kalian semua tahu apa yang sedang kupikirkan sekarang. Elov tidak ada kabar sama sekali. Aku berniat menunda acara itu," jelas Balthis.
"Kak, kamu tidak bisa melakukannya!" tegur Blerim.
"Kamu masih dengan pendapatmu sebelumnya?" tanya Balthis.
"Ya, aku yakin Eiger yang pantas menggantikan Elov," jawab Blerim singkat.
"Tidak! Hanya Elov, Elov, dan Elov!" bentak Jean.
Suasana meja makan semakin memanas. Pertanyaan demi pertanyaan akan menjadi keributan besar di hadapan Jean. Dia masih tidak terima jika putranya tidak kembali.
"Kak, sampai kapan kamu akan terus mengharapkan Elov kembali? Kalau memang dia masih ada menurut Kakak, silakan cari! Bawa pulang! Mari kita selesaikan acara yang akan berlangsung beberapa hari lagi," tegas Blerim. Dia sangat tidak tahan menghadapi sikap suami istri yang kekanakan itu.
"Jaga ucapanmu! Aku sudah berusaha mencarinya, Blerim. Setidaknya berempati sedikit saja untuk kesulitan kami," sahut Balthis.
"Kesulitan kalian, Kakak bilang? Itu sekarang menjadi kesulitan kami. Kakak tidak tahu kan bagaimana usaha kami untuk menggali informasi mengenai Elov? Tanyakan pada David!"
Balthis dan Blerim sibuk melanjutkan pertengkarannya. Sementara Eiger cuma bisa memandang tanpa berkata-kata. David sebentar lagi pasti menjadi pihak penengah.
"Cukup! Ini meja makan, bukan medan perang," tegur David. Selera makan David mendadak menghilang setelah ucapannya barusan.
"Suamiku benar, David. Kita mundurkan acara ini, atau tidak sama sekali!" Ketegasan Jean kali ini bermaksud memenangkan putra kandungnya yang belum diketahui keberadaannya. "Apa kau setuju, Eiger?"
"Iya. Itu terserah Anda saja," jawab Eiger.
Hatinya tertekan karena harus memisahkan diri dari orang tua yang selalu dekat dengannya. Namun, dia juga harus menghormati keputusan Jean.
"Nah, Eiger saja setuju. Bagaimana denganmu, David?" tanya Jean.
Semula David ingin meninggalkan meja makan, tetapi terhalang oleh kakak iparnya. Walaupun ada rasa kesal, tetapi tetap saja ada rasa iba di hatinya. Dia pun membayangkan begitu kuat hati kedua bertahan dengan kehampaan selama ini.
"Aku terserah Kakak saja."
David tidak bisa memberikan harapan palsu. Namun, kenyataan yang diungkapkan Blerim ada benarnya. Mafia yang ditemuinya malam itu tidak tahu apa pun mengenai Elov ataupun bayi yang dibawa seorang mafia 27 tahun yang lalu. Ada kemungkinan bayi itu dibawa mafia yang bukan dari negaranya. Bisa jadi anak itu sudah menjadi bayi yang diperdagangkan.
"Semua sudah sepakat memundurkan jadwal pengumuman penerus Willard. Jadi, aku harap kamu juga mau mengikuti keputusan ini, Blerim," tegas Balthis.
Blerim meletakkan semua alat makannya. Dia mengambil segelas air kemudian meminumnya. Bagi Blerim, kakaknya sudah meletakkan bom bunuh diri atas dirinya sendiri.
"Kalau begitu panggil media massa! Katakan alasan kalian memundurkan acara itu. Setelah itu, jangan meminta lagi bantuan dariku. Karena setiap kebohongan dan kecerobohan kalian akan dinilai oleh massa, bukan aku!"
Ribuan kali Blerim mengingatkan untuk tidak memundurkan acara ini. Apa susahnya menyerahkan kepemimpinan pada Eiger. Toh selama ini semua orang juga tahu bahwa Eiger Louis Willard adalah anak tunggal dari Balthis Willard dan Jean Claude.
Kerasnya hati Jean dan Balthis tetap tidak terkalahkan. Balthis yakin kalau keputusannya itu benar. Selain itu, Eiger pasti mau mengerti posisinya.
"Aku minta maaf. Tolong jangan berdebat gara-gara aku," pinta Eiger.
"Itu bukan gara-gara kau, Eiger. Kenyataannya harus seperti ini. Lanjutkan atau permalukan keluarga besar. Silakan saja!"
Blerim lagi-lagi mengungkapkan kekecewaan pada kakaknya. Mereka tidak memikirkan bagaimana kelanjutan keluarga Willard jika berani menunda ataupun menggeser jadwal yang sudah ditentukan. Semua orang sudah menunggu hari penting itu. Blerim tetap pada keputusannya, sedangkan Balthis merasa ragu. Mungkinkah Balthis berani menunda hari sepenting itu?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments