Balthis kembali ke kursinya. Semula dia berdiri karena tidak terima dituduh menipu. Bahkan, Biana juga tega menuduh Balthis memanipulasi data diri Eiger untuk kepentingannya.
"Aku tidak menipu siapa pun, Biana. Eiger memang bukan anakku. Kalau tujuanmu datang ke sini hanya untuk memperkeruh keadaan, lebih baik kamu keluar dari ruanganku!"
Biana tersenyum. Dia belum puas jika tujuannya belum tercapai. Selain untuk menuduh Balthis, niatnya bukan itu saja.
"Uncle jangan khawatir. Aku datang ke sini bukan hanya untuk itu, tetapi juga aku ingin mengetahui di mana keturunanmu sebenarnya?"
Biana gadis muda, tetapi tingkah lakunya seperti wanita dewasa yang sangat licik. Balthis mengira kalau Eiger akan menjalin hubungan dengan gadis yang baik dan terpandang. Nyatanya Biana berbeda. Tak lebih seperti gadis yang bar-bar dan tidak tahu aturan.
"Keluar dari ruanganku!" Balthis mengusir Biana. Dia tidak mau rahasia Elov diketahui gadis sok tahu itu.
"Kau mengusirku, Uncle? Baiklah. Tidak masalah saat ini aku tidak tahu siapa anakmu, tetapi aku pastikan mendapatkan informasi ini dari aunty Jean. Dia pasti mau terbuka tentang masalah ini."
Kalau bukan wanita, Balthis rasanya ingin melempar gadis itu keluar jendela. Kalau sudah seperti ini, Balthis akan melarang Eiger bertemu atau berhubungan dengan gadis bernama Biana. Dia tidak lebih dari seekor ular yang mematikan.
Biana tidak mendapatkan jawabannya. Dia memilih keluar daripada harus berdebat dengan Balthis. Pria itu sangat keras kepala sekali. Dia tidak bisa membayangkan jika kelak bertemu dengan anak kandungnya. Mungkin saja sikap anak itu tak jauh berbeda dengan Balthis.
"Huft, aku kesal sekali. Kalau uncle Balthis tidak mau menceritakan siapa sebenarnya anak itu, maka aku akan datang sendiri ke mansion. Dia tidak akan bisa mencegahku!"
Hari ini Biana memutuskan untuk mengetahui segalanya tentang keluarga besar Willard. Tujuannya masih sama. Dia menginginkan anak kandung keluarga itu menjadi miliknya. Semua orang juga tahu bahwa yang akan mewarisi seluruh harta kekayaan Willard adalah anak laki-lakinya.
Biana sengaja datang menggunakan taksi. Dia pun akan datang ke mansion menggunakan taksi yang ditunggunya di depan gedung perkantoran itu. Tekadnya bulat untuk mendapatkan informasi mengenai Penerus tahta kerajaan bisnis Willard.
Sampai di depan gerbang mansion itu, Biana turun. Dia meminta penjaga untuk mempertemukannya dengan Jean. Namun, jawabannya sungguh mengejutkan.
"Maaf, Nona. Anda tidak diperbolehkan untuk menemui nyonya Jean."
"Tidak bisa begitu, ya! Aku ada urusan dengannya. Tolong berikan aku kesempatan. Aku baru saja datang, tetapi kalian sudah menolak aku!" teriak Biana.
"Maaf, Nona. Ini perintah. Kami tidak bisa melanggar perintah."
"Siapa yang melarangku masuk?"
"Tuan Balthis, Nona."
Biana kesal lantaran ulah Balthis. Pria itu harus mendapatkan ganjaran yang setimpal karena mempermainkan dirinya.
"Kalau begitu, izinkan aku bertemu dengan Eiger. Dia pasti ada di mansion, kan?"
Biana masih terus berusaha. Kalau rencananya bertemu dengan Jean tidak bisa, maka solusinya dia harus bertemu dengan Eiger. Satu-satunya kunci supaya Biana bisa masuk ke sana.
"Tetap tidak bisa! Tuan Balthis melarang Anda bertemu siapa pun."
Biana tidak kehilangan akal. Dia mencoba menghubungi Eiger. Dia meminta tolong padanya supaya diizinkan untuk masuk ke mansion. Biana mencoba menghubungi Eiger. Namun, sayang sekali laki-laki itu tidak mau mengangkat teleponnya.
Ya, Eiger ada di dalam kamarnya saat ini. Setelah mengalami luka akibat perkelahian semalam, hari ini dia berniat mengurus uang yang harus diberikan pada mafia itu. Namun, langkahnya terhenti saat dia melihat dari jendela menuju ke gerbang mansion. Ada Biana di sana. Beberapa menit kemudian, ponselnya berdering. Nama 'Bee' tersemat di dalam panggilan itu.
Eiger lupa belum mengubah nama gadis itu di dalam ponselnya. Dibiarkan saja ponsel itu berdering, tetapi Eiger memilih keluar menemui Blerim.
"Ada apa ribut-ribut di luar?" tanya Jean. Dia merasa tidak nyaman karena sedari tadi penjaga selalu menghubungi pelayan mansion.
"Ada Biana. Tapi, rasanya dia tidak boleh masuk," jawab Eiger.
"Oh, bukankah dia masih kekasihmu?"
"Bukan. Dia yang memilih pergi dariku. Kami sudah putus."
Pembicaraan seperti inilah yang diinginkan Jean. Hal itu membuat Eiger harus bisa membiasakan diri tanpa memanggil mama dan papa. Lambat laun Eiger akan terbiasa.
"Baguslah." Jean meninggalkan Eiger.
Eiger menuju ke kamar uncle-nya. Di sana, dia mengetuk pintu, tetapi tidak ada respon dari dalam. Eiger memutuskan untuk masuk dan melihatnya.
"Uncle," panggil Eiger. Namun, pria itu tidak merespon. Sekali lagi dia memanggil kemudian menggoyang badannya. "Uncle."
Panggilan kedua barulah Blerim bangun. Mungkin semalam adalah pertarungan pertamanya hingga membuat Blerim merasa kelelahan.
"Eh, Eiger. Kamu di sini?"
"Iya, Uncle. Aku membutuhkanmu. Seharusnya hari ini kita menyerahkan uang yang diminta mafia itu, bukan? Aku sedang memikirkannya."
Begitu khawatirnya Eiger pada keluarga besarnya. Dia orang asing yang memiliki kepedulian tinggi. Bagaimana mungkin Blerim bisa berpaling dari laki-laki yang selama ini sudah dibesarkan dengan penuh kasih sayang?
"Jangan khawatir. Aku tahu apa yang sedang kau pikirkan. Kau tetaplah jagoanku. Terima kasih sudah datang tadi malam, jika tidak ... entah, akan menjadi seperti apa hidupku ini."
"Justru aku yang harusnya berterima kasih pada Uncle. Selama ini kau sudah membuatku bisa berdiri tegak seperti ini. Ya, walaupun aku tahu bahwa ini bukan keluarga kandungku."
Eiger tidak putus asa harus kehilangan keluarganya. Setidaknya balas budi tetap ditujukan pada keluarga Willard.
"Kau akan tetap menjadi Eiger. Kau tetap akan menggantikan Elov sampai kapan pun."
Sejenak Eiger terkejut. Dia masih tidak mengerti dengan ucapan pamannya. Kenapa pria itu bisa sangat yakin?
"Itu tidak mungkin, Uncle. Lagi pula aku juga bukan laki-laki yang gila akan kedudukan atau harta di mansion ini. Apalagi sejak aku sadar bahwa aku bukan bagian dari kalian."
Blerim merasakan perasaan yang berbeda pada Eiger. Dia merasa sangat mengenal anak laki-laki ini dengan sangat baik.
"Kamu percaya padaku, kan? Tinggal beberapa hari lagi, maka ikuti aturan main yang aku berikan padamu. Tetaplah jadi penerus Willard. Bukannya aku tidak peduli dengan Elov, tetapi aku tidak yakin kalau dia akan kembali."
Itu hanya menurut Blerim. Berbeda lagi dengan pemikiran Balthis, Jean, dan David. Mereka memiliki pemikiran dan keyakinan tinggi bahwa Elov pasti ditemukan.
"Maaf, Uncle. Aku tidak yakin keputusanmu itu benar. Maaf, bukannya aku tidak mau untuk menggantikan Elov, tetapi aku tidak memiliki hak apa pun di dalam keluarga ini."
Perdebatan tidak akan pernah berakhir karena keduanya lebih memilih mempertahankan pendapat masing-masing. Sementara Eiger, dia cukup sadar diri untuk tidak bertindak atau menerima rencana Blerim terlalu jauh.
"Tapi, kamu memiliki hak untuk menentukan pasangan. Menikahlah!"
Urusan dengan keluarga besarnya saja belum selesai. Bagaimana mungkin Eiger akan menikah? Lagi pula saat ini dia tidak memiliki kekasih. Jadi, tidak akan mungkin ada pernikahan dalam waktu dekat. Jangan sampai rumor pernikahan itu berujung pada hubungannya yang harus kembali pada Biana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments