Eiger tidak bermaksud mengabaikan uncle-nya, Blerim. Lebih baik dia bertemu dulu dengan Biana supaya tahu kabar gadis yang dicintainya itu. Eiger mengirimkan pesan padanya untuk bertemu di tempat favoritnya, Kafe. Gadis itu pun lekas menjawabnya hingga saat ini keduanya berada di tempat yang sama.
"Amore Mio. Apa kabarmu?" sapa Biana.
Panggilan sayang ini selalu diucapkan saat bertemu dengan Eiger. Artinya adalah cintaku. Namun, Eiger memiliki panggilan yang lain untuk kekasihnya itu.
"Bee, aku baik. Bagaimana denganmu?" Pertanyaan ini sebenarnya hanya untuk menutupi rasa gugup Eiger pada Biana.
"Aku baik, Eiger. Tumben kamu mengajak aku bertemu di sini? Ehm, maksudku tidak bisakah kita bicara di mansion seperti biasanya?"
"Tidak, Bee! Aku ada masalah serius."
"Pelayan, kemarilah!" panggil Biana.
Sebelum pembicaraan berlanjut, lebih baik Biana memanggil pelayan untuk memesan dua minuman favorit mereka. Dua gelas jus sengaja dipesan Biana. Setelah pelayan itu pergi, mereka melanjutkan obrolan yang sempat tertunda.
"Ada apa? Apakah ini tentang hubungan kita?"
Tak lama, pelayan datang membawa dua gelas minuman yang dibawanya dengan nampan. Setelah diletakkan di depan masing-masing, pelayan itu kembali. Biana mengambil satu gelas jus kemudian meminumnya. Tersisa setengahnya kemudian dikembalikan lagi.
"Lebih dari itu, Bee. Setelah masalah ini kamu dengar, aku tidak tahu apa keputusanmu selanjutnya?"
Biana memasang wajah serius. Tidak biasa kekasihnya itu berbincang serius seperti saat ini. Eiger sesekali memandang ke sana kemari seolah ucapannya sebentar lagi akan membuat Biana syok.
Irama jantung dan napas yang memburu. Eiger berkeringat dingin seakan siap menerima hukuman mati dari kekasihnya. Ketakutan ini jelas beralasan seperti senja berganti petang. Perlahan, namun Biana pasti akan meninggalkannya. Biana merupakan gadis yang terlahir dari keluarga kaya raya. Jika disandingkan dengan Eiger sebelum tahu rahasia besar kehidupannya, mereka merupakan pasangan yang sejajar.
"Amore Mio, aku menunggumu. Apa yang ingin kamu katakan padaku? Aku sudah siap mendengarnya."
"Bee, seandainya aku bukan bagian dari keluarga Willard, apakah kamu masih mau menerimaku?"
Justru tujuan Biana untuk mendapatkan Eiger adalah karena dia penerus tahta keluarga Willard yang terkenal kaya raya. Pebisnis handal nomor satu di negaranya. Apalagi Balthis itu pebisnis yang sukses mengarahkan adik-adiknya yang terjun langsung ke perusahaan. Satu perusahaan dijalankan oleh satu orang pemimpin, dan dua lainnya adalah pengawas dan pelaksana yang handal.
"Eiger, jangan berbelit-belit. Katakan apa yang terjadi? Apa kamu diusir dari keluarga Willard? Atau, kamu ada masalah yang sangat penting?"
"Lebih dari itu, Bee. Aku bukan penerus tahta keluarga Willard."
Netra Biana membulat sempurna. Tangannya semula berada di atas meja sambil memutar sedotan, kemudian diturunkan lantaran rasa terkejutnya.
"Kamu pasti bercanda. Itu tidak mungkin. Kamulah satu-satunya anak dari uncle Balthis dan aunty Jean. Mana mungkin kamu adalah orang lain. Wajahmu saja ada kemiripan dengan keluarga besar Willard. Terutama uncle Balthis, papamu sendiri. Ini pasti bohong. Apakah kamu sudah mengetahui kebenarannya dari bukti-bukti yang ada?"
Eiger tidak memerlukan semua itu. Sikap kedua orang tuanya sudah menjawab semuanya. Namun, agaknya penjelasan Eiger pada Biana tidak bisa diterima gadis itu secara langsung.
"Aku sudah mendapatkan buktinya, Bee."
Haruskah Biana lari meninggalkan Eiger sekarang? Saat cintanya pada pria itu sedang tumbuh dan berkembang pesat, tiba-tiba mendapatkan kabar seperti ini. Rasanya Biana ingin menenggelamkan wajahnya ke dasar kolam yang paling dalam. Baru saja mendapatkan kebahagiaan dengan hubungannya, sekarang dipatahkan dengan kejutan yang tidak biasa ini.
"Jadi, kamu bukan anak uncle Balthis?"
"Bukan, Bee."
Biana yang berasal dari keluarga kaya merasa tidak pantas bersanding dengan Eiger. Dia bukan lagi bagian keluarga Willard. Maka dari itu, keputusan sepihak ini pasti akan membuat Eiger sakit hati.
"Eiger, kamu mungkin sudah tahu siapa aku? Aku adalah anak dari pengusaha kaya. Jadi, aku tidak mungkin melanjutkan hubungan dengan kamu yang statusnya tidak jelas. Aku minta maaf."
Biana meninggalkan Eiger begitu saja. Dia bahkan tidak peduli lagi dengan kondisi Eiger saat ini. Dia terima atau tidak, ini mutlak keputusan Biana.
Dugaan Eiger benar. Biana hanya mencintainya karena Eiger adalah penerus tahta Willard. Namun, setelah tahu semuanya, gadis itu meninggalkan Eiger secara sepihak.
Eiger terdiam di tempat duduknya. Dia memandang jauh ke depan. Tidak boleh ada kata menyerah karena kehidupan belum berakhir.
Tersisa satu gelas minuman yang belum disentuhnya sejak tadi. Diambilnya gelas itu kemudian diminum perlahan. Eiger mengalami nasib tragis dalam satu waktu. Dia kehilangan orang tua, keluarga, dan juga kekasihnya. Sebentar lagi keluarga besar Willard pasti akan mengambil seluruh fasilitas yang sudah didapatkan selama ini.
Setelah menghabiskan minumannya, Eiger membayar bill yang diminta dari pelayan. Tak lupa dia selalu menyertakan tips untuk pelayan yang mengambilnya.
Keluar dari Kafe membuat Eiger enggan pulang ke mansion. Beberapa panggilan telepon dari uncle Blerim diabaikan.
"Maaf, Uncle. Aku belum bisa bicara lagi denganmu. Aku butuh waktu untuk menenangkan diri. Sebenarnya aku merasa kecewa sekali. Kenapa aku baru tahu hari ini?" ucap batin Eiger saat berada di dalam mobilnya. Dia ingin menuju ke suatu tempat untuk meluapkan kekecewaannya.
Perlahan mobil meninggalkan tempat parkir. Tujuannya saat ini mengarah ke puncak yang letaknya lumayan jauh dari mansionnya. Sampai di sana malam hari, sehingga Eiger langsung memarkirkan kendaraannya.
Sebuah danau yang ditengahnya terdapat pulau kecil dan bangunan kuno. Beberapa tempat bisa jadi penginapan yang nyaman untuk ditinggali. Hari sudah malam sehingga Eiger hanya bisa menikmati suasana tepi danau yang mulai sepi.
"Haruskah aku kembali ke mansion untuk memperbaiki keadaan?"
Pertanyaan itu seperti sebuah ujian yang sebenarnya sudah diketahui jawabannya. Tidak kembali pun bukan masalah besar bagi keluarga Willard. Ponselnya terus saja berdering lantaran Blerim terus menghubunginya.
"Halo, Uncle." Eiger memutuskan untuk menjawab teleponnya.
"Ah, syukurlah. Akhirnya kamu mau menjawab panggilan Uncle. Kamu di mana? Kenapa tidak pulang? Uncle ingin bicara serius denganmu."
Eiger terdiam. Sebenarnya salah juga kalau harus lari dari masalah. Setidaknya kalau mereka duduk bersama akan menemukan solusi yang tepat untuk nasib Eiger selanjutnya.
"Aku di danau, Uncle. Apakah aku masih bisa pulang ke mansion?"
Pertanyaan yang lucu, bukan? Biasanya Eiger selalu menampilkan kharismanya di hadapan semua orang. Hari ini, terlihat sekali bahwa power dari harta kekayaan sangat mendominasi sekali. Saat tahu dirinya bukan siapa-siapa, nyali Eiger menciut.
"Eiger, dengarkan Uncle! Kamu masih bagian dari keluarga besar Willard. Pulanglah! Ada yang ingin Uncle bicarakan denganmu. Ingat, kamu masih bagian dari keluarga Willard. Sampai kapanpun akan terus seperti itu. Semua orang juga tahu bahwa kamu, Eiger Louis Willard adalah penerus tahta Willard."
Adik papanya itu seakan melambungkan dirinya lebih tinggi, tetapi melihat kenyataan yang ada, Eiger harus siap terhempas ke dasar jurang terdalam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments