Bab 13. Tuduhan Biana

Eiger masuk ke mobilnya setelah mendapatkan kata sepakat dengan Bos mafia itu. Sementara David terus saja mengomel pada Blerim saat sudah masuk ke dalam mobil.

"Kak, ulahmu sangat membahayakan aku. Bagaimana kalau aku ditembak mati?"

Blerim melirik sejenak pada adiknya. Sudah dini hari, rasanya Blerim enggan bertengkar. Namun, satu kata yang mampu membuat David membuka matanya lebar-lebar.

"Aku datang ke sarang mafia untuk mendapatkan informasi mengenai Elov. Beberapa hari lagi Penerus tahta Willard akan diumumkan. Kalau Elov tidak ditemukan, jangan salahkan aku kalau memilih Eiger sebagai Penerusnya."

Penjelasan itu sudah sangat jelas. Tidak ada lagi kesempatan Elov kembali pada keluarganya. Namun, mengapa kakaknya malah memberikan Elov pada mafia? Seharusnya Balthis bisa melindungi anaknya itu.

Sampai di mansion menjelang pagi, ternyata Balthis belum memejamkan mata. Dia menunggu Eiger pulang membawa kabar mengenai kedua adiknya. Mendengar suara mobil masuk, Balthis keluar menuju ke halaman. Ternyata dia tidak sendiri, tetapi diikuti oleh Jean.

"Ada apa?" tanya Jean.

"Sepertinya mereka baru pulang. Ayo kita lihat!" ajak Balthis.

Belum sampai di depan pintu ruang tamu, Eiger masuk bersama kedua orang yang ditunggunya sedari sore.

"Blerim! David! Eiger!" Teriakan Balthis menggema. Sejujurnya Balthis terkejut saat tahu ketiga orang itu mengalami luka-luka. "Pelayan! Cepat bantu kami!"

Dini hari, saat semua pelayan sedang menikmati istirahatnya. Mereka terpaksa harus bangun saat mendapati teriakan pemilik mansion.

"Ada apa, Tuan?" tanya pelayan senior.

"Obati mereka!" perintah Balthis.

Dari ketiga orang itu, yang paling babak belur adalah David. Dia terus saja melawan saat anggota mafia itu menghajarnya. Sebagai pria berumur, David tidak selincah kakaknya, Blerim. Walaupun usianya tak lagi muda, gaya berkelahinya patut diacungi jempol. Dia juga termasuk pria yang bisa menahan emosi.

Para pelayan sangat cekatan mengobati tuannya masing-masing. Namun, David terus saja mengumpat karena kekesalannya pada kakaknya.

"Ini gara-gara kalian semua, Kak!" protes David.

"Kau kenapa?" tanya Jean.

"Aku babak belur, Kak. Kau tahu ini salah siapa?" tanya David.

Selama ini Jean memang paling dekat dengan David. Keduanya seperti memiliki chemistry sebagai kakak dan adik ipar.

"Blerim?" tanya Jean.

"Bukan!" jawab David.

Blerim dan Eiger sama-sama merasakan kesakitan akibat lukanya, tetapi keduanya sempat saling melirik karena mendengar ucapan David.

"Itu karena ulah Kak Balthis. Coba saja kalau dia tidak ada hubungan apa pun dengan para mafia itu. Aku tidak akan babak belur seperti sekarang ini. Ini sangat keterlaluan!" David bukannya menyalahkan Blerim, tetapi Balthis.

Mendengar nama mafia disebut, Balthis sudah tidak tahan lagi. Sebenarnya ingin langsung berbicara dengan Blerim, tetapi di hadapan banyak orang rasanya tidak nyaman.

"Kak, hari ini datanglah ke kantor sendirian. Aku dan David akan istirahat di mansion. Aku sangat lelah dan ingin tidur seharian," jelas Blerim.

Dini hari, mereka baru pulang dalam kondisi babak belur. Blerim tidak akan memaksakan diri untuk bekerja hari ini. Begitu juga dengan David. Sementara Eiger ternyata memiliki rencana yang berbeda.

"Aku akan ikut denganmu, Pa," sahut Eiger.

"Tidak perlu. Lebih baik kamu di rumah saja. Urus kedua Uncle-mu itu. Pastikan mereka baik-baik saja." Balthis memiliki alasan khusus untuk membiarkan adiknya berada di mansion.

Pagi hari, Balthis sudah siap di depan meja rias istrinya. Dia sudah terlihat rapi dengan jas dan perlengkapan kerja lainnya seperti gelang jam, pin jas berbentuk huruf BW.

"Sayang, kemarilah!"

"Hemm, ada apa?" tanya Balthis.

"Sini aku betulkan dasinya."

Jean sangat cekatan merapikan semua pakaian suaminya yang terlihat kurang pas di matanya. Setelah terlihat rapi, Jean memutar badan suaminya untuk menghadap ke cermin.

"Nah, lihat tampannya suamiku. Sudah rapi, kan?"

"Terima kasih, Sayang."

Saat Balthis hendak keluar dari kamarnya, Jean mencegahnya untuk tidak keluar. Ada hal yang ingin dibicarakan.

"Tunggu, Sayang!"

"Apalagi, Jean?"

"Sayang, aku masih kepikiran putra kita. Kira-kira Elov akan ditemukan atau tidak? Tinggal beberapa hari lagi, pasti Blerim akan langsung menunjuk Eiger."

Balthis memberikan kecupan singkat di kening istrinya. "Jangan khawatir. Elov pasti ditemukan."

Balthis keluar kamar menuju ke tempat parkir. Eiger ternyata tidak kelihatan. Kata pelayan, semua orang masih tertidur di kamarnya masing-masing.

"Baguslah. Jangan bangunkan mereka. Oh ya, sampaikan pada Blerim untuk menghubungi aku ketika sudah bangun."

"Baik, Tuan."

Hari ini untuk pertama kalinya Balthis datang ke kantor seorang diri. Dia sebenarnya masih memikirkan dua adiknya yang bisa babak belur seperti itu. Blerim dan David belum mau cerita karena kondisi mereka yang kadar ketampanannya berkurang 50 persen.

Senyuman indah mengiringi langkah kaki Balthis menuju ke ruangannya. Rupanya seorang stafnya memberitahukan bahwa ada orang yang mencarinya.

"Tuan, ada tamu yang menunggu di ruang tunggu," ucap stafnya.

Balthis sedang berpikir sejenak. Tumben sekali pagi-pagi dia sudah kedatangan tamu. Padahal dia sendiri tidak ada janji temu dengan siapa pun hari ini.

"Oh, baiklah. Tapi, suruh dia menunggu. Aku ada urusan sebentar."

"Tuan, sebelumnya aku minta maaf. Ada beberapa relasi bisnis yang mendadak datang ingin menemui tuan Blerim. Namun, sepertinya dia tidak datang hari ini."

Tumben sekali hari ini banyak tamu yang datang. Namun, Balthis mencoba tetap tenang. Dia tidak boleh mengabaikan mereka satu persatu. Harus ditemui sesuai urutan kedatangannya.

"Iya, Blerim mulai hari ini dan beberapa hari ke depan tidak akan ke kantor. Sama halnya dengan David dan Eiger."

"Ehm, memangnya kenapa Tuan? Apakah mereka sedang sakit? Tumben kompak tidak masuk ke kantor."

"Sedang kurang enak badan. Kalau mereka sudah membaik, aku pastikan akan masuk lagi seperti biasa."

Balthis berniat masuk ke ruangannya, tetapi suara seorang gadis mengejutkan dirinya.

"Uncle, tunggu!"

Balthis menghentikan langkahnya. Dia menoleh sejenak untuk melihat siapa yang datang. Walaupun suaranya tidak asing, tetapi Balthis tahu betul siapa dia. Untuk kedatangannya kali ini mungkin berniat untuk mencari Eiger, bukan dirinya.

"Kamu? Kenapa ada di sini? Eiger tidak ada di kantor."

Ya, kedatangan Biana Calantha sangat mengejutkan Balthis. Gadis itu tersenyum kemudian menjabat tangan Balthis seperti seorang relasi bisnis yang datang.

"Aku tidak mencari Eiger, Uncle. Aku ingin menemuimu."

Balthis penasaran. Gadis muda ini berencana menemuinya untuk apa? Daripada berlama-lama di luar, dia meminta Biana untuk masuk ke ruangannya.

"Ayo, masuk!"

"Terima kasih, Uncle."

Sampai di dalam, Balthis mempersilakan Biana duduk di depan meja kerjanya. Bisa saja membiarkan gadis itu duduk di sofa, tetapi Balthis teringat tamunya yang sedang mengantre.

"Duduklah! Tumben sekali kamu datang. Ada perlu apa sebenarnya?"

Tanpa basa-basi, Biana langsung mengutarakan maksud dan tujuannya datang ke sini. Tidak lain adalah untuk mengkonfirmasi kebenaran tentang Eiger.

"Apakah yang dikatakan Eiger itu benar, Uncle? Dia bukan anak Uncle. Apa kalian mencoba menipuku?"

Balthis terkejut. Dia mengira kalau Biana sudah paham apa yang terjadi. Namun, kenapa dia malah menuduh Balthis menipu? Keuntungan apa yang didapatkan Balthis menipu gadis itu?

Episodes
1 Bab 1. Kejujuran Menyakitkan
2 Bab 2. Penerus Tahta Willard
3 Bab 3. Angin Segar
4 Bab 4. Kecurigaan Blerim
5 Bab 5. Siapa Orangnya?
6 Bab 6. Waktu Tersingkat
7 Bab 7. Hilangnya Kepercayaan
8 Bab 8. Sedikit Rahasia Balthis
9 Bab 9. Demi Elov!
10 Bab 10. Ladang Uang
11 Bab 11. Terlihat Kaya
12 Bab 12. Dibebaskan
13 Bab 13. Tuduhan Biana
14 Bab 14. Menikahlah!
15 Bab 15. Pro Kontra
16 Bab 16. Pengusiran
17 Bab 17. Aura Bertolak Belakang
18 Bab 18. Kembali Kondusif
19 Bab 19. Sebuah Harga
20 Bab 20. Keraguan
21 Bab 21. Penasaran
22 Bab 22. Kecerobohan
23 Bab 23. Mengorbankan Diri
24 Bab 24. Berlian Terindah
25 Bab 25. Habisi Dia!
26 Bab 26. Ilegal
27 Bab 27. Syarat
28 Bab 28. Berubah Drastis
29 Bab 29. Kerinduan
30 Bab 30. Tetap Hidup
31 Bab 31. Opsi Terakhir
32 Bab 32. Tanda Tanya
33 Bab 33. Pria Beruntung
34 Bab 34. Berusaha Ikhlas
35 Bab 35. Jangan Sampai Gagal
36 Bab 36. Rencana Bepergian
37 Bab 37. Menikah?
38 Bab 38. Drama Biana
39 Bab 39. Harapan Besar
40 Bab 40. Gangguan
41 Bab 41. Harapan
42 Bab 42. Hanya Eiger
43 Bab 43. Mansion Tour
44 Bab 44. Ruangan Misterius
45 Bab 45. Terjebak
46 Bab 46. Zoe Diculik
47 Bab 47. Kecurigaan
48 Bab 48. Saudara Tiri
49 Bab 49. Eiger Terjebak
50 Bab 50. Keyakinan Biana
51 Bab 51. Pelaku Penculikan
52 Bab 52. Jatuh Cinta
53 Bab 53. David Terjebak
54 Bab 54. Barter!
55 Bab 55. Tanpa Bukti
56 Bab 56. Bersekongkol
57 Bab 57. Penghambat Masalah
58 Bab 58. Menyimpan Rahasia
59 Bab 59. Rencana Lain
60 Bab 60. Berniat Menikah
61 Bab 61. Angin Surga
62 Bab 62. Susah Move On
63 Bab 63. Melamar Zoe
64 Bab 64. Permintaan Sederhana
65 Bab 65. Suami Orang
66 Bab 66. Kesedihan Biana
67 Bab 67. Resepsi Pernikahan
68 Bab 68. Ingin Tahu
69 Bab 69. Tidak Ada Rahasia
70 Bab 70. Memutuskan Pergi
71 Bab 71. Akhir Cerita
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Bab 1. Kejujuran Menyakitkan
2
Bab 2. Penerus Tahta Willard
3
Bab 3. Angin Segar
4
Bab 4. Kecurigaan Blerim
5
Bab 5. Siapa Orangnya?
6
Bab 6. Waktu Tersingkat
7
Bab 7. Hilangnya Kepercayaan
8
Bab 8. Sedikit Rahasia Balthis
9
Bab 9. Demi Elov!
10
Bab 10. Ladang Uang
11
Bab 11. Terlihat Kaya
12
Bab 12. Dibebaskan
13
Bab 13. Tuduhan Biana
14
Bab 14. Menikahlah!
15
Bab 15. Pro Kontra
16
Bab 16. Pengusiran
17
Bab 17. Aura Bertolak Belakang
18
Bab 18. Kembali Kondusif
19
Bab 19. Sebuah Harga
20
Bab 20. Keraguan
21
Bab 21. Penasaran
22
Bab 22. Kecerobohan
23
Bab 23. Mengorbankan Diri
24
Bab 24. Berlian Terindah
25
Bab 25. Habisi Dia!
26
Bab 26. Ilegal
27
Bab 27. Syarat
28
Bab 28. Berubah Drastis
29
Bab 29. Kerinduan
30
Bab 30. Tetap Hidup
31
Bab 31. Opsi Terakhir
32
Bab 32. Tanda Tanya
33
Bab 33. Pria Beruntung
34
Bab 34. Berusaha Ikhlas
35
Bab 35. Jangan Sampai Gagal
36
Bab 36. Rencana Bepergian
37
Bab 37. Menikah?
38
Bab 38. Drama Biana
39
Bab 39. Harapan Besar
40
Bab 40. Gangguan
41
Bab 41. Harapan
42
Bab 42. Hanya Eiger
43
Bab 43. Mansion Tour
44
Bab 44. Ruangan Misterius
45
Bab 45. Terjebak
46
Bab 46. Zoe Diculik
47
Bab 47. Kecurigaan
48
Bab 48. Saudara Tiri
49
Bab 49. Eiger Terjebak
50
Bab 50. Keyakinan Biana
51
Bab 51. Pelaku Penculikan
52
Bab 52. Jatuh Cinta
53
Bab 53. David Terjebak
54
Bab 54. Barter!
55
Bab 55. Tanpa Bukti
56
Bab 56. Bersekongkol
57
Bab 57. Penghambat Masalah
58
Bab 58. Menyimpan Rahasia
59
Bab 59. Rencana Lain
60
Bab 60. Berniat Menikah
61
Bab 61. Angin Surga
62
Bab 62. Susah Move On
63
Bab 63. Melamar Zoe
64
Bab 64. Permintaan Sederhana
65
Bab 65. Suami Orang
66
Bab 66. Kesedihan Biana
67
Bab 67. Resepsi Pernikahan
68
Bab 68. Ingin Tahu
69
Bab 69. Tidak Ada Rahasia
70
Bab 70. Memutuskan Pergi
71
Bab 71. Akhir Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!