Eiger tidak menyangka kalau mamanya lebih memilih untuk tidak melakukan interaksi dengannya. Setelah kejadian siang tadi, Jean sudah memutuskan untuk tidak berbicara dengannya lagi.
Eiger semakin terguncang. Dalam keluarga besar Willard, hanya mama dan papanya saja yang selama ini menjadi perisai dalam setiap masalahnya.
Sembari menunggu papa dan pamannya dari kantor, Eiger mengambil sebuah album foto. Dia membuka kembali saat-saat kebahagiaan itu masih dimilikinya.
"Apakah ini yang dinamakan album kenangan?" ucapnya lirih.
Foto-foto lama saat Eiger datang ke mansion mewah ini. Perayaan ulang tahun Eiger yang dilangsungkan setiap tahun juga masuk ke album foto tersebut. Tidak hanya satu album yang tertumpuk di sana, melainkan puluhan album.
"Eiger, kamu baik-baik saja?" tanya Blerim.
Sepulang dari kantor, Blerim melihat keponakannya sendirian membuka album fotonya. Dia tidak sabar untuk menghampiri anak yang selama ini selalu menjadi kebanggaannya.
"Uncle, aku baik. Hanya saja aku merasakan kejadian aneh hari ini."
Sejujurnya Blerim sangat terkejut. Selama puluhan tahun tinggal di mansion, dia belum pernah mengalami sesuatu yang aneh.
"Kejadian apa?" Blerim duduk di dekat Eiger. Dia meletakkan tas kerjanya tepat di meja dekat tumpukan album foto tersebut.
"Ada orang yang meminta pelayan mengirimkan makanan ke kamarku. Aku berterima kasih pada mama, tetapi dia malah marah. Bahkan, dia tidak mau berbicara lagi padaku."
"Oh, itu aku, Eiger. Aku tidak mau melihat kamu menyakiti dirimu sendiri. Kalau Kak Balthis tidak mau menganggap kamu sebagai anak, aku bisa mengakuimu. Uncle hidup sendirian. Kalau ada kamu, Uncle akan lebih senang lagi."
Eiger menutup album foto. Dia menatap lekat pada Blerim dengan tatapan haru. Sedari kecil, Blerim memang selalu memanjakannya lebih dari sekadar keponakan.
Menjelang malam, semua orang berkumpul di meja makan, kecuali Eiger. Lelaki itu masih betah di kamarnya. Balthis kali ini terdesak. Dia membutuhkan bantuan kedua adiknya untuk menemukan keberadaan Elov Willard.
"Blerim, setelah makan malam usai, datanglah ke ruang kerjaku. Kau juga, David. Aku perlu berbincang dengan kalian," ucap Balthis.
"Apakah kamu memerlukan Eiger juga, Kak?" tanya Blerim.
"Tidak. Ini hanya kita bertiga saja. Kurasa lebih baik dia tidak tahu sama sekali perbincangan kita kali ini."
Jean tidak tahu apa rencana suaminya. Dia berniat maju untuk bertanya, tetapi diurungkan. Mungkin lebih baik dipendam dulu semua pertanyaan yang menyangkut penerus tahta Willard.
"Apakah Kakak sudah mengirimkan makanan ke kamar Eiger?" tanya Blerim pada Jean.
"Kamu memerintahku, Blerim? Buat apa aku memberikan perhatian padanya?"
Jean malas menanggapi Blerim. Dia selalu saja menjadi pelindung anak yang tidak pernah diharapkan keberadaannya. Kerinduan Jean pada Elov sangat diuji. Dia semakin emosional jika dihadapkan pada situasi seperti ini.
"Kak, kalau kamu mau, lebih baik kamu urus Eiger sendiri. Kak Jean tidak mau menambah kekesalannya lagi," sahut David.
Balthis dan Jean terdiam. Sepasang suami istri itu lepas tangan. Mereka hanya memikirkan kesempurnaan hidupnya, tetapi merugikan orang lain.
"Baiklah. Aku akan mengurusnya dulu. Beberapa menit lagi aku akan ke ruang kerjamu, Kak."
Blerim ke dapur. Dia meminta pelayan untuk menyiapkan makan malam khusus Eiger.
"Tolong siapkan makan malam untuk Eiger. Katakan padanya untuk menghabiskan seluruh makanannya. Jangan sampai ada yang tersisa sedikit pun. Aku mau kalian memastikan itu. Bisa?"
Blerim adalah orang yang sangat disegani keberadaannya di dalam mansion. Dia pria yang paling ramah. Tidak banyak yang tahu mengenai rahasia besar di dalam kehidupan pria ini. Sangatlah misterius. Sama seperti ketiga keluarga lainnya.
"Baik, Tuan." Jawaban singkat itu sudah cukup mewakili seluruh perintah Blerim.
"Terima kasih."
Inilah yang disukai pelayan dari sisi Blerim. Pria itu selalu menghormati seluruh penghuni mansion tanpa pernah bersikap kasar pada mereka.
Saat kembali ke meja makan, semuanya sudah meninggalkan tempat duduknya. Tinggallah Jean yang membantu membereskan bekas makan malam semua orang.
"Jangan sampai Kakak ipar menyesal telah melepaskan Eiger begitu saja. Dia sudah menjadi bagian hidup kalian sudah sangat lama sekali. Kalau Elov ditemukan, aku akan menyanjung kalian. Namun, jika keberadaannya susah sekali ditemukan, terpaksa aku akan mengangkat Eiger menjadi penerus tahta."
Inilah yang ditakutkan Jean selama ini. Kalau Elov sulit ditemukan keberadaannya, terpaksa keluarga Willard harus mengangkat Eiger sebagai gantinya.
"Aku optimis kalau Elov akan ditemukan." Jean meyakinkan dirinya yang mulai dilanda keraguan.
"Oke. Mari kita lihat. Dan, rahasia besar apa yang kalian sembunyikan hingga rela menukar anak kandung dengan anak angkat?"
Setelah dirasa cukup puas memojokkan kakak iparnya, Blerim lekas menuju ke ruang kerja Balthis. Sampai di sana, Blerim mengetuk pintu kemudian masuk. Melihat kedatangan Blerim, David berdecak kesal lantaran menunggu kedatangan kakaknya terlalu lama.
"Dari mana saja? Lama sekali," protes David.
"Aku mengurus Eiger sebentar." Blerim mengambil tempat duduk tidak jauh dari adik dan kakaknya itu.
"Sudah bisa kita mulai?" tanya Balthis.
"Tentu saja," jawab David masih terlihat aura sebal di wajahnya.
Balthis memaparkan permasalahan menunda pengumuman penerus Willard. Namun, dia juga tidak mau mengangkat Eiger sebagai penerus keluarganya. Dia juga memaparkan akibat yang ditimbulkan saat Eiger sudah diresmikan sebagai penerus keluarganya.
Saat putra mahkota yang sebenarnya kembali, maka Elov atau anak Balthis yang hilang itu tidak bisa menggantikan kedudukan Eiger. Dia tetaplah penerus tahta yang akan meneruskan segala sesuatunya yang berhubungan dengan Willard. Mulai dari mansion, perusahaan, dan kepemilikan seluruh aset.
"Lalu, apakah kita bisa menemukan Elov dalam waktu dekat?" tanya Blerim.
Inilah yang sedang dipusingkan oleh Balthis. Setelah diambil oleh orang itu, akses menuju putranya sudah tidak ada sama sekali. Ini murni salah Balthis dan istrinya.
Balthis menggeleng. "Aku sudah mencoba meminta bantuan detektif swasta, tetapi sampai detik ini mereka belum memberikan kabar sama sekali."
David dan Blerim saling pandang. Sepertinya kali ini David lebih banyak diam. Entah, apa yang sedang dipikirkan pria itu?
"Kenapa kita tidak memakai rencana sebelumnya?" tanya Blerim.
Balthis jelas tidak setuju. Blerim bermaksud membuat rencana semula untuk mengangkat Eiger menjadi penerus tahta Willard.
"Kamu ingin membuat Elov tidak bisa kembali lagi ke dalam keluarga kita, hah?" Raut wajah Balthis terlihat sangat marah.
"Kak Blerim, kurasa sebelum berbicara kamu tidak memikirkan apa konsekuensinya. Kak Balthis sudah menjelaskan secara rinci, tetapi mengapa kamu seolah tidak mendengar sama sekali?"
David ikut kesal. Bukan karena Blerim membela Eiger, tetapi karena sikapnya yang seolah melindungi anak itu. Semenjak tahu kalau Eiger bukan bagian dari Willard, David memilih untuk mundur. Dia tidak peduli lagi dengan keponakan tunggalnya itu.
"Kurasa kamu juga tidak memikirkan efek yang akan ditimbulkan untuk keluarga ini. Pikirkan apa yang sudah kalian lewatkan dalam masalah ini? Kalau kalian sudah menemukan efek penundaan ini, silakan temui aku di kamar! Aku tahu kalau Kak Balthis yang paling tua di sini, tetapi aku juga punya alasan tersendiri untuk tidak menunda acara penting itu."
Blerim menyadari satu hal. Waktu yang singkat tidak akan mungkin bisa menemukan keberadaan Elov, tetapi kerasnya hati Balthis membuat semua itu rumit. Apakah mereka tidak memikirkan bahwa hari pengumuman penerus tahta sudah ditentukan sebelumnya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments