Malam semakin larut. Eiger sudah mendapatkan pencerahan dari Zoe bahwa tidak jauh dari danau yang didatanginya saat ini ada sarang mafia. Zoe mengatakan padanya kalau tidak ada kepentingan secara langsung, lebih baik menghindari mafia itu.
Pikiran Eiger tertuju pada Elov. Mungkin saja Blerim dan David datang ke sana untuk mencari keberadaan Elov. Lagi pula sampai malam ini, dua pamannya tidak memberikan kabar sama sekali.
"Zoe, aku pamit. Ada urusan yang harus aku selesaikan."
Sebenarnya Zoe merasa senang bertemu laki-laki itu, walaupun banyak kesalahpahaman di antara keduanya. Namun, ada perasaan yang berbeda saat berdua dengannya. Zoe masih ragu dengan perasaannya sendiri.
"Kau yakin akan ke sana? Itu zona bahaya, Eiger. Kalau kamu tidak memiliki kawan, minimal ada senjata yang kau bawa."
"Jangan khawatirkan aku. Lain waktu aku akan datang ke sini lagi," pamit Eiger.
Eiger turun dari kap mobilnya. Dia masuk ke mobil kemudian memutar mobilnya untuk keluar dari area danau tersebut.
Sejauh mata memandang, banyak hutan belantara yang masih terlihat asri di sini. Namun, sampai beberapa kilometer perjalanan, Eiger belum menemukan tanda-tanda tempat yang dimaksud. Eiger hampir menyerah, tetapi sebuah mobil yang terparkir di depan gerbang tua sangat dikenalnya.
"Mobil uncle Blerim!" seru Eiger. Dia merasa senang akhirnya pencariannya menghasilkan.
Eiger menghentikan mobilnya tepat di depan mobil pamannya. Dia turun kemudian melihat sekelilingnya sepi.
"Ke mana perginya?"
Eiger memutuskan untuk masuk ke gerbang. Di sana terlihat bayangan orang lalu lalang menjaga gedung tua itu. Gerbang memang tidak dikunci. Sepertinya sengaja dilakukan untuk menunggu kedatangan seseorang.
"Hei, siapa kamu?" teriak salah satu anggota mafia.
Eiger mengangkat tangan karena anggota mafia itu menodongkan senjata api padanya. Dia tidak mau ambil risiko, sehingga Eiger mencoba jalan damai.
"Aku Eiger. Aku mencari keberadaan dua uncle-ku. Kurasa mereka ada di sini."
Beberapa anggota mafia itu saling pandang, tetapi tetap waspada. Mereka juga tahu kalau malam ini ada dua sandera yang dikurung oleh bosnya.
"Kau tidak sedang mengawasi kami, kan?" Sebagai anggota mafia, mereka harus waspada. Jangan sampai ada pihak kepolisian yang datang untuk menghancurkan markas.
"Tidak. Aku ke sini sendirian. Aku butuh uncle-ku. Mobilnya ada di depan. Aku yakin kalau mereka pasti ada di sini."
Merasa laki-laki itu bukan ancaman, mereka pun membawa masuk ke dalam gudang besar itu. Namun, tidak langsung dipertemukan dengan dua pria yang menjadi tawanan mereka.
"Di mana uncle-ku?" Merasa dipermainkan, Eiger tidak terima. Dia mulai menghajar satu persatu anggota mafia itu sehingga dia bisa mengambil salah satu senjata mereka.
"Sial! Dasar bajingan!" Beberapa anggota mafia itu mengumpat kasar pada Eiger. Mereka mengira Eiger adalah laki-laki yang lemah. Nyatanya mereka salah.
"Di mana kalian tahan uncle-ku?" Eiger menodongkan senjata api itu ke kepala salah satu anggota mafia itu.
Pertarungan barusan mampu membuat anggota mafia itu kalang kabut. Semula mereka meremehkan seorang anak muda itu, tetapi setelah tahu kekuatannya, bisa dipastikan kalau bos mereka akan tertarik padanya.
Anggota mafia itu pun menunjukkan di mana dua pria disekap. Sebuah ruangan yang terlihat tidak menarik karena di bagian depan pintu seperti ruangan yang tidak berfungsi sama sekali. Pintunya didorong paksa oleh salah satu orang itu, kemudian terlihat gelap.
"Ingat, jangan macam-macam! Aku bisa mengeluarkan peluru ini dan menghabisi kalian semua!" ancam Eiger. Baru pertama kali masuk ke sarang mafia kemudian mencoba menjadi pahlawan kesiangan bagi kedua pamannya.
"Eiger!" panggil Blerim. Dalam kegelapan pun Blerim bisa mengenali keponakannya.
Lampu dinyalakan. Terlihat dua orang terikat dalam kondisi babak belur. Selain itu, bekas seperti pertemuan dengan seseorang masih terlihat jelas di sana.
"Bebaskan mereka!" perintah Eiger.
Tidak ada yang berani maju. Pesan bos mafianya semalam untuk tidak melepaskan tawanannya. Mereka adalah aset berharga untuk keberlangsungan kehidupan mafianya. Walaupun keuangan mereka lebih dari cukup, tetapi butuh suntikan dana besar untuk bisnisnya yang lain.
"Kenapa diam?" tegur Eiger.
Mereka masih diam. Tak lama, seorang pria berkacamata hitam menghampirinya. Pria itu memberikan tepuk tangan pada laki-laki yang belum dikenalnya.
"Wah, kau hebat sekali! Inilah anak muda yang aku cari selama ini," ucap bos mafianya.
"Lepaskan mereka, atau aku akan menghabisi anak buahmu!" Eiger tidak bisa tinggal diam. Dia harus mencoba jalan lain untuk membuat Blerim dan David terbebas.
Bos mafia itu senang melihat keberanian laki-laki muda itu. Bahkan, dia sangat tertarik padanya.
"Tunggu anak muda! Siapa namamu?" tanya bos mafia itu.
"Eiger Louis Willard! Lepaskan mereka!" Sekali lagi Eiger mengulang perintah yang sama.
"Wah, Tuan Muda Willard. Ini luar biasa. Aku masih tidak mengerti. Bukankah tuan mudanya hilang? Kenapa ada lagi?"
"Diam kau! Lepaskan kami, atau kau akan menyesal!" ancam David. Dia merasa tidak berdaya terikat seperti ini.
"Wah, Tuan David. Sabar sebentar. Sudah kukatakan bahwa semua itu tidak gratis. Termasuk informasi tentang tuan muda Willard yang hilang. Ah, tidak hilang. Lebih tepatnya diserahkan untuk menggantikan posisi orang lain," tegas bos mafia itu.
Eiger akhirnya mengerti kenapa dia ditukar. Ternyata ada sesuatu yang tidak dipahami olehnya, yaitu tentang masa lalu orang tuanya.
"Apa yang kau minta?" tanya Blerim.
"Aku? Ini penawaran menarik, Tuan Blerim. Tunggu! Aku sedang memikirkan apa permintaanku."
Posisi Eiger masih menodongkan senjata pada salah satu anggota mafia itu, sedangkan bos mafianya tetap tenang menghadapi anak muda yang sedang menolong keluarganya.
"Untuk pertama kali aku memberikan kebebasan pada kalian, aku minta satu juta dollar."
"Kau gila! Itu jumlahnya sangat banyak," sahut David.
"David, diamlah!" tegur Blerim. Bukannya Blerim bodoh, tetapi dia masih memikirkan nyawa dan pencarian Elov belum ditemukan.
Eiger harus mengambil sikap sekarang. Bisa-bisa dia dan kedua pamannya tidak bisa keluar. Kalau hanya satu juta dollar, dia masih bisa menjual mobil sport-nya yang ada di garasi saat ini, Ferrari Competizione.
"Aku setuju, tetapi lepaskan mereka berdua!" tegas Eiger.
"Ck, bagaimana mungkin aku bisa percaya kalau kau akan memberiku uang satu juta dollar itu?"
"Aku akan datang ke sini besok. Akan aku bawakan uangnya untukmu. Kalau sampai aku berbohong padamu, kau bisa datang ke kantorku."
Blerim setuju dengan keputusan Eiger. Setidaknya dia lepas dulu dari sarang mafia yang berbahaya ini. Ini semua dilakukan demi mendapatkan informasi mengenai keberadaan Elov.
"Lepaskan mereka!" perintah Bos mafia itu. Dia tanpa ragu memberikan keputusan sepihak walaupun belum menyetujui keputusan Eiger.
Salah satu anggota mafia itu maju kemudian melepaskan ikatan pria tawanannya. Namun, Blerim sedikit merasa aneh dengan keputusan yang diberikan bos mafia itu. Apakah ini benar atau hanya sekadar pancingan saja?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments