Dendy melihat ke arah rumahnya, memang terlihat seram tetapi dia tidak merasakan apa-apa.
"Jadi..., Lo mau ikut tinggal di sini atau kagak?" tanya Dendy
"Untuk sementara gapapa lah, sampe gue ketemu kos-an lain," jawab Key
"Yaudah yuk masuk," ajak Dendy dengan membawa tabung gas ukuran mini serta membawa beberapa buku dan tas ransel yang ia sampirkan di bahu.
Key masuk membantu Dendy membawakan dua kopernya.
"Bismillahirrahmanirrahim," ucapnya sebelum membuka pintu.
Saat Dendy membuka pintu rumahnya ada sesuatu yang melompat ke arah Key hingga wanita itu ketakutan.
"Aaaah!" teriak Key dengan refleks menepis sesuatu yang menimpanya. Namun ternyata itu adalah kucing.
Kucing itu terjatuh, namun ia mendekati Key dan mendusel-duselkan kepalanya di kakinya.
"Meong,"
"Ihh bikin kaget aja, Kucing siapa sih, kok ada kucing?Seinget gue Lo pernah bilang ga suka kucing," tanya Key seraya berjongkok dan mengambil kucing tersebut lalu menggendongnya.
Tubuhnya yang bulet dan menggemaskan membuat Key langsung menyukai kucing tersebut.
"Gue juga ga tahu kucing siapa. Tadi pagi pas pulang, tuh kucing ndesul-ndesul gue. Yaudah gue masukin aja kerumah. Mungkin ngambek karna ga dikasih makan jadinya langsung nyerang kayak tadi," jelas Dendy
Ia masuk dan langsung menaruh tabung gas di dapur lalu, ke kamar menaruh beberapa buku dan tas ransel. Kemudian ia ke dapur dan memasang tabung gas pada kompor yang sudah tersedia di rumah itu.
"Cakep banget," sahut Key sambil membelai kepala kucing. Ia masih berjongkok di depan pintu
"Makasih key," sahut Dendy dari kejauhan.
"Ih bukan Lo, tapi ni kucing yang cakep,"
"Halah gini-gini juga kan Lo pernah demen," ucap Dendy
"Skip, no komen," balas Key lalu beranjak berdiri sambil menggendong kucing.
Dendy mencoba menyalakan kompor tersebut dan berhasil. Rupanya kompor itu masih berfungsi dengan baik.
"Kucingnya gemoy banget, gue kasih nama Banthet aja ah,"
"Kasian amat namanya Banthet ga ada nama yang lebih keren gitu,"
"Itu dah bagus dan bakal viral," jawab Key
Key masuk dengan satu tangan menggendong Kucing yang baru dia beri nama Banthet, satu tangannya membawa koper milik Dendy. Sementara Dendy keluar lagi untuk membawa sisa barang yang masih berada di mobilnya. Seperti gitar, radio, televisi meskipun dirumah itu ada televisi tetapi masih model tabung.
Key duduk di sofa ruang tamu, lalu ia berdiri lagi menatap sekelilingnya lalu memejamkan mata, mengendus adanya aura jahat disekitar rumah itu. Lebih tepatnya di arah kamar Dendy. Si kucing turun dari gendongan Key.
"Lo gak duduk Key," Dendy masuk dengan membawa televisi lalu meletakkannya di meja ruang televisi. Tetapi sebelumnya ia memindahkan televisi tabung itu ke lantai.
"Den, gue ga bisa tinggal disini. Gue takut. Ada roh jahat dan Roh itu mempunyai dendam yang amat luar biasa. Astaga gue merinding," Key mendekat ke arah Dendy yang sedang membetulkan posisi televisi.
Dendy menangkup wajah Key. Ia masih berdebar ketika melihat manik mata yang sangat indah di depannya. Dendy juga melihat ada ketakutan dari sorot matanya.
"Key, gue udah bilang sama Lo kan? Kalau kita gak ganggu, dia juga gak akan ganggu kita. Kita punya Allah, Lo baca-baca ayat kursi aja udah ilang tu makhluk," Dendy mencoba menenangkan Key
"Kenapa sih Lo gak mau dengerin gue, dengerin gue kali ini aja Den," ucap Key sambil melepaskan tangan Dendy yang menangkup wajahnya.
"Stttsss bentar lagi Maghrib, kalo lu merepet terus bisa-bisa gue cium Lo," ucap Dendy yang sedikit pusing karena repetan Key
"Cium aja kalo berani," tantang Key
"Lo kepengen ya, gue kan cuma godain," kekeh Dendy
"Hhmmm rasain tu cubitan pedes," Key mencubit perut Dendy
"Aduduh ni nyakar namanya, bukan nyubit," protes Dendy sambil menggeliat mencoba melepaskan tangan Key.
"Abis Maghrib, Lo anter gue pulang ya!" ucap Key dengan tajam
"Ya...ya gue anterin, lepasin dulu tuh cubitan," ucap Dendy
Visual Key
Sore pukul Lima, Dendy sudah menyelesaikan mandi sorenya, kemudian dia keluar dari kamar mandi hanya mengenakan celana kolor tanpa atasan.
Ia pun masuk ke kamar sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecilnya. Namun matanya tak lekang memandangi mesin tik yang berada di atas meja kamar. Pandangannya terus tertuju pada sebuah mesin tik jadul itu.
Pria itu mendekat lalu mengamati mesin tik yang masih mengkilap. Dengan pita tinta yang masih basah.
"Bu Rosita menjaga rumah ini banget ya, padahal udah lama gak ditinggalin tapi ga ada debu sedikit pun," gumamnya seraya menyentuh benda tersebut.
"Coba ah gue ketik sesuatu, udah lama gue gak pegang tuh mesin,"
Dendy antusias untuk mengetik, ia melemparkan handuk kecilnya diatas kasur. Lalu duduk di meja tersebut, mengangkat mesin tik tersebut agar lebih dekat dengannya.
Ia mengambil kertas HVS, lalu memasukkan kertasnya ke dalam roll mesin tik. Kemudian ia mendorong mesin tik tempat menaruh kertas tersebut kearah kanan hingga ujung, sampai berbunyi klik.
Dendy mulai mengetik sesuatu.
'Sore ini, Aku baru saja pindah ke rumah yang baru ku sewa. Pemilik rumah ini seorang penulis,' ketik Dendy
Tak berapa lama, sesuatu memaksa masuk kedalam tubuh Dendy.
Screeetz
Terlihat Dendy sedikit meronta dan mengeran. Ia mencoba bertahan atas sesuatu yang ingin merasuki tubuhnya, namun sesuatu yang baru saja masuk kedalam tubuhnya sudah mengambil alih.
Jemari Dendy terus mengetik tanpa henti dan dengan kecepatan lancar. Pandangannya kosong dan wajah tanpa ekspresi.
"Kenapa sih Dendy main mesin tik gak putus-putus dari tadi," gumam Key yang melepaskan headset yang ia kenakan. Meski sedang memakai headset ia masih bisa mendengar suara ketikan itu.
Key sedari tadi di ruang tamu, menunggu adzan Maghrib setelah itu ia berniat pulang. Suara mesin tik yang sedikit menganggu dan ketikannya yang tanpa jeda, menarik perhatian Key untuk menghampiri sang mantan pacar.
Key berhenti di depan pintu Dendy.
"Dendy, lu ngetik apaan pula! Gak berhenti-henti kayaknya juga ga ada jeda tuh. Udah setengah jam lebih Lo.. Dendy....Gue masuk ya?"
Tak ada jawaban dari dalam.
"Dendy gue masuk ya?"
Tapi saat menyentuh gagang pintu kamar itu, Key merasakan aura yang penuh dendam mengelilingi kamar itu.
"Astaga firasat gue gak enak,"
Key segera membuka pintu kamar Dendy. Dia melihat Dendy yang tanpa berpakaian, hanya memakai celana. Key mendekat, ia melihat jika pria didepannya itu sedang kesurupan.
Pria itu terus mengetik dengan pandangan lurus kedepan sedikit menunduk. Jemarinya terlihat mengetik sangat cepat meskipun kertas tersebut telah habis.
"Dendy...," panggil Key.
"Astaga dia beneran Kesurupan, gimana nih?" Key memundurkan langkah sambil mengigit jari, ketakutan.
Dan konflik mulai terjadi..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Deva Kurniawan
visual key kayak dasha taran ya thor🤩
2025-03-01
0
Private 🔒
kalau aku disana pasti udah kabur,takut
2025-01-04
0
Harni Saputri
wah GK main² visual nya key dasha taran 😍
2024-11-01
0