BAB 18

Sebulan berlalu sudah Max melatih Emma dengan berbagai gerakan ilmu bela diri dan beberapa jenis senjata tajam termasuk pistol. Emma sudah cukup menguasainya meskipun belum sejago dirinya, tapi bagi Max itu tak masalah, Max yakin kedepannya jika terus di asah pasti Emma akan semakin mahir dalam ilmu beladiri.

Kini setelah mereka selesai melakukan makan malam, Max mengajak Emma mengobrol sambil minum teh bersama di balkon kamar Emma.

"Apa yang akan kau lakukan setelah ini" tanya Max sambil menyeruput teh nya.

"Aku akan keperusahaan. Aku takut selama aku tak ada nenek lampir itu kembali berulah. Perusahaan itu sangat berharga bagiku karena perusahaan itu merupakan peninggalan dari kedua orang tuaku, aku takut terjadi sesuatu dengan perusahaan itu dan akan membuat kedua orang tua ku kecewa nantinya." ucap Emma sambil menatap langit malam.

Max bangkit dari tempat duduknya, lalu berjalan mendekati Emma yang sedang berdiri di sisi pagar pembatas.

Kemudian Max berdiri di belakang Emma dan memeluknya. Max melingkarkan kedua tangannya ke perut Emma dan menaruh dagunya di bahu Emma.

"Eh" Emma kaget akibat ulah Max yang tiba-tiba memeluk dirinya dari belakang.

"Jangan seperti ini tuan" kata Emma sambil mencoba melepaskan tangan Max yang melingkar di perutnya.

"Kenapa hmmm" bisik Max di telingga Emma hingga membuat bulu kuduk Emma meremang.

"Kau membuatku tak nyaman tuan" sahut Emma gugup.

"Dan mulai sekarang kau harus mulai terbiasa dengan perlakuanku, karena mulai saat ini kau adalah milikku" ucap Max seenaknya mengklaim Emma sebagai miliknya.

"Karena sesuatu yang sudah aku sentuh akan menjadi milikku" lanjutnya sambil mengeratkan pelukannya ketubuh Emma.

Plakkk...

Emma memukul keras tangan Max membuat Max langsung melepaskan pelukannya dari tubuh Emma, ia kesal dengan tingkah semena mena Max, kemarin bibir dan sekarang dirinya.

"Hai kenapa kau memukul tanganku" protes Max.

Emma membalikkan tubuhnya dan kini posisi mereka saling berhadapan.

"Karena tuan sangat menyebalkan, aku ini bukan milik siapa-siapa, jadi tuan jangan seenaknya mengatakan diriku ini milik tuan" ucap Emma dengan menatap sinis kearah Max.

Setelah itu Emma melangkah masuk kedalam kamarnya dengan menghentakan kakinya karena kesal.

"Bagus kalau belum ada yang memilikinya,Dengan begitu aku bisa menjadikan mu milikku. Suka tidak suka kau akan tetap memaksamu" ucap Max dengan sedikit meninggikan suaranya.

Emma tetap berjalan tak menghiraukan ucapan Max.

"Dasar tuan gila pemaksa" gumma Emma kesal.

Emma naik keatas ranjang dan menutupi seluruh tubuhnya menggunakan selimut hingga ke atas kepala.

Max berlari kecil menyusul Emma masuk kedalam kamar, terlihat Emma sudah merebahkan diri dia atas tempat tidur dengan tubuh yang tertutup oleh selimut, membuat Max tertawa kecil melihatnya.

Max ikut naik ke atas ranjang dan langsung merebahkan tubuhnya di sebelah Emma lalu memeluknya.

"Tuan lepas, kau membuatku sesak" protes Emma yang terus memberontak di dalam selimut.

"Tak akan aku lepas sebelum kau membuka selimutnya" sahut Max yang semakin membuat Emma frustasi.

"Tuan ini kenapa, kenapa jadi suka memelukku" kesal Emma.

"Karena tubuhmu harum, makanya aku suka memeluknya" ucap Max sambil menduselkan wajahnya di rambut Emma dan menghiruo aroma shampi dari rambut Emma.

"Tapi aku tidak suka tuan, kau membuatku risih tau tidak, besok-besok aku tidak akan mandi biar tuan tidak lagi memelukku" ketus Emma.

Max tergelak keras, entah sejak kapan Max jadi suka menggoda Emma, ia merasa terhibur dengan keberadaan Emma di hidupnya.

"Buka selimutnya nanti kamu sesak nafas" pinta Max sambil mencoba menarik selimut Emma tapi tidak bisa, karena Emma masih mempertahankan selimutnya, Emma begitu kuat memegangi selimutnya.

Maka terjadilah aksi saling tarik menarik selimut antara Emma dan Max, hingga membuat mereka tertawa terbahak-bahak karena Max menggelitiki pinggang Emma.

"Berhenti tuan kau membuatku geli,hahahah" pekik Emma sambil terus berontak.

"Tidak, sebelum kau membuka selimutnya" sahut Max menolak permintaan Emma.

"Iya-iya aku akan membukanya" ucap Emma menyerah. ia sudah tak tahan karena Max terus menggelitikinya.

Akhirnya Emma membuka selimutnya hingga sebatas leher, kedua mata membulat ketika melihat Max yang ada di atas tubuhnya dengan posisi setengah duduk.

Max langsung menindih tubuh Emma, ia memegangi kedua tangan Emma dan menciumnya. Max terus ******* bibir Emma, sesekali Max juga menghispa dan menggigit kecil bibir Emma.

Hingga Emma berontak karena kehabisan nafas barulah Max melepaskan tautan bibirnya di bibir Emma.

Max mati-matian menekan gejolak di dalam tubuhnya, ia tak ingin membuat Emma membencinya.

Dia mengusap bibir basah Emma menggunakan ibu jarinya. Setelah itu Max menggulingkan tubuhnya di sebelah Emma.

Emma langsung merubah posisinya menjadi membelakangi Max, ia juga berusaha meneteralkan detak jantungnya yang berdegub kencang.

Max masuk kedalam selimut dan memeluk Emma dari belakang.

"Tuan..."ucap Emma yang hendak protes tapi ucapanya langsung terpotong

"Diamlah, aku tidak akan berbuat macam-macam, aku hanya ingin memelukmu saja" ucap Max memotong ucapan Emma.

Emma menghela nafas panjang, ia mencoba memejamkan matanya yang sudah terasa berat.

Max mengecup puncak kepala Emma sambil mengusap tangan Emma agar cepat tertidur.

Emma yang merasa nyaman karena usapan Max, membuat dia langsung terlelap.

Tak lama Max juga ikut terlelap menyusul Emma yang sudah lebih dulu masuk kedalam mimpinya.

🌹🌹🌹

Drttttt

Drttttt

Drrttt

Pagi hari Max di bangunkan oleh bunyi yang berasal dari ponselnya. Max meraih ponselnya dari atas nakas dan mengkat panggilan tersebut.

"Bangun kamu... Sudah jam berapa ini kenapa kau tak menjemput Reva hah, apa kau mau aku pecat" teriak orang dari sebrang telpon membuat Max langsung menjauhkan ponselnya dari telinganya.

Max membuka matanya lalu melihat layar ponselnya dan ternyata yang menghubunginya adalah Arsen bosnya.

lalu dia menempelkan kembali ponselnya ke telinganya.

"Saya hari ini ijin tuan" kata Max dengan suara serak khas orang bangun tidur.

Tak lama terdengar suara wanita melenguh membuat Arsen semakin murka.

"Eughh..." lenguh Emma seraya menduselkan wajahnya ke dada bidang Max untuk mencari kenyamanan.

"Suara siapa itu Max? jangan bilang kau sedang tidur dengan seorang gadis" teriak Arsen.

Max langsung mematikan panggilannya secara sepihak.

"Sitt...pasti nanti dia akan mengintrogasiku" umpat Max sambil melihat wajah Emma yang masih terlelap sambil memeluk tubuhnya.

"Dasar pemalas" ucap Max terkekeh.

Max membangunkan Emma dengan cara menusuk nusuk pipi Emma agar membuatnya terbangun.

Tapi bukannya terbangun Emma malah semakin mengeratkan pelukannya ketubuh Max.

"Jangan menagngguku tuan, aku masih mengantuk" ucap Emma dengan mata terpejam, dia benar-benar malas untuk bangun, matanya terasa berat untuk di buka.

Bersambung

Happy reading guys 🙏

Terpopuler

Comments

Har Tini

Har Tini

🤣🤣🤣🤣bentar lgi max di intoregasi sm arsen🤣🤣

2022-12-12

3

Candra Woods

Candra Woods

sebentar lagi papa arsen akan menikahkan om max dan aunty emma pasti reva akan makin mengompori papa arsen😍😍😍😍

2022-12-11

0

Wulan Sari Batubara

Wulan Sari Batubara

lanjut

2022-12-10

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!