BAB 16

MAx yang gemas langsung saja menarik tengkuk leher Emma, dan mencium bi bir ranum Emma.

Lalu Max me lu ma bibir Emma dan menggigit kecil bibir bawahnya, spontan Emma langsung membuka bibirnya, Max menjulirkan lidahnya dan bermain di rongga mulut Emma.

Seringai puas terukir dari balik ciuman itu, Max tak menyangka kalau dia bisa men ci um bi bir Emma yang beberapa hari ini sudah menggoda dirinya.

Emma hanyut dalam permainan bibir Max di dalam rongga mulutnya.

Bugh

Bugh

Emma merasa pasokan udaranya sudah semakin menipis, gadis itu memukul punggug Max lemah, dia butuh bernafas.

"Hah... hah.. Tuan ingin membunuhku" kesal Emma sambil menghirup udara rakus, dadanya merasa sesak akibat Max terlalu lama menciumnya.

Tak lama Emma menangis akibat ulah Max yang dengan lancang sudah mencium bibirnya.

Hiksss.... hiksss... hiksss...

"Hai kenapa kau menangis" tanya Max panik ketika melihat kedua manik Emma meneteskan air mata.

"Kau jahat tuan, kenapa kau menciumuku hah" sahut Emma marah sambil terus menangis.

Max merasa bersalah karena sudah mencium bibir Emma tanpa seijinnya.

"Maafkan aku aku mengaku salah karena aku sudah menciummu" ucap Max dengan penuh sesal.

"Tuan sudah mengambil ciuman pertamaku hikss.... padahal aku ingin memberikannya pada suamiku nanti, tapi tuan malah mengambilnya lebih dulu, hikss...."

Max yang tadinya menyesal karena tengah mencium Emma tanpa ijin, kini dia malah tersenyum puas mendengar penuturan Emma.

Dia merasa bangga karena menjadi orang pertama yang mencium bibir Emma.

"Bibirmu manis juga, mulai sekarang bibir ini milikku, tak ada satu pria pun yang boleh menciumnya, karena aku tak akan segan-segan membunuh pria itu. " ucap Max sambil mengusap bibir Emma yang terlihat bengkak akibat ulahnya.

Emma tercengang mendengarnya dan menghentikan tangisnya, apa-apaan pria itu, setelah tadi mencium bibirnya begitu saja, kini malah seenaknya mengklaim bibirnya menjadi miliknya.

Cup... cup... cup.

"Berhenti mencium bibirku!! dasar tuan mesum gila" raung Emma frustasi ketika Max tak berhenti menyerang bibirnya.

Max berhenti mencium bibir Emma, dan tertawa keras melihat wajah Emma yang merah padam karena marah dengannya.

"Ganti bajumu, setelah makan nanti kita akan berlatih" ucap Max lalu melenggang begitu saja dari hadapan Emma sambil bersiul.

Emma mengacak ngajak rambutnya kesal.

"Dasar tuan mesum, sudah seenaknya menciumku lalu sekarang pergi begitu saja," maki Emma kepada Max.

Emma beranjak dari ayunan lalu menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, dan berganti pakaian yang tadi.

🌹🌹🌹🌹

Ada apa denganmu hah? dimana temanmu yang lain" tanya Darso ketika melihat anak buahnya tergopoh gopoh masuk kedalam rumah, bahkan penampilannya sudah berantakan

"Anu tuan... mereka terbunuh" sahut anak buah Darso sambil menunduk.

"Maksud mu apa hah? bicara yang jelas" sentak Darso.

"Mereka mati tertembak tuan, lelaki yang bersama wanita itu yang menembaknya" ucap anak buah Darso dengan tubuh bergetar.

Darso semakin murka ketika mendengar kalau anak buahnya mati tertembak, bukankah harusnya mereka menang, dari segi jumlah saja mereka sudah unggul. Kenapa justru mereka yang meninggal.

"Dasar bodoh, mengalahkan satu orang saja kalian tidak bisa, bukankah kalian sama-sama memegang senjata hah" amuk Darso kepada anak buahnya.

Dorr

Akhhhhh.....jerit anak buah Darso karena salah satu kakinya di tembak oleh Darso, ia tak mentolerir kekalahan yang di lakukan anak buahnya.

"Bawa dia pergi dari hadapanku sekarang juga," perintah Darso kepada anak buahnya yang lain untuk membawa anak buahnya yang baru saja ia tembak.

Pyar

Pyar

Pyar

Darso mengamuk memecahkan beberapa guci yang ada di dekatnya, ia marah karena anak buahnya gagal membawa Emma kembali padanya.

"Brengs*ek, siapa laki-laki itu yang sudah berani ikut campur masalahku. Ini tidak bisa di biarkan aku harus mencari tahu laki-laki itu. Aku harus menemui wanita tua itu sekarang juga" marah Darso dengan nafas naik turun.

Lalu Darso memutuskan untuk menemui Eva, ia ingin menanyakan lelaki yang bersama Emma kepada Eva. Darso berpikir pasti Eva menyembunyika sesuatu darinya.

Darso dan anak buahnya menaiki mobil menuju kerumah Eva.

Brakkk....

Darso membuka paksa pintu rumah Eva.

"Apa-apaan kamu hah" teriak Eva ketika melihat Darso merusak pintunya.

Darso tak menggubris teriakan Eva, ia berjalan mendekati Eva lalu mencekik lehernya.

"Katakan siapa lelaki yang bersama Emma atau aku akan membunuhmu sekarang juga" ucap Darso mengancam Eva.

"Saya tidak tahu tuan" sahut Eva gagap sambil menahan tangan Darso yang mencekik lehernya.

"Jangan berbohong kamu, Eva" Sentak Darso tepat di depan wajah Eva. membuat Eva memjamkan matanya.

"Saya berani bersumpah tuan, saya tidak tahu siapa lelaki yang bersama Emma, bahkan anak buah saya saja belum bisa menemukan keberadaan Emma"

Darso menghempaskan tubuh Eva begitu saja, hingga membuat Eva terjatuh di lantai.

Uhhukkk

Uhhukkk.

Eva terbatuk batu ketika Darso melepaskan cekikan di lehernya.

"Beri aku informasi jika anak buahmu sudah menemukannya" tegas Darso. lalu berbalik dan berjalan keluar dari rumah Eva.

Bersambung

Happy reading guys 🙏

Terpopuler

Comments

Femmy Femmy

Femmy Femmy

bodoh anak buah Darso kalian juga bawa pistol kenapa tidak langsung menembak Darso

2024-04-01

1

Har Tini

Har Tini

darso, eva jngn main main sm max1😂

2022-12-12

1

Candra Woods

Candra Woods

enak aja kalian berdua mau dapatkan emma malah kematian kalian yang akan segera menjemput om max ndak akan tinggal diam aja😁😁😁😁😁

2022-12-11

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!