BAB 9

Bugh

Bugh

Bugh

Darso memukuli semua anak buahnya yang ada di rumahnya. ia sangat marah ketika mendengar Emma kabur dari rumahnya.

"Apa yang kalian kerjakan hah, hanya menjaga satu wanita saja tidak becus. Percuma saja aku membayar mahal kalian semua, kalau menjaga seorang wanita saja kalian tidak bisa" maki Darso kepada semua anak buahnya.

"Di depan rumah banyak penjaga, tapi kenapa kalian masih bisa kecolongan hah?" imbuhnya.

"Perempuan itu kabur lewat balkon tuan, lalu keluar melalui pintu belakang rumah menuju ke hutan, dan ada sebuah mobil yang menolongnya" jelas sang pengawal.

"Dasar b*doh, bisa-bisanya kalian semua di kelabuhi oleh seorang wanita. Bahkan kalian mengejar seorang gadis saja tidak bisa. Sekarang cari dia dan bawa dia kembali kerumah ini, cari tahu orang yang menolongnya" perintah Darso tak mau di bantah.

"Tapi tuan.... "

"Tidak ada tapi-tapian, saya sudah membayar mahal gadis itu tapi kalian justru melepaskannya, kalau sampai kalian tidak bisa menemukannya,maka nyawa kalianlah yang akan menjadi gantinya" amuk Darso kepada anak buahnya.

"Baik tuan" sahut anak buah Darso yang sudah babak belur dihajarnya.

Darso tidak akan mentolerir kesalahan yang di buat oleh anak buahnya, baik sekecil apapun kesalahan yang di buatnya.

"Aku harus menghubungi Eva, siapa tahu anak itu kembali kerumah itu" gumam Darso.

Darso mengambil ponselnya di atas nakas, lalu menghubungi Eva.

"Dimana Emma" tanya Darso langsung ketika telponnya sudah terhubung.

"Apa maksud anda tuan? bukankah seharusnya Emma berada di rumahmu?" sahut Eva dari sebrang telpon.

"Dia tadi siang kabur dari rumahku, jangan coba-coba membohongiku Eva" gertak Darso.

"Sungguh tuan, dia tidak pulang kerumah" Sahut Eva dengan nada bergetar karena takut.

"Cari dia atau aku akan mengambil anakmu yang lain untuk menggantikannya" ancamnya, setelah itu Darso mematikan panggilannya.

Di rumah Eva membanting semua barang yang ada di dalam kamarnya. Ia mengutuk Emma karena berani kabur dari rumah Darso, hingga membuat dirinya terancam.

"Akhhhh....Anak itu selalu saja membuat ulah" teriak Eva seraya menjatuhkan semua barang yang ada di atas meja riasnya.

"Aku harus mencarinya, jangan sampai bandot tua itu mengambil Clarissa" gumam Eva.

Kemudian Eva beranjak dari kamarnya mencari keberadaan putrinya.

"Clarissa... " panggil Eva sambil mengetuk pintu kamar putrinya.

Klek...

Pintu kamar terbuka dari luar.

"Ada apa mam?" tanya Clarissa setelah membuka pintu kamarnya.

"Bantu mama mencari Emma, dia kabur dari rumah tuan Darso, kalau kita tidak bisa mengembalikan dia kepadanya, kamu yang akan menjadi gantinya" Kata Eva.

Clarissa membelalakan matanya, dirinya tidak tahu apa-apa kenapa menjadi tumbal juga.

"Kenapa jadi Clarissa sih ma, lagian kenapa bisa mama berurusan dengan tua bangka itu" sahut Clarissa tak terima.

"Mama kalah judi, makanya mama menjual Emma kepada tuan Darso" kata Eva jujur.

"Bisa tidak sih mama tidak membuat masalah, Clarissa sudah pernah bilang sama mama, jaangan lagi berjudi, tapi mama tidak pernah mendengarkan ucapan Clarissa. Giliran susah mama tumbalin Clarissa dalam masalah mama.

"Selama ini hidup kita sudah enak dan semuanya terpenuhi, tapi mama tetap saja membuat ulah, jangan sampai Emma membuang kita gara-gara kesalahan mama sendiri." Hardik Clarissa kepada mamanya.

Clarissa sudah muak dengan kebiasaan mamanya yang selalu berjudi, Clarissa memang tidak menyukai Emma tapi dia juga tidak membenarkan kelakuan mamanya.

"Mama lakuin ini semua karena mama kesepian, kamu selalu sibuk dengan teman-temanmu, dan tak pernah sekalipun kamu memperdulikan mama" ucap Eva beralasan.

"Jangan banyak drama ma, mama punya uang, mama bisa berfoya-foya atau berkumpul dengan teman-teman mama. Memangnya selama ini apa yang mama dapatkan selama mama berjudi? apa dengan berjudi membuat mama kaya? tidak ma, yang ada membuat kita sengsara" ucap Clarissa mengakhiri perdebatannya dengan Eva.

Brakkkk

Clarissa membanting pintu kamarnya dengan sangat keras membuat Eva berjingkat.

"Dasar wanita tua bodoh, sudah enak hidup begini malah membuat ulah," ucap Clarissa memaki ibunya.

Lalu Clarissa memasukkan beberapa bajunya kedalam koper, ia akan pergi sementara waktu dari rumahnya, ia tak ingin dirinya menjadi pengganti Emma.

...****************...

Sedangkan pagi hari setelah bangun tidur Emma memutuskan untuk memasak sarapan pagi.

Emma mencoba meraih piring yang ada di rak atas, tapi tak juga sampai padahal dirinya sudah berjinjit.

"Bilang kalau memang butuh bantuan" ucap Max dari belakang tubuhnya sambil meraih piring yang ada di rak atas.

"Eh" kaget Emma, Emma bisa merasakan tubuh Max yang menempel di punggungnya.

Nick menunduk kebawah, dan tak sengaja melihat dada Emma yang berukuran besar.

Tanpa di komando bagian bawah tubuh Max mulai bereaksi.

Max buru-buru memalingkan wajahnya dan segera berbalik menghindari Emma.

"Cepat selesaikan masaknya, dan lekas mandi, jangan sampai aku menerkammu karena kau terus memakai baju kurang bahan itu"ucap Max yang sama sekali tak melihat ke arah Emma.

Lantas Max pergi kekamarnya, dan langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang berkeringat sehabis olah raga.

Sejak tadi pikiran Max terus memikirkan gundukan daging milik Emma, hingga membuat yang di bawah sana berdiri tegak.

"Si*lan baru lihat begitu saja sudah berdiri, terpaksa deh harus bersolo karir" umpat Max sambil merutuki nasibnya.

Sedangkan di dapur Emma panik langsung mencari jaketnya, ia lupa setelah bangun tidur tidak memakai jaketnya kembali.

"B*doh kau Emma, pantas saja dia berbicara seperti itu" ucap Emma merutuki kebodohannya sambil memukul kepalanya sendiri.

Setelah selesai menata semua masakannya di atas meja makan, Emma menuju ke kamar Max, untuk memanggil Max sekaligus untuk menumpang mandi, karena sebelumnya Max tidak memberitahukan kamar mandinya.

Tok

Tok

Tok

"Tuan, makanannya sudah siap" teriak Emma dari depan kamar Max.

"Berisik" ucap Max setelah membuka pintu kamarnya.

"Maaf tuan, saya takut tuan tidak mendengarnya" sahut Emma.

"Memangnya kamu pikir aku tuli" kata Max.

"Bukan begitu maksudku tuan, ah sudahlah... saya kesini sekalian mau numpang ke kamar mandi dan juga mau meminjam baju tuan" ucap Emma.

"Tunggu di sini," ucap Max, lalu kembali masuk kedalam kamarnya untuk mengambil sesuatu.

Tak lama Max terlihat keluar dari kamar sambil membawa sebuah kaos beserta handuk di tangannya.

"Ini, kau bisa mandi di kamar mandi bawah dekat dapur" ucap Max sambil memberikan kaos miliknya dan juga handuk kepada Emma.

"Terima kasih tuan, kalau begitu saya permisi" ucap Emma dan pamit pergi dari hadapan Max.

Max tidak mengijinkan siapapun masuk kedalam kamar pribadinya, kecuali orang yang sudah dekat dengannya.

Bersambung

Happy reading guys 🙏

Terpopuler

Comments

Cherry🍒

Cherry🍒

bener sih walaupun Clarissa agak songong tapi dia pintar juga mikir nya

2022-11-30

1

Sulistiyani Sulis

Sulistiyani Sulis

semoga anak buah Darso tak menemukan Emma dan om Max segera menjadikan Emma istrinya 🥰🥰🥰

2022-11-30

0

Mamah Mumtaza

Mamah Mumtaza

lanjut thor seruuu

2022-11-29

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!