BAB 14

Tiga hari berlalu, sampai sekarang anak buah Eva dan Darso masih belum bisa menemukan keberadaan Emma, Max benar-benar menyembunyikan keberadaan Emma hingga mereka tak juga menemukannya.

Hari ini kebetulan Max libur menjadi bodyguard Reva, ia ingin mengajak Emma pergi ke mansionnya yang ada di hutan.

"Cepat ganti bajumu dan ikut aku sekarang" ajaknya kepada Emma.

"Kemana tuan? memangnya hari ini tuan tidak bekerja?" tanya Emma sambil menautkan alisnya.

"Jangan banyak tanya, hari ini saya libur" sahut Max.

Emma mengangguk patuh, ia males berdebat dengan Max, nanti ujung-ujungnya dia sendiri yang tersudutkan olehnya.

Emma keluar dari kamar mandi dengan baju yang sudah berubah dari sebelumnya, Emma menghampiri Max yang sedang duduk di sofa.

"Ayo tuan" ajak Emma.

Max menoleh dan melihat kearah Emma yang sudah rapih. Ia mengangguk lalu bangkit dari tempat duduknya dan melangkahkan kakinya menuju pintu dan keluar dari apartemen.

Emma mengikuti Max dari belakang masuk ke lift dan menuju ke parkiran.

Ting

Pintu lift terbuka, Max dan Emma keluar menuju ke mobilnya.

Setelah mereka masuk kedalam mobil, Max mulai menyalakan mesin mobilnya dan meluncur meninggalkan apartemennya.

Sejak tadi di dalam mobil Emma selalu melihat ke arah Max yang sedang fokus mengemudikan mobilnya, ia begitu terpesona dengan wajah tampan Max yang sedang di lihatnya.

"Ada apa lihat-lihat" kata Max sambil melirik ke arah Emma.

"Tidak, siapa juga yang melihat anda tuan" kilah Emma sambil melengoskan wajahnya ke samping, ia menyembunyikan wajahnya yang merona akibat tercyduk sedang memperhatikan wajahnya.

"Cih, mengaku saja nona, wajahku memang tampan, hingga membuat banyak gadis terpesona dengan wajah tampanku ini" sindir Max penuh percaya diri.

"Kau terlalu percaya diri tuan" balas Emma, Emma baru tahu kalau ternyata Max senarsis itu.

Max tak lagi menyahuti ucapan Emma, saat ini Max fokus melihat kaca spion mobilnya.

Dari belakang terlihat jelas dua mobil seperti sedang mengikuti mobil Max. Tak di sangka ternyata mobil itu menambah kecepatannya hingga tepat berada di mobil Max.

Max masih tenang, mencoba mengamati mobil mereka.

Tak di sangka ternyata kedua mobil itu mempercepat kecepatannya hingga mensejajarkan mobilnya dengan mobil Max, keduanya memepet mobil Max dari arah samping kiri dan kanan.

"Berpeganglah, dan pastikan sabuk pengamanmu terpasang dengan baik dan benar" ucap Max tanpa menoleh sedikit pun ke arah Emma.

"Hah, memangnya ada apa" tanya Emma bingung.

"Lihatlah kesamping kanan kirimu" sahut Max.

Emma pun menoleh ke arah samping, ia melihat dua mobil yang sedang memepet mobilnya.

Emma langsung mengencangkan sabuk pengamannya dan berpegangan pada handle pintu bagian atas mobil.

Max menambah kecepatan laju mobil yang di kendarainya dengan kecepatan tinggi.

"Sitt.... tambah lagi kecepatannya, kita harus bisa menyusul mobil itu. Jangan sampai kita kehilangan perempuan itu lagi, atau kita yang akan mati di tangan tuan Darso." ujar laki-laki yang sedang mengejar mobil Max.

Emma memejamkan matanya, ini kali pertama Emma di ajak kebut-kebutan seperti ini, biasanya ia hanya melihat di film-film yang ia tonton saja.

Dan kini bersama Max, mobil ini melaju begitu cepat seperti di film-filn action yang sedang berkejar kejaran dengan musuhnya.

"Ya tuhan, tolong pelankan mobilnya tuan, saya belum mau mati" teriak Emma, ia berharap Max menuruti kemauannya, tapi ternyata salah, tak sedikitpun Max mengurangi laju mobilnya.

Kepala Emma sudah pusing, perut pun rasanya sudah mual seperti ingin memuntahkan semua isinya.

Max semakin menambah laju mobilnya, Max takut mobil musuhnya bisa menyusul mobilnya lalu menembak ban mobilnya.

Hingga di depan Max memutar membalikkan mobilnya, hingga posisi mobilnya berhadap-hadapan dengan mobil musuh yang ada di depannya.

"Oh God, maafkan semua kesalahan saya tuan, dan tolong ikhlaskan hutang-hutang saya karena saya belum sempat membayarnya. Mama, papa....Emma datang" ucap Emma sambil memejamkan matanya ketika sebentar lagi mobil mereka akan saling bertabrakan.

Seolah ini kesempatan terakhir Emma hidup di dunia ini. Max merogoh pistol dari bawah kursi kemudi dan siap menembak musuh yang ada di hadapannya.

Sementara musuh di dalam mobil di buat frustasi oleh Max, ia mengira Max orang gila yang ingin menabrakkan mobilnya dengan mobil mereka. Tentu pergerakan Max membuat mobil musuh membanting stir kekiri, karena mereka tidak mau mati konyol.

Max mengerem mobilnya, lalu ia keluar dari kaca mobilnya dan menembakkan pelurunya ke ban mobil musuh yang sedang berusaha menstabilkan laju mobilnya.

Dor

Dor

Max menembak ban mobil depan kedua mobil itu, membuat mobil mereka semakin oleng karena salah satu dari bannya kempes.

"Kabur cepat, jangan sampai kita yang mati di tangannya" ucap musuh mulai panik.

Max membelokkan mobilnya mengejar mobil musuh yang sudah lebih dulu membelokkan mobilnya ke arah lain.

"Kau bisa mengemudi kan" ucap Max kepada Emma

"Hah, maksudnya gimana tuan" sahut Emma yang masih dalam keadaan linglung.

Belum juga Emma sadar dari keadaannya sekarang, Max sudah melepaskan tangannya dari stir mobilnya.

Emma spontan langsung meraihnya, dan mengemudikan mobilnya agar tetap lurus kedepan, beruntung Emma bisa menyetir mobil, hingga tak membuat mobil mereka menabrak pembatas jalan.

Max kembali menembaki dua mobil musuh yang ada di hadapannya hingga terjadi baku tembak antara Max dan musuh.

Max kembali memecahkan ban mobil mereka, semakin membuat mobil mereka oleng dan menabrak pembatas jalan.

Setelah memastika mobil musuh berhenti dan ringsek, Max menyuruh Emma menghentikan mobilnya.

"Hentikan mobilnya sekarang" titah Max.

"Tapi tuan, ini sangat berbahaya...bagaimana kalau mereka masih hidup, bisa-bisa tuan di tembak oleh mereka" protes Emma.

"Tepikan mobilnya sekarang juga" tegas Max.

Mau tak mau Emma menepikan mobilnya. Lalu Max keluar dari dalam mobil dan berjalan menuju ke mobil musuh, ia ingin memastikan sesuatu.

Dor

Dor

Max menembak langsung keduanya tepat di jantungnya, bisa Max pastikan kalau keduanya langsung meninggal di tempat.

Kemudian Max menuju ke mobil satunya, ia hanya melihat satu orang saja yang ada di dalam mobil tersebut, sementata yang satunya sudah kabur masuk kedalam hutan.

"Siapa yang menyuruh kalian hah" tanya Max sambil menarik kerah bajunya.

"Ampun tuan, ampuni saya kasihani lah saya tuan, saya masih mempunyai istri dan anak yang harus saya nafkahi. Saya hanya menjalankan tugas tuan" mohonnya dengan tubuh bergetar sambil mengangkat kedua tangannya menatap Max.

"Siapa?" tanya Max lagi.

"Tuan Darso, saya hanya di perintah untuk menangkap wanita itu tuan"

"Katakan padanya jangan pernah mengejarnya lagi, atau saya akan menghabisinya seperti saya menghabisi teman kalian" ucap Max setelah itu menghempaskan tubuhnya begitu saja.

Bersambung

Happy reading guys 🙏

Jangan lupa like, koment, vote, gift, rate 🙏

Terpopuler

Comments

Ani Maryani Naryani

Ani Maryani Naryani

udah banyak istri masih pingin daun muda wah lieur eta mah

2023-06-11

1

yosya

yosya

wuihhhh... keren abis Om Max.. 😍😍😍
kata Om Max...
ini baru pekerjaan ku yang sebenarnya.. 😄😄😄
bukan ngasuh Reva .. 🤭🤭✌️✌️✌️
piiissss maafkeun ya Reva..

2022-12-28

1

yosya

yosya

wkwkwkwkwk
maaf ya Emma...
saya ketawa ngakak..
😄😄😄✌️✌️✌️🙏🙏

2022-12-28

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!