BAB 10

"Kau mau kemana tuan?" tanya Emma ketika melihat Max mau beranjak dari tempat duduknya.

Mereka berdua baru selesai melakukan sarapan pagi, dan kini Max ingin pergi mengantar Reva kesekolah.

"Bekerja" jawab Max singkat.

"Bolehkah aku ikut sekalian tuan? aku ingin pergi ke perusahaanku" tanya Emma.

"Lebih baik kamu bersembunyi dulu untuk sementara waktu, aku yakin mereka pasti sedang berusaha mencarimu" saran Max.

Emma mencoba menimbang nimbang saran dari Max, ucapan Max ada benarnya juga, tapi dia juga tidak bisa mengabaikan perusahaannya. Bagaimana nanti nasib perusahaannya kalau ia meninggalkannya terlalu lama pikir Emma.

"Tapi tuan, aku harus datang ke perusahaanku" kata Emma.

"Terserah kau saja, tapi kalau nanti kamu tertangkap sama mereka, aku tidak akan menyelamatkanmu" Sahut max, setelah itu ia berjalan meninggalkan meja makan.

Emma menghela nafasnya dengan panjang.

"Baiklah aku akan ikut saranmu tuan, tapi bisakah anda meminjamkan saya laptop," ucap Emma menghentikan langkah Max.

"Ck, menyusahkan" decak Max, tapi tetap memenuhi kemauan Emma.

Ia berbalik kembali menuju ke kamarnya mengambilkan laptop untuk Emma.

Usai mendapatkan laptopnya, Max keluar dari kamarnya lalu menghampiri Emma yang sedang membereskan bekas tempat makan mereka tadi.

"Ini" ucap Max sambil menaruh laptopnya di atas meja.

"Terima kasih tuan, kalau boleh tahu apa tuan akan pulang untuk makan siang?" ucap Emma lalu bertanya kepada Max.

"Apa kamu kangen denganku, sehingga bertanya seperti itu hmm" bukannya bertanya Max justru menggodanya.

"Tentu saja tidak, saya hanya bertanya, kalau anda pulang nanti saya akan memasak untuk anda, kalau tidak ya tidak...saya akan memasak untuk diri saya sendiri" Sahut Emma membuat Max jengkel.

"Ingat, kamu harus membayar sewa dan biaya makanmu di sini" ucap Max.

"Kau tenang saja, nanti aku akan membayar semua hutangku selama berada di sini" ujar Emma.

"Baguslah, berarti kau sadar diri" kata Max.

"Siapkan aku makanan, karena nanti siang aku akan pulang kesini untuk makan siang" titah Max setelah itu dia pergi begitu saja meninggalkan Emma yang tengah kesal dengan dirinya.

Setelah Max pergi, Emma membuka laptopnya untuk mengecek pekerjaanya yang sudah masuk kedalam emailnya.

"Sial, aku melupakan sesuatu, harusnya tadi aku juga meminjam posel kepadanya biar bisa menghubungi Tina" ucap Emma kesal pada dirinya sendiri. ia lupa kalau dirinya perlu ponsel untuk menghubungi Tina asistennya.

Emma larut dengan pekerjaannya, hingga waktu menunjukkan pukul 11 siang, akhirnya Emma memutuskan untuk menyudahi pekerjaannya, karena dia harus memasak untuk Max nanti.

*

*

Sedangkan di tempat lain, Darso kembali memaki anak buahnyanya karena Mereka kembali tanpa hasil apapun, bahkan informasi Emma saja tidak mereka temukan.

"Gunakan otak kalian itu, mencari satu wanita saja tidak tahu, kalian harusnya cari siapa pemilik mobil itu"

"Saya sudah mencari tahu pemilik mobil tersebut tuan, pemilik mobil tersebut bernama Joven Max Owen" sahut sang anak buah.

"Cari dia dan seret kehadapanku sekarang juga, aku tak mau dengar kata gagal dari mulut kalian semua"

"Tapi tuan.... "

"Lakukan sekarang juga atau aku akan membunuh kalian semua, karena ketidak becusan kinerja kalian membuat gadis itu kabur dari rumahku" sentak Darso langsung memotong ucapan anak buahnya.

"Baik tuan" ucap Salah satu anak buah Darso.

Sebenarnya mereka belum menemukan keberadaan Darso, tapi karena mereka tak ingin semakin membuat tuannya marah, maka dia langsung mengiyakan perintah tuannya.

Mereka akan berpencar untuk mencari pemilik mobil itu

...****************...

"Sebenarnya aku ini pengawal apa baby sitter sih, kenapa kerjaanku jadi tukang antar jemput anak" keluh Max yang merasa aneh dengan pekerjaannya.

Gerutu Max yang sudah berada di depan sekolah Reva menunggu kedatangan nona kecilnya itu.

"Om Max ayo kita pulang" panggil Reva yang sudah berada dihadapan Max.

Lalu Max membantu Reva masuk kedalam mobilnya dan memasangkan seatbelt ke tubuhnya.

Setelah itu Max memutari mobilnya lalu membuka pintu mobil samping kemudi, dan duduk di kursi kemudi.

Max menyalakan mesin mobilnya, mobil mulai berjalan membelah jalanan yang lumayan padat, karena bertepatan dengan jam makan siang.

Max mengemudikan mobilnya ke tempat lain bukan ke rumah Arsen.

"Kok jalannya beda om? ini kan bukan jalan biasa yang sering kita lewatin ke rumah papa" tanya Reva yang merasa jalannya bebeda dari biasanya.

"Om Max lapar sayang, kita makan siang di apartement om Max dulu" sahut Max.

"Memangnya om Max sudah masak? mending kita makan di restoran saja om, om Max tidak punya uang buat beli makan ya" kata Reva

"Cih, mana mungkin om Max tidak punya uang, percuma om Max tiap hari antar jemput kamu kalau tidak di bayar" sahut Max tak terima di hina nona mudanya.

"Kalau di apartement ada yang geratis, kenapa harus cari yang bayar" ucap tersenyum dalam hati.

Mobil yang Max kemudikan sudah terparkir di basment apartement. Lalu Max mengajak Reva untuk keluar dari mobilnya.

Max menggandeng tangan Reva dan membawanya menuju ke apartementnya.

Max memencet passwordnya untuk membuka pintu apartemennya.

Bip

Pintu akhirnya terbuka, Max dan Reva masuk kedalam.

Baru saja masuk ke apartemennya, hidung Max sudah di sambut oleh aroma masakan dari dapurnya.

Max mengajak Reva menuju ke meja makan. Terlihat Ema yang sedang menata makanannya.

"Kok, itu kan Aunty yang kemarin kita tolong di hutan om" ucap Reva ketika melihat sosok Emma di apartemen Max.

Emma menoleh karena mendengar suara orang lain di dekatnya.

"tuan, sudah pulang rupanya, lekas makan mumpung masakannya masih hangat" ucap Emma.

"Hai girl, kau juga ikut kemari" sapa Emma sambil melihat ke arah Reva yang masih saja berdiri di sebelah Max.

"Iya aunty, Reva di aja om Max kesini untuk makan siang, soalnya om Max tidak punya uang" sahut Reva asal.

Max di buat mendelik mendengar ucapan Reva, bisa turun pamornya kalau sampai Emma mengira dirinya benar-benar tidak punya uang.

Emma manggut-manggut, seolah mengerti alasan Max yang meminta uang sewa dan uang makan kepadanya.

"Jangan dengarkan dia, mana mungkin aku tidak punya uang" Ucap Max tak terima.

"Tidak usah malu om, nanti Reva bilang sama papa supaya menaikkan gaji om Max, biar om Max tidak kehabisan uang lagi" kata Reva semakin membuat Max kesal.

"Ya itu lebih bagus, nanti secepatnya saya juga akan membayar uang sewa, biar saya tidak merepotkan tuan" timpal Emma.

Max mendegus kesal, Max memilih untuk segera makan, dari pada menjelaskan kepada kedua perempuan beda usia itu, karena nantinya akan percuma.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Femmy Femmy

Femmy Femmy

Reva pintaarrr sekali😀

2024-04-01

1

Femmy Femmy

Femmy Femmy

🤣🤣🤣

2024-04-01

0

yosya

yosya

bilang aja kamu kangen ama Emma Om Max...
😄😄😄

2022-12-28

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!