LIMA BELAS

Sepuluh orang pemuda tampan menatap kearah NR dan dua orang laki-laki yang duduk bersama-sama dengan sulit diartikan.

"Bos saingan lo" Ucap Arya sedangkan yang di bicarakan hanya diam.

"****, ini gak bisa dibiarin" Batin seseorang.

"Dia hanya milik gue" Batin beberapa orang.

"Mereka bukannya ketua ama wakil ketua geng Blood Month ya?" Tanya Rocky dan dijawab anggukan oleh mereka semua.

" Bukannya mereka musuh kita ya boss?" Tanya Alazar.

"Hmm" Ucap Aris.

"Berarti kita semua musuh geng Blood Month dong, kan kita juga musuhan sama geng mereka" Celetuk Apra dan dijawab anggukan oleh mereka.

"Kita akan bekerja sama" Ucap Raka santai.

"Maybe" Ucap Aris menyeringai

"Cabut" Ucapnya.

Disisi Alex dkk

Seperti kesepuluh pemuda itu mereka juga melihat NR dan kedua laki-laki itu.

"Kok bisa ketua geng Blood Month kenal sama Nana, liat tuh si Key ngelus-ngelus rambut Nana apa mereka pacaran?" Tanya Bima.

" Mungkin aja" Ucap Danis.

"Dia milik gue" Batin Angga tersenyum miring.

"Kenapa dengan gue, kenapa gue gak suka liat Nana dengan laki-laki itu" Batin Alex

"Akan ku rusak kebahagiaan kalian" Batin Sisil.

"Apa gak apa-apa Nana sama Rara banyak cowok didekat mereka itu kan gak baik" Ucap Sisil memprovokasi. (Ya ellah, gak nyadar apa lo kan gitu juga, lo lebih parah lagi udah ngambil milik orang lain).

"Murahan mah" Celetuk Bima sedangkan kembar B dan Leo marah mendengar itu, tentu bukan marah ke Bima tapi ke N&R. Kembar B dan Leo pun berjalan mendekati N&R dan diikuti yang lainnya.

Brakkk

Meja digebrak oleh seseorang dan itu membuat mereka langsung menoleh kearah sang pembuat ulah.

"Ck ck ck, kenapa kalian selalu menganggu disaat kami sedang makan" Ucap Nana yang masi santai dan membuat mereka terdiam.

"Nana Rara, kok kalian ganti-ganti cowok itukan gak baik" Ucap Sisil lembut sedangkan N&R hanya memutar matanya malas.

"Udah kaya murahan aja" Desis Danis.

"Kalian jauhi mereka" Ucap Brayen menunjuk kedua laki-laki itu sedangkan mereka hanya diam.

"Udah gue bilang jauhi Nana dan Rara" Ucapnya lagi.

"Punya hak apa lo nyuruh gue jauhin mereka?" Tanya Nana tersenyum remeh.

" Kita ini abang lo" Ucap Bryan.

"Gue gak punya abang kek kalian tuh" Ucapnya santai.

"Betul kata Nana" Ucap Rara.

"Kalian gak malu apa, mengganggu kesenangan orang lain?" Tanya Rara.

"Apa karna ****** ini yang memprovokasi kalian hmm?" Tanya Nana sambil menunjuk Sisil.

" Aku cuma ngasi nasehat aja kok hiks hiks " Ucapnya menunduk meneteskan air mata.

"Harusnya kalian bersyukur karna diberi nasehat oleh Sisil tapi kalian malah menuduh dan menghina Sisil" Ucap Alex marah.

"Kami gak butuh nasehat lo lagipula lo juga sama dekat dengan banyak laki-laki bahkan lebih parah" Ucap Nana sinis.

"Jauh jauh lo Sil gue jijik liat lo" Ucap Rara mengibas tangannya.

"RARA" teriak Leo.

"Jangan teriak-teriak sakit ni telinga gue" Ucapnya memegang telinganya.

"Lo menjijikan Rara" Ucap Leo marah.

"Kalian yang menjijikan" Desis Rey dingin.

"Jangan ikut campur lo" Ucap Leo menunjuk kearah Rey.

"Kalo gue mau ikut kenapa?" Tanyanya santai.

" Bangsat lo" Ucapnya sambil hendak menghajar Rey.

Bughhh

Bukan Rey yang dihajar tapi malah sebaliknya dan Leo jatuh ke lantai.

"Jangan main-main" Ucap Rey dingin.

"PERGI KALIAN" Ucap Key dingin dengan penuh penekanan.

Dan akhirnya mereka pun pergi dengan perasaan yang sulit diartikan.

"Sial" ucap Alex.

Sekarang Nana sedang pergi sendiri ke toilet, kenapa dia tak ditemani Rara? karna katanya dia 'gue sendiri aja' jadi ya gitu.

Back Nana

Nana yang sudah selesai di toilet puan bergegas ke kelas, tapi sebelum melanjutkan perjalanan ada seseorang yang memanggilnya.

"Nana" Ucap dia sedangkan Nana hanya menaikan alisnya 'apa'.

"Jangan dekat-dekat dengan pria lain kecuali gue" Ujarnya dingin tiba-tiba dan hanya mengerutkan dahinya bingung.

"Siapa lo yang ngatur-ngatur gue" Ucap Nana datar.

"Kamu itu hanya milik Angga seorang" Ucapnya menatap tajam. Ya, laki-laki itu adalah Angga guys yang klaim kalo Nana itu milik dia, dia adalah satu dari sekian banyak cogan yang suka Nana

"Enak aja lo bilang gue milik lo, only in your dreams" Ucap Nana tersenyum miring.

"Kalo lo macam-macam lo akan tau akibatnya" Ucapnya sambil mengelus pipi Nana dan Nana pun menepis tangan Angga.

"Lo gila ya, gue gak ada rasa sama lo, beraninya lo ngancem gue" Ucap Nana marah sedangkan Angga terkekeh melihat wajah Nana yang marah.

"Kau sangat mengemaskan baby" Ucap Angga sedangkan Nana mendengus kesal dan pergi.

"Kau hanya milikku" Gumam Angga sambil melihat punggung Nana yang menjauh.

Nana yang sedang berjalan berpapas dengan Raka.

"Ikut gue" Ucapnya menarik tangan Nana.

"Apaan sih lo narik-narik tangan gue" Ucap Nana yang kesal sedangkan Raka hanya diam sambil membawa Nana ke belakang sekolah.

"Lo mau apa si ka?" Tanyanya kesal dan Raka hanya tersenyum miring.

" Lo itu milik gue Nana" Ucapnya mengelus rambut Nana.

"Kenapa sih kalian main ngeklaim kalo gue milik kalian, gila ya kalian?" Tanya Nana marah.

" Siapa orang itu? Ucapnya menatap tajam Nana.

"Cari tau aja sendiri" Ucap Nana yang sudah kesal.

"Gue gak akan biarin milik gue disentuh orang lain" Ucapnya dingin.

"Gue gak habis pikir sama lo, ini hidup gue dan gue gak ada rasa sama lo" Ucapnya menggebu-gebu.

"Suka ataupun tidak lo itu milik gue" Ucapnya menyeringai.

"Lo gila" Ucapnya marah meninggalkan Raka.

"Gue akan menghancur orang yang ingin memiliki mu" Batinnya tersenyum devil.

Nana berjalan menuju kelas dengan wajah kesal dan dia pun masuk tanpa menghiraukan siapapun.

"Kenapa hmm? Tanya seseorang dengan nada lembut dan Nana menoleh kearahnya.

" Gak apa-apa kok" Ucapnya tersenyum, ntah kenapa setiap bertemu dengannya Nana merasa nyaman.

"Cantik" Ucapnya melihat Nana tersenyum, sedangkan Nana yang mendengarnya pun menunduk malu.

"Kamu lucu kalau malu begini" Ucapnya mengelus rambut Nana sedangkan Nana merona dan membuat hatinya girang.

"GAK, GUE GAK KUAT KALO GINI TERUS TOLONG BERIKAN GUE PERTOLONGAN" batin Nana berteriak.

Ntah kebetulan atau doanya diijabah Rara pun berteriak ke Nana.

"NANA" Teriaknya memanggil Nana sedangkan Nana menghela nafas lega tatkala ada bantuan.

"Lo kenapa na, kok wajah lo merah? Lo sakit?" Tanya Rara khawatir dan Nana hanya tersenyum kikuk.

" Gak kok" Ucapnya

"Bagus deh kalo gak, gue takut lo kenapa-kenapa" Ucap Rara tersenyum dan Nana hanya membalasnya dengan tersenyum.

"Tapi disini gue gak baik-baik aja" Batinnya sedih.

"Oh gue ada info katanya ada perlombaan satu bulan lagi" Ucap Rara.

"Wow, lomba apa?" Tanya Nana antusias.

"Banyak perlombaan dan diantaranya ada lomba nyanyi" Ucap Rara semangat.

"Kita ikut lomba itu, kita ambil lomba nyanyi" Ucap Nana berbinar senang dan Rara mengangguk semangat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!