SEBELAS

Seorang gadis tengah berjalan memasuki mansion dengan langkah santai.

"Dari mana saja kamu, malam gini baru pulang?" Tanya daddy nya sedangkan Rara hanya diam, yap gadis itu adalah Rara yang baru datang.

" Kalau orang tua nanya itu dijawab" Ucapnya naik 1 oktaf dan lagi-lagi Rara diam menatap malas daddy nya.

"Lihat Sisil dia sudah pulang dari tadi, sedangkan kamu berkeliaran gak tentu arah mau jadi apa kamu haa?" Ucap daddy nya dengan marah sedangkan Rara lagi lagi diam tanpa menjawab pertanyaannya sang daddy.

"RARA, DADDY NANYA SAMA KAMU" Teriaknya lagi.

"Ngejalang" Jawabnya asal.

Plakkk

Sebuah tamparan mengenai pipi mulusnya bukan dari daddy nya melainkan dari mommy nya yang baru datang dan mendengarkan ucapan anaknya.

"Mommy kecewa sama kamu" Ucapnya dengan kecewa.

"Baru juga dimaafin" Ucapnya menatap datar mommy nya.

"Itu karena kamu ngelunjak, gak tau berterima kasih udah saya berusaha untuk kamu malah kelakuan kamu kayak gitu" Ucapnya marah.

"Terusss, anda percaya dengan ucapan saya tadi" Ucapnya datar.

"Kamu kan memang anak yang gak tau diri, bodoh dan pembawa sial" Desis daddy nya.

"Owh aja" Ucap Rara santai dan itu membuat daddy nya mengeram marah.

"Tu muka merah kek nahan berak" Ucapnya tertawa sedangkan daddy nya jangan ditanya lagi mukanya mengelap.

"Rara gak boleh seperti itu ke daddy dan mommy" nasehat Sisil dengan lembut.

"Diem lo anak pungut, ikut campur mulu lo" Ucap Rara sinis.

"Ma maaf hiks hiks" Ucap Sisil sedih

"SIALAN KAMU, GARA-GARA KAMU SISIL NANGIS" Teriak daddy nya.

"Padahal aku anak kandung kalian loh" Ucapnya sedih.

"Saya menyesal punya anak seperti mu" Desis daddy nya.

"Gue juga nyesel kali jadi anak lo" Ucap Rara mengejek.

"RARA JAGA SOPAN SANTUN PADA DADDY MU" Bentak mommy nya.

"Huwaa, aku dibentak" Ucapnya berdramatis sedangkan mom dan daddy nya mengelap marah.

"SEHARUSNYA KAMU MATI SAJA RARA" Teriak daddy nya marah.

"Kan Rara sudah mati ditangan kalian sendiri" Batin Rara marah.

"Owh tidak bisa" Ucapnya tertawa remeh.

"KAPAN KAMU PUAS MELIHAT KAMI MARAH SEPERTI INI RARA" Bentak mommy nya.

"Ya setelah aku mau liat kalian menderita dulu, batin kalian tersiksa seperti aku dulu terus mati deh, baru aku puas" Ucapnya santai sedangkan orang tuanya melotot tak percaya mendengar ucapnya.

"Gila lo ya ra" Ucap Leo yang baru datang dan mendengar ucapan Rara.

"Gak baik bicara seperti itu Rara" Ucap Sisil.

"Kalo iya gue gila kenapa?" Ucapnya menatap datar Leo.

"Dan lo anak pungut jangan sok deh, lo pikir gue gak tau keseharian lo itu" Desis Rara.

Deggg

"Apa si cupu ini tau" Batin Sisil.

" KAU- " Teriak nya dipotong oleh daddy nya.

"Percuma kamu marahin dia Leo, dia memang anak yang gak tau diri" Desisnya menghentikan ucapan Leo.

"Beruntung kita punya anak angkat seperti Sisil, anak nya penurut dan pintar tak seperti Rara yang bodoh dan pembangkang" Ucap mommy nya sinis dan di angguk oleh daddy nya dan juga Leo.

"Puji aja teros, nanti udah tau kelakuan aslinya nanti nyesel" Ucap Rara mengejek.

"Maksud kamu apa Rara?" Tanya Sisil dengan nada sedih.

"Lo kira gue gak tau kalo lo itu suka main celap celup sama pria-pria hidung belang" Ucap Rara sinis.

"Aku gak seperti itu Rara hiks hiks, kenapa kamu selalu menyalahkan aku hiks hiks" Ucap Sisil dengan menangis tersedu-sedu.

"CUKUP RARA, JANGAN MELIMPAHKAN KESALAHAN YANG JELAS-JELAS ITU KESALAHAN KAMU" Bentak daddy nya.

"Terserah kalian" Ucap Rara malas.

"Dasar anak pembangkang" Ucap daddy nya.

"Gak tau diri lo" Ucap Leo

"Dasar pembawa sial" Ucap mommy nya dan mereka pun meninggalkan Rara sendiri.

"Aku menang, haha" Batin seseorang.

Di kamar

Rara tengah termenung dan berbicara sendiri.

"Kasian kamu ra, pasti kamu menderita liat keluarga kamu seperti ini. Jangankan lo, gue aja sesak liatnya padahal baru aja gue ngerasain pelukan seorang ibu tapi sekarang malah gini, gue heran kenapa keluarga lo itu selalu bela anak pungut itu" Ucapnya tersenyum miris.

"Lihat aja lo Sisil gue balas lo" ucap Rara dengan tangan mengepal.

"Kamu yang kuat ya Dira, maafin aku udah masukin kamu kedalam keluarga neraka ku" Ucap Rara asli yang datang mendekati Dira sedangkan Dira pun kaget melihat Rara asli.

"Lo buat gue kaget aja Rara" Ucapnya kesal.

"Heheh, maaf" Ucapnya tersenyum dan Dira pun mengangguk kepalanya.

Dan hening, Dira pun membuka suara...

"Pantes aja lo bunuh diri, hidup lo kek gini" Ucap Dira dan Rara asli hanya diam.

"Tapi lo tenang aja, mereka akan menyesal dan kalo perlu gue akan bunuh keluarga lo" Ucapnya menatap Rara asli sedangkan Rara menghela nafas.

"Kamu jangan bunuh keluargaku, memang mereka tak menganggap ku tapi bagaimana pun mereka adalah keluargaku, kamu boleh ngelakuin apa aja tapi jangan bunuh mereka" Ucap Rara.

"Kenapa?" Tanya Dira.

"Aku gak mau ada rasa penyesalan ketika melihat mereka terbunuh" Ucapnya lagi

"Lo terlalu baik ra pada hal mereka membuat lo menderita" Ucap Dira menatap Rara.

"Tapi walaupun tidak membunuh aku ingin kamu buat keluarga ku menderita atas perlakuan nya kepada ku buat mereka tersiksa agar mereka juga merasakan sakit yang aku alami dan terutama untuk Sisil kamu boleh membunuh nya, buat dia tersiksa dulu sehingga dia sendiri yang minta di bunuh. Sisil adalah sumber masalah nya dalam permasalahan ini" Ucap Rara dengan mata menyorot tajam.

"Wow, gue tak nyangka lo akan mengatakan ini. Gue pikir lo akan biarin keluarga lo" Ucap Dira tak menyangka.

"Aku gak akan bisa tenang kalo mereka tak merasakan apa yang aku rasakan. Dulu, mereka selalu sibuk dengan urusannya hingga aku terlupakan dan pada saat itu, tiba-tiba kedua orang tua ku mengangkat seorang anak padahal aku ada di antara mereka. Awalnya aku menerima nya agar bisa menjadi teman tapi anak angkat itu selalu mencari-cari kesalahan ku dan dia juga sering memfitnah ku. Sejak saat itu semua nya jadi kacau, mereka yang awalnya tidak pernah memaki ku jadi memaki ku bahkan sampai main tangan kepada ku, sakit yang ku rasakan setiap hari. Aku tidak tau kenapa dia melakukan itu kepadaku" Ucap Rara menghela nafas sedih

"Karena aku lemah aku tidak bisa menghadapi nya, maka itu aku mohon balaskan dendam ku, ini adalah permintaan terakhirku Dira setelah itu tubuh ku jadi milik mu seutuhnya" Ucapnya menatap dengan harap dan Dira menghela nafas panjang dan mengangguk.

"Lo tenang aja, gue akan balaskan dendam lo itu" Ucap Dira tersenyum miring.

"Terimakasih Dira aku pergi waktu ku tidak banyak lagi, selamat tinggal" Ucapnya menghilang.

"Lo yang tenang ya ra dan terimakasih" Ucapnya melihat Rara asli menghilang.

Terpopuler

Comments

Fitri Surtikanti

Fitri Surtikanti

lanjut suka wanita kuat ga menyek menyek di tindas ...

2023-09-29

0

Dyah Shinta

Dyah Shinta

yaeyalah... kelakuan kayak..******

2023-07-07

0

Ayu Dwipertiwi

Ayu Dwipertiwi

lanjut

2023-06-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!