Sesampainya di rumah, Nanda dengan semangat memasuki kamar nya dengan Vino, dan mengabil laptop nya dan mencari drama yang bagus untuk ditonton sesuai dengan perasaan nya hari ini.
Dan Vino hari ini terpaksa tidak ke kantor dan mengikuti acara meting nya dengan klien dari Jepang. Ini semua adalah paksaan dari sang istri Nanda yang ingin ditemani menonton drakor, dan dengan pasrah Vino mengiyakan, jika tidak ditemani Nanda pasti akan menangis dan merajuk kepadanya. Tadi saja mata Nanda sudah berkaca-kaca, sungguh Vino tidak suka setiap melihat Nanda yang seperti itu.
"Sayang aktor nya tampan deh, ih aku jadi pengen ketemu sama mereka trus foto bareng dengan mereka dan tunjukkan ke teman-teman aku." Vino yang mendengar itu sangat marah, ingin rasanya meninju aktor tersebut yang tak lain adalah Cha Eun Woo, jika bisa dengan menghempaskan laptop bisa membuat sang aktor sekarat pasti ia akan langsung membanting laptop yang ada di depan nya, itu semua terbukti dengan tangan Vino yang mengepal, bisa-bisa nya Nanda memuji laki-laki lain di depan mukanya sendiri dan ingin berfoto dengan aktor sialan tersebut.
"Apa bagus nya dia dari pada aku, aku lebih tampan dan gagah, dia yang seperti wanita itu kamu sukai ada suami sendiri yang lebih keren dari Ca Ca Cha, hm sapa tadi??" Vino dengan percaya diri yang tinggi bisa menyombongkan diri, Nanda yang melihat suaminya sendiri sangat marah dan juga malu. Ingin rasanya ia muntah mendengar perkataan Vino yang memiliki tingkat pd yang sangat tinggi.
"Cha Eun Woo," ralat Nanda. "Apanya yang keren dari kamu sih, jelas-jelas ia lebih keren dari kamu. Oh dan satu lagi Cha Eun Woo bukan banci, orang tampan seperti itu bisa-bisanya di mata mu dia adalah seorang banci. Kau memang buta."
Vino yang mendengar itu semua hanya bisa menghela napas dengan kasar. Sungguh saat Nanda sedang membahas idola nya ia selalu direndahkan.
"Jelas aku lebih tampan."
"Terserah kamu saja mau bilang apa, tapi tetap bagi aku Eun Woo lebih tampan, titik tidak pakai koma."
"Iya-iya bumil, lelaki selalu salah."
"Yah emang kodrat nya gitu, jadi terima saja."
Vino langsung beranjak dari kasur yang menjadi tempat duduk mereka saat nonton acara drakor yang membuat nya kesal, ia kesal karena banci sialan tersebut hingga ia dihina istri nya terang-terangan di depan muka nya sendiri. Vino menuju kamar mandi untuk menenangkan amarahnya yang sebentar lagi akan meluap, namun perkataan dari Nanda membuat nya mau tidak mau menghentikan aksi ke kamar mandi.
"Kamu mau ke mana, drama nya belum selesai tinggal satu episode lagi jadi kamu harus tetap temani aku atau nanti kamu tidur di luar," seru Nanda sambil mencekal tangan Vino.
Vino sungguh dibuat istrinya jadi tak percaya atas perkataan yang tak bermutu, jelas-jelas ini rumah nya jadi dia bebas hendak tidur di mana, namun istri nya dengan santai mengusir Vino sungguh jika begini Vino tidak bisa apa-apa meskipun ia yang berkuasa atas rumah ini tapi tetap saja ia tidak bisa membantah perkataan Nanda nya.
Vino pun hanya bisa menganggukkan kepala, sungguh perkataan Nanda membuat Vino merasa ngeri, "iya-iya cerewet." Di akhir kata ia memelankan suara nya agar Nanda tidak mendengar. Jika Nanda sampai mendengar nya ia akan terkena amukan Nanda.
"Hei aku mendengar nya." Nanda menatap Vino dengan horor.
*********
Setelah usai menemani Nanda menonton drama yang membuat nya naik darah ia langsung memutuskan untuk pergi ke kantor nya karena ia akan meeting dengan klien baru nya yang belum ia ketahui dari mana, karena saat Vino ingin bertanya kepada tangan kanannya tapi baterai hp Vino lagi dalam masa sekarat sehingga panggilan terputus secara sepihak.
Vino keluar dari kamar mandi karena sedari tadi ia langsung membersihkan badannya yang lengket setelah mendapatkan kabar bahwa ada meeting.
Vino memandang ke arah Nanda yang sedang terlelap bersama mimpi membawa nya ke alam yang hanya ilusi.
Dahi Vino mengernyit bingung saat melihat keringat Nanda yang bercucuran dan badan Nanda bergetar hebat, Vino yakin jika saat ini Nanda sedang bermimpi buruk. Tidak tahan melihat Nanda yang seperti itu ia langsung berjalan ke arah Nanda dengan maksud membangunkannya.
Saat sampai di ranjang, Vino duduk di sebelah Nanda yang sedang berbaring. Perlahan Vino memeluk Nanda dan menepuk-nepuk pipi Nanda dengan lembut. Saat usaha nya tidak membuahkan hasil Vino pun menggoncang-goncang badan Nanda dan akhirnya usaha yang kali ini tidak mengecewakan karena Nanda membuka matanya dan terkejut.
Vino yang melihat Nanda yang terkejut pun bingung, kenapa Nanda melihat Vino seperti melihat hantu. "Kamu tidak apa-apakan sayang?" tanya Vino dengan lembut.
'Tadi seperti nyata' batin Nanda karena ia tadi bermimpi aneh dan tidak masuk akal pikir Nanda. Saat sadar akan pertanyaan Vino, Nanda langsung menjawab, "um tidak apa-apa Vino, aku hanya bermimpi buruk."
"Apa yang sudah kau mimpi, kan?" tanya Vino.
"Anu...anu Vin aku sudah lupa," jawab Nanda dengan ragu-ragu.
"Ya sudah kau istirahat lebih duku, aku akan pergi ke kantor."
"Iya," jawab Nanda singkat, entah kenapa setelah bermimpi itu membuat Nanda kehilangan mood nya dan suka lebih suka melamun.
Vino yang mendengarkan jawaban tersebut langsung beranjak dari ranjang menuju lemari pakaian, dan mengambil setelan jas formal dan memakai nya.
Setelah semua nya rapi, Vino langsung berpamitan dengan Nanda dan pergi menuju kantor nya.
******
Sesampainya di kantor, Vino langsung memarkirkan mobilnya dan masuk ke ruangan nya yang berada di lantai 35.
"Apa klien nya sudah datang?" tanya Vino pada sekretarisnya, Reyhan. Kenapa sekretaris nya laki-laki bukan perempuan karena Nanda akan cemburu jika sekretaris Vino seorang perempuan.
"Sudah pak," jawab Reyhan dengan formal dan sopan.
Tanpa menjawab Vino langsung menyiapkan barang-barang untuk keperluan meeting nanti. Setelah semuanya siap, Vino langsung bergegas pergi ke ruang meeting.
Sesampainya di ruangan meting, Vino membuka pintu dan berjalan ke arah kursi dan meja yang sudah disediakan.
Perlahan Vino menatap ke arah klien nya dan setelah melihat dengan jelas orang tersebut betapa terkejut nya Vino siapa klien yang ada di depan nya ini. Melihat siapa orang itu sungguh membuat amarah Vino semakin jadi, ingin rasanya ia bertengkar dengan orang ini. Perlahan klien tersebut menghampiri Vino dengan maksud ingin berjabatan tangan.
"Hei apa kabar?"
"Kau!"
*******
TBC
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. TERIMA KASIH SEMUANYA YANG SUDAH MEMBACA.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments