Mobil yang dikendarai oleh Bara tiba di kantor. Pria tersebut memperlakukan Rosa dengan manis. Ia bergegas turun dari mobil, membukakan pintu untuk Rosa.
Rosa tak tahu jika Bara adalah atasannya, karena Rosa bekerja baru dua minggu ini dan dia tak pernah bertemu dengan atasannya secara langsung.
Pegawai lain menatap Rosa dengan tatapan tak percaya. Mereka berpikir, bagaimana bisa anak baru dengan sangat percaya diri menyuruh atasannya membukakan pintu mobil untuknya.
“Terima kasih,” ujar Rosa tersenyum malu, ia menatap sekelilingnya, banyak orang yang memperhatikan dirinya bahkan memandang tak suka ke arahnya.
“Ada apa dengan tatapan itu? Apakah aku melakukan kesalahan?” batin Rosa.
“Ayo ikut aku! Biar ku obati lukamu,” ujar Bara.
“Tidak usah, biar aku yang mengobatinya sendiri,” tolak Rosa.
“Kenapa? Apakah kamu tidak nyaman dengan tatapan mereka?” tanya Bara yang sadar akan beberapa pasang mata memandang ke arah mereka.
Rosa menjawabnya dengan jujur, ia menganggukkan kepalanya perlahan.
“Ternyata gadis ini sangatlah lugu. Aku akan memanfaatkannya untuk membuatnya menyukaiku,” batin Bara.
“Kamu tidak usah takut, ada aku di sini. Mereka tidak akan berani berbuat semena-mena padamu,” ujar Bara mencoba untuk meyakinkan Rosa.
Rosa terkejut, Bara tiba-tiba saja menggenggam tangannya. Rosa terpana akan keberanian Bara yang tak malu sedikit pun meski tatapan orang lain memandangnya bak upik abu.
Bara membawa Rosa masuk ke dalam lift. Tatapan yang diberikan Bara begitu lembut, membuat Rosa terhanyut saat menatap ke dalam manik mata pria tersebut. Namun, Rosa bingung saat Bara membawanya menuju ke ruangan CEO.
“Duduklah, aku akan mengobati lukamu,” ucap Bara mempersilakan Rosa untuk duduk.
Wanita itu pun menjatuhkan bokongnya di sofa. Ia menatap ke sekeliling ruangan tersebut. “Bukankah ini ....”
“Kenapa? Apa kamu terkejut?” tanya Bara memotong ucapan Rosa.
“Aku adalah pemimpin perusahaan ini,” lanjut Bara.
Rosa membelalakkan matanya, dengan cepat ia beranjak dari tempat duduknya lalu kemudian menundukkan kepalanya.
“Maafkan saya, Pak. Sungguh, saya tidak mengetahuinya.” Rosa mengubah bahasanya menjadi formal.
“Tidak apa-apa, duduklah. Biar aku yang obati lukamu,” ujar Bara.
Rosa pun kembali duduk, ia membiarkan Bara mengobati luka yang ada di lutut Rosa. Pria itu meniup lutut Rosa, wajahnya yang begitu dekat membuat Rosa tak mengalihkan pandangannya menatap wajah tampan atasannya itu.
“Dia berhati malaikat,” batin Rosa menatap wajah Bara dengan seksama.
Bara mendongakkan wajahnya, membuat maka mereka saling bertemu. Cukup lama keduanya saling memandang tanpa berkedip. Bara tak memungkiri bahwa ia kembali terpesona akan kecantikan dari gadis yang ada di hadapannya.
Namun, saat ia kembali melihat kalung yang dikenakan oleh Rosa, membuat darahnya seakan mendidih. Rasa suka yang sempat menghinggapi dirinya langsung berubah menjadi dendam seketika. Kalung itu menyadarkan Bara, seolah memberitahukan pada dirinya sendiri bahwa ia harus melakukan sesuatu untuk gadis itu. Membuatnya sangat menderita dan bahkan lebih menderita lagi.
“Siapa namamu?” tanya Bara.
“Rosaline, panggil saja saya Rosa, Pak.” Rosa menimpali ucapan Bara.
“Nama yang bagus. Gunakan bahasa santai saja saat bersamaku,” titah Bara.
“Baik, Pak.”
“Panggil Bara saja,” protes pria tersebut.
“Tapi ... ini di kantor, Pak.”
“Bukankah aku bosnya? Sebaiknya kamu menuruti ucapan ku saja,” ujar Bara.
Rosa mengangguk patuh. Setelah selesai mengobati Rosa, Bara pun menyuruh gadis itu untuk kembali ke meja kerjanya.
Rosa kembali ke tempatnya, ia melihat pegawai lainnya menatap tak suka ke arahnya. Bagaimana tidak? Rosa mempergunakan kecantikan yang dimilikinya untuk mendekati atasannya itu dan mendapatkan perlakuan khusus.
“Heh kamu anak baru!” ketus salah satu pegawai yang sudah lama bekerja di sana.
Rosa menatap ke arah wanita berambut pendek yang saat itu tengah berdiri di depannya seraya berkacak pinggang.
“Apakah kamu sedang mencari muka? Lancang sekali kamu mendekati Pak Bos!” ketus wanita tersebut.
“Maafkan saya. Saya tidak tahu sebelumnya kalau Pak Bara adalah pemimpin di perusahaan ini,” ucap Rosa sembari tertunduk.
“Ada apa ini?!” terdengar suara lantang dari belakang membuat semua orang menoleh ke arah sumber suara.
Bara dengan penuh kharisma, melangkah mendekati kedua pegawainya itu. “Kenapa jika saya dekat dengannya, apa saya perlu meminta izin kalian hah?!” bentak Bara yang membuat semua orang menciut. Mereka terdiam dan tak berani menjawab perkataan dari atasannya itu.
“Sebaiknya kalian lanjutkan pekerjaan! Dan kamu, kembali ke meja kerjamu atau aku akan memecatmu sekarang!” tegas Bara berucap pada salah satu pegawainya yang memarahi Rosa tadi.
Wanita itu pun menundukkan kepalanya, lalu kemudian kembali ke meja kerjanya setelah mendapatkan teguran dari Bara.
Bara menatap Rosa, “Tidak apa-apa, katakan padaku jika ada yang mengganggumu,” ucap Bara dengan lembut.
Rosa menganggukkan kepalanya. Bagi Rosa, Bara adalah malaikat yang turun dari langit untuk menjaganya. Tanpa wanita itu ketahui, bahwa Bara menggunakan topengnya, bersikap lembut hanya untuk mendapatkan hatinya.
Setelah menertibkan semua pegawainya, Bara kembali keluar dari ruangan tersebut. Ia tersenyum smirk, karena berhasil membuat Rosa merasa dikucilkan di lingkungan kerjanya.
“Mulai sekarang, kamu hanya memiliki aku. Semua orang akan membencimu dan kamu akan berlari kepadaku. Tetaplah begitu, karena hal itu lah yang mempermudah ku untuk mendapatkanmu. Setelah aku menyanjungmu hingga kamu merasa berada di atas langit, maka aku pastikan aku juga yang akan membenamkanmu di lumpur terdalam,” batin Bara tersenyum miring.
Setelah kejadian itu, Rosa semakin dibenci oleh rekan kerjanya karena mendapatkan perlakuan khusus dari Bara. Pria itu selalu memperlakukan Rosa dengan baik, bahkan lebih baik dari kekasihnya Luna.
Bahkan Bara tak segan-segan untuk mengajak Rosa makan di luar. Membuat gadis itu semakin merasa nyaman saat berada di dekatnya. Bara berusaha keras untuk membuat Rosa jatuh hati padanya, bahkan membuat wanita itu benar-benar mencintainya agar dia bisa melancarkan rencana balas dendam.
Malam itu, Bara mengajak Rosa untuk berkencan setelah pulang dari kantor. Gadis itu pun tak merasa lagu lagi mengiyakan ajakan Bara, karena memang Rosa sudah terlanjur nyaman berada di dekat Bara.
Sikap lembut Bara, menggetarkan hati Rosa. Sedari awal, Rosa sudah merasakan bahwa dirinya jatuh cinta pada Bara. Ditambah lagi dengan perlakuan manis Bara, membuat Rosa terhanyut akan rayuan atau pun bujukan yang diperlihatkan oleh atasannya itu.
Bara mengajak Rosa menikmati makan malam di salah satu restoran mewah. Keduanya menikmati makanannya dengan tenang, sesekali melemparkan senyumnya.
“Sudah waktunya untukku melakukan rencana selanjutnya,” batin Bara.
Setelah menyelesaikan makan malamnya, Bara pun mendekat ke arah Rosa. Pria itu berlutut di depan Rosa, membuat gadis tersebut terkejut.
“Rosa, aku tak ingin menunda lebih lama lagi,” ujar Bara mengeluarkan sebuah kotak kecil yang ada di dalam sakunya. Pria tersebut membuka kotak itu, memperlihatkan sebuah cincin yang sangat cantik.
“Menikahlah denganku, Rosa.”
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Ratri Pambayun
semangat Bara
2022-11-16
1
🍁K3yk3y🍁
trus bagaimana dengan pacarmu luna bara🤔🤔🤔
2022-11-16
1
Ani Ponianingsih
semangat thor......next.
2022-11-16
1