Bab 14. Masih Berharap

Hari ini merupakan hari di mana Bara akan menghadiri undangan dari Pak Rahmat. Tentunya pria itu datang bersama dengan Rosa, istrinya.

Bara tak perlu membujuk Rosa dengan menunjukkan sikap manisnya. Saat Bara meminta Rosa untuk menghadiri pesta bersamanya, dengan cepat gadis itu menyetujuinya.

Rosa saat itu sedang memilih baju mana yang cocok untuk menghadiri pesta tersebut. Gadis itu menghela napasnya, saat melihat dirinya hanya memiliki koleksi kemeja saja, tak ada satu pun gaun yang ada di lemarinya itu.

Rosa terkejut, saat dirinya tengah melamun, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu yang cukup kasar. Rosa bisa menebak, siapa yang mengetuk pintunya. Tentu saja tak lain adalah suaminya sendiri.

Gadis itu membuka pintu, melihat Bara yang tengah membawa beberapa barang yang ada di tangannya, lalu kemudian melemparkannya pada Rosa begitu saja.

"Pakailah ini!" ujar Bara dengan sedikit kasar.

Rosa dengan sigap menangkap dua buah paper bag yang dilemparkan oleh suaminya itu. Rosa melihat isi dari paper bag tersebut, yang ternyata adalah semua barang-barang keperluan untuk pergi ke pesta.

"Ini, ... bukan kah ini sangat mahal harganya?" gumam Rosa membulatkan matanya.

"Tidak usah banyak bertanya! Pakailah itu segera dan setelah itu datanglah ke kamarku, karena aku sudah memanggil tata rias untuk mendandani mu!" titah Bara yang sesaat kemudian pergi dari kamar Rosa.

Rosa mengeluarkan gaun yang ada di dalam paper bag tersebut. Ia berdiri di depan cermin, lalu kemudian mencocokkan gaun tersebut ke tubuhnya.

"Gaunnya benar-benar cantik, dan ini sangat pas di tubuhku," ucap Rosa bermonolog.

Rosa pun bergegas mengganti pakaiannya, ia takut jika Bara akan marah nantinya karena telah menunggu lama.

Rosa telah memakai barang pemberian Bara. Ia pun langsung datang ke kamar Bara. Gadis itu melihat seorang wanita yang sibuk bermain ponsel. Wanita tersebut adalah tata rias yang di sewa oleh Bara.

"Ah, Nyonya. Silakan duduk!" ucap wanita itu tersenyum dengan ramah.

Rosa membalas senyumannya, ia pun menjatuhkan bokongnya di kursi yang telah di sediakan. Tata rias tersebut mulai memberikan sentuhan tipis kada wajah Rosa.

Di waktu yang bersamaan, Bara sedang menunggu Rosa di ruang tengah. Sesekali ia melirik jam tangannya, karena Rosa tak kunjung keluar dari kamarnya.

"Kenapa lama sekali? Aku sungguh membenci menunggu seseorang seperti ini," geram Bara.

Tak lama kemudian, terdengar suara heels mengetuk lantai. Bara pun mengarahkan pandangannya ke sumber suara. Ia melihat seorang gadis cantik menuruni anak tangga dengan sangat anggun.

Bara terpana, melihat Rosa dengan rambutnya yang digerai, serta keningnya yang terlihat karena biasanya selalu tertutup oleh poninya.

Bara terkesima, ia benar-benar takjub. Rosa seperti wanita yang berbeda. Gadis itu benar-benar cantik dan tak bosan dipandang mata, membuat Bara sulit untuk mengalihkan pandangannya barang sedetik saja.

Bara kembali sadar, saat melihat liontin yang dipakai oleh gadis itu. Di dalam hati, Bara pun berucap bahwa beribu-ribu wanita yang ada di dunia ini, hanya satu yang tak boleh ia cintai, yaitu Rosa. Ia tak boleh mencintai istrinya itu dan membuat pria itu goyah dan tak jadi membalaskan dendamnya.

Bara melangkah lebih dulu, sementara Rosa mengekor pada pria tersebut. Keduanya masuk ke dalam mobil, dan melaju ke arah yang hendak mereka tuju.

Sesampainya di pesta, Bara dan Rosa langsung turun dari kendaraan tersebut. Pria itu memberikan lengannya pada Rosa, menyarankan agar gadis tersebut menggandeng lengannya.

Rosa yang mengerti akan kode yang diberikan oleh Bara langsung menggamit lengan suaminya itu. Keduanya berjalan bersama menuju ke pesta yang telah didatangi oleh banyak tamu.

Para tamu undangan berdecak kagum melihat Rosa yang terlihat begitu cantik. Gadis itu sangat jarang bahkan hampir tidak pernah berdandan. Riasan yang sering ia gunakan ke kantor pun hanya bedak dan lipbalm saja. Ada pula saat ia di rias, yaitu pas di hari pernikahannya. Tak heran jika gadis itu terlihat sangat berbeda dari biasanya.

Sementara Bara, pria itu merasa kesal saat Rosa menjadi sorotan semua orang. Mata mereka seakan tak lepas dari Rosa. Ingin sekali rasanya Bara mencolok mata-mata pria yang sedari tadi memandangi Rosa. Dan Bara pun baru menyadarinya, saat ini Rosa mengenakan gaun yang sedikit terbuka. Pria itu pun langsung melepas jas yang ia kenakan, lalu menutupi bagian punggung Rosa yang sempat terekspos.

Melihat perlakuan Bara, membuat Rosa pun mengembangkan senyumnya. Ia yakin, suatu hari nanti Bara akan sadar, dan berhenti membencinya. Sikap yang baru saja ditunjukkan oleh Bara benar-benar terlihat jelas. Bagaimana ia memperlakukan Rosa seperti saat mereka belum menikah dulu. Bara kembali bersikap manis.

"Aku masih berharap, kamu akan segera sadar, Bara. Aku akan tetap memberikan cinta sebanyak-banyaknya untuk menghilangkan kebencian mu padaku. Aku berharap, kamu akan kembali seperti dulu lagi. Alasanku masih bertahan sampai sekarang, karena aku yakin, suatu saat nanti kamu akan berubah. Aku hanya perlu banyak bersabar untuk menunggu hal itu terjadi," batin Rosa sembari mencuri-curi pandang ke arah Bara.

Bersambung ....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!