Pak Marsan terdiam, seketika itu pula bayang-bayang kesenangan duniawi mulai bermunculan satu persatu dan berputar-putar di dalam kepalanya.
"Bagaimana Paman Marsan, apa kau bisa menyanggupi tawaranku tadi?" ucap Leo memberi penawaran.
Pak Marsan menggeleng cepat hingga membuyarkan lamunan yang menempel di dalam kepalanya. Melihat kesempatan emas di depan mata, tentu saja ia tidak akan melewatkannya begitu saja.
Tanpa berpikir jauh lagi, pria serakah nan tamak itu pun akhirnya menyetujui tawaran sang bos renternir untuk membawa putrinya demi uang.
Pak Marsan menarik senyum dan menjilat bibirnya. "Boleh Nak Leo, besok Paman bawakan Lovely untukmu. Tapi sekarang, biarkan Paman pergi ya dan jangan lupa dengan tawaran mu itu tadi."
Leo berdecih. "Tenang saja, aku tidak lupa akan janjiku padamu Paman, asalkan kau berhasil membawa putri cantikmu itu ke hadapanku."
"Baiklah, Paman setuju!" tegas Pak Marsan menyetujui kesepakatan.
Pria penjilat itu mengusap kedua lengannya dan mengkhayal kembali, namun belum sempat ia berkhayal banyak, Leo membuat dia ketakutan.
"Jangan senang dulu Paman, jika kau gagal membawa putrimu kesini, maka hutang-hutang mu itu akan ku tambah menjadi dua kali lipat. Aku juga tidak akan segan-segan meminta anak buahku untuk mematahkan kedua tangan dan kakimu itu disini dan di pamerkan kepada penghutang lainnya yang sulit sekali membayar. Ingatlah itu Paman dan aku tidak pernah main-main dengan ancamanku ini!" gertak Leo.
Pak Marsan menelan ludahnya susah payah, namun kegemarannya akan berjudi dan bersenang-senang. Membutakan mata hatinya sendiri dan akhirnya, ia terjatuh ke dalam ikatan hutang dan kesulitan yang lebih dalam lagi.
"B-baiklah," balas Pak Marsan.
Lalu pria lintah darat itu meminta anak buahnya menyerahkan selembar kertas bermaterai, beserta pulpen kepada Pak Marsan untuk di tanda tangani.
"Apa ini Nak Leo?" tanya Pak Marsan sembari mengambil surat tersebut.
"Bacalah lalu tanda tangani surat perjanjian kesepakatan kita Paman, di dalam surat ini menyebutkan apa saja isi dari keuntunganmu bila berhasil dan juga kerugianmu jika kau gagal," jawab Leo.
"Baiklah Paman akan tanda tangani surat ini," balas Pak Marsan kemudian menandatangani surat kesepakatan bersama itu.
...***...
"Paman, kesepakatan kita sudah di tandatangani. Sekarang pergilah dari sini," titah Leo.
Pak Marsan menyengir dan mengusap-usap tengkuk lehernya. "Nak Leo ... Kalau boleh, bisa tidak kalah Paman meminta uang muka nya terlebih dulu, tidak usah banyak-banyak. Cukup 1 persen saja dari keuntungan," jilatnya.
Leo menatap wajah Pak Marsan dengan serius, lalu menarik senyum dan terkekeh. "Kau benar-benar pria pengeretan," ucapnya lalu memerintah salah satu anak buahnya.
"Hei! Bawakan uang dan juga pakaian baru untuk Pak Marsan, aku tidak ingin melihat calon mertuaku berpakaian lusuh seperti itu," titahnya.
"Baik Bos!" patuh sang anak buah.
Pak Marsan tersenyum. "Selain tampan kau juga baik hati sekali, Paman senang sekali bisa mendapat calon menantu yang pengertian seperti dirimu," ucapnya menjilat kembali.
Leo menarik senyum, kemudian menuangkan segelas wine untuk Pak Marsan. "Jangan terlalu berlebihan memujiku, nanti bisa menyesal. Sekarang minumlah, kita bersulang untuk hubungan baru ini."
Pak Marsan mengangkat gelasnya dan mereka bersulang, tertawa bersama dalam pikiran tersembunyi masing-masing.
Jika Pak Marsan berpikiran akan hidup berlimpah dengan uang dan kesenangan, namun beda lagi dengan Leo.
Pria itu berpikiran, bahwa Marsan si penjilat, selain bisa dijadikan sebagai anj-ing peliharaan, ia juga bisa dijadikan sebagai tumbal dirinya sewaktu-waktu.
...----------------...
Keesokan paginya.
Mansion Putera.
Pria tampan satu ini sedang berkaca di depan cermin sembari bertalak pinggang, permintaan ayahnya yang menginginkan dirinya agar meminta maaf kepada seorang wanita, membuat ia jadi tidak bisa tidur semalaman.
Gengsi yang tinggi serta memiliki harga diri sebagai seorang pria sejati, serta pantang meminta maaf kepada seorang wanita selama hidup apalagi harus mengunjunginya, menjadikan ia ragu-ragu untuk mendatangi toko bunga Lovely.
"Siall, aku terjebak!" umpatnya kesal.
Mau tidak mau akhirnya ia memutuskan untuk menemui gadis itu, untuk menyampaikan pesan sang ayah serta meminta maaf atas kesalahpahaman dirinya kemarin lalu.
Terserah dia mau mendengar atau tidak, tapi yang jelas aku harus menyampaikannya secepat mungkin, agar aku bisa hidup tenang kembali.
Begitulah pikirannya walau sesekali mengumpat kasar.
Setelah hati dan pikirannya berdebat cukup panjang, akhirnya Putera menyambar jas nya. Lalu bergegas mengendarai mobil dan mengunjungi toko bunga Lovely sebelum dirinya pergi ke kantor.
...----------------...
Toko Bunga.
Setibanya di tempat tujuan, Putera memarkirkan mobilnya terlebih dahulu di tepi jalan seberang toko bunga Lovely.
Ia berhenti membuka pintu mobilnya saat melihat seorang wanita di seberang sana, membuka pintu kaca lalu berdiri di depan toko sambil memegangi buket bunga seperti menunggu seseorang.
Putera mengurungkan niatnya keluar dari mobil sejenak dan menunggu dengan sabar sampai gadis itu kembali masuk ke dalam tokonya.
Dan selama menunggu Lovely masuk ke dalam toko, nampaknya pria itu malah hanyut dalam lamunannya sendiri. "Dia cantik juga," gumamnya. Lalu segera menggeleng ketika tersadar.
"Apa yang aku ucapkan tadi, memalukan!" umpatnya sembari memukul stir mobil.
Sementara itu Lovely masih setia menunggu seseorang datang, siapalagi kalau bukan pelanggan setia toko bunganya yaitu Paman Dira.
"Tumben sekali, sudah jam segini Paman Dira belum datang ke toko. Apa dia sedang ada halangan," gumamnya menerka-nerka.
Wanita itu mulai jenuh berdiri di depan tokonya sendiri, lalu memutuskan untuk masuk ke toko dan menunggunya di dalam.
Lovely menaruh buket bunga mawar merahnya di atas meja dan tak lama setelah itu, bunyi lonceng tanda kedatangan seseorang berbunyi nyaring.
Lovely pun tersenyum dan segera berbalik badan menghadap pintu masuk untuk menyapa pelanggan setianya. "Paman Dira, kau sudah datang!" serunya bersemangat.
Namun senyuman indah diwajahnya itu seketika runtuh, saat dirinya mengetahui jika tamu yang datang bukanlah orang yang sudah ia tunggu-tunggu sejak dari tadi.
Pria itu tersenyum manis, sambil menatap lekat Lovely yang sedang terkejut.
"K-kau," ucap Lovely terbata.
"Hai Lovely sayang," sapa Pak Marsan, ayahnya Lovely bersama dengan beberapa orang suruhannya Leo.
"Mau apa kau kesini dan mengapa membawa banyak orang!" gertak Lovely sambil menghitung jumlah pria menyeramkan di belakang ayahnya.
Pak Marsan tersenyum. "Papa hanya ingin melihat keadaanmu saja sayang, tidak disangka anak perempuan Papa semakin besar semakin cantik saja," balasnya sambil terus mendekat ke arah Lovely.
"Kalau kau kesini hanya untuk meminta uang, maka jawabanku adalah tidak akan ku berikan. Karena kau tidak berhak memdapatkan apapun dari kami!" cegah Lovely.
"Tenang saja, Papa kali ini datang tidak akan meminta uang kepadamu atau pada mamamu itu," balas Pak Marsan.
"Pembohong! Pria penipu sepertimu itu tidak mungkin datang kesini kalau tidak ada maunya! Sekarang katakan padaku mau apa kau datang kesini!" sentak Lovely.
Pak Marsan terkekeh. "Tidak disangka, kau begitu mengenal Papamu ini dengan baik. Baiklah kalau begitu Papa tidak akan menyembunyikannya lagi," balasnya lalu memberi kode kepada beberapa pria di belakangnya untuk membawa Lovely.
"Mau apa kalian, jangan sentuh aku!" sentak Lovely dan meronta.
"Lovely sayang ...Ikut Papa yuk," ucap Pak Marsan dengan senyum smirknya.
.
.
Bersambung.
...----------------...
Apakah yang terjadi selanjutnya, apa Pak Marsan berhasil membawa Lovely?
Apa yang dilakukan oleh Putera saat melihat segerombolan pria mencurigakan masuk ke dalam toko bunga milik Lovely?
Akankah pria itu menolong atau malah sebaliknya, tidak peduli dengan urusan orang lain dan memilih pergi?
Nantikan di bab selanjutnya.
Maaf ya hanya bisa up 1 bab sehari karena sibuk bagi waktu. Jangan lupa beri like, koment serta hadiah untuk penyemangat penulis.
Terima kasih, selamat membaca.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
neng ade
semoga Putra bisa menolong Lovely
2024-02-29
0
Maya●●●
1 bunga untuk.u kak novy
2023-01-02
1
Maya●●●
kok memalukan sih. berarti kamu normal putra
2023-01-02
1