Ruangan Opa Mahesa.
Setibanya diruangan Opa, Putera mendorong kasar Lovely hingga wanita itu jatuh tersungkur di atas sofa. Sontak saja hal tersebut menuai reaksi keras dari Opa Mahesa yang melihatnya.
"Putera, apa yang telah kau lakukan!" bentak Opa Mahesa lalu membantu Lovely untuk berdiri.
"Apa kau tidak apa-apa?" tanyanya pada Lovely.
"Aku tidak apa Opa," balas Lovely.
Opa kemudian menatap tajam Putera dan memarahinya habis-habisan. "Apa yang kau lakukan kepadanya hah? Apa ini sikap seorang keluarga terhormat Mahesa, dimana sopan santun yang telah ku ajarkan padamu dan apa salah wanita ini hingga kau tega berlaku kasar padanya?"
Putera berdecih. "Opa jangan berpura-pura lagi padaku, kau pikir aku tidak tahu dengan rencana licikmu itu. Sudah berapa kali kau mengirim wanita-wanita suruhanmu ke sini dengan alasan bekerja dibawahku, agar bisa mendekatiku dan kenapa kau juga tidak henti-hentinya memintaku untuk menikah dengan salah satu wanita suruhanmu itu!"
"Aku sudah pernah mengatakan padamu Opa, berapa kali pun kau mencoba mendekatkan diriku atau menjodohkanku dengan seorang wanita. Maka jawabanku adalah tidak, aku menolaknya dan aku tidak ingin menikah!" tegas Putera.
"Jangan pernah membawa perempuan lagi ke hadapanku, walau secantik apapun itu. Jangan pernah kau menjodohkan diriku dengan wanita manapun, karena aku tidak menyukai hal itu."
Putera menarik tangan Lovely agar mendekat. "Dan kau, kau pasti sengaja bekerja sama dengan Opaku bukan, agar bisa meruntuhkan pendirianku ini. Berapa lelaki tua ini membayarmu hem? Katakan!" bentaknya.
Lovely menghentak tangannya. "Sudah ku katakan aku tidak seperti yang kau katakan itu!" tegasnya lalu menatap Opa Mahesa. "Opa, aku mohon beritahu kepada cucumu ini agar dia mengerti, kalau aku tidaklah seperti yang dia katakan. Jelaskan padanya kalau aku bukanlah wanita bayaranmu itu, aku disini hanya bekerja bukan untuk menggodanya."
Putera menarik tangan Lovely kembali agar mendekat. "Jangan sok tidak tahu, semua wanita penipu yang Opa kirim untukku selalu melakukan trik yang sama seperti mu ini. Mereka berpura-pura tidak tahu, selalu menyembunyikan rencana dan siasatnya agar bisa mengambil hatiku suatu saat nanti."
Lovely meronta. "Kenapa kau tidak mengerti juga, aku bukanlah wanita bayaran! Lepaskan aku! Aku tidak tahu apapun tentang semua ini, jadi aku minta tolong jangan libatkan aku atas masalah pribadi kalian!" sentaknya.
"Putera, lepaskan dia. Lovely memang berkata benar, dia tidak bersalah."
"Kau dengar itu, Opa berkata aku tidak bersalah, sekarang lepaskan lah aku!" ronta Lovely.
"Aku tidak percaya, jujurlah Opa. Atau gadis ini akan menanggung semua akibatnya," ancam Putera.
Opa Mahesa menghela nafas. "Jangan sakiti Lovely, karena ia memang tidak tahu tentang semua ini. Putera, jangan menyalahkannya, salahkan saja Opa mu ini karena telah melibatkan dirinya. Opa juga yang merencanakan semua ini agar kau bisa tertarik dengannya. Tapi percayalah, dia benar-benar tidak melakukan apapun."
Putera menarik senyum dan melepaskan cekalan tangan Lovely. "Heh, akhirnya Opa mau mengaku juga. Kenapa aku harus melakukan hal kasar ini dulu baru Opa mau jujur padaku hem?"
"Putera ... Apa salahnya kalau Opa ingin kamu segera menikah, apa salahnya kalau Opa ingin kamu melupakan kebencian masa lalu mu itu. Apa salahnya kalau Opa menginginkan kau juga bahagia dan merasakan cinta," balas Opa Mahes.
Putera tiba-tiba merasa gatal di sekujur tubuhnya, sesekali menutup hidung karena bersin tidak tertahankan. Ternyata rasa kebencian yang mendalam akan kata-kata cinta membuat tubuhnya langsung bereaksi negatif.
Pria kurang kasih sayang seorang ibu itu pun jadi begitu angkuh dan kasar, hingga melukai hati Opa Mahesa sendiri.
"Jangan bahas kata-kata menjijikkan itu lagi di depanku, aku tidak butuh semua itu dan kau juga tidak berhak mengatur hidupku sesuka hatimu!" tegasnya sembari menjauh.
Lovely seketika terdiam ketika mendengar pengakuan tidak terduga dari Opa Mahes dan juga Putera. "J-jadi maksud Opa, kau memang sengaja menaruhku disini untuk suatu tujuan? Inikah alasanmu berbaik hati padaku agar bisa mendekati cucu kasarmu ini?" ucapnya tidak habis pikir.
Opa Mahes mengangguk perlahan dan menunduk. "Maaf, tapi Opa tidak ada cara lain. Setelah melihat dirimu, Opa yakin kau bisa menarik perhatian cucu Opa yang tidak ingin menikah ini. Kau sangat cantik dan pintar, baik hati dan juga pemberani. Jiwa semangatmu membuat Opa yakin kau bisa meluluhkan hati batu cucu Opa ini suatu hari nanti."
"Opa, kenapa kau tega sekali melakukan hal itu padaku. Aku pikir kau tulus membantuku mendapat pekerjaan ini, tapi nyatanya kau malah menginginkan imbalan yang sama sekali tidak mungkin untuk ku lakukan," balas Lovely.
Opa Mahes menggeleng. "Bukan begitu maksud Opa Lovely," balasnya.
Lovely menjauh saat Opa ingin menyentuhnya. "Tidak perlu menjelaskan apapun lagi padaku Opa, maksudku Tuan Besar Mahesa yang terhormat, aku merasa kau seperti menumbalkan diriku disini. Akibat dirimu, cucumu ini jadi salah paham dan berpikiran buruk tentangku."
"Aku disini hanya ingin bekerja dan mencari uang, bukan lebih dari itu, tapi aku sedih mendengar kenyataannya kalau kau ingin memanfaatkanku untuk mendekati cucumu itu. Tuan besar, sebelum aku terlibat lebih jauh lagi, jadi aku mohon biarkanlah aku pergi dari sini," balas Lovely mengiba.
"Tidak Nak Ly, jangan berkata seperti itu. Maafkanlah Opa dan jangan pergi. Tetaplah bekerja disini," balas Opa menolak.
Lovely menggeleng. "Tidak Tuan Besar, aku tidak ingin bekerja disini lagi dan aku juga tidak ingin dekat-dekat dengan cucumu itu. Dia sungguh berbahaya, cucumu itu seperti bom waktu yang bisa meledak kapan saja," balasnya sembari menatap tajam Putera.
Putera berdecih. "Aku memanglah seperti ini, kasar dan angkuh. Terkadang aku juga tidak segan-segan melukai seseorang, maka dari itu berhati-hatilah denganku apalagi saat berada di dekatku."
"Jangan dengarkan dia Nak Ly, Opa memang bersalah padamu. Karena rencana egois Opa juga kau jadi sasaran kemarahan cucuku ini," mohon Opa Mahes lalu menatap Putera.
"Putera, minta maaflah pada Lovely. Dia tidak bersalah, biarkan dia bekerja disini dan anggaplah semua ini tidak pernah terjadi."
Putera berdecak. "Dia telah menampar wajahku, mana bisa aku memaafkannya begitu saja. Jika ia mau dimaafkan dan di terima bekerja disini lagi, maka dia harus bersujud di kakiku terlebih dahulu sambil mengemis meminta pekerjaan dihadapanku."
Lovely mengepal erat tangannya, merasa kesal sekali dengan ucapan pria keras kepala dihadapannya.
"Kau bilang apa, aku harus bersujud di kakimu? Sampai matipun aku tidak akan sudi melakukan itu padamu! Kau pria keras kepala, kasar dan juga angkuh. Menurutku kau tidak pantas di sebut sebagai atasan, karena gelar itu hanya pantas bagi mereka yang memiliki hati nurani dan juga pikiran yang jernih."
"Tuan Besar Mahesa, aku ingin berhenti bekerja hari ini juga dan mulai sekarang aku bukanlah karyawan di perusahaan ini lagi." Lovely kemudian keluar dari ruangan Opa Mahes, setelah mengucapkan pernyataan itu.
"Lovely!" panggil Opa Mahes, namun Lovely tidak menghiraukan panggilan tersebut dan memilih untuk menjauh sejauh mungkin karena tidak ingin terlibat lebih dalam akan masalah keluarga besar Mahesa yang cukup rumit.
...***...
Sementara itu pertikaian mereka akhirnya terdengar juga oleh Tuan Dira dan ia bergegas menghampiri ruangan ayahnya untuk mengetahui tentang apa yang sebenarnya terjadi.
Setibanya di depan ruangan ayahnya, Tuan Dira menghentikan langkahnya sejenak. Dirinya begitu terkejut saat melihat Lovely keluar dari ruangan Opa Mahes sembari menangis.
"Wanita itu, bukankah itu Lovely, tapi kenapa dia bisa berada disini dan mengapa dia berlari sambil menangis seperti itu? Apa telah terjadi sesuatu di dalam?" gumamnya bertanya-tanya lalu berniat mengejar Lovely.
Namun Tuan Dira mengurungkan niatnya mengejar Lovely, saat mendengar ayahnya tengah memarahi Putera habis-habisan.
Dengan segera Tuan Dira masuk ke dalam ruang Opa Mahes, untuk menengahi pertengkaran tersebut.
"Ada apa ini, mengapa Papa memarahi Putera seperti itu? Apa yang sebenarnya terjadi dan kenapa wanita tadi bisa ada disini dan menangis?" tanya Tuan Dira terheran-heran.
Opa Mahesa menjelaskan semua yang terjadi kepada Tuan Dira, tentang Lovely dan juga kesalahpahaman Putera akan Lovely.
Tidak hanya Opa Mahesa, Putera juga menjelaskan ketidaksukaannya dengan rencana Opa Mahes. Tentang seringnya mengirim wanita suruhan agar bisa mendekati dirinya dan paksaan akan menikah.
"Opa sudah meminta maaf, tapi dia juga tidak salah. Opa hanya ingin kau bisa memberikan penerus perusahaan ini dan bukan hanya Opa saja yang ingin kau segera menikah. Tapi Papa juga ingin kau bisa memiliki keluarga di usia mu yang sudah matang itu. Dan Papa yakin suatu saat nanti kau akan menemukan cinta sejatimu itu," ujar Tuan Dira.
Putera kembali merasa gatal, emosinya kembali memuncak saat Papanya itu menceramainya agar menikah dan berbicara tentang cinta.
"Aku tidak ingin menikah dan aku juga tidak percaya dengan cinta!" sentak Putera menolak mentah-mentah permintaan tersebut.
.
.
Bersambung.
...----------------...
Next \=\=> Akan ada tamu yang datang mengunjungi Tuan Dira, yaitu Ny Rose.
Bagaimana reaksi Putera ketika melihat ibunya datang?
A. Marah Besar.
B. Menangis dan memeluknya sambil kangen2an.
C. Di usir.
D. Terserah Author aja deh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
neng ade
terserah othor aja deh 🙏😁
2024-02-29
0
auliasiamatir
marah besar dan di usir deh thor
2023-02-02
1
MEMEY
terserah author saja deh🤭
2023-01-12
1