Bab 20. Mengajak makan malam

Kediaman Leo.

Pria lintah darat itu tertawa saat mendengar cerita dari Pak Marsan saat ia mengetahui jika Putera berhasil terhasut oleh ucapan pria seperti Pak Marsan.

"Tidak ku sangka Paman, kau ahli dalam berkata-kata," puji Leo.

"Iya Nak Leo, sekarang Paman yakin. Putera tidak akan mendekati Lovely lagi dan kita bisa membawa Lovely dengan mudah," ucap Pak Marsan.

"Benar, sekarang tidak ada orang lagi yang berani mengganggu kita. Paman ku pikir kau akan mengkhianatiku, setelah mengetahui jika orang itu adalah orang kaya," balas Leo.

"Heishh! Paman ini setia denganmu, jika tidak. Mana mungkin Paman mau datang kesini lagi setelah kau mematahkan salah satu kaki Paman," balas Pak Marsan menjilat seperti biasanya.

Leo terkekeh. "Kau pria hebat, baiklah aku percaya. Paman, hambatan kita sekarang sudah pergi. Sekarang, segeralah bawa putrimu kesini."

Pak Marsan mengangguk. "Baik, besok Paman akan bawa dia kesini."

"Bagus! Paman apa benar putrimu itu sangat cantik?" tanya Leo.

"Oh sudah pasti putriku itu sangat cantik Nak Leo dan Paman yakin, kau akan tergila-gila setelah melihat wajahnya," balas Pak Marsan.

"Awas saja kalau kau berani membohongiku, aku tidak akan segan-segan mematahkan satu kakimu itu lagi," ancam Leo.

"Kalau ucapan Paman ini benar, kau harus menambah uang untuk Paman ya," balas Pak Marsan.

Leo berdecih. "Paman, kau benar-benar seorang matrealistis. Baiklah, tenang saja. Asalkan kau membawa dia untukku secepatnya, aku akan memberikan apapun yang kau mau," balasnya.

Pak Marsan menarik senyum. "Tapi Nak Leo, kenapa kau tidak ikut Paman sekalian saja. Bagaimana bisa Paman menyeretnya sampai sini, kalau kaki Paman masih sakit seperti ini. Lagipula Paman masuk daftar buronan polisi, bagaimana jika ada yang mengenali Paman," hasutnya.

Leo membenarkan perkataan Pak Marsan, selain penasaran ingin segera melihat calon pengantinnya. Dia juga ingin datang sendiri untuk membawa Lovely demi sebuah kepuasan, karena berhasil membawa gadis yang akhir-akhir ini telah berani menolaknya.

Ditambah daftar hitam Pak Marsan, tidak mungkin membiarkan pria itu berkeliaran kemana-mana. Sudah pasti namanya akan tercoreng kembali di kepolisian karena telah menyembunyikan seorang buronan.

"Baiklah, besok pagi aku sendiri yang akan membawa dia ke rumahku!" tegasnya.

Pak Marsan mengulum senyum. "Nak Leo, kau benar-benar calon menantu yang baik hati," jilatnya.

Pria penjilat itu begitu senang, karena kali ini dia tidak sendirian membawa Lovely. Jadi, dia tidak bisa di salahkan sewaktu-waktu oleh Putera ataupun dari warga sekitarnya.

...----------------...

Keesokan harinya.

Putera dengan berat hati menjatuhkan pilihan kepada Lovely sebagai wanita terpilih untuk dijadikan sebagai pasangannya.

Walaupun ia tidak tahu berhasil atau tidak dalam menjalin hubungan dengan seorang wanita hingga ke jenjang pernikahan, tapi setidaknya dia akan mencoba mendekatinya terlebih dahulu.

Pria itu bertekad akan mengambil hati seorang wanita, padahal dia sendiri tidak tahu bagaimana caranya.

Hal itu terpaksa dia lakukan karena desakan dari sang ayah maupun Opa Mahes yang selalu saja merengek di hadapannya, membuat pria tampan itu tidak punya pilihan lain selain menuruti kemauan mereka untuk mengajak Lovely berkencan.

Tenang, Papa akan membantumu mengambil hatinya.

Opa akan membantumu menyiapkan segalanya.

Begitulah dorongan semangat dari kedua duda beda usia untuk pria muda satu-satunya pewaris Mahesa Group.

Putera menghela nafas panjang, rasa gatalnya kembali menyerang pada dirinya saat sang Papa tiba-tiba datang dan menyodorkan sebuah kertas berisi kata-kata manis untuk seorang wanita.

"Memalukan!" umpatnya kesal saat setelah membaca isi dari kertas tersebut.

"Aku akan mengikuti caraku sendiri," gumamnya.

"Ehem! Lovely maukah kau ikut denganku untuk makan malam bersama nanti malam," batin Putera belajar membujuk seorang gadis.

Dirinya begitu gagah dan berani sekali, namun sesampainya di depan toko bunga Lovely, pria itu malah berubah gemetar tidak karuan.

Sesuatu yang belum pernah terjadi pada dirinya, entah sebab apa. Tapi rasanya ingin sekali lari dari tempat itu dengan segera.

Putera menelan ludahnya susah payah dan memberanikan diri untuk masuk ke dalam toko, ia meraih gagang handle pada pintu dan bersamaan dengan hal itu, Lovely juga membuka pintu toko bunganya.

Sontak saja pria itu mematung seketika, saat wanita yang ingin dia ajak makan malam tahu-tahu sudah berdiri di depan mata. Ia juga langsung gelagapan saat Lovely bertanya kepadanya.

"Sedang apa Bapak disini, apa ingin membeli bunga?".

"Tidak! Aku datang kesini hanya untuk memberitahumu sesuatu," balas Putera.

"Apa itu?" tanya Lovely penasaran.

Putera melonggarkan dasi pada kerah baju dan berusaha menelan ludahnya yang tercekat di dalam tenggorokan. Seketika latihannya sepanjang malam dalam menghapal kata-kata bujukan sirna begitu saja.

"Mm ... Lovely. A-aku, ah tidak! Maksudku Papaku mau mengajak kau untuk makan malam bersama nanti malam. Siapkan dirimu, nanti sore aku akan menjemputmu disini," ucapnya grogi sekali.

"Makan malam, maksudmu Paman Dira mengajakku makan malam? Tapi dalam rangka apa?" tanya Lovely merasa aneh.

Putera memutar bola matanya mencoba mencari jawaban yang tepat dan seketika ia menjentikkan jari saat mendapatkan sebuah ide bagus.

"Papa ku sudah sembuh dari sakitnya dan ingin merayakan hal itu, kebetulan karena dia mengenalmu jadi dia ingin mengundangmu makan malam," balas Putera sekenanya.

"Oh begitu, baiklah. Aku juga akan mengajak Mama datang," ucap Lovely.

Putera segera menggoyangkan kedua tangannya dan menggeleng. "Ah Bibi jangan dibawa, kau sendirian saja."

"Mengapa? Setahuku Paman Dira kenal baik dengan Mama," balas Lovely merasa aneh.

Putera mulai merasa gemas. "Sudahlah jangan banyak tanya, turuti saja. Aku juga tidak tahu mau apa Papaku mengundangmu makan malam bersama," balasnya mencari alasan.

Lovely tersenyum, walau dia sedikit bingung dengan maksud dari perkataan Putera. Tapi dia senang karena Tuan Dira mengundangnya makan malam.

"Oh begitu, baiklah aku akan datang."

Putera tersenyum. "Bagus, nanti sore aku akan menjemputmu disini. Bersiaplah," balasnya sebelum akhirnya pergi dari sana dengan perasaan gugup dan malu setengah mati.

.

.

Bersambung.

...----------------...

Terpopuler

Comments

neng ade

neng ade

Harus nya tuan Dira ikut mengawasi

2024-02-29

0

Maya●●●

Maya●●●

kata siapa?

2023-02-04

1

Buna Seta

Buna Seta

Pak Marsan jahat

2022-11-27

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Panggilan untuk wawancara.
2 Bab 2. Permintaan Opa Mahes.
3 Bab 3. Tidak ingin menikah.
4 Bab 4. Toko Bunga.
5 Bab 5. Awal Bertemu.
6 Bab 6. Diterima bekerja.
7 Bab 7. Lulus ujian.
8 Bab 8. Beradu argumen.
9 Bab 9. Menolak mentah mentah.
10 Bab 10. Bertemu
11 Bab 11. Permintaan Tuan Dira.
12 Bab 12. Pria Parasit.
13 Bab 13. Sebuah kesepakatan.
14 Bab 14. Di tangkap.
15 Bab 15. Hukuman.
16 Bab 16. Mengobati.
17 Bab 17. Sedikit demi sedikit.
18 Bab 18. Termakan ucapan.
19 Bab 19. Mencoba mendekati
20 Bab 20. Mengajak makan malam
21 Bab 21. Kedatangan Leo ke toko bunga
22 Bab 22. Mencari butik
23 Bab 23. Menembak langsung.
24 Bab 24. Berkelahi.
25 Bab 25. Menerima.
26 Bab 26. Menikah.
27 Bab 27. Tinggal serumah.
28 Bab 28. Pergi berbulan madu.
29 Bab 29. Mau tidak mau.
30 Bab 30. Tidur seranjang.
31 Bab 31. Merampas ciuman.
32 Bab 32. Undangan makan bersama.
33 Bab 33. Bahan Praktek
34 Bab 34. Acuh.
35 Bab 35. Kembali gatal.
36 Bab 36. Permohonan Tuan Dira.
37 Bab 37. Tertangkap basah.
38 Bab 38. Berusaha menahan.
39 Bab 39. Datang ke toko bunga.
40 Bab 40. Pelanggan baru yang misterius.
41 Bab 41. Memohon.
42 Bab 42. Kebebasan Leo
43 Bab 43. Saudara satu ibu.
44 Bab 44. Sifat asli Alex
45 Bab 45. Peringatan dari Marsan.
46 Bab 46. Menyuapi makan siang.
47 Bab 47. Perkelahian.
48 Bab 48. Kematian Pak Marsan.
49 Bab 49. Cinta itu nyata!
50 Bab 50. Hanya mimpi.
51 Bab 51. Harapan Opa Mahes.
52 Bab 52. Menitipkan Ron.
53 Bab 53. Menerima.
54 Bab 54. Belut listrik.
55 Bab 55. Penangkapan Alex.
56 Bab 56. Meminta bantuan Tuan Dira.
57 Bab 57. Cemburu.
58 Bab 58. Akan bersatu.
59 Bab 59. Penyatuan (21++)
60 Bab 60. Bermain kembali.
61 Bab 61. Suster Vany.
62 Bab 62. Tamu larut malam.
63 Bab 63. Penjelasan.
64 Bab 64. Sarapan pagi.
65 Bab 65. Ikut ke toko bunga.
66 Bab 66. Gagal terbang.
67 Bab 67. Pergilah dari sini!
68 Bab 68. Mencabut tuntutan.
69 Bab 69. Raja Drama.
70 Bab 70. Kehamilan
71 Bab 71. Pamali.
72 Iklan sejenak.
73 Bab 72. Rujak buah.
74 Bab 73. Mengambil inisiatif.
75 Bab 74. Pertunangan Alex.
76 Bab 75. Kelahiran Baby Marcell
77 Bab 76. Membesuk.
78 Bab 77. Dendam lama
79 Bab 78. Malam pertama Alex.
80 Bab 79. Bahasa anak-anak.
81 Bab 80. Rasa rindu.
82 Bab 81. Nama-nama ikan.
83 Bab 82. Cinta itu nyata (End)
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab 1. Panggilan untuk wawancara.
2
Bab 2. Permintaan Opa Mahes.
3
Bab 3. Tidak ingin menikah.
4
Bab 4. Toko Bunga.
5
Bab 5. Awal Bertemu.
6
Bab 6. Diterima bekerja.
7
Bab 7. Lulus ujian.
8
Bab 8. Beradu argumen.
9
Bab 9. Menolak mentah mentah.
10
Bab 10. Bertemu
11
Bab 11. Permintaan Tuan Dira.
12
Bab 12. Pria Parasit.
13
Bab 13. Sebuah kesepakatan.
14
Bab 14. Di tangkap.
15
Bab 15. Hukuman.
16
Bab 16. Mengobati.
17
Bab 17. Sedikit demi sedikit.
18
Bab 18. Termakan ucapan.
19
Bab 19. Mencoba mendekati
20
Bab 20. Mengajak makan malam
21
Bab 21. Kedatangan Leo ke toko bunga
22
Bab 22. Mencari butik
23
Bab 23. Menembak langsung.
24
Bab 24. Berkelahi.
25
Bab 25. Menerima.
26
Bab 26. Menikah.
27
Bab 27. Tinggal serumah.
28
Bab 28. Pergi berbulan madu.
29
Bab 29. Mau tidak mau.
30
Bab 30. Tidur seranjang.
31
Bab 31. Merampas ciuman.
32
Bab 32. Undangan makan bersama.
33
Bab 33. Bahan Praktek
34
Bab 34. Acuh.
35
Bab 35. Kembali gatal.
36
Bab 36. Permohonan Tuan Dira.
37
Bab 37. Tertangkap basah.
38
Bab 38. Berusaha menahan.
39
Bab 39. Datang ke toko bunga.
40
Bab 40. Pelanggan baru yang misterius.
41
Bab 41. Memohon.
42
Bab 42. Kebebasan Leo
43
Bab 43. Saudara satu ibu.
44
Bab 44. Sifat asli Alex
45
Bab 45. Peringatan dari Marsan.
46
Bab 46. Menyuapi makan siang.
47
Bab 47. Perkelahian.
48
Bab 48. Kematian Pak Marsan.
49
Bab 49. Cinta itu nyata!
50
Bab 50. Hanya mimpi.
51
Bab 51. Harapan Opa Mahes.
52
Bab 52. Menitipkan Ron.
53
Bab 53. Menerima.
54
Bab 54. Belut listrik.
55
Bab 55. Penangkapan Alex.
56
Bab 56. Meminta bantuan Tuan Dira.
57
Bab 57. Cemburu.
58
Bab 58. Akan bersatu.
59
Bab 59. Penyatuan (21++)
60
Bab 60. Bermain kembali.
61
Bab 61. Suster Vany.
62
Bab 62. Tamu larut malam.
63
Bab 63. Penjelasan.
64
Bab 64. Sarapan pagi.
65
Bab 65. Ikut ke toko bunga.
66
Bab 66. Gagal terbang.
67
Bab 67. Pergilah dari sini!
68
Bab 68. Mencabut tuntutan.
69
Bab 69. Raja Drama.
70
Bab 70. Kehamilan
71
Bab 71. Pamali.
72
Iklan sejenak.
73
Bab 72. Rujak buah.
74
Bab 73. Mengambil inisiatif.
75
Bab 74. Pertunangan Alex.
76
Bab 75. Kelahiran Baby Marcell
77
Bab 76. Membesuk.
78
Bab 77. Dendam lama
79
Bab 78. Malam pertama Alex.
80
Bab 79. Bahasa anak-anak.
81
Bab 80. Rasa rindu.
82
Bab 81. Nama-nama ikan.
83
Bab 82. Cinta itu nyata (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!