Kediaman Leo.
Pria lintah darat itu tertawa saat mendengar cerita dari Pak Marsan saat ia mengetahui jika Putera berhasil terhasut oleh ucapan pria seperti Pak Marsan.
"Tidak ku sangka Paman, kau ahli dalam berkata-kata," puji Leo.
"Iya Nak Leo, sekarang Paman yakin. Putera tidak akan mendekati Lovely lagi dan kita bisa membawa Lovely dengan mudah," ucap Pak Marsan.
"Benar, sekarang tidak ada orang lagi yang berani mengganggu kita. Paman ku pikir kau akan mengkhianatiku, setelah mengetahui jika orang itu adalah orang kaya," balas Leo.
"Heishh! Paman ini setia denganmu, jika tidak. Mana mungkin Paman mau datang kesini lagi setelah kau mematahkan salah satu kaki Paman," balas Pak Marsan menjilat seperti biasanya.
Leo terkekeh. "Kau pria hebat, baiklah aku percaya. Paman, hambatan kita sekarang sudah pergi. Sekarang, segeralah bawa putrimu kesini."
Pak Marsan mengangguk. "Baik, besok Paman akan bawa dia kesini."
"Bagus! Paman apa benar putrimu itu sangat cantik?" tanya Leo.
"Oh sudah pasti putriku itu sangat cantik Nak Leo dan Paman yakin, kau akan tergila-gila setelah melihat wajahnya," balas Pak Marsan.
"Awas saja kalau kau berani membohongiku, aku tidak akan segan-segan mematahkan satu kakimu itu lagi," ancam Leo.
"Kalau ucapan Paman ini benar, kau harus menambah uang untuk Paman ya," balas Pak Marsan.
Leo berdecih. "Paman, kau benar-benar seorang matrealistis. Baiklah, tenang saja. Asalkan kau membawa dia untukku secepatnya, aku akan memberikan apapun yang kau mau," balasnya.
Pak Marsan menarik senyum. "Tapi Nak Leo, kenapa kau tidak ikut Paman sekalian saja. Bagaimana bisa Paman menyeretnya sampai sini, kalau kaki Paman masih sakit seperti ini. Lagipula Paman masuk daftar buronan polisi, bagaimana jika ada yang mengenali Paman," hasutnya.
Leo membenarkan perkataan Pak Marsan, selain penasaran ingin segera melihat calon pengantinnya. Dia juga ingin datang sendiri untuk membawa Lovely demi sebuah kepuasan, karena berhasil membawa gadis yang akhir-akhir ini telah berani menolaknya.
Ditambah daftar hitam Pak Marsan, tidak mungkin membiarkan pria itu berkeliaran kemana-mana. Sudah pasti namanya akan tercoreng kembali di kepolisian karena telah menyembunyikan seorang buronan.
"Baiklah, besok pagi aku sendiri yang akan membawa dia ke rumahku!" tegasnya.
Pak Marsan mengulum senyum. "Nak Leo, kau benar-benar calon menantu yang baik hati," jilatnya.
Pria penjilat itu begitu senang, karena kali ini dia tidak sendirian membawa Lovely. Jadi, dia tidak bisa di salahkan sewaktu-waktu oleh Putera ataupun dari warga sekitarnya.
...----------------...
Keesokan harinya.
Putera dengan berat hati menjatuhkan pilihan kepada Lovely sebagai wanita terpilih untuk dijadikan sebagai pasangannya.
Walaupun ia tidak tahu berhasil atau tidak dalam menjalin hubungan dengan seorang wanita hingga ke jenjang pernikahan, tapi setidaknya dia akan mencoba mendekatinya terlebih dahulu.
Pria itu bertekad akan mengambil hati seorang wanita, padahal dia sendiri tidak tahu bagaimana caranya.
Hal itu terpaksa dia lakukan karena desakan dari sang ayah maupun Opa Mahes yang selalu saja merengek di hadapannya, membuat pria tampan itu tidak punya pilihan lain selain menuruti kemauan mereka untuk mengajak Lovely berkencan.
Tenang, Papa akan membantumu mengambil hatinya.
Opa akan membantumu menyiapkan segalanya.
Begitulah dorongan semangat dari kedua duda beda usia untuk pria muda satu-satunya pewaris Mahesa Group.
Putera menghela nafas panjang, rasa gatalnya kembali menyerang pada dirinya saat sang Papa tiba-tiba datang dan menyodorkan sebuah kertas berisi kata-kata manis untuk seorang wanita.
"Memalukan!" umpatnya kesal saat setelah membaca isi dari kertas tersebut.
"Aku akan mengikuti caraku sendiri," gumamnya.
"Ehem! Lovely maukah kau ikut denganku untuk makan malam bersama nanti malam," batin Putera belajar membujuk seorang gadis.
Dirinya begitu gagah dan berani sekali, namun sesampainya di depan toko bunga Lovely, pria itu malah berubah gemetar tidak karuan.
Sesuatu yang belum pernah terjadi pada dirinya, entah sebab apa. Tapi rasanya ingin sekali lari dari tempat itu dengan segera.
Putera menelan ludahnya susah payah dan memberanikan diri untuk masuk ke dalam toko, ia meraih gagang handle pada pintu dan bersamaan dengan hal itu, Lovely juga membuka pintu toko bunganya.
Sontak saja pria itu mematung seketika, saat wanita yang ingin dia ajak makan malam tahu-tahu sudah berdiri di depan mata. Ia juga langsung gelagapan saat Lovely bertanya kepadanya.
"Sedang apa Bapak disini, apa ingin membeli bunga?".
"Tidak! Aku datang kesini hanya untuk memberitahumu sesuatu," balas Putera.
"Apa itu?" tanya Lovely penasaran.
Putera melonggarkan dasi pada kerah baju dan berusaha menelan ludahnya yang tercekat di dalam tenggorokan. Seketika latihannya sepanjang malam dalam menghapal kata-kata bujukan sirna begitu saja.
"Mm ... Lovely. A-aku, ah tidak! Maksudku Papaku mau mengajak kau untuk makan malam bersama nanti malam. Siapkan dirimu, nanti sore aku akan menjemputmu disini," ucapnya grogi sekali.
"Makan malam, maksudmu Paman Dira mengajakku makan malam? Tapi dalam rangka apa?" tanya Lovely merasa aneh.
Putera memutar bola matanya mencoba mencari jawaban yang tepat dan seketika ia menjentikkan jari saat mendapatkan sebuah ide bagus.
"Papa ku sudah sembuh dari sakitnya dan ingin merayakan hal itu, kebetulan karena dia mengenalmu jadi dia ingin mengundangmu makan malam," balas Putera sekenanya.
"Oh begitu, baiklah. Aku juga akan mengajak Mama datang," ucap Lovely.
Putera segera menggoyangkan kedua tangannya dan menggeleng. "Ah Bibi jangan dibawa, kau sendirian saja."
"Mengapa? Setahuku Paman Dira kenal baik dengan Mama," balas Lovely merasa aneh.
Putera mulai merasa gemas. "Sudahlah jangan banyak tanya, turuti saja. Aku juga tidak tahu mau apa Papaku mengundangmu makan malam bersama," balasnya mencari alasan.
Lovely tersenyum, walau dia sedikit bingung dengan maksud dari perkataan Putera. Tapi dia senang karena Tuan Dira mengundangnya makan malam.
"Oh begitu, baiklah aku akan datang."
Putera tersenyum. "Bagus, nanti sore aku akan menjemputmu disini. Bersiaplah," balasnya sebelum akhirnya pergi dari sana dengan perasaan gugup dan malu setengah mati.
.
.
Bersambung.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
neng ade
Harus nya tuan Dira ikut mengawasi
2024-02-29
0
Maya●●●
kata siapa?
2023-02-04
1
Buna Seta
Pak Marsan jahat
2022-11-27
1