"K-kakek ... Ah tidak maksudku Tuan Besar," sahut Lovely.
Opa Mahesa menolak. "Jangan panggil aku dengan sebutan seperti itu Nak Ly, panggil saja Opa."
Lovely merasa canggung serta bingung, sebenarnya apa sih tujuan dari kakek-kakek satu ini dan apa yang Opa Mahes inginkan darinya.
Mengapa ia begitu baik, hingga meminta cucunya yang kaku itu menerima dirinya untuk bekerja disini. Dan bukan hanya itu saja, mengapa Opa Mahes juga membantu ia mengerjakan ujian sulit agar diterima.
"Baiklah Opa. Sekarang beritahu Ly, apa yang sedang Opa lakukan disini?" tanya Lovely.
"Seperti biasa, Opa sedang melihat-lihat kondisi perusahaan saja dan mengontrol laporan keuangan rutin dengan cucu Opa. Lalu mampir untuk melihat karyawan baru perusahaan ini," jawab Opa Mahes sambil tersenyum.
"Oh ... Kalau begitu aku ingin berterima kasih kepada Opa, karena telah mempercayai diriku. Terima kasih juga karena telah membantuku lulus ujian tadi, tapi Opa ada satu hal yang aku tidak mengerti. Mengapa Opa ingin sekali aku bekerja disini, padahal lamaran kerjaku kan sudah di tolak."
"Yang Opa lakukan hanya bertanggung jawab saja padamu, karena kau kan di tolak gara-gara menemani Opa kemarin. Lagipula Opa juga menyukaimu, kau begitu baik, rajin dan bersemangat," puji Opa Mahes.
Lovely tersenyum. "Terima kasih ... Tapi Opa, aku melamar menjadi tukang bersih-bersih disini. Bukan untuk menjadi asistennya pak Putera," balasnya.
"Ah itu tidak masalah, penampilanmu tidak cocok jadi tukang bersih-bersih. Apalagi setelah melihat riwayat pendidikanmu, Opa yakin kau bisa bekerja dengan baik di bidang ini." balas Opa.
"Kau terlalu berlebihan menilaiku Opa, aku tidak seperti yang kau ucapkan tadi. Aku tidak sebaik dan sepintar yang kau pikirkan," balas Lovely.
"Jangan merendah seperti itu, setiap orang punya kesempatan bukan. Sekarang gunakanlah kesempatan yang ku berikan untukmu itu dengan sebaik-baiknya," ucap Opa Mahes.
Lovely tersenyum dan mengangguk. "Itu sudah pasti, sekali lagi aku ucapkan terima kasih banyak."
Opa Mahes hanya memgangguk perlahan. "Jangan merasa sungkan seperti itu, jika perlu sesuatu jangan ragu meminta tolong kepadaku."
"Baiklah," balas Lovely.
"Kalau begitu Opa pergi dulu, masih ada urusan lain lagi. Bekerjalah dengan baik disini kalau bisa segeralah ambil hati cucu Opa," gurau Opa Mahes.
Lovely terbelalak. "A-apa!" kejutnya.
Opa Mahes tertawa. "Opa hanya bergurau saja Ly, kau malah sampai terkejut seperti itu. Tapi kan bagus kalau itu sampai terjadi," guraunya.
Lovely hanya tersenyum getir sambil mengelus dadanya, lalu menghela nafas panjang. Tidak disangka jika pernyataan Opa Mahes begitu mengejutkan dirinya, termasuk seorang pria yang baru saja menguping pembicaraan mereka di luar sana.
Perkataan yang hanya sepotong itu membuat pria tampan ini merasa sangat kesal, karena dugaannya ternyata tidaklah melesat. "Sudah ku duga, mereka telah bersekongkol dan mencoba mempermainkanku."
"Ingin mengambil hatiku, coba saja kalau bisa. Sebelum itu terjadi aku akan membuatmu menderita terlebih dahulu. Dan keluar dari sini dengan perasaan malu," gumam Putera sembari bersembunyi sampai sang Opa benar-benar pergi dari ruangan Lovely.
Kesalahpahaman Putera membutakan hatinya, dia mengira jika Lovely benarlah wanita suruhan Opa Mahes untuk menarik perhatian atau untuk merayu dirinya agar mau menikah.
Setelah kondisi sepi kembali, pria itu kemudian masuk ke dalam ruang kerja Lovely. Lalu segera menyergap dan merapatkan tubuh wanita itu ke dinding agar tidak kabur.
"A-apa yang Bapak lakukan? Lepaskan aku!" kejut Lovely dengan aksi tiba-tiba atasannya.
"Sudah tertangkap tidak mau mengaku, dugaanku ternyata benar. Kau memang sengaja di taruh oleh Opa Mahes untuk bekerja disini dan berencana agar bisa merayuku bukan?" pikiran sempit Putera kembali lagi.
Lovely menggeleng dan membela diri. "Tidak, Bapak salah paham. Opa Mahes hanya membalas budiku karena telah membantunya kemarin dan kami berdua tidak berencana apapun seperti yang Bapak pikirkan."
Putera menaikkan satu alisnya. "Opa? Panggilanmu kepada orang itu cukup akrab, disini tidak ada yang berani memanggil tuan besar Mahesa dengan sebutan Opa selain diriku."
"Tidak ku sangka kau begitu berani dan dekat dengannya, atau dugaanku ini memanglah benar. Kalian memang sudah mengenal sangat lama, lalu bersekongkol dan meminta dirimu untuk merayuku, berpura-pura tidak tahu dan polos seperti ini agar bisa memberikan penerus perusahaan Mahesa dan pergi begitu saja seperti wanita lain."
"Asal kau tahu saja, aku tidak percaya dengan wanita manapun. Karena wanita hanya bisa menyakiti hati pria," tutur Putera merasa kesal jika mengingat kisah cinta papa Dira yang tragis.
Lovely mendorong Putera agar menjauh darinya.
"Opa yang memintaku memanggilnya seperti itu, bukan aku yang menginginkannya. Kau begitu percaya diri sekali menganggap diriku ini mau merayumu."
"Asal kau tahu saja, aku membenci pria manapun dan aku juga menolak ajakan pria manapun untuk menikahi diriku. Karena menurutku pria di dunia ini adalah sama saja, mereka hanya bisa menindas dan berlaku kasar kepada seorang wanita, bahkan ada yang tega meninggalkan anak dan istrinya hanya demi kesenangan lain," balasnya berubah geram jika mengingat perilaku buruk ayahnya kepada sang ibu.
"Pembohong, aku tidak percaya denganmu atau wanita manapun, karena menurutku wanita itu sama saja. Penipu dan penjilat selalu menghalalkan berbagai cara demi keinginan semata, bahkan ada yang tega meninggalkan seorang suaminya hanya demi lelaki lain!" geram Putera saat mengingat Papa Dira ditinggal oleh ibunya dan selalu mengemis agar sang istri mau kembali lagi kepadanya.
Kedua insan itu sedang beradu argumen dan tetap dengan pendirian mereka masing-masing.
Namun kesabaran Lovely telah habis saat Putera menyebut dirinya sebagai penipu dan juga wanita penggoda rendah suruhan agar mau dengannya.
"Dasar gila!" bentak Lovely lengkap dengan tamparan keras di pipi Putera, hingga ia terbelalak lalu menatap gusar.
"Berani sekali kau menamparku! Apa kau tidak takut akan akibatnya hah!" sentaknya sembari mencekal pergelangan tangan Lovely yang telah berani memberi tanda merah pada wajahnya.
"Aku tidak takut dengan siapapun! Termasuk dirimu. Aku menolak tawaran gaji besarmu itu dan aku juga akan berhenti bekerja. Aku harap kau mau melepaskan diriku dan biarkan aku pergi dari sini," balas Lovely.
"Setelah apa yang kau lakukan pada wajahku, kau ingin kabur begitu saja hem? Kau datang dan pergi sesuka hatimu, apa kau berpikir aku akan melepaskanmu dengan mudah?" ucap Putera lengkap dengan seringainya.
Lovely menelan ludahnya susah payah. "Lepaskanlah aku, anggap saja kita tidak pernah bertemu setelah ini."
"Hei wanita penggoda! Kau sudah masuk kesini, bagaimana bisa aku melepaskanmu begitu saja. Aku akan memberi pelajaran padamu agar jangan berani macam-macam kepadaku dan memberitahu sesuatu jika wanita sepertimu tidak pantas berada disisiku!" sentaknya.
Lovely menghentak tangannya sekuat tenaga. "Apa otakmu itu sudah rusak! Sudah berapa kali aku katakan aku bukanlah wanita suruhan Opa mu itu dan aku bukan wanita penggoda! Jika tidak percaya tanyakan saja pada Opa Mahes, kenapa harus mempersulitku seperti ini!" bentaknya.
"Baik, kalau begitu kita bertemu dengan Opa Mahes sekarang!" balas Putera sembari menarik tangan Lovely agar ikut dengannya.
"Lepaskan aku, aku bisa jalan sendiri!" sentak Lovely.
"Aku tidak percaya denganmu, kau pikir aku bodoh. Jika aku melepaskanmu begitu saja, sudah pasti kau akan melarikan diri," balasnya.
"Kau memang bodoh, aku tidak tahu kau punya masalah pribadi atau dendam dengan siapa, tapi jangan melampiaskannya kepadaku! Lihat saja nanti, jika ucapanku ini benar bahwa aku bukanlah wanita suruhan Opamu itu. Maka seumur hidup, aku tidak akan pernah memaafkan begitu saja atas tindakan kasarmu ini padaku!" sentak Lovely.
"Diam!" bentak Putera sambil menatap tajam.
Akhirnya Lovely terdiam dan hanya bisa mengelus dada, karena lelah menghadapi pria keras kepala seperti Putera.
.
.
Bersambung.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
neng ade
pimpinan perusahaan besar koq gitu ya .. ga ada wibawa nya sm sekali.
2024-02-28
0
auliasiamatir
hummm sama sama keras
2023-01-28
1
auliasiamatir
lovely jangan gitu dong, gak semya pria sama kok
2023-01-28
1