Bab 2. Permintaan Opa Mahes.

Di kantor.

"Bagaimana dengan orang yang mau interview tadi. Apa sudah kamu usir?" tanya Putera angkuh.

"Sudah pergi Pak," balas Pak Deni (HRD).

"Bagus, perusahaan kita ini tidak butuh orang yang tidak tepat waktu. Jika kita menerimanya, maka akan banyak sekali karyawan ikut-ikutan malas nantinya," tutur Putera.

"Benar ... Tapi Pak Putera, gadis itu bilang kalau dia datang terlambat karena menolong seorang Kakek tua dijalan," balas Pak Deni.

Putera berdecak. "Ck! Alasan anak kecil ternyata dipakai untuk membohongi kita," balasnya tidak percaya. "Ya sudah kau boleh kembali bekerja," ucapnya.

"Baik Pak," patuh Pak Deni lalu keluar dari ruangan sang bos untuk kembali bekerja.

Putera menatap layar ponsel dan seketika itu pula ia terjingkrak, karena sang Kakek tiba-tiba menghubungi ponselnya.

"Tumben sekali," gumam lelaki penuh kharisma itu lalu menganggkat panggilan.

"Hallo," jawab Putera.

"Apa .. Opa ingin mampir kesini? Baiklah," ucap Putera lalu menutup panggilan.

Putera menghela nafas. "Mau apa Opa datang kesini, apa dia ingin menceramahi ku lagi atau memaksaku untuk menikah? Ck! Sampai kapanpun aku tidak akan menuruti permintaannya yang satu itu," gumamnya dalam hati lalu melanjutkan kembali pekerjaannya.

...***...

Di sisi lain tepatnya di pinggir jalan depan perusahaan Mahesa Group, Lovely tengah duduk termenung. Dia memikirkan kembali saat di rumah tadi pagi, bagaimana sang Ibu begitu senang ketika mendengar lamaran pekerjaan dirinya diterima di perusahaan besar.

"Semoga kamu diterima bekerja."

"Jangan khawatir, saat mendapat gaji pertama Ly akan ajak Mama pergi ke pegadaian untuk menebus emas."

Lovely menghela nafas, ia merasa jika harapan akan membahagiakan sang ibu harus tertunda kembali, karena dirinya harus mencari lowongan pekerjaan ke perusahaan lain yang sudah semakin sulit saja ditemukan.

Wanita itu juga menyalahkan diri sendiri, karena terlalu banyak memberi janji manis kepada ibunya. Alhasil ingin pulang pun rasanya begitu berat sekali.

"Apa yang harus ku katakan pada mama nanti," ucapnya lesu.

Lovely berdiri dari duduknya dan berjalan kembali, menuju rumah yang cukup jauh itu dengan berjalan kaki.

...----------------...

Sementara itu mobil mewah baru saja memasuki halaman perusahaan, para karyawan yang mengetahui jika tuan besar Mahesa akan datang pun segera menyambut kedatangan beliau.

"Selamat datang Tuan besar," ucap salah satu asisten pribadi Putera bernama Martin. Lalu menemani sang pendiri perusahaan itu untuk bertemu dengan si cucu semata wayangnya.

"Apa dia sedang sibuk?" tanya Opa Mahesa.

"Tidak Tuan besar, kebetulan Pak Putera Mahesa sedang menunggu anda." Martin lalu membukakan pintu untuk Opa Mahes.

Opa Mahesa masuk ke dalam. "Terima kasih," ucapnya.

"Sama-sama," balas Martin.

...***...

Sesampainya di dalam ruangan, kakek dan cucu itu langsung beradu pandang. Ada rasa tidak suka di pandangan sang cucu terhadap sang kakek yang tiba-tiba datang tanpa kepentingan sama sekali.

Putera berdecih. "Segera katakan padaku, ada keperluan apa kau sampai repot-repot datang kesini? Maaf Opa, jika kau datang kesini hanya memaksaku untuk menikah, maka jawaban ku adalah tidak!" tegasnya.

Opa Mahesa tertawa. "Cucu tidak tahu diri, ini adalah perusahaanku. Mau datang kapanpun itu adalah hak ku dan juga bukanlah urusanmu. Lagipula siapa yang mau memaksamu untuk menikah, Opa datang kesini hanya mau kau mengabulkan satu permintaan."

Putera terdiam dan berpikir, tumben sekali Opanya itu tidak meminta dia untuk menikah. Tapi apa maksud dari perkataan Opa Mahesa yang menginginkan dirinya untuk mengabulkan satu permintaan.

"Baik! Katakan saja padaku, apa permintaan Opa. Kalau permintaan Opa bukan tentang pernikahan, maka aku berjanji akan mengabulkan permintaan Opa itu." Ucap Putera.

Opa Mahesa menarik senyum. "Opa ingin kau menerima wanita yang datang terlambat tadi untuk bekerja disini."

"Wanita mana yang Opa maksud? Apa wanita yang tidak tahu apa artinya tepat waktu tadi hem?" tanya Putera.

Opa Mahesa mengangguk. "Iya dia, terimalah dia bekerja disini."

"Maaf Opa, tapi aku tidak mau menerima orang yang tidak bisa disiplin waktu untuk bekerja di perusahaan kita ini," tegas Putera.

"Anggaplah dia sudah di interview sama Opa tadi di jalan dan hasilnya diterima," ucap Opa Mahesa.

Putera menautkan kedua alisnya dan menatap wajah sang Kakek dengan raut kebingungan. "Apa maksud Opa?" tanyanya.

Opa Mahesa menarik nafas lalu menjelaskan apa maksud perkataannya itu. "Dia membantu Opa menyeberang jalan tadi dan sudah mau menemani Opa juga berbelanja barang di minimarket, itulah alasan mengapa dia sampai datang terlambat kesini. Karena sibuk menemani dan sudi menunggu hingga jemputan Opa datang."

Putera lantas terdiam dan memikirkan sesuatu tentang apa yang dikatakan oleh Pak Deni HRD sebelumnya. "Ternyata alasannya itu benar, apa alasan yang dimaksud membantu Kakek adalah membantu Opa Mahes?" batinnya bertanya-tanya.

"Baiklah, tapi beritahu padaku alasannya terlebih dahulu. Mengapa Opa begitu ingin wanita tadi bekerja disini?" tanya Putera.

"Putera, wanita itu baik hati dan juga pintar mengelola keuangan. Opa harap kamu mau menerimanya bekerja disini," ucap Opa lagi.

Putera memainkan dan mengetuk-ngetuk jarinya di atas meja, wajahnya begitu rumit untuk dijelaskan. Namun tidak mengurangi ketampanannya sama sekali.

Pria matang itu menghela nafas dan akhirnya menyetujui permintaan Opa Mahes untuk mempekerjaan wanita tadi. "Baiklah, aku akan meminta HRD kita untuk memanggilnya kembali besok pagi," balasnya.

Opa Mahes mengulum senyum. "Terima kasih ... Tapi Putera kalau boleh Opa memberi saran, Opa ingin dia menjadi bawahanmu secara langsung."

Putera berdecak. "Opa, yang dibutuhkan perusahaan ini sekarang adalah tenaga untuk bersih-bersih, bukan staft kantor apalagi bawahan ku secara langsung. Lagipula aku sama sekali belum bertemu dengan wanita itu apalagi melihat kemampuannya dalam bekerja," tolaknya.

Opa Mahes berusaha membujuk. "Kenapa tidak dicoba dulu, siapa tahu dia bisa diandalkan."

"Opa, mengapa kau memaksa sekali. Memangnya siapa dia, apa kita pernah berhutang budi dengannya?" tanya Putera heran.

"Opa berhutang budi dengannya karena telah membantu Opa hari ini dan Opa juga telah meyakinkan wanita itu kalau ia pasti akan diterima bekerja disini," balas Opa Wijaya.

"Salah sendiri menyakinkan orang sampai segitunya," ucap Putera.

Opa berusaha membujuk kembali. "Putera cucuku yang tampan, coba kamu pikirkan baik-baik. Seandainya wanita itu tahu Opa adalah pemilik perusahaan ini, bagaimana reaksinya nanti. Dia pasti kecewa, karena berpikir kita tidak bisa membalas budi kepada sesesorang yang telah membantu keluarga Mahesa."

Putera menghela nafas, walau dia sebenarnya tidak peduli dengan hal tersebut. Akan tetapi melihat sang Opa telah memohon membuat dirinya tidak berdaya.

"Ya sudah, baiklah Opa. Dia akan ku jadikan anak buahku langsung, tapi dia harus masuk masa pelatihan selama 3 bulan. Jika hasilnya tidak memuaskan, maka jangan salahkan aku menjadikan dia sebagai tukang bersih-bersih." ujar Putera mengalah.

Opa Mahesa nampak senang. "Bagus, ya sudah Opa setuju."

Putera memutar bola matanya malas jika menghadapi permintaan sang Kakek yang menurutnya suka aneh-aneh. Akan tetapi dia tidak mempermasalahkan hal tersebut asal jangan satu hal. Yaitu memintanya untuk menikah.

Sedangkan Opa Mahes begitu banyak berharap akan rencananya ini dapat membuahkan hasil positif, agar cucunya itu bisa dekat dengan seorang perempuan dan syukur-syukur bisa menumbuhkan benih-benih cinta untuk cucunya.

.

.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

neng ade

neng ade

aku hadir disini thor .. penasaran akan alur cerita nya ..

2024-02-28

1

auliasiamatir

auliasiamatir

ahh opa mahes , ada udang di balik bakwan.🤣 udah aku subscribe kak

2023-01-07

1

Maya●●●

Maya●●●

opa mahes punya niat terselubung nih😁

2022-12-06

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Panggilan untuk wawancara.
2 Bab 2. Permintaan Opa Mahes.
3 Bab 3. Tidak ingin menikah.
4 Bab 4. Toko Bunga.
5 Bab 5. Awal Bertemu.
6 Bab 6. Diterima bekerja.
7 Bab 7. Lulus ujian.
8 Bab 8. Beradu argumen.
9 Bab 9. Menolak mentah mentah.
10 Bab 10. Bertemu
11 Bab 11. Permintaan Tuan Dira.
12 Bab 12. Pria Parasit.
13 Bab 13. Sebuah kesepakatan.
14 Bab 14. Di tangkap.
15 Bab 15. Hukuman.
16 Bab 16. Mengobati.
17 Bab 17. Sedikit demi sedikit.
18 Bab 18. Termakan ucapan.
19 Bab 19. Mencoba mendekati
20 Bab 20. Mengajak makan malam
21 Bab 21. Kedatangan Leo ke toko bunga
22 Bab 22. Mencari butik
23 Bab 23. Menembak langsung.
24 Bab 24. Berkelahi.
25 Bab 25. Menerima.
26 Bab 26. Menikah.
27 Bab 27. Tinggal serumah.
28 Bab 28. Pergi berbulan madu.
29 Bab 29. Mau tidak mau.
30 Bab 30. Tidur seranjang.
31 Bab 31. Merampas ciuman.
32 Bab 32. Undangan makan bersama.
33 Bab 33. Bahan Praktek
34 Bab 34. Acuh.
35 Bab 35. Kembali gatal.
36 Bab 36. Permohonan Tuan Dira.
37 Bab 37. Tertangkap basah.
38 Bab 38. Berusaha menahan.
39 Bab 39. Datang ke toko bunga.
40 Bab 40. Pelanggan baru yang misterius.
41 Bab 41. Memohon.
42 Bab 42. Kebebasan Leo
43 Bab 43. Saudara satu ibu.
44 Bab 44. Sifat asli Alex
45 Bab 45. Peringatan dari Marsan.
46 Bab 46. Menyuapi makan siang.
47 Bab 47. Perkelahian.
48 Bab 48. Kematian Pak Marsan.
49 Bab 49. Cinta itu nyata!
50 Bab 50. Hanya mimpi.
51 Bab 51. Harapan Opa Mahes.
52 Bab 52. Menitipkan Ron.
53 Bab 53. Menerima.
54 Bab 54. Belut listrik.
55 Bab 55. Penangkapan Alex.
56 Bab 56. Meminta bantuan Tuan Dira.
57 Bab 57. Cemburu.
58 Bab 58. Akan bersatu.
59 Bab 59. Penyatuan (21++)
60 Bab 60. Bermain kembali.
61 Bab 61. Suster Vany.
62 Bab 62. Tamu larut malam.
63 Bab 63. Penjelasan.
64 Bab 64. Sarapan pagi.
65 Bab 65. Ikut ke toko bunga.
66 Bab 66. Gagal terbang.
67 Bab 67. Pergilah dari sini!
68 Bab 68. Mencabut tuntutan.
69 Bab 69. Raja Drama.
70 Bab 70. Kehamilan
71 Bab 71. Pamali.
72 Iklan sejenak.
73 Bab 72. Rujak buah.
74 Bab 73. Mengambil inisiatif.
75 Bab 74. Pertunangan Alex.
76 Bab 75. Kelahiran Baby Marcell
77 Bab 76. Membesuk.
78 Bab 77. Dendam lama
79 Bab 78. Malam pertama Alex.
80 Bab 79. Bahasa anak-anak.
81 Bab 80. Rasa rindu.
82 Bab 81. Nama-nama ikan.
83 Bab 82. Cinta itu nyata (End)
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab 1. Panggilan untuk wawancara.
2
Bab 2. Permintaan Opa Mahes.
3
Bab 3. Tidak ingin menikah.
4
Bab 4. Toko Bunga.
5
Bab 5. Awal Bertemu.
6
Bab 6. Diterima bekerja.
7
Bab 7. Lulus ujian.
8
Bab 8. Beradu argumen.
9
Bab 9. Menolak mentah mentah.
10
Bab 10. Bertemu
11
Bab 11. Permintaan Tuan Dira.
12
Bab 12. Pria Parasit.
13
Bab 13. Sebuah kesepakatan.
14
Bab 14. Di tangkap.
15
Bab 15. Hukuman.
16
Bab 16. Mengobati.
17
Bab 17. Sedikit demi sedikit.
18
Bab 18. Termakan ucapan.
19
Bab 19. Mencoba mendekati
20
Bab 20. Mengajak makan malam
21
Bab 21. Kedatangan Leo ke toko bunga
22
Bab 22. Mencari butik
23
Bab 23. Menembak langsung.
24
Bab 24. Berkelahi.
25
Bab 25. Menerima.
26
Bab 26. Menikah.
27
Bab 27. Tinggal serumah.
28
Bab 28. Pergi berbulan madu.
29
Bab 29. Mau tidak mau.
30
Bab 30. Tidur seranjang.
31
Bab 31. Merampas ciuman.
32
Bab 32. Undangan makan bersama.
33
Bab 33. Bahan Praktek
34
Bab 34. Acuh.
35
Bab 35. Kembali gatal.
36
Bab 36. Permohonan Tuan Dira.
37
Bab 37. Tertangkap basah.
38
Bab 38. Berusaha menahan.
39
Bab 39. Datang ke toko bunga.
40
Bab 40. Pelanggan baru yang misterius.
41
Bab 41. Memohon.
42
Bab 42. Kebebasan Leo
43
Bab 43. Saudara satu ibu.
44
Bab 44. Sifat asli Alex
45
Bab 45. Peringatan dari Marsan.
46
Bab 46. Menyuapi makan siang.
47
Bab 47. Perkelahian.
48
Bab 48. Kematian Pak Marsan.
49
Bab 49. Cinta itu nyata!
50
Bab 50. Hanya mimpi.
51
Bab 51. Harapan Opa Mahes.
52
Bab 52. Menitipkan Ron.
53
Bab 53. Menerima.
54
Bab 54. Belut listrik.
55
Bab 55. Penangkapan Alex.
56
Bab 56. Meminta bantuan Tuan Dira.
57
Bab 57. Cemburu.
58
Bab 58. Akan bersatu.
59
Bab 59. Penyatuan (21++)
60
Bab 60. Bermain kembali.
61
Bab 61. Suster Vany.
62
Bab 62. Tamu larut malam.
63
Bab 63. Penjelasan.
64
Bab 64. Sarapan pagi.
65
Bab 65. Ikut ke toko bunga.
66
Bab 66. Gagal terbang.
67
Bab 67. Pergilah dari sini!
68
Bab 68. Mencabut tuntutan.
69
Bab 69. Raja Drama.
70
Bab 70. Kehamilan
71
Bab 71. Pamali.
72
Iklan sejenak.
73
Bab 72. Rujak buah.
74
Bab 73. Mengambil inisiatif.
75
Bab 74. Pertunangan Alex.
76
Bab 75. Kelahiran Baby Marcell
77
Bab 76. Membesuk.
78
Bab 77. Dendam lama
79
Bab 78. Malam pertama Alex.
80
Bab 79. Bahasa anak-anak.
81
Bab 80. Rasa rindu.
82
Bab 81. Nama-nama ikan.
83
Bab 82. Cinta itu nyata (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!