Pak Marsan mematai-matai Putera dengan cara menjadi pemulung, ia ingin mengorek informasi tentang pria itu agar tidak salah memberi tahu kepada Leo si bos renternir.
Dirinya diliputi kebimbangan, ketika mengetahui jika Putera adalah seorang pria kaya dan pemimpin disebuah perusahaan besar lagi ternama.
Jiwa lelaki materialistis mulai memilah-milah, mana diantara keduanya yang menurut ia bisa membawa keberuntungan besar.
"Pria mana yang harus ku pilih, dua-duanya punya duit banyak. Aku harus menguji keseriusan pria ini kepada Lovely terlebih dahulu, jika dia serius maka lebih baik aku memilih dia saja," batin Pak Marsan.
"Nak, dengar-dengar dari warga sekitar sini. Nak Putera berhasil menyelamatkan seorang gadis kemarin ya, apa itu benar?" tanyanya menguji.
"Ya," balas Putera singkat.
"Wah, berarti Nak Putera ini penyelamat. Apa Nak Putera suka dengan gadis itu ya, atau pacarnya si gadis penjual bunga?" tanya Pak Marsan mencari tahu.
Putera seketika bersin-bersin lalu menatap tajam Pak Marsan, membuat pria yang sedang ditatapnya itu segera memalingkan wajah takut terkenali oleh Putera.
"Suka? Cih! Untuk apa kau bertanya seperti itu, aku kemarin hanya kebetulan lewat saja dan membantunya karena dia sedang kesusahan. Aku dan dia tidak memiliki hubungan apapun, jadi jangan berpikiran macam-macam," jawab tegas Putera kemudian kembali melanjutkan tanggung jawabnya.
"Maaf, Bapak pikir Nak Putera ada hubungan serius dengan gadis itu sampai dibela-belain membantunya," balas Pak Marsan.
"Itu karena aku seorang manusia dan berhati, bukan pria yang suka berlaku kejahatan seperti Marsan itu. Dia tidak pantas disebut sebagai manusia!" ucapnya.
Pak Marsan merongos, tapi dia menahan untuk tidak membalas ucapan Putera agar penyamarannya tidak terbongkar.
Tapi sebagai gantinya dia menghasut Putera agar berubah membenci Lovely dan dengan begitu dia bisa membawa putrinya kehadapan Leo dengan mudah tanpa hambatan lagi.
"Baguslah, kalau Nak Putera tidak suka dengan gadis penjual bunga itu. Dari yang Bapak dengar, kalau gadis itu bukanlah gadis baik-baik," hasut Pak Marsan.
"Apa maksud dari perkataan mu itu hei Bapak, jangan berkata macam-macam jika tidak tahu apa-apa," balas Putera.
"Iksh! Bapak sudah tahu sifat buruk gadis itu sejak lama, sudah banyak pria yang disakiti oleh dia dan yang terakhir adalah kemarin, gadis itu mempermainkan hati si bos renternir," hasut Pak Marsan lagi
"Bos renternir?" tanya Putera.
"Iya bos renternir yang bernama Leo itu, mereka sebenarnya adalah sepasang kekasih. Tapi kabarnya si gadis itu hanya memanfaatkan kekayaannya saja, lalu pergi tanpa kabar setelah membawa uang banyak. Oleh sebab itu kemarin anak buahnya membawa dia secara paksa untuk bertanggung jawab mengganti semua uang yang telah ia bawa kabur," hasut Pak Marsan.
"Belum lagi ibunya itu, mereka berdua sama saja. Hanya bisa menipu dan mengkhianati cinta para laki-laki," hasutnya lagi.
Putera mengepal erat kedua tangannya sembari menatap toko bunga Love Florist dari kejauhan, dirinya tidak menyangka jika Lovely dan juga ibunya bisa memiliki hati sejahat itu.
Akan tetapi entah mengapa hatinya masih ragu menerima semua perkataan tersebut.
Putera menatap tajam si pemulung. "Aku tidak percaya dengan apa yang kau ucapkan, mereka adalah orang-orang baik. Pergilah dari sini!" sentaknya.
Pak Marsan sang penipu menepis kedua tangan Putera. "Jika tidak percaya ya sudah! Asal kau tahu saja Bapak ini adalah orang baik dan kenal betul dengan keluarga itu."
"Terserah Nak Putera mau percaya atau tidak dengan Bapak, tapi ada satu pesan yang hanya bisa Bapak sampaikan padamu. Menjauhlah dari gadis itu jika tidak ingin menyesal dan tidak ingin bernasib sama dengan Leo."
"Keluarga itu penuh dengan tipu muslihat, berpura-pura baik di depan target barunya dan setelah keinginannya tercapai, dia pasti akan menguras habis seluruh kekayaan targetnya itu lalu pergi jauh begitu saja tanpa kabar."
Pak Marsan tersenyum smirk, lalu pergi setelah berhasil menyampaikan kata-kata tipuannya tentang Lovely.
Sementara itu sekujur tubuh Putera melemas dan merasakan sesak serta sakit di bagian dadanya, baru saja dia menepis sedikit keraguannya itu tentang hal-hal buruk berbau wanita dan hampir saja dia percaya jika semua wanita itu tidaklah semua sama jahatnya seperti sang ibu.
Akan tetapi keraguannya itu kembali lagi saat ada seseorang tiba-tiba muncul begitu saja dan mengatakan hal tidak mengenakan kepada dirinya.
Sesuatu hal yang tidak dia ketahui tentang Lovely dan juga ibunya.
"Sialll! Apa benar yang diucapkan oleh bapak itu tadi, kalau itu benar. Aku benar-benar sudah tertipu okeh sikap pura-pura baiknya itu!" geram Putera.
Rasa benci kepada wanita selama ini yang masih mendominasi penuh di dalam hati, membuat pria itu akhirnya termakan ucapan Pak Marsan.
Dengan kesal ia menendang apapun yang berada di sekitarnya dan meninju benda yang menghalangi pandangannya.
Sedangkan Pak Marsan langsung tersenyum puas, karena berhasil menghasut Putera dan menanamkan rasa benci kepada Lovely dan juga ibunya dengan begitu mudah.
"Dengan begini, kau akan menjauh dari wanita itu dan tidak akan ikut-ikutan lagi membantunya," tawa Pak Marsan kemudian bergegas pergi dan kembali kepada Leo untuk memberikan informasi mengenai Putera.
.
.
Bersambung.
...----------------...
Apa yang akan dilakukan Putera selanjutnya, setelah ia terhasut akan ucapan Pak Marsan?
Nantikan di bab selanjutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
neng ade
mati aja kamu di tangan Leo. dan Leo pun juga akan hancur..
2024-02-29
0
neng ade
diihh.. mimpi mu ketinggian !
sebelum kedua nya jadi pilihan mu kamu sendiri yg hancur duluan
2024-02-29
0
Maya●●●
1 bunga untukmu thor
2023-01-29
1