Toko Bunga.
Setelah mengalami kejadian mengejutkan di perusahaan Mahesa Group tadi siang, Lovely hanya bisa melamun sepanjang sore hingga malam di toko bunga kesayangannya.
Ia memikirkan kembali setiap kata-kata menyakitkan Putera, beserta sikap egois Opa Mahes secara diam-diam melibatkan dirinya untuk mendekati sang cucu agar terpincut.
Lovely menghela nafasnya panjang, jika mengingat ia bekerja di perusahaan itu hanya dalam waktu beberapa jam saja. Waktu bekerja yang sangat singkat sekali, karena baru saja hatinya gembira mendapatkan pekerjaan baru dengan jabatan lumayan bagus, namun dalam waktu tidak ada setengah hari dia harus rela membuang kesempatan emas tersebut.
Tapi itu lebih baik daripada dirinya tersiksa suatu saat nanti oleh sikap sang atasan, yang bukan hanya keras kepala namun juga kasar dari segi perbuatan maupun ucapan.
Lovely akhirnya memutuskan untuk fokus saja menjaga toko bunga kecil milik ibunya dan membuka tokonya itu sampai malam hari hanya untuk menambah penghasilan demi membiayai kehidupan sehari-hari, biaya sekolah Ron dan juga hutang Papa nya yang masih menumpuk dimana-mana akibat gila berjudi.
Seperti saat sekarang ini, segerombolan pria penagih hutang datang ke toko bunganya untuk menagih janji.
"Bayar sekarang juga! hutang pak Marsan sudah jatuh tempo bulan ini," tagih sang anak buah lintah darat berbadan tegap dan berwajah sangar.
"Belum ada uangnya, datang lagi saja besok," ucap Lovely menanggapinya dengan santai.
"Tidak bisa, setidaknya bayarlah bunganya dulu!" gertak sang preman suruhan penagih hutang.
Lovely memutar badannya. "Bagaimana kalau menukar bunga hutangnya kalian dengan bunga cantik milikku ini, bisa tidak?" balasnya sembari menyodorkan rangkaian bunga indah kepada sang penagih hutang.
Pria penangih hutang itu merasa geram, lalu merampas bunga dari tangan Lovely dan melemparnya jauh-jauh ke sembarang arah. "Kita datang kemari untuk menangih hutang dalam bentuk uang bukannya bunga!" bentaknya lagi.
"Sudah ku katakan kami sedang tidak ada uang! Lain kali kalau kalian ingin menangih hutang, tagih saja pada orangnya langsung dan jangan menangih kesini!" tegas Lovely dengan emosinya yang sudah meluap-luap.
"Siall! Bapakmu sendiri yang menyuruh kita datang kesini untuk menangih hutang! Jadi jangan mengelak lagi, kita ini bukan bola yang bisa di oper seenaknya! Kalau tidak mau bayar jangan salahkan kita menghancurkan toko ini sekarang juga!" ancam si penagih.
Ibu Diana segera datang ke toko bunganya, saat mendengar sedang terjadi keributan di dalam sana, ia memohon kepada si penagih hutang agar tidak menghancurkan seisi toko bunga miliknya.
"Tolong jangan hancurkan semua ini, saya akan bayar!" balas Ibu Diana sembari mengambil uang di dalam laci.
"Ma, apa yang mama lakukan. Kenapa memberi mereka uang hasil kerja keras kita!" cegah Lovely saat Ibu Diana mengambil uang dari dalam laci.
"Tidak apa," balas Ibu Diana bergegas
"Tapi Ma, ini uang untuk bayar hutang kita ke si pengantar bunga besok pagi. Kalau uang ini dikasihkan ke orang itu, bagaimana kita bisa berjualan besok. Mereka pasti tidak akan memberikan bunga untuk kita," balas Lovely.
"Sudah diam! Mama lebih baik kehilangan uang sebesar ini daripada kehilangan yang lainnya!" tegas Ibu Diana.
"Apa maksudnya itu!" cekal Lovely.
Ibu Diana menghempas tangannya. "Sudah jangan banyak protes, ikuti saja perintah Mama!" balasnya lalu berjalan ke si anak buah renternir.
"Ini uangnya dan sekarang pergilah!" titah Ibu Diana.
Si penagih hutang suruhan menghitung sejumlah uang yang telah diberikan Ibu Diana sembari tersenyum. "Gitu donk Bu, kan jadinya enak. Saya pulang bawa hasil," balasnya.
Ibu Diana mengangguk. "Iya, sekarang pergilah."
"Oke terima kasih, besok kami datang lagi kesini dan menagih hutang pak Marsan yang lainnya. Siapkan duitnya ya cantik," goda si penagih dengan mengelus wajah Lovely dengan beberapa helaian uang.
"Dasar pria tidak tahu malu! Bilang pada bos kalian, jika ingin menangih. Tagih pada orangnya langsung!" bentak Lovely.
Segerombolan penangih hutang itu hanya tertawa ketika Lovely memarahi mereka semua, bahkan salah satu dari mereka ada yang merayu dengan kata-kata kotor dan menjijikkan.
"Jangan marah-marah cantik, bagaimana kalau ikut dengan kita bersenang-senang."
"Badjingann!" sentak Lovely.
Ibu Diana segera menahan Lovely sambil terus menasehati agar bisa menahan diri dan mengontrol emosinya.
"Ouw sabar cantik, tidak baik berlaku kasar seperti itu. Karena tidak ada gunanya," ucap salah satu dari mereka diiringi gelak tawa menggoda.
"Kalian sudah dapat uangnya, sekarang pergilah!" titah Ibu Diana kemudian menutup pintu tokonya.
...***...
Tak berapa lama kemudian, penagih-penagih hutang tersebut akhirnya pergi meninggalkan toko dan Lovely hanya bisa menahan amarah kepada Ibunya.
Ia begitu kesal karena si ibu selalu saja membayar hutang-hutang mantan suaminya yang tidak berguna itu dan terus menerus mengalah demi alasan tidak ingin kehilangan lebih dari ini.
Lovely pun gusar jika mendengar alasan tersebut. "Kenapa Mama selalu saja memberi uang kepada mereka, itu hutang Papa. Bukannya hutang kita!" kesalnya.
Ibu Diana merapihkan sisa bunga yang berhamburan di lantai. "Itu hanya uang sayang, yang terpenting mereka telah pergi dari sini."
"Ma, kita butuh uang banyak untuk biaya pendidikan Ron. Apa Mama tidak sayang pada anakmu itu apa?" gerutu Lovely.
"Mama sayang kepada kalian berdua maka dari itu Mama tidak ingin mencari masalah dengan penagih hutang Papa mu itu," balas Ibu Diana.
"Tapi Ma, kita harus berani mengambil tindakan. Negara kita ini negara hukum, pemerasan seperti itu bisa kita adukan ke pihak yang berwajib." Lovely meyakinkan.
Ibu Diana menunduk dan tidak ingin menanggapi ceramah Lovely, malah melarangnya untuk melakukan tindakan berani tersebut.
"Kenapa Mama diam saja dan malah melarangku melaporkan tindakan mereka ini? Apa Mama tidak sadar, Papa hanyalah parasit. Kita harus berani melawannya, tapi apa yang ku lihat ini. Mama malah membela terus sikap Papa yang tidak baik, kenapa Ma? Kenapa?" desak Lovely.
Ibu Diana bergetar dan menatap Lovely. "Itu karena Mama tidak ingin kau di bawa oleh Papamu itu. Papamu pernah bilang, kalau kita melawan dan tidak membayarkan hutang-hutangnya itu. Maka dia tidak segan-segan akan menyerahkan dirimu kepada bos renterir sebagai gantinya. Dan Ly sayang, Mama tidak mau sampai itu terjadi," balasnya sedih.
"Dia benar-benar keterlaluan, tega-teganya menyamakan aku dengan barang," geram Lovely.
"Itulah sebabnya Mama tidak ingin kamu memberontak dan selalu mengikhlaskan dia mengambil uang, asal jangan mengambil dirimu." isak Ibu Diana sembari memeluk Lovely yang sedang gusar.
Lovely mengeratkan pelukannya, entah sampai kapan keluarganya itu bisa terlepas dari jeratan pria parasit seperti papanya.
...----------------...
Di lain tempat, seorang pria paruh baya tertangkap tangan oleh anak buah seorang bos renternir, orang yang selalu meminjami ia uang.
"Akhirnya kau ketangkap juga Paman Marsan," ucap bos renternir itu.
"Hai Nak Leo, sudah lama tidak berjumpa. Kau semakin tampan saja," ucap Pak Marsan menjilat seperti biasa.
Leo berdecih. "Cih! Aku tidak butuh basa basi atau rayuanmu itu. Bayar hutang-hutangmu itu sekarang juga!" titahnya.
Pak Marsan mengelak. "Anak buahmu sudah datang ke toko bunga bukan, kenapa masih menangkapku. Apa mereka tidak membayarnya?"
Leo tersenyum tipis. "Sudah, mereka sudah membayarnya. Tapi semakin hari semakin sedikit saja yang mereka bayarkan padaku, bahkan tidak cukup untuk membayar bunga hutangmu bulan ini."
Pak Marsan menelan ludahnya susah payah, baru saja dia terlepas dari ikatan bos judi dan sekarang malah masuk ikatan bos renternir akibat hutang foya-foyanya.
"Nak Leo, bagaimana kalau kau beri aku waktu sebulan untuk menyelesaikan hutang-hutangku itu," pintanya mengemis.
"Ck! Sebulan? Semua peminjam uang sudah tahu siapa dirimu yang sebenarnya," balas Leo.
Pak Marsan menyengir dan memutar otak. "Aku berjanji akan membayarnya, asalkan kau memberikanku waktu, bagaimana?"
Leo menurunkan kedua kakinya dari atas meja lalu menatap wajah bermuka dua Pak Marsan. "Ku dengar dari anak buahku, ada satu bunga paling cantik di dalam toko bunga milik mantan istrimu itu."
"Bagaimana kalau kau bawa bunga itu untukku, maka aku berjanji akan ku anggap lunas semua hutang-hutangmu itu dan bukan itu saja Paman Marsan, aku juga akan memberikanmu uang jajan bulanan untuk kau bersenang-senang."
.
.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
neng ade
jangan sampai Lovely jatuh ke tangan si bis rentenir itu .. si Marwan emang keterlaluan kelakuan nya udh di luar batas ..
2024-02-29
0
Maya●●●
1 bunga untukmu thor
2023-01-01
1
Maya●●●
kayaknya leo tertarik dengan lovely deh
2023-01-01
1