Di rumah.
Lovely telah sampai di rumahnya dan begitu wanita itu masuk, ia langsung disambut oleh sang ibu serta adik kesayangan. Wajah mereka begitu antusias, karena tidak sabar ingin mengetahui hasil dari wawancara dirinya tadi pagi.
"Sayang, bagaimana dengan interviewmu tadi. Apa mereka menerimamu bekerja disana?" tanya sang Mama menggebu-ngebu.
"Apa Kakak diterima, bagian apa, gajinya berapa?" serobot sang adik berusia 6 tahun Lovely tidak kalah menggebu dari sang Mama.
Lovely menelan ludahnya susah payah dan menyengir sembari menatap keduanya bergantian lalu menghela nafas panjang.
"Maaf Ma, Ron. Ly tidak di terima bekerja," balas Lovely apa adanya.
Seketika itu pula wajah sang Mama dan adik berubah menjadi lesu.
"Ah enggak seru, kalau Kakak tidak diterima bekerja bagaimana bisa dapat uang. Terus bagaimana Ron bisa beli mainan kalau Kakak tidak punya uang," cebik Ron merasa kesal.
Lovely berjongkok dan menatap wajah adiknya yang sedang marah. "Maafin Kakak ya Ron sayang, Kakak janji akan beliin kamu mainan jika Kakak sudah bekerja nanti."
Ibu Diana membujuk Ron agar tidak sedih. "Ron sayang, jangan ngambek begitu dong. Kakak kan sudah janji, pasti akan di tepati jika sudah punya uang nanti."
Ron menghentakkan kedua kakinya dan mengambek. "Kakak pembohong, dari dulu selalu berjanji akan belikan mainan untuk Ron, tapi satu pun belum ada yang di tepati! Ron tidak suka sama Kakak!" sentaknya lalu berlari masuk ke dalam kamarnya sembari menangis.
"Ron ..." lirih Lovely.
"Sudah sayang biarkanlah dia di kamarnya dulu, masalah Ron jangan terlalu kamu pikirkan. Nanti biar Mama yang memberi pengertian dan membujuk dia untuk tidak marah sama kamu lagi ya," ucap Ibu Diana.
"Baiklah Mama, tapi ini juga semuanya salahku. Harusnya aku tidak menjanjikan sesuatu kepada Ron dan ini juga salahku selalu berbaik hati kepada orang lain," balas Lovely lesu.
Ibu Diana menatap Lovely yang berubah patah semangat. "Sudah jangan lemas seperti itu sayang, tidak apa-apa. Mungkin belum rejeki kamu, banyak mengucap janji memang tidak bagus, tapi tidak ada salahnya juga kalau kita ingin membahagiakan orang lain."
"Iya, aku ingin membahagiakan kalian berdua, makanya aku terus berusaha menepati janjiku. Aku tidak keberatan bekerja dimanapun dan seberat apapun itu. Asalkan bisa menghasilkan uang untuk kalian," balas Lovely.
"Jangan terlalu memaksa dirimu sayang, Mama tidak ingin kau menyiksa dirimu sendiri. Mama masih sanggup kok menghidupi kalian berdua," balas Ibu Diana.
"Tapi Ma, Ly kan sudah berjanji mau tebus emas peninggalan Oma di pegadaian itu. Bagaimana bisa Ly tidak sedih, ditambah hutang Papa yang menumpuk dimana-mana. Bekas perjudian tidak jelasnya itu dan sekarang kita semualah yang menanggungnya, sementara dia. Lelaki tidak tahu malu itu, malah menghilang dan tidak tahu kemana batang hidungnya." kesal Lovely jika mengingat mantan Papa nya.
Ibu Diana merasa sedih dengan perkataan Lovely, namun ia juga tidak dapat memungkiri jika kesulitan ekonomi keluarganya ini akibat ulah dari mantan suaminya.
"Tidak apa sayang, ini sudah jalan takdir kita. Setidaknya dia tidak mengganggu kita lagi," ucap Ibu Diana.
"Semoga saja dia tidak datang lagi ke rumah ini, aku tidak ingin melihat Mama disakiti oleh pria jahat itu. Sudah pengangguran, mabuk-mabukan, suka berjudi dan kasar sama keluarga sendiri."
"Kadang Ly suka bingung, kenapa lelaki di dunia ini suka sekali menindas perempuan atau kaum yang lemah. Seharusnya sebagai kepala keluarga, dialah yang menafkahi kita dan melindungi kita dari bahaya. Tapi apa yang dia lakukan, dia malah membuat kita selalu hidup dalam kesengsaraan."
"Terkadang Ly berpikir lebih baik tidak menikah saja daripada harus menderita setiap hari karena menikah dengan pria seperti Papa," kesal Lovely panjang lebar, mencurahan isi hatinya akan kekesalan sang ayah yang pergi dan tidak bertanggung jawab hingga detik ini.
Curahan hati Lovely membuat Ibu Diana ikut bersedih. "Sayang, jangan berpikiran seperti itu. Itu sudah nasib Mama mendapat pria seperti Papa. Tapi sayang, tidak semua pria di dunia ini yang sama seperti dia, siapa tahu kau akan mendapat pria yang tulus mencintaimu, yang selalu melindungimu, pria yang mapan dan juga bertanggung jawab."
Lovely menggeleng. "Tidak mau, pokoknya Ly tidak mau menikah. Ly tidak percaya dengan laki-laki, bagaimana jika dia meninggalkan Ly seperti Papa meninggalkan Mama."
"Jangan seperti itu sayang, kau sudah besar. Sebagai seorang wanita kau juga harus segera menikah nanti," balas Ibu Diana.
Lovely menatap wajah Ibu Diana. "Ly tidak mau menikah, Ly juga tidak mau meninggalkan mama dan Ron sendirian."
Ibu Diana menangis mendengar pernyataan putrinya yang bersikukuh tidak ingin menikah, ia tidak menyangka jika kekerasan dalam rumah tangga terdahulu membuat putrinya trauma akan pernikahan.
"Ibu jangan menangis, ini sudah keputusan Ly. Ly tidak akan menyesalinya," balas Lovely.
Ibu Diana hanya bisa tersenyum getir. "Baiklah, Mama tidak akan memaksamu menikah. Tapi percayalah ini sayang, suatu saat nanti kau pasti akan menemukan pria yang tepat untukmu. Yang akan mengisi setiap hatimu dengan cinta dan kasih sayang," ucapnya.
"Mama ... Cinta hanya membuat orang menderita dan lemah, aku tidak ingin cinta yang seperti itu. Aku hanya percaya cinta yang tulus itu berasal dari cinta Ibu kepada anak-anaknya," balas Lovely.
Ibu Diana tersenyum. "Terserah kau saja," balasnya.
Lovely menghela nafas dan melihat jam. "Mama, ini sudah siang. Sebaiknya kita buka toko sekarang, kali ini biarkan aku yang menjaga toko bunga seharian. Kau beristirahat saja di kamar," ucapnya.
"Baiklah kalau kau bersikeras, Mama tidak akan melarangmu." Ibu Diana memberikan kunci toko kepada Lovely, lalu pergi ke kamar untuk beristirahat.
Sedangkan Lovely segera pergi untuk membuka toko bunga kecil milik keluarganya itu dan berharap hari ini ia bisa mendapat penghasilan lebih besar daripada hari sebelumnya.
...----------------...
Mansion Putera.
Kehadiran sang ayah membuat Putera pulang lebih awal dari perusahaan. Pria gagah nan rupawan itu begitu kesal ketika mengetahui jika ayahnya datang dalam keadaan mabuk berat.
"Sudah berapa kali ku bilang, jangan pernah meminum barang haram ini lagi!" sentak Putera seraya merampas botol minuman beralkoholl tinggi dari tangan Tuan Dira.
"Putera, apa yang kamu lakukan! Jangan ganggu kesanangan Papa mu ini!" sentak Tuan Dira sambil berusaha berdiri dari tempat duduknya.
Putera berdecih dan menatap rupa ayahnya yang menyedihkan. "Kenapa Papa selalu saja datang dalam keadaan mabuk dan berantakan seperti ini. Apa Papa tidak sayang diri hah!"
Tuan Dira terkekeh dan berdiri sempoyongan sambil menatap putranya yang kesal. "Untuk apa Papa sayang diri? Istri sudah pergi, dia sudah pergi dengan pria lain dan meninggalkan Papa sendirian bersamamu," ucapnya lalu menangis terisak.
"Papa! Berhentilah memikirkan Mama, wanita itu sudah lama pergi dari kehidupan kita. Dia bahkan tidak ingat pada kita sedikitpun!" sentak Putera merasa kesal jika mengingat akan Ibunya yang pergi dan memilih hidup bersama dengan pria lain.
"Tapi Papa masih ___" lirih Tuan Dira lalu berjalan terhuyung dan akhirnya jatuh di pelukan sang anak.
"Papa!" pekik Putera lalu bergegas membawa ayahnya menuju kamar.
...***...
Setibanya di kamar, Putera menatap lekat wajah ayahnya yang sedang lelap tertidur sesekali mendengar rintihan sang ayah dan mengucapkan kata cinta untuk mantan istrinya.
"Sayang, jangan tinggalkan aku. Aku masih mencintaimu, apa kau tidak sayang dengan anak kita yang masih kecil?" Tuan Dira mengingau tidak karuan.
Sontak saja Putera bergidik dan bersin-bersin saat itu juga, ketika mendengar kata cinta yang keluar dari mulut ayahnya. Tak hanya itu, dia juga mengalami gatal di sekujur badan, membuatnya harus segera melarikan diri keluar dari kamar sebelum gatalnya itu bertambah parah.
"Cinta? Aku tidak percaya dengan cinta, cinta hanya bisa membuat orang-orang menjadi bodoh, lemah dan berantakan!" umpat Putera sembari menggaruk-garuk seluruh badannya.
.
.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
neng ade
trauma di masa lalu nya yg berat hingga timbul reaksi alergi yg berlebihan..
2024-02-28
0
auliasiamatir
alergi yang aneh 🙄
2023-01-07
1
Maya●●●
kasihan ya papa dira
2022-12-08
0