Bab 10. Bertemu

"Aku tidak ingin menikah dan aku juga tidak percaya dengan cinta!" sentak Putera, ketika sang ayah meminta dirinya untuk segera menikah.

Opa Mahes dan Tuan Dira sontak saja merasa terpukul, menghadapi sikap keras kepala Putera yang bersikukuh tidak ingin menjalani bahtera rumah tangga.

Dirinya masih bersikeras dan menganggap jika cinta sejati itu tidaklah nyata dan hanya sebatas di bibir saja.

Bahkan Putera mengungkit masa lalu tentang hubungan kedua orang tuanya yang berakhir menyedihkan, terlebih kebenciannya kepada sang ibu yang tega meninggalkan anaknya begitu saja demi mengejar hubungannya dengan pria lain.

Dan bukan hanya itu, Putera bahkan mengutuk semua wanita yang selalu menyakiti hati pria dan membenci semua hal-hal berbau cinta manis lainnya.

"Hidupmu berubah berantakan karena cinta sepihakmu itu, kau berubah menyedihkan karena terlalu percaya dengan cinta. Kau pria menyedihkan karena terlalu mencintai wanita tidak berhati yang kau sebut dengan istri. Kau juga hanyalah budak cintanya dan aku tidak ingin bernasib sama denganmu!" sentak Putera mencibir.

Mendengar cibiran pedas dan menyakitkan seperti itu, membuat tekanan darah Tuan Dira naik secara drastis. Seketika ia merasakan sesak di dada serta sakit kepala luar biasa.

Dan bersamaan dengan hal tersebut, Tuan Dira tertunduk lemas dan akhirnya jatuh pingsan tak sadarkan diri di lantai.

"Dira!" pekik Opa Mahes ketika melihat putranya jatuh pingsan.

Ia segera meminta siapapun untuk membawa anaknya itu ke rumah sakit.

"Dasar cucu keras kepala, tidak tahu diuntung! Jika bukan karena kau ada darah keturunan Mahesa, sudah pasti aku akan membuangmu jauh-jauh saat lahir dulu. Percuma saja dirimu dibesarkan dan disayangi oleh ayahmu ini, tapi kau tidak bisa berbakti padanya hingga sekarang!" kesal Opa sebelum akhirnya pergi mengantar Tuan Dira ke rumah sakit.

Putera mengusak rambutnya hingga berantakan, dan meninju udara di sekitarnya. Ia mengumpat dan mengeluarkan kata-kata kasar, menyalahkan satu wanita karena semua kejadian ini.

"Kalau bukan karena wanita jahat itu, kau pasti tidak akan menjadi selemah ini Papa!"

Putera keluar dari ruangan, lalu menyusul Opa Mahes dan Tuan Dira ke rumah sakit sesegera mungkin sebelum terlambat.

...***...

Tak berselang lama kemudian, Nyonya Rosa tiba di perusahaan Mahesa Group untuk menemui Tuan Dira.

"Aku ingin bertemu dengan Tuan Dira," ucapnya pada salah satu karyawan disana.

"Maaf Nyonya, tapi Tuan Dira tidak ada di tempat."

"Apa dia tidak ke kantor hari ini? Atau sedang ada tugas?" tanyanya kembali.

"Maaf Nyonya kami tidak bisa memberitahu anda," balas sang karyawan.

"Ini urusan penting, jika aku pulang tanpa menemuinya. Maka seumur hidup aku tidak akan bisa bertemu dengannya lagi,"

Si Karyawan merasa tidak enak hati lalu memberitahu jika Tuan Dira telah masuk rumah sakit belum lama tadi.

Nyonya Rosa begitu terkejut, karena setahu ia mantan suaminya itu tidak pernah ada riwayat penyakit jantung. Dengan tergesa dia meninggalkan perusahaan dan pergi menuju rumah sakit untuk menjenguk Tuan Dira.

...----------------...

Rumah sakit.

Putera mengintip kondisi sang ayah di depan pintu, karena dilarang masuk oleh Opa Mahes akibat ulah arogannya tadi di perusahaan, yang mengakibatkan Tuan Dira akhirnya masuk rumah sakit karena terkena serangan jantung.

Pria tampan itu menghela nafas panjang berkali-kali, sesekali menggeleng ketika melihat kondisi sang ayah yang terus menerus menyedihkan.

Ia selalu saja mengingat kejadian demi kejadian menyakitkan masa lalu tentang ibunya itu. Yang selalu membekas di pikiran maupun di dalam hatinya sendiri.

Dimana sang ayah tidak pulang bertahun-tahun lamanya, demi mencari keberadaan sang istri yang telah meninggalkan dirinya.

Dan selama sang ayah mencari keberadaan istrinya itu, ia dititipkan bersama Opa Mahes yang selalu saja sibuk mengurusi perusahaan.

Putera mengalami broken home serta kurangnya perhatian apalagi kasih sayang keluarga. Walaupun ia hidup bergelimangan dengan harta, namun ia miskin akan cinta dan juga kasih sayang.

Putera tumbuh dengan semaunya, masa pubertas pun dia jalani tanpa masa pacaran. Ia tidak ingin mendekati wanita karena takut akan mengalami nasib yang sama dengan ayahnya itu.

Menyedihkan dan menderita.

Puncak kebenciannya kepada wanita saat ia melihat kejadian dimana sang ayah telah berhasil menemukan ibunya, namun dalam keadaan telah memiliki keluarga baru.

Dan sejak saat itu Tuan Dira merusak dirinya sendiri dengan begadang, menangis serta mabuk-mabukkan tidak jelas.

Hal tersebut menambah keyakinan Putera akan sesuatu, bahwa cinta itu adalah tidak nyata adanya dan setelah melihat kondisi buruk sang ayah, Putera memutuskan dengan mantap untuk tidak menikah atau mendekati wanita manapun.

Karena ia telah berasumsi, jika cinta itu bisa merusak akal sehat dan merusak diri seseorang.

...***...

Beberapa saat kemudian Tuan Dira mulai menunjukkan kesadarannya, walau masih lemah pria itu masih bisa menyebut nama cintanya sesekali.

"R-Ros ..." lirihnya.

Para perawat pun memberitahu kejadian tersebut dan Dokter segera meminta orang yang disebut oleh Tuan Dira untuk segera datang menemui.

"Maaf Dok, tapi mantan istrinya itu tidak ada disini," balas Opa Mahes.

"Kalau bisa, tolong panggilankan nyonya itu Tuan Besar, karena itu bisa berpengaruh positif pada kesembuhan Tuan Dira sendiri," jelas sang Dokter.

"Kesembuhan Papaku adalah dari obat bagus dan juga penanganan medis terlatih, bukan dari memanggil seorang wanita!" serobot Putera merasa kesal, karena kondisi kritis seperti itu sang ayah malah mengingat nama mantan istrinya.

"Diam kau! Ini semua karena salahmu, jika kau bisa lebih menjaga sikap dan menahan ucapan jahatmu itu, maka anakku Dira tidak akan jatuh pingsan seperti ini!" gertak Opa Mahes.

Putera memutar matanya malas dan langsung membuang mukanya ke sembarang arah, lalu bersamaan dengan hal itu, ia melihat sesosok wanita paruh baya di lorong rumah sakit, yang sedang berjalan mendekat ke arah ruangan sang ayah.

Putera menatapi secara seksama wanita paruh baya itu dan ia terbelalak, ketika mengetahui jika wanita yang datang tadi ialah nyonya Rosa, ibunya sendiri.

Putera bergegas menghadang langkah kaki Nyonya Rosa dan melarangnya untuk masuk ke dalam ruangan.

"Pergi dari sini!" titahnya ketus.

"Biarkan Mama masuk," balas Nyonya Rosa.

"Kau bukan Mamaku dan yang berada di dalam itu bukanlah suamimu lagi, jadi tidak perlu repot-repot menemuinya," balas Putera.

"Menyingkirlah, aku harus bertemu dengannya."

"Tidak boleh, dia sedang sakit. Lagipula kau tidak ada gunanya disini dan bagaimana jika suamimu itu tahu kalau kau sedang mengunjungi pria lain?" sergah Putera.

Nyonya Rosa terpejam dan menghela nafas panjang. "Hanya sekali saja, setelah itu aku tidak akan bertemu dengan kalian lagi."

Hati Putera terasa semakin teriris, tidak berartikah dirinya itu di dalam hati sang ibu. Sampai begitu tega tidak memandang wajahnya sama sekali.

"Biarkan dia menemui Papamu," ucap Opa Mahes tiba-tiba.

Putera menoleh dan menelan ludahnya yang tercekat, dengan berat hati ia menyingkir dan membiarkan Nyonya Rosa berlalu melewati dirinya untuk bertemu dengan sang ayah.

Opa Mahes hanya bisa menepuk bahu Putera dan memberi peringatan agar mengontrol emosi di depan ibunya.

...***...

Nyonya Rosa masuk ke dalam dan duduk di samping Tuan Dira yang masih terbaring lemah tidak berdaya.

"Dira ..." sapanya dengan lembut.

"Dira ... Bangunlah," sapanya lagi.

Suara lembut tidak asing lagi menembus indera pendengaran Tuan Dira, seperti semilir angin segar yang membangunkan dirinya dari rasa malas akan kehidupan berat.

Perlahan kedua matanya mulai terbuka dan mencari di mana sumber suara itu berada.

Pria kesepian itu pun terkejut sekaligus bercampur haru, rasa rindunya sedikit terobati dan ia kembali bahagia, ketika cintanya itu tiba-tiba muncul didepan mata.

"Ros, benarkah itu dirimu ..." lirihnya sembari meneteskan air mata.

"Ya kau benar, ini aku. Aku datang untuk menemuimu," balas Nyonya Rosa.

"Terima kasih," balas Tuan Dira.

"Dira, aku prihatin melihat keadaanmu. Tapi apa kau bisa berhenti memikirkanku?" ucap Nyonya Rosa.

"Bagaimana caraku melupakanmu Ros, bahkan semua cara telah aku lakukan agar bisa melupakanmu. Namun tidak ada yang berhasil," balas Tuan Dira.

"Aku mohon, berhentilah mengirimiku sesuatu baik itu barang atau kata cinta. Sadarlah Dira, aku sudah berkeluarga. Aku tidak mungkin kembali lagi padamu," balas Nyonya Rosa.

"Maaf, aku bisa berhenti mengirimimu sesuatu. Tapi aku tidak bisa berhenti mencintaimu," balas Tuan Dira.

Nyonya Rosa terisak, cinta Tuan Dira memanglah sangat tulus dan luar biasa. Tapi apalah daya dia tidak pernah mencintai mantan suaminya itu, bahkan pernikahannya di masa lalu hanyalah keterpaksaan dirinya saja.

Karena sebagai bentuk tanggung jawab Tuan Dira kepadanya, yang telah tega menghamilinya secara diam-diam. Penipuan semacam itu yang membuat luka di hati Nyonya Rosa sendiri.

Tuan Dira terdiam dan hanya bisa menitikkan air mata, memang dia telah bersalah karena melakukan perbuatan buruk yang bisa di katakan terburu-buru.

Harusnya dia berusaha merebut hati cintanya itu secara jantan, bukan justru merampasnya dengan cara yang keji.

"Ini terakhir kalinya kita bertemu dan ku harap kau bisa melupakanku secepatnya," salam terakhir Nyonya Rosa, lalu berlalu pergi tanpa menunggu Tuan Dira membalas ucapannya.

"Rosa," panggil lemah Tuan Dira dan hanya bisa menatapi punggung cintanya yang terus menjauh.

Hati lelaki itu hancur seketika dan merasa sesak di bagian dada. Lidahnya terasa kelu, hingga sulit sekali untuk berucap kata-kata. Akan tetapi di dalam lubuk hati, dia terus menjerit memanggil nama Rosa dan memohon untuk tidak pergi dari kehidupannya.

.

.

Bersambung.

...----------------...

Next \=> Tuan Dira berjanji kepada Putera, menetapkan hati akan melupakan cintanya itu selama-lamanya.

Tapi dengan satu syarat.

Apakah syaratnya itu??

Jawabannya di bab selanjutnya.

Terpopuler

Comments

neng ade

neng ade

syarat nya agar Putra mau segera menikah.. jadi sebenar nya disini yg salah itu Dira bukan Rose .. tapi Putra tak tahu soal ini.. harus nya Dira ceritakan semua kejadian yg sebenar nya sm Putra .. biar dia tak selalu menyalah kan mama nya dan tentang cinta yg membuat nya trauma

2024-02-29

0

MEMEY

MEMEY

syaratnya apa dong ?😁😁

2023-01-13

1

Maya●●●

Maya●●●

1 mawar untukmu thor

2022-12-24

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Panggilan untuk wawancara.
2 Bab 2. Permintaan Opa Mahes.
3 Bab 3. Tidak ingin menikah.
4 Bab 4. Toko Bunga.
5 Bab 5. Awal Bertemu.
6 Bab 6. Diterima bekerja.
7 Bab 7. Lulus ujian.
8 Bab 8. Beradu argumen.
9 Bab 9. Menolak mentah mentah.
10 Bab 10. Bertemu
11 Bab 11. Permintaan Tuan Dira.
12 Bab 12. Pria Parasit.
13 Bab 13. Sebuah kesepakatan.
14 Bab 14. Di tangkap.
15 Bab 15. Hukuman.
16 Bab 16. Mengobati.
17 Bab 17. Sedikit demi sedikit.
18 Bab 18. Termakan ucapan.
19 Bab 19. Mencoba mendekati
20 Bab 20. Mengajak makan malam
21 Bab 21. Kedatangan Leo ke toko bunga
22 Bab 22. Mencari butik
23 Bab 23. Menembak langsung.
24 Bab 24. Berkelahi.
25 Bab 25. Menerima.
26 Bab 26. Menikah.
27 Bab 27. Tinggal serumah.
28 Bab 28. Pergi berbulan madu.
29 Bab 29. Mau tidak mau.
30 Bab 30. Tidur seranjang.
31 Bab 31. Merampas ciuman.
32 Bab 32. Undangan makan bersama.
33 Bab 33. Bahan Praktek
34 Bab 34. Acuh.
35 Bab 35. Kembali gatal.
36 Bab 36. Permohonan Tuan Dira.
37 Bab 37. Tertangkap basah.
38 Bab 38. Berusaha menahan.
39 Bab 39. Datang ke toko bunga.
40 Bab 40. Pelanggan baru yang misterius.
41 Bab 41. Memohon.
42 Bab 42. Kebebasan Leo
43 Bab 43. Saudara satu ibu.
44 Bab 44. Sifat asli Alex
45 Bab 45. Peringatan dari Marsan.
46 Bab 46. Menyuapi makan siang.
47 Bab 47. Perkelahian.
48 Bab 48. Kematian Pak Marsan.
49 Bab 49. Cinta itu nyata!
50 Bab 50. Hanya mimpi.
51 Bab 51. Harapan Opa Mahes.
52 Bab 52. Menitipkan Ron.
53 Bab 53. Menerima.
54 Bab 54. Belut listrik.
55 Bab 55. Penangkapan Alex.
56 Bab 56. Meminta bantuan Tuan Dira.
57 Bab 57. Cemburu.
58 Bab 58. Akan bersatu.
59 Bab 59. Penyatuan (21++)
60 Bab 60. Bermain kembali.
61 Bab 61. Suster Vany.
62 Bab 62. Tamu larut malam.
63 Bab 63. Penjelasan.
64 Bab 64. Sarapan pagi.
65 Bab 65. Ikut ke toko bunga.
66 Bab 66. Gagal terbang.
67 Bab 67. Pergilah dari sini!
68 Bab 68. Mencabut tuntutan.
69 Bab 69. Raja Drama.
70 Bab 70. Kehamilan
71 Bab 71. Pamali.
72 Iklan sejenak.
73 Bab 72. Rujak buah.
74 Bab 73. Mengambil inisiatif.
75 Bab 74. Pertunangan Alex.
76 Bab 75. Kelahiran Baby Marcell
77 Bab 76. Membesuk.
78 Bab 77. Dendam lama
79 Bab 78. Malam pertama Alex.
80 Bab 79. Bahasa anak-anak.
81 Bab 80. Rasa rindu.
82 Bab 81. Nama-nama ikan.
83 Bab 82. Cinta itu nyata (End)
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab 1. Panggilan untuk wawancara.
2
Bab 2. Permintaan Opa Mahes.
3
Bab 3. Tidak ingin menikah.
4
Bab 4. Toko Bunga.
5
Bab 5. Awal Bertemu.
6
Bab 6. Diterima bekerja.
7
Bab 7. Lulus ujian.
8
Bab 8. Beradu argumen.
9
Bab 9. Menolak mentah mentah.
10
Bab 10. Bertemu
11
Bab 11. Permintaan Tuan Dira.
12
Bab 12. Pria Parasit.
13
Bab 13. Sebuah kesepakatan.
14
Bab 14. Di tangkap.
15
Bab 15. Hukuman.
16
Bab 16. Mengobati.
17
Bab 17. Sedikit demi sedikit.
18
Bab 18. Termakan ucapan.
19
Bab 19. Mencoba mendekati
20
Bab 20. Mengajak makan malam
21
Bab 21. Kedatangan Leo ke toko bunga
22
Bab 22. Mencari butik
23
Bab 23. Menembak langsung.
24
Bab 24. Berkelahi.
25
Bab 25. Menerima.
26
Bab 26. Menikah.
27
Bab 27. Tinggal serumah.
28
Bab 28. Pergi berbulan madu.
29
Bab 29. Mau tidak mau.
30
Bab 30. Tidur seranjang.
31
Bab 31. Merampas ciuman.
32
Bab 32. Undangan makan bersama.
33
Bab 33. Bahan Praktek
34
Bab 34. Acuh.
35
Bab 35. Kembali gatal.
36
Bab 36. Permohonan Tuan Dira.
37
Bab 37. Tertangkap basah.
38
Bab 38. Berusaha menahan.
39
Bab 39. Datang ke toko bunga.
40
Bab 40. Pelanggan baru yang misterius.
41
Bab 41. Memohon.
42
Bab 42. Kebebasan Leo
43
Bab 43. Saudara satu ibu.
44
Bab 44. Sifat asli Alex
45
Bab 45. Peringatan dari Marsan.
46
Bab 46. Menyuapi makan siang.
47
Bab 47. Perkelahian.
48
Bab 48. Kematian Pak Marsan.
49
Bab 49. Cinta itu nyata!
50
Bab 50. Hanya mimpi.
51
Bab 51. Harapan Opa Mahes.
52
Bab 52. Menitipkan Ron.
53
Bab 53. Menerima.
54
Bab 54. Belut listrik.
55
Bab 55. Penangkapan Alex.
56
Bab 56. Meminta bantuan Tuan Dira.
57
Bab 57. Cemburu.
58
Bab 58. Akan bersatu.
59
Bab 59. Penyatuan (21++)
60
Bab 60. Bermain kembali.
61
Bab 61. Suster Vany.
62
Bab 62. Tamu larut malam.
63
Bab 63. Penjelasan.
64
Bab 64. Sarapan pagi.
65
Bab 65. Ikut ke toko bunga.
66
Bab 66. Gagal terbang.
67
Bab 67. Pergilah dari sini!
68
Bab 68. Mencabut tuntutan.
69
Bab 69. Raja Drama.
70
Bab 70. Kehamilan
71
Bab 71. Pamali.
72
Iklan sejenak.
73
Bab 72. Rujak buah.
74
Bab 73. Mengambil inisiatif.
75
Bab 74. Pertunangan Alex.
76
Bab 75. Kelahiran Baby Marcell
77
Bab 76. Membesuk.
78
Bab 77. Dendam lama
79
Bab 78. Malam pertama Alex.
80
Bab 79. Bahasa anak-anak.
81
Bab 80. Rasa rindu.
82
Bab 81. Nama-nama ikan.
83
Bab 82. Cinta itu nyata (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!