Bab. 15. Masalah Baru

Tak lama kemudian, terdengar suara mesin motor mengerem tepat di samping mobil mereka berhenti. Seseorang mengetuk kaca mobil Briyan.

"Ah sial, siapa yang telah berani mengganggu kesenanganku!" Umpat Briyan kesal.

Dia terpaksa memperbaiki posisinya dan segera menekan tombol on untuk membuka kaca mobilnya.

"Selamat Siang!"

Sapa orang itu, penampilannya rapi dan wajahnya belum nampak jelas, karena orang itu sedang menggunakan pelindung kepala atau sejenis helm.

"Siang!"

"Sedang apa Tuan di sini? Bukankah di tempat ini sering terjadi tindak kriminal, apakah Tuan tidak takut?"

"Apa urusanmu, tentu saja Aku sedang menikmati pohon marple yang indah bersama pacarku!"

Lawan bicara Briyan tersenyum.

"Heh, mengapa kamu tersenyum apanya yang lucu?"

Mendengar hal yang di bicarakan mereka, Bunga tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Paling tidaknya dia bisa meminta perlindungan dan kabur dari Briyan.

Bunga segera menggeser jendela mobil. Lelaki itu menoleh.

"Bunga, apa yang terjadi? Di mana Rio? Siapa lelaki itu?" Tanya Reza bertubi-tubi dengan nada khawatir.

"Di-Dia hampir saja memperkosaku, tolong bawa Aku pergi dari sini! Nanti akan ku jelaskan padamu."

"Baiklah, aku akan segera membawamu pergi."

Briyan menjadi panik setengah mati ketika melihat kedekatan mereka, Briyan pun mengepal tangan kanannya, lalu turun dari mobil dan mengarahkan tinjuannya pada Reza. Reza segera menangkisnya.

"Tenang. Kita bisa bicara baik-baik!" Pinta Reza datar.

"Tapi, Aku tidak suka kesenanganku di ganggu orang lain, siapa kamu!"

"Aku Reza. Apa yang telah kamu lakukan pada teman wanitaku ini, Aku tidak akan memberimu ampun."

"Tapi dia milikku, baiklah kita selesaikan sekarang, kamu sangat menggangguku!"

Briyan kembali mengepalkan tangan kanannya, serta bersiap melayangkan tinjuan kewajah Reza lagi. Reza menghindar kesamping lalu menangkis tangan Briyan, mengunci lengan Briyan dan mematahkan gerakan Briyan. Tapi Briyan tidak semudah itu mengalah. Ia geser lagi kakinya. Terjadilah baku hantam diantara keduanya.

"Tidak! Hentikan!" Teriak Bunga lancang.

Keduanya mendadak terdiam dan menghentikan perkelahian itu. Kini mereka menatap tajam kearah Bunga yang sudah berdiri di samping. Perempuan itu menangis lagi tak tahu dia harus bagaimana. Briyan dan Reza saling berpandangan, sama-sama melangkah mendekati Bunga. Secara refleks Reza menarik tangan Bunga, begitu juga dengan Briyan.

"Apakah kamu akan menghancurkan semuanya? Setelah, apa yang terjadi pada kita hari ini?"

"Apa maksudmu!"

"Kamu tidak hanya menyakiti perasaan Rio, tapi, kamu juga telah memulai masalah baru! Jika kamu ingin hidup tenang di keluarga Kenshin maka tutup mulutmu!"

"Brengsek! Kamu terus saja mengancamku!" Jawab Bunga sangat kesal.

Briyan terdiam. Sementara Reza bingung di buatnya, dia masih tak mengerti apa yang sedang mereka bicarakan.

"Aku akan mengantarmu pulang." Ujar Reza menyela.

"Pulanglah bersama lelaki sialan itu, tapi jangan pernah menyesal untuk menerima kehancuranmu."

"Kenapa kamu terus memaksanya, kamu sudah membuatnya ketakutan bahkan sikapmu sudah kelewatan. Jika Pak Rio tahu, sudah pasti dia akan membunuhmu. Kamu bukan hanya brengsek akan tetapi benar-benar pengecut!" Bentak Reza pada Briyan.

"Kamu pikir, kamu siapa? Jaga bicaramu baik-baik, karena mungkin kamu akan celaka karena aku."

"Kerjaanmu selalu saja mengancam, apa kamu tak punya topik lain, selain mengancam, mengancam dan mengancam orang lain."

"Udah-udah kenapa kalian jadi bertengkar!"

Kedua lelaki itu akhirnya terdiam sambil menundukkan pandangan mereka.

"Lepaskan tanganku!"

Perintah Bunga lagi. Mereka langsung melepaskan tangan Bunga.

"Aku pulang dulu, terimakasih atas bantuanmu," ucap Bunga pada akhirnya, dia menatap Reza.

"Tapi, dia pasti akan mengulangi perbuatannya lagi."

"Apa maumu? Bunga adalah kakak iparku, dan Aku memiliki hak untuk membawanya pulang bersamaku, tidak mungkin Aku membiarkannya pulang bersama pria gila sepertimu!" Briyan menyela pembicaraan.

"Oh ya, apakah kamu pernah sekolah?"

"Tentu saja pernah, pertanyaanmu itu terlalu bodoh!"

Briyan tersenyum tipis dan kedua tangannya sambil bersila di dada bidang miliknya.

"Belajarlah untuk berbicara yang baik, jangan memaki!"

Briyan tersenyum.

"Apakah kamu mulai berlagak sebagai seorang pria bersih tanpa salah. Aku tak percaya."

Reza tak menjawab, dia hanya terdiam. Memandangi langkah kaki Bunga yang sedang memasuki mobil, Briyan menyusulnya. Setelah beberapa detik mobil pun berjalan, perlahan-lahan meninggalkan Reza sendiri.

Reza terpaku untuk waktu yang sedikit lama, Angin berhembus lembut seolah menampar kulitnya pelan Daun-daun kering jatuh berguguran. Entahlah sampai kapan ia pendam perasaan ini, atau mungkin saja selamanya dia tidak akan pernah menyatu dengan wanita itu.

Sudah hampir 4 tahun berlalu namun cinta seorang Reza tidak pernah berubah. Dia tetap menyimpan rapat-rapat nama Bunga di hatinya bahkan sampai kini statusnya telah menduda. Cintanya tetap untuk Bunga, tak ada wanita lain. Dia memilih berpisah dengan Angel, hanya karena dia tak pernah mencintai wanita yang telah memberikannya satu anugerah terindah yaitu Tasya. Anak mungil berumur 2 tahun.

Bahkan Reza rela kehilangan pekerjaan, hanya demi bisa berada di dekat Bunga. Reza tak pernah bisa melupakan kenangan manis saat bersama bunga, sewaktu mereka masih sama-sama sekolah. Bunga memberi warna pada hidupnya yang hampa, Bunga juga membangunkan dari keterpurukan yang panjang, setelah ibu kandungnya berselingkuh dan meninggalkan Ayahnya serta dia. Untuk saat itu pun dia merasa kecewa pada manusia bernama perempuan. Tapi setelah bertemu Bunga, pandangannya berbeda, Reza menemukan kembali cintanya yang pernah mati. Reza melangkah pelan, mendekati motor lalu naik, menghidupkan stater dan pergi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!