Bab. 7. Kehadiran Orang Baru

Saat itu jepang sedang memasuki musim gugur. Yang sering kali di sebut HANAMI yaitu bunga sakura di musim semi, sudah sangat terkenal di jepang. Namun, Party is not over yet!

Jepang juga terkenal dengan panorama musim gugur atau momiji. Yang tidak kalah keren dan spektakuler. Bedanya kalau hanami itu hanya berlangsung satu atau maksimalnya dua minggu.

Sementara MOMIJI bisa di nikmati selama dua bulan. Dedaunan di musim gugur, sudah mulai berubah warna, sejak pertengahan oktober. Seluruh dedaunan menggugurkan diri atau meninggalkan tangkai di pertengahan bulan desember, Saat itu udara turun secara dratis.

Bunga menampakkan senyum lebar pada bibir merah delima miliknya. Dia sangat menikmati pemandangan sore yang indah ini, berdiri tegap sambil menyandarkan tubuhnya pada sisi jembatan yang terbuat dari bambu. Hampir 2 jam dia menghabiskan waktunya untuk sekedar menikmati pemandangan di taman kastil osaka.

Tiba-tiba datang seseorang menyodorkan sebotol air mineral kepadanya. Dia menoleh.

"Ambil ini, bukankah kau sangat haus?" Ucap Rio datar.

Bunga memperhatikan setiap inci wajah tampannya, Wajah Rio sudah pasti tidak memiliki kecacatan.

"Terima kasih." Jawabnya singkat, sambil mengambil botol air mineral dari tangan Rio.

"Apa kau menikmati pemandangan momiji di sini?"

"Ya, Aku menikmatinya."

Bunga meneguk air mineral itu, haus yang ia rasakan sejak tadi seolah menghilang tanpa jejak. Rio cuma tersenyum sembari mengelap keringat di wajah tampannya. Posisi Rio sedang duduk nyaman di atas sedel sepeda.

"Ayo naik, taman ini masih belum kita jelajahi seluruhnya."

Ajak Rio pelan, masih menatap kearah sang isteri dan kemudian menepuk-nepuk besi sepeda, memerintahkan agar Bunga segera duduk di depannya. Bunga merespon perintah Rio dengan baik, diapun memalingkan badan, mulai melangkah mendekati Rio.

Dengan senang hati Rio membuka tangannya, untuk memberi kebebasan Bunga naik. Hanya beberapa detik bunga sudah naik, Rio mengayuh pelan sepedanya. Mereka saling terbuka, bercerita tentang banyak hal sambil memandangi setiap sisi taman indah itu, daun-daun berguguran, berwarna warni yang semakin menambah keindahan. Angin berhembus menampar kulit halus mereka.

Bunga merasa senang. Sebelumnya dia tidak pernah merasakan segembira ini. Mungkinkah bayangan Satria akan ikut menghilang juga? Ya, ibarat seperti senyuman yang tergaris begitu saja. Detak naik turun jantungnya pun seolah menyetujui, apa yang ia rasakan sekarang. Lama mereka berjalan-jalan, sampai pada akhirnya mereka harus pulang.

10 menit kemudian.

Mobil putih merk Lamborgenie yang Rio miliki, tampak memasuki perkarangan rumah tinggi, bak istana itu. Lelaki dengan tinggi tubuh layaknya orang indonesia kini terlihat turun, sambil membukakan pintu untuk sang Isteri. Rio menggandeng tangan Bunga, melangkahkan kaki secara bersamaan, menaiki tangga satu persatu.

Mungkin, mereka baru saja saling mengenal satu minggu yang lalu, itupun masih dalam proses pernikahan tapi, Rio merasa hari-harinya indah, bahkan ia tidak ingin berpisah sedetikpun dengan Bunga. Apakah ini artinya dia mulai merasakan jatuh cinta? Entahlah biarkan waktu yang memberikan jawaban.

Jika positif dia mengidap penyakit Cinta, maka sah Bunga menjadi cinta pertamanya. Wah, beruntung banget dong jadi Bunga. Jadi cinta pertama nya Tuan kaya plus tampan.

KREK!

Pintu terbuka lebar, so pasti bukan dia yang membuka. Tapi di depan pintu itu sudah berdiri beberapa pelayan untuk menyambut kedatangannya. Mereka menundukkan kepala memberi hormat untuk Tuan dan Nona baru mereka.

"Konbanwa ( Selamat malam Tuan )." Sapa mereka bersamaan.

"Yoru mo ( malam juga )."

Jawab Rio singkat, padat dan jelas. Sementara Bunga hanya tersenyum menatap mereka satu persatu.

Di kejauhan nampak seorang gadis berumur 20 tahun, Sedang berdiri, sembari tersenyum ala model papan atas dan di sebelahnya ada Briyan. Adik Rio, gadis itu berjalan mendekati Rio.

"Hai Rio, apa kabar?"

Dia langsung saja memeluk lelaki tinggi itu dengan manjanya. Seolah tidak menyadari kehadiran orang baru di situ.

Bunga menjadi salah tingkah sendiri.

'Siapa sih perempuan ini, tidak lihat jika ada aku apa? Aku yang berdiri segede ini, masa iya cuma di anggap patung. Biar gini-gini tapi Akukan isteri sahnya Rio.' Batin Bunga dalam hati.

"Baik Vi."

Rio menjawab sambil menepis tangan Via pelan. Dia hanya tidak suka, di perlakukan begini dengan seorang perempuan yang tidak ada hubungan erat dengan dirinya.

Via Hana, adalah teman Rio sewaktu kecil, mereka selalu menghabiskan waktu bermain bersama, kebetulan juga Ayah Via seorang rekan bisnis Daddy nya Rio. Bisa di bilang hubungan mereka sangat dekat, namun dekat itu tak berarti mereka berpacaran.

Bisa di bilang Rio tidak banyak memiliki teman di waktu kecil, dari dulu pribadinya terlihat dingin, akan tetapi dia sangat baik orangnya. Rio juga orang yang dermawan.

"Aku baru saja datang dari new york dan Briyan yang jemput, sekalian saja singgah kesini, soalnya Aku rindu sekali dengan Aunty Kazumi sama Kamu juga Rio. Oh iya Aku dengar katanya kamu sudah menikah ya? Apa gadis kecil ini isterimu?" Tanya Via sangat penasaran.

Rio tersenyum, sambil mengenggam erat jari jemari Bunga.

"Iya ini adalah isteriku? Dia orang Indonesia."

Rio memperkenalkan Bunga. Tentu saja Bunga akan meresponnya dengan baik. Dia segera mengulurkan tangan nya.

"Panggil Aku Bunga Kak." Ucapnya ramah, sambil menyunggingkan senyum.

Via menerimanya, walaupun sebenarnya dia sangat jengkel. Merasa aneh, tidak percaya dan sulit di mengerti, kenapa Rio bisa menikahi gadis pendek ini. Jika di bandingkan dengan dirinya sudah pasti Bunga tertinggal, Bunga hanya memiliki wajah imut bak barbie. Bodynya juga ngak aduhai gimana gitulah. Menurutnya itu biasa saja. Lah Dia tubuhnya tinggi bak model, mukanya cantik level 100 kali cantik. Yang bikin cowok pengen deket sama dia cuma satu, pinggulnya itu loh besar, kayak gitar spanyol lumayan cantikkan.

Via itu sebenarnya sudah lama naksir sama Rio, so pasti lah dia ngak terima dengan kehadiran Bunga di sini. Dan dia langsung punya niat jahat buat hancurin Bunga.

"Via, maaf ya sepertinya Aku sangat lelah dan kami ingin istirahat." Ucap Rio datar.

Rio hanya tak ingin memberinya sedikit harapan atau kesempatan. Dia tahu Via itu gadis seperti apa.

"Oke, Aku bisa mengerti dan selamat istirahat." Jawabnya pelan.

Ada segaris senyum sinis pada wajahnya. Dia sedikit merasa kecewa karena Rio benar-benar mengacuhkan kedatangannya di rumah ini.

Bunga membungkukkan badan, bersikap hormat terhadap gadis cantik dihadapannya. Sambil terus berjalan di samping Rio. Melihat sikap Rio yang menurutnya sangat merusak pemandangan itu, Via berusaha menahan rasa malu, ia kepal erat-erat tangan kanannya. Briyan mendekat.

"Sudahlah Vi, tidak masalah jika Rio terus mengabaikanmu, suatu hari nanti akan kubuat dia menyesal." Ucap Briyan tersenyum sinis.

Menepuk pundak gadis itu. Via baru menghela nafas lega, ketika Bryan menenangkannya dengan ancaman pada Rio.

"Aku lelah dan Aku ingin pulang."

"Mari kuantar."

Suara Bryan terdengar pelan ketika menawarkan jasanya.

Seorang gadis, bernama lengkap Via Hana, mengangguk setuju, berjalan mendekati sofa tempat duduknya tadi, mengambil tas slempang miliknya. Sementara Bryan sudah berdiri lebih dulu membawakan cover merah yang juga kepunyaan Via. Beberapa pelayan pun membungkukkan badan, sewaktu mereka berdua lewat.

Di kamar.

Bunga meletakan tas kecil di atas nakas. kemudian duduk, merenggangkan kedua kakinya di atas, sprimbed yang bersepraikan sutra halus, berwarna putih polos. Sementara Rio terlihat melepaskan baju kaos yang ia pakai. Suasana masih sunyi, tak ada yang memulai percakapan lebih dulu. Entah karena apa, yang jelasnya mereka masih di sibukan oleh jalan pikiran mereka masing-masing.

Sampai pada akhirnya Bunga mencairkan suasana canggung itu. Rio juga tengah duduk di sofa sambil meneguk segelas air mineral.

"Rio, boleh Aku bertanya?" Tanya Bunga pelan.

Pandangannya menunduk, sembari mengelus betisnya yang sejak tadi terasa pegal. Sudah lama sekali ia tidak pernah berlari-lari pagi, semenjak lulus dari sekolahnya.

Rio tak mengeluarkan suara apapun dari mulut mungilnya, cukup dengan tatapan, lawan bicaranya akan mengerti, bahwa dia merespon.

"Via itu siapa?"

Bunga seolah menjadi penasaran akan sosok perempuan tadi yang hampir saja memeluk suaminya.

"Teman."

Rio menjawab dengan singkat. Lalu beranjak bangun dari sofa, berjalan perlahan mendekati Bunga.

"Hanya teman?"

Bunga mengulangi perkataan Rio, dengan raut wajah seperti mengharapkan jawaban lain.

"Tentu saja, kenapa?"

"Oh tidak, Aku hanya--"

"Hanya apa? Hanya ingin Aku berkata lebih jujur bukan."

"Tidak juga."

"Lalu?"

Tanya Rio seperti ingin tahu apa yang ada di dalam pikiran Bunga saat ini.

Tentu saja Rio berharap Bunga cemburu karena adegan yang hampir saja menurunkan etikanya di hadapan sang isteri.

"Bukan apa-apa." Ucap Bunga cepat.

Kini matanya memandangi sosok Rio yang berdiri sangat tegap. Jarak mereka berdekatan. Rio langsung duduk disampingnya, serta, tangan Rio ikut memegangi betisnya.

Glek!

Darah Bunga mengalir secara mendadak, menjadi panas. Dia merasa gugup, gugup yang luar biasa sehingga belum terdaftar didalam kamus cintanya. Bunga bertanya -tanya dalam batinnya.

'Kenapa Rio menyentuh betisnya, apa yang sebenarnya ingin Rio lakukan?' Pikirannya terus berperang dengan segudang pertanyaan.

"Apa kakimu terasa pegal, biarku pijit sekarang."

Bunga terbengong untuk waktu yang singkat.

"Tidak, Aku hanya sedang mengelus kakiku."

Bunga jadi salah tingkah, tidak tahu harus berbuat apa.

"Aku tak percaya." Jawab Rio menegas, kini tangan halus Rio sudah *******-***** betis Bunga perlahan.

'Ya ampun Rio, kamu bener-bener membuat aku jantungan dan lebih parahnya lagi bikin aku harus mati mendadak!'

Bunga merutuki dirinya sendiri dalam batin. Namun Pria dingin itu hanya tersenyum.

"Harusnya Aku yang melakukan ini untukmu."

Bunga ingin menolak namun remasan itu sungguh melenakan. Lebih parahnya lagi yang mijitin pria ganteng. So so so terbang-terbang kayak layangan putus ngak tahu kemana arah angin membawa.

"Kamu hanya bertugas untuk menikmatinya saja! Jangan banyak bicara. Aku bisa saja mematahkan kakimu ini!" Ancam Rio setegas mungkin.

"Itulah kebiasaanmu, kamu selalu saja menakutiku. Jahat!" Bunga manyun.

"Jahat?"

"Iya, Jahat. Kan sudah tahu kalau kakiku sedang sakit."

Rio tersenyum manis. Yang hampir-hampir saja membuat air liur bunga menetes. Bunga terpana, terpana dengan senyuman maut milik Rio. Jantungnya seperti tertusuk-tusuk panah asmara. Wow lebai kalilah.

"Hentikan Rio! Kakiku sehat-sehat saja. Aku juga sudah biasa jalan-jalan seperti tadi."

Tolaknya dengan sangat berat hati. Karena ia rasa dirinya akan segera pingsan. Rio masih menatap matanya tajam.

"Setidaknya Aku bisa membantumu sedikit, tolong biarkan tangan ini tetap memijitmu. Karena Aku tak ingin rasa lelah menjadi penghalangmu untuk berjalan."

"Ri--."

Cupp

Sebuah kecupan hangat mendarat mulus di bibir merah milik Bunga. Rio benar-benar membungkam suara tolakan Bunga dengan bibirnya. Bunga tak ingin ciuman ini berlarut, diapun menahan tubuh pria itu agar menjauh dari hadapannya. Rio yang merasa ciumannya di tolak segera melepaskan kecupan singkatnya, ia tahu kalau isterinya ini sangat pemalu.

"Apa kau tak menyukainya?" Rio bertanya. Bunga hanya menggeleng.

"Jangan membuatku selalu bingung, Aku bisa marah." Nada Rio sedikit naik.

"Bu-bukan begitu maksudku tapi--"

"Tapi karena ciumanku tak semanis ciuman Rezakan?" Tuduh Rio tiba-tiba.

"Maksudmu?"

Bunga merasa heran dengan tuduhan itu, bukankah sebelumnya dia pernah menjelaskan bahwa ia dan Reza tidak ada hubungan apa-apa. Kenapa Rio mencoba untuk mengungkitnya lagi.

"Katakan dengan jujur. Reza itu bukan sekedar temankan? Apakah dia cinta di masa lalumu?" Rio beranjak bangun.

Bunga terdiam. Dia masih tak mengerti dan masih tak ingin menjawab. Ada rasa kecewa di hatinya.

Namun lelaki itu sudah menghilang di balik pintu. Bunga menghela nafasnya panjang kemudian membaringkan tubuh lelahnya di atas busa empuk. Yang mungkin akan membawanya berlabuh kedalam alam bawah sadarnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!