Bab. 2. Siapa Dia?

Pagi itu masih dingin, gerimispun seakan betah untuk tinggal di bumi, mengiringi sepasang suami isteri itu.

Kringg... Kringg...

Sebuah telpon genggam milik Rio, tiba-tiba saja berbunyi sangat nyaring, sepertinya tadi malam ia benar-benar lupa untuk mematikan telpon genggam nya. Untungnya saja tidak ada yang berani mengganggunya, Rio ataupun Bunga terbangun.

"Ooh, sialnya, siapa yang menelpon pagi-pagi begini! Apakah dia tidak tahu, bahwa ini adalah hari pertamaku menikah."

Maki Rio kesal, akan tetapi tetap dia raih juga ponsel yang berada di atas meja lampu itu. Rio mengangkatnya.

"Selamat pagi tuan. Maaf jika telpon dariku menganggu tidur lelap Anda." Sapa Benikno Asisten pribadinya, di sebrang sana.

"Itulah kebiasaa mu, apa yang membuatmu harus menelponku? Bukankah kau tahu bahwa ini adalah hari pertamaku tidur dengan seorang wanita! Kenapa kau syirik sekali." Omel Rio kesal.

"Maaf Tuan, Aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi, tapi ini penting! Ayahmu Tuan--" Suara Benikno terputus sejenak.

"Apa yang terjadi pada Ayahku?" Rio baru terlihat serius.

"Tuan Kenshin masuk rumah sakit Tuan, dan Tuan harus segera datang."

"Kirimkan saja alamat rumah sakitnya."

"Baik Tuan."

Telpon pun terputus.

Rio bangkit dari posisinya saat itu. Dia kembali menatap Bunga di sampingnya. Dan tentu saja wanita yang telah resmi menjadi teman tidurnya, ikut menatap.

"Kamu di sini saja, Aku akan pergi ke rumah sakit sebentar. Jangan kemana-mana tanpa seizinku." Ucapnya pada Bunga.

Bunga tak menjawab dia hanya mengangguk pelan, Rio berdiri menuju toilet untuk membersihkan diri.

Sepuluh menit kemudian.

Rio rapi dengan pakaiannya. Dia akan segera pergi kerumah sakit, sepertinya penyakit Ayahnya kambuh lagi. Karena memang akhir-akhir ini kesehatan sang Ayah tidaklah sepenuhnya stabil. Padahal berbagai macam obat dan terapi sudah di berikan dengan pelayanan yang terbaik dari dokter pribadi keluarga Kenshin, namun lagi-lagi takdir itu ada yang mengaturnya, manusia hanya berusaha.

"Apa kamu akan pergi meninggalkan Aku seorang diri?" Bunga masih memperhatikan lelaki bertubuh tinggi itu.

"Maksudmu apa?"

"Aku lapar." Bunga menjawab dengan jujur.

Rio tersenyum. "Bagaimana bisa Aku akan tega meninggalkanmu dalam keadaan kelaparan begini, Aku akan menelpon resepsionis untuk mengantarkanmu makanan, kau ingin makan apa?"

"Aku ingin makan diluar saja."

"Baiklah jika itu inginmu, setelah mandi pergilah ke restoran yang ada di hotel ini, pesanlah makanan sesuka hatimu, mereka semuapun tahu bahwa kamu adalah Nona dari pemilik hotel ini dan tentu nya saja kamu tidak akan di mintai bayaran sepeser pun."

Rio menjelaskan, sambil mendekati isteri mudanya itu dan meninggalkan kecupan singkat pada bibirnya.

"Apakah Kamu sudah paham dengan penjelasanku?" Tanya Rio lagi.

"Ya." Jawab Bunga singkat.

"Ya sudah Aku pergi."

Lelaki itupun, segera berjalan membuka pintu lalu menghilang dari pandangan Bunga.

Satu jam kemudian.

Bunga sudah menyelesaikan aktifitasnya seperti biasa, karena dari tadi perutnya sudah lapar sekali dia segera mencari restoran yang berada di hotel ini, sesuai dengan penjelasan Rio tadi.

Tak butuh waktu lama Bunga menemukannya, sebuah restoran yang berada di lantai dua, dengan posisi strategis, restoran itu memiliki desain unik, berjendelakan kaca, di luar sana langsung menampakan suasana pegunungan yang sangat menyejukan mata bila melihatnya.

Tentu saja ini adalah hasil kerja keras Rio sebagai pembisnis yang terbilang gigih. Bunga memandang kesekeliling restoran, masih sedikit pengunjung. Tanpa ia duga, tiba-tiba saja mata beningnya menangkap seorang lelaki berbaju hijau.

Dan ia sangat mengenalnya, Reza Pratama lengkapnya. Teman Bunga sewaktu SMA dulu. Ketika pelayan restoran menyadari kehadiran nona muda Rio, pelayanpun buru-buru memberinya hormat dan menanyakan apa yang ingin di pesan Nona mudanya itu. Bunga menanggapi hormat mereka dengan senyum manis di bibirnya dan segera memberitahu makanan kesukaannya.

Lelaki itu tengah duduk dengan wajah menunduk, sambil mengaduk-ngaduk minuman dengan pipet di depannya. Tanpa perasaan ragu Bunga langsung mendekatinya dan menyapanya. Mereka berbincang layaknya teman lama.

Bunga tersenyum di hadapan lelaki itu, perasaannya masih sedikit tertinggal. Walaupun mungkin mereka telah berpisah untuk beberapa tahun lamanya. Tak lama kemudian pelayan datang membawakan makanan yang telah di pesan.

"Maaf Nona, ini adalah makanan yang sudah kami siapkan." Ujar resepsionis.

Bunga menoleh serta memberikan senyuman hangat dan anggukan kecil sebagai isyarat bahwa ia menerimanya dengan senang hati. Resepsionis menunduk, setelah itu mengambil langkah untuk pergi.

"Ayo Re, sarapan dulu."

Bunga segera mempersilahkan lelaki dihadapannya. Reza ikut mengangguk lalu tersenyum, merekapun menikmati hidangan yang tampak berjejer di meja, tanpa ada yang berbicara. Setelah beberapa menit, mereka menyelesaikan makanan itu. Tiba-tiba saja Reza beranjak dari tempat duduknya.

"Bunga, Aku permisi dulu, jangan lupa jaga kesehatan kamu dengan baik." Pesan nya lembut.

"Seharusnya Aku yang bilang terimakasih."

"Sama-sama." Jawabnya lagi dan Reza sudah bersiap akan melangkahkan kakinya.

Tapi, Bunga tiba-tiba saja menarik tangannya. Reza yang tadinya sudah melangkah sedikit, langsung berhenti.

"Apa ada yang ingin kamu katakan?" Tanya Reza pelan.

Bunga malah tersenyum. Tanpa mereka berdua sadari seseorang tengah menatap mereka. Siapa lagi jika bukan sang suami, lelaki dengan segala ketampanan serta kemewahan harta yang berlimpah. Rio, menatap tajam kearah mereka berdua.

'Apa yang sedang mereka lakukan?' Pikirnya dalam hati. Rio hanya berdiri mematung sementara di sampingnya ada benikno selaku asisten pribadinya.

"Tuan." Ujar Benikno pelan.

"Siapa nama Lelaki itu?" Tanya Rio kemudian.

"Maaf Tuan, dia adalah Reza salah satu staff manajemen di perusahaan kita." Jawab Benikno sambil menunduk.

Rio tersenyum dingin, dari sekian banyak staff karyawannya Rio hanya mengetahui beberapa nama mereka saja, namun dia cukup teliti untuk mengenali wajah mereka.

"Apa ada yang bisa saya bantu Tuan?" Tanyanya lagi. Rio menggeleng, namun dia sendiri yang akan mendekati mereka. Dia pun berjalan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!