Vania berjalan mondar mandir di dalam kamarnya, pasalnya yang rencananya hari ini mau ke rumah sakit lagi jadi gagal karena Gavin tidak berangkat ke kantor hari ini. Entah apa alasannya, ia tidak tahu.
" Sandia.. Ya aku harus menemui Sandia." Gumam Vania.
Vania menuju kamar Sandia, setelah mengetuk pintunya ia masuk ke dalam menghampiri Sandia yang sedang duduk di meja belajarnya.
" Kak Vania, ada apa Kakak kemari?" Tanya Sandia.
" Sandia aku mau minta tolong padamu!" Ucap Vania.
" Minta tolong apa Kak?" Sandia menatap Vania.
" Begini Sandia...
Akhirnya Vania menceritakan tentang pertemuannya dengan nyonya Rindu. Sandia terkejut sampai menutup mulutnya dengan telapak tangannya. Ia tidak menyangka kalau mamanya akan memberikan respon yang mengejutkan.
" Mama... Benarkah mama bisa merespon ucapan Kakak? Aku sangat bahagia mendengarnya." Gumam Sandia meneteskan air mata bahagianya.
" Aku mohon buat alasan kepada kakakmu supaya kita bisa ke sana!" Vania mengatupkan kedua tangannya.
" Baik Kak, aku akan bilang pada kak Gavin lalu kita mau jalan jalan, kakak tunggu di sini saja!" Sandia keluar menuju ruang kerja Gavin.
Tok tok...
" Masuk!" Sahut Gavin dari dalam.
Sandia masuk menghampiri Gavin.
" Kak aku mau mengajak Kak Vania ke mall, boleh kan?" Ujar Sandia.
Gavin menatap ke arahnya.
" Kenapa kau mengajaknya? Kau bisa pergi sendiri kan? Banyak pekerjaan yang harus ia kerjakan di rumah ini." Sahut Gavin.
" Aku malas kalau pergi sendiri Kak, sekali kali aku ingin jalan bareng sama kak Vania, boleh ya ya please." Pinta Sandia.
Gavin menghela nafasnya, ia paling tidak bisa menolak permintaan adiknya.
" Baiklah, pulangnya jangan sore sore!" Ucap Gavin.
" Ok Kak, terima kasih." Sandia keluar ruangan dengan perasaan senang.
Ia kembali ke kamarnya memanggil Vania untuk segera berangkat. Keduanya menuju rumah sakit menggunakan mobil Sandia.
Sesampainya di rumah sakit, Sandia dan Vania segera menuju ruangan nyonya Rindu.
" Ma." Panggil Vania menghampiri nyonya Rindu.
Nyonya Rindu menoleh ke arahnya. Sandia benar benar terkejut melihat reaksi sang mama, biasanya mamanya tidak pernah merespon siapapun yang mengajaknya bicara.
" Mama." Sandia menubruk tubuh sang mama tercinta.
" Hiks... Hiks... Mama... Aku kangen banget sama mama, aku sangat bahagia mama sudah menunjukkan perubahan seperti ini, aku yakin pasti mama akan sembuh." Ucap Sandia.
Nyonya Rindu tidak bergeming, ia terus menatap Vania.
" Ma, apa mama lupa padaku?" Sandia menatap mamanya lalu menatap Vania.
" Ma... Dia sandia putri Mama, dia sangat merindukan Mama." Ucap Vania.
" Kak kenapa mama hanya diam saja? Mama tidak merespon ku sama sekali." Sandia menatap Vania.
" Biar aku yang mengajaknya bicara."
Sandia berdiri memberikan tempat untuk Vania.
" Ma.. Vania datang lagi hari ini, Vania membawakan makanan kesukaan mama, capcay basah dan rica rica ayam." Ucap Vania membuka kotak nasinya.
Mencium aroma makanan kesukaannya, nyonya Rindu nampak senang. Vania segera menyuapinya. Sandia yang melihat inretaksi Vania dan mamanya pun meneteskan air matanya.
" Kak Vania membawa perubahan besar untuk Mama, dia benar benar memiliki ketulusan dalam hatinya, andai saja kau tahu Kak Gavin... Kau pasti tidak akan menyia-nyiakan wanita sebaik Kak Vania." Batin Sandia mengusap air matanya.
" Makanannya sudah habis, sekarang waktunya kita jalan jalan Ma." Ucap Vania.
Vania mendorong kursi roda nyonya Rindu menuju taman di ikuti Sandia dan suster dari belakang. Sesampainya di taman mereka duduk di kursi taman menatap taman indah berhiaskan bunga mawar yang berwarna warni.
" Ma bunga mawarnya sudah banyak yang bermekaran, terlihat sangat indah ya Ma? Apa Mama tidak mau membuat taman seperti ini di rumah?" Vania menatap nyonya Rindu.
Nyonya rindu tidak bergeming. Vania menggenggam tangan nyonya Rindu.
" Ma mari kita lupakan semuanya! Mari kita membuka lembaran baru dan hidup bahagia bersama. Mama, Mas Gavin, Sandia dan juga Vania berada dalam rumah yang sama, kita akan bercanda bersama, kita akan makan bersama dan kita akan menghabiskan waktu bersama juga, Mama menginginkan semua itu kan?" Tanya Vania.
Tes...
Air mata nyonya Rindu menetes mengenai tangan Vania.
" Kak, Mama menangis." Pekik Sandia. Vania menganggukkan kepalanya.
" Ajak mama bicara Kak! Berikan Mama support untuk sembuh dan kembali bersama kita." Ucap Sandia
" Aku akan mencoba dengan pelan Sandia." Sahut Vania.
Vania mengusap air mata mertuanya, ia menatap mama mertuanya dengan iba.
" Mama sayang kan kepada kami? Kalau Mama menyayangi kami, Mama harus punya semangat untuk sembuh Ma, mau sampai kapan Mama akan tinggal di sini? Rumah mama terlihat sepi tanpa kehadiran Mama di sana. Jadi mulai sekarang ikhlaskanlah masa lalu dan lupakan semuanya Ma, tanpa suami Mama bisa hidup bahagia bersama kami." Ucap Vania.
Tiba tiba nyonya Rindu memeluk Vania membuat Vania terkejut. Inilah yang di namakan keajaiban Tuhan. Sandia memeluk keduanya sambil menangis.
" Hiks... " Mereka bertiga menangis dalam satu pelukan.
Suster menatap mereka dengan penuh haru. Setelah merasakan baikan mereka melepas pelukannya.
" Mama... Mama harus sembuh! Aku dan Kak Gavin sangat merindukan Mama, kami selalu menanti kepulangan Mama ke rumah, kami tidak bisa hidup dengan baik tanpa Mama, kami menyayangi Mama, bahkan sangat menyayangi." Sandia menciumi punggung tangan mamanya.
" Ma kalau Mama sudah sembuh, kita akan memberikan kejutan di ulang tahun Kak Gavin ya Ma, kita akan berikan kejutan yang tidak pernah dia bayangkan Ma, yaitu kesembuhan Mama." Sambung Sandia.
Nyonya Rindu mengelus pipi Sandia dan Vania bersamaan. Keduanya kembali meneteskan air mata kebahagiaan.
" Ini sebuah keajaiban Nona, Nyonya Rindu mengalami perubahan setelah kedatangan anda Nona Vania, anda memang penyembuh yang Tuhan kirimkan untuknya, terima kasih atas bantuan anda dalam menangani pasien kami." Ucap suster.
" Aku hanya melakukan yang terbaik untuk kami semua sus." Sahut Vania.
Setelah matahari mulai panas, mereka kembali ke ruangan nyonya Rindu. Suster memanggil Vania ke ruangan dokter.
Vania masuk ke dalam ruangan dokter yang bertuliskan dokter Petter.
" Siang Dok!" Sapa Vania.
" Siang Nona Gavin, silahkan duduk!" Ucap dokter Petter.
" Terima kasih." Vania duduk di kursi.
" Kenapa dokter memanggil saya?" Tanya Vania.
" Saya sudah mendengar cerita dari suster Siska tentang perkembangan nyonya Rindu, saya turut bahagia dengan semua itu, dan setelah saya periksa memang benar adanya, perkembangan kesehatan nyonya Rindu sangat signifikan Nona, bahkan harapan untuk beliau sembuh sangatlah besar, saya berharap Nona Gavin bisa kesini setiap hari untuk mempercepat kesembuhannya." Ujar dokter Petter.
" Maaf Dok! Saya tidak bisa menjanjikan kedatangan saya ke sini setiap hari Dok, saya rasa suster Siska sudah memberitahu anda alasannya." Sahut Vania.
" Saya mengerti Nona, jika tidak setiap hari ya sering seringlah kemari." Ujar dokter Petter.
" Baik Dok, Saya punya satu permintaan pada Dokter, saya mohon jangan memberitahu Mas Gavin kalau saya menemui mamanya, atau saya tidak akan pernah bisa ke sini lagi." Pinta Vania menatap dokter Petter.
" Demi kebaikan nyonya Rindu saya tidak akan memberitahunya Nona." Sahut dokter Petter.
" Terima kasih Dok! Kalau begitu saya permisi, selamat siang." Ucap Vania undur diri.
" Siang Nona." Sahut dokter Petter.
Vania kembali ke ruangan nyonya Rindu.
" Kak mama terlihat gelisah saat tidak melihat Kakak di sini, mungkin karena Kakak pergi tanpa berpamitan pada mama." Ucap Sandia.
" Maaf ya Ma kalau Vania tidak pamitan sama Mama, Vania baru saja menemui dokter." Ucap Vania menatap nyonya Rindu.
lagi lagi keajaiban datang padanya, nyonya Rindu menganggukkan kepalanya. Vania nampak bahagia, ia yakin jika pikiran mama mertuanya bisa tenang tanpa beban pikiran, ia akan sembuh dengan cepat. Vania akan membantu menghilangkan pikiran pikiran yang membuat mama mertuanya depresi.
Kira kira bisa nggak ya Vania melakukannya?
Tunggu di bab berikutnya ya...
Jangan lupa like koment vote dan kasih 🌹yang banyak buat author...
Terima kasih untuk support yang kalian berikan semoga sehat selalu..
Miss U All...
TBC...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Jatmiko Ipunk
terharu...
2022-12-28
3
sella surya amanda
lanjut
2022-11-20
2
Iqlima Al Jazira
pasti bisa akan tetapi pergilah yang jauh vania setelah mertua mu sembuh
2022-11-19
2