Gara Gara Kopi

Malam ini Vania kembali mendapatkan siksaan dari Gavin. Gavin memaksakan kehendaknya kepada Vania hingga pagi hari.

Baru saja Vania memejamkan matanya, hari sudah pagi. Ia membuka matanya menatap pria kasar yang saat sedang terlelap di depannya. Siapa lagi kalau bukan Gavin.

Vania tersenyum, entah terbuat dari apa hati Vania. Setelah di siksa ia bahkan tidak memendam kebencian pada Gavin.

" Lakukan sesuka hatimu Mas! Aku yakin suatu saat nanti kau akan menyayangiku." Dengan pelan Vania turun dari ranjang. Ia masuk ke dalam kamar mandi membersihkan tubuhnya.

Setelah selesai, ia menyiapkan pakaian kantor untuk Gavin. Ia turun ke bawah untuk membuatkan sarapan suami dan adik iparnya. Ia berjalan dengan susah payah menahan rasa sakit pada tubuh dan bagian bawahnya.

" Aku mau masak apa ya?" Vania membuka kulkas.

" Apa makanan kesukaan Mas Gavin dan Sandia? Aku bahkan tidak tahu apa apa tentang mereka, aku akan memasak rendang, udang cabe hijau sama... " Vania nampak sedikit berpikir.

" Kangkung taucho aja kali ya, di sini ada kangkung juga." Sambung Vania.

Vania mulai meracik bahan bahannya. Ia memasak dengan benar agar rasanya bisa pas di lidah Gavin. Dua jam Vania baru menyelesaikan masakannya. Ia segera menatanya di meja makan.

" Pagi Kak." Sapa Sandia menghampirinya.

" Pagi sayang, ayo kita sarapan!" Ucap Vania.

Sandia menatap menu makanan di meja.

" Ini semua Kak Vania yang masak?" Sandia mengerutkan keningnya.

Vania tersenyum.

" Iya." Sahut Vania.

" Kenapa Kak Vania yang masak? Memangnya dimana Bi Rumi?" Tanya Sandia.

" Kakak memecatnya."

Sandia dan Vania menoleh ke belakang menatap Gavin yang berdiri di depan pintu dapur.

" Buatkan aku kopi!" Gavin duduk di kursinya.

" Iya Mas." Vania segera membuatkan kopi untuk Gavin.

" Kenapa Kakak memecat bi Rumi? Memangnya apa kesalahannya?" Sandia duduk di depan Gavin yang terhalang oleh meja.

" Sekarang sudah ada Vani, jadi kita tidak membutuhkan bi Rumi lagi." Sahut Gavin.

" Apa Kakak tega membiarkan Kak Vania melakukan semuanya sendiri?" Selidik Sandia.

" Itu sudah tugasnya." Sahut Gavin.

" Tapi Kak...

" Tidak perlu berdebat Sandia, aku istri Kakakmu! Jadi sudah kewajibanku mengurusnya dan rumahnya, aku tidak pa pa kok, memang tugas seorang ibu rumah tangga seperti itu kan." Sahut Vania memotong ucapan Sandia.

" Ini Mas kopinya!" Vania meletakkan secangkir kopi di depan Gavin.

Gavin menyeruput kopi itu lalu...

" Buh." Gavin menyemburkan kopi panasnya.

" Kenapa Mas?" Tanya Vania.

" Kau tanya kenapa hah!" Bentak Gavin berdiri di depan Vania. Ia menatap Vania dengan nyalang.

" I.. Iya." Sahut Vania.

" Kau ingin tahu kenapa? Minum kopi itu sekarang juga!" Titah Gavin.

Vania menatap secangkir kopi yang masih mengebul. Kopi yang baru saja ia seduh, ia tidak bisa membayangkan seberapa panasnya kopi tersebut.

" Aku bilang minum!" Bentak Gavin.

" I.. Iya Mas." Vania mengambil kopi tersebut. ia ragu untuk meminumnya, ia justru hanya menatapnya saja.

Gavin merebut cangkirnya, ia mencengkeram pipi Vania hingga membuat mulut Vania terbuka. Tanpa belas kasihan, Gavin menuangkan kopi panas itu ke mulut Vania.

Mau tidak mau Vania meneguk kopinya. Tenggorokan dan lidahnya terasa terbakar.

" Kak jangan lakukan itu!" Pekik Sandia.

Pyar....

Gavin membanting cangkir itu hingga berserakan di lantai.

Vania mengeluarkan air mata tidak tahan dengan rasa panas di dalam mulutnya.

" Hanya membuat kopi saja kau tidak becus! Apa kau hanya ingin menumpang makan saja hah!" Bentak Gavin.

Gavin menarik kasar rambut Vania.

" Awh sakit Mas." Pekik Vania.

" Kak tolong hentikan! Jangan lakukan ini kepada Kak Vania! Kasihan dia Kak!" Ucap Sandia sambil menangis. Ia tidak tega melihat Kakak iparnya di perlakukan buruk oleh Kakaknya sendiri.

" Masuk ke kamarmu!" Titah Gavin.

" Tapi Kak apa...

" Masuk!" Bentak Gavin membuat tubuh Sandia berjingkrak kaget.

Dengan kesal Sandia meninggalkan meja makan.

Sandia tidak mengerti kenapa Gavin melakukan semua itu. Ia akan menanyakannya pada Gavin nanti.

" Mas lepaskan aku!" Ucap Vania.

" Aku tidak akan pernah melepaskanmu! Aku akan terus menyiksamu sampai aku puas, aku akan membuatmu gila karena hidup bersamaku!" Teriak Gavin mendorong keras tubuh Vania.

Brugh...

" Awh." Keluh Vania saat tangannya mengenai pecahan beling. Darah segar mengalir di sana.

" Ssshhh." Desis Vania merasakan perih.

Krek...

"Awh ya Tuhan..." Pekik Vania saat Gavin menginjak kakinya.

Gavin berlalu meninggalkan Vania sendiri.

" Hiks... Hiks.... "

" Kenapa kau melakukan semua ini padaku Mas? Apa kesalahanku padamu?"

Pertanyaan Vania menghentikan langkah Gavin. Ia menoleh ke belakang menatap Vania dengan penuh kebencian.

" Kau tidak perlu tahu apa kesalahanmu! Terima saja apapun perlakuan ku padamu! Anggap saja aku sedang membalaskan dendam ku padamu!" Gavin segera berlalu.

" Balas dendam? Balas dendam apa yang dia maksudkan? Aku bahkan tidak pernah mengenal Mas Gavin sebelumnya, lalu kenapa aku harus menganggap semua perlakuannya sebagai balas dendamnya? Hiks... Ya Tuhan yang Maha membolak balikkan hati, berikanlah kelembutan di dalam hati Mas Gavin untukku, jika Kau tidak mau memberikan banyak setidaknya berikan sedikit saja." Monolog Vania.

Sandia yang mendengar mobil Gavin pergi, ia segera berlari ke dapur.

" Ya ampun Kak Vania." Pekik Sandia mendekati Vania.

" Kaki dan tanganmu berdarah Kak." Sandia membantu Vania duduk di kursi.

" Aku akan mengambilkan obat untukmu Kak." Ujar Sandia.

Vania mencekal tangan Sandia membuat Sandia menoleh ke arahnya.

" Kau tidak perlu membantuku, aku tidak mau kau mendapat hukuman dari Kakakmu, Sandia... Biarkan aku mengobati lukaku sendiri!" Ucap Vania.

" Tapi Kak." Ucap Sandia.

" Tidak pa pa Sandia." Sahut Vania.

" Baiklah, tapi biarkan aku yang membereskan semua ini." Sandia menyapu pecahan belingnya sedangkan Vania mengobati lukanya.

" Sandia apa kau mau membantuku?"

Sandia menoleh ke arah Vania.

" Apa yang bisa aku bantu Kak?" Sandia balik bertanya.

" Bantu aku mencari tahu apa alasan Kakakmu melakukan semua ini padaku." Ucap Vania.

" Maksud Kak Vania, Kak Gavin melakukan kekerasan lain begitu?" Selidik Sandia.

" Ah tidak Sandia lupakan saja! Mungkin Mas Gavin tidak suka dengan kopi yang aku buat untuknya.".Sahut Vania.

" Tidak... Aku tidak boleh melibatkan Sandia dalam hal ini, aku takut Sandia menjadi sasaran amukannya, aku akan mencari tahu sendiri." Batin Vania.

" Sudah selesai Kak, ayo kita makan." Ucap Sandia.

Keduanya makan bersama tanpa Gavin karena Gavin sudah pergi ke kantor.

Di dalam ruangannya, Gavin sedang duduk menyandarkan punggungnya di kursi kebesarannya.

" Aku akan membuat hidupmu lebih sengsara dari ini Vania.... Ini baru permulaan saja, kau akan merasakan sakit yang lebih dari ini." Ucap Gavin tersenyum smirk.

Ceklek....

Leon masuk ke dalam ruangan Gavin. Ia menghampiri Gavin yang masih tersenyum senyum sendiri.

" Lo kenapa Bro? Kesambet?"

Pertanyaan Leon membuat Gavin kaget

" Sialan Lo!" Umpat Gavin.

" Bro gue mau tahu keadaan Vania, gimana kabarnya? Apa lo berbuat kasar padanya?" Tanya Leon.

Gavin membulatkan matanya sambil menatap Leon.

" Kenapa? Apa kau menyukainya? Apa kau berubah pikiran? Apa kau mau merasakan tubuhnya? Kau penasaran dengannya?" Selidik Gavin.

" Ya... Aku penasaran padanya, kalau bisa berikan dia padaku untuk selamanya." Sahut Leon.

" Apa maksudmu Leon?" Selidik Gavin.

" Daripada lo berikan dia pada orang lain, berikan saja dia padaku, aku akan menjadikannya milikku selamanya, dan aku akan membayarnya dengan sangat mahal." Sahut Leon.

" Tidak bisa! Tawaran itu sudah expired, kau tidak akan pernah bisa memilikinya karena dia mangsaku Bro, lo cari yang lain saja!" Sahut Gavin.

" Walaupun gue tidak tahu apa yang terjadi dengan kalian berdua sebenarnya, tapi aku merasa ada yang tidak beres di sini, sepertinya ada yang di sembunyikan Gavin dari gue, gue harus segera mencari tahunya." Batin Leon.

Bukan tanpa alasan Leon mengatakan semua itu. Sandia baru saja mengadu padanya tentang apa yang terjadi pada kakak iparnya. Ia bukan orang bodoh yang tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi kepada kedua kakanya. Ia hanya pura pura tidak tahu dan. percaya pada ucapan Vania saja.

Sandia tidak tega melihat Vania yang tersiksa karena ulah kakaknya sendiri. Untuk itu ia meminta bantuan Leon untuk mengeluarkan Vania dari rumahnya.

Gavin menatap Leon dengan perasaan tak menentu.

" Kenapa Leon menginginkan Vania? Apa dia menyukainya? Tidak akan aku biarkan Vania jatuh ke tangan orang lain, dia hanya akan bersamaku bagaimana pun keadaannya, aku akan membuat hidup Vania berakhir di rumah sakit jiwa seperti ibuku." Batin Gavin tersenyum smirk.

Terpopuler

Comments

Vanessa aurellia saputri

Vanessa aurellia saputri

Buset Thor kejammmmmm

2023-05-24

1

sella surya amanda

sella surya amanda

lanjut

2022-11-13

3

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Pertama
2 Pernikahan
3 Siksaan Fisik & Batin
4 Gara Gara Kopi
5 Mengetahui Alasannya
6 Semakin Sayang Semakin Kejam
7 Mengikuti Gavin
8 Menemui Ibu Mertua
9 Keajaiban memang Ada
10 Salah Paham
11 Pengorbanan Vania
12 Goyah
13 Tetap Bertahan
14 Pada Akhirnya Aku Menyerah
15 Kehilanganmu
16 Ternyata Salah Sasaran
17 Kebenaran dan Penyesalan
18 Menyadari Perasaan
19 Keadaan Gavin
20 Persalinan
21 Meminta Maaf
22 PDKT dengan VANIA & BABBY
23 KEJUTAN DI RUMAH
24 BERSIKAP DINGIN
25 HILANG KENDALI
26 SADAR dari KOMA
27 Setelah Koma
28 Menyerah pada Perasaan
29 Kehidupan Baru
30 Pesta Pemberian Nama
31 Kecelakaan
32 Melewati Masa Kritis
33 MENGHUKUM TALITA
34 Cinta Terpendam #Leon#
35 Memberi Harapan # Sandia#
36 Seperti orang Bodoh#Leon#
37 Kabar Mengejutkan
38 Mencoba menghindar
39 Penjelasan Leon
40 Cinta menjadi Kebencian
41 Rangga & Sandia
42 Leon Kecelakaan
43 Salah Paham
44 Mengajukan Perang
45 Lebih Baik Mati
46 Pria Asing
47 Keterangan Radit
48 Raditya Mahardika
49 Jangan Anggap Kakakmu
50 Keputusan Sandia
51 Ujian Cinta Sandia
52 Ujian Cinta 2
53 Pertunangan
54 Reyhans Prakoso
55 DUO R
56 SIKAP LEON
57 Permintaan maaf Leon
58 PERNIKAHAN SARANG (Sandia&Rangga)
59 Ada apa dengan Vania?
60 SIKAP GAVIN
61 KABAR BAHAGIA
62 SIKAP MANJA VANIA
63 MENJENGUK VANIA
64 GARA GARA DURIAN
65 BUKAN UP (PROMOSI)
66 KEDATANGAN SIREN
67 KEKECEWAAN RANGGA
68 KEBENARAN
69 TERHARU
70 NGIDAM NASI GORENG
71 MEMBUJUK BUMIL
72 MOBIL BERGOYANG
73 MENCARI & MENEMUKANMU
74 SYARAT LAMARAN
75 DI TERIMA
76 PERNIKAHAN LEON & DANE
77 INSIDEN DI HARI PERTAMA
78 MEMINTA MAAF
79 LAMARAN GERAL
80 PERSIAPAN PERNIKAHAN
81 DRAMA PERNIKAHAN
82 HAPPY WEDDING
83 RUPANYA SAMA SAMA CEMBURU
84 KEBAKARAN JENGGOT
85 MELURUSKAN KESALAHPAHAMAN
86 MERASA JANGGAL
87 ADA APA DENGAN LEON?
88 BERUBAH MANIS
89 MEMBUJUK LEON
90 BERTEMU MASA LALU
91 PEMBALASAN MANTAN
92 KEHILANGAN MANTAN
93 MERASA KESAL #VANIA#
94 PERASAAN SANDIA
95 KABAR BAHAGIA
96 SAKIT HATI #RUHI#
97 MEMBERI KEPUTUSAN
98 AKHIRNYA
99 ISTRI JAHIL
100 MASA NGIDAM #SANDIA#
101 INSTING DANESHA
102 KETIKA KEPERCAYAAN DI PERTANYAKAN
103 TERUNGKAP SUDAH
104 BAWAAN BAYI
105 BAWAAN BAYI 2
106 RUHI POSESIF
107 THE END
108 Bhonchap
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Pertemuan Pertama
2
Pernikahan
3
Siksaan Fisik & Batin
4
Gara Gara Kopi
5
Mengetahui Alasannya
6
Semakin Sayang Semakin Kejam
7
Mengikuti Gavin
8
Menemui Ibu Mertua
9
Keajaiban memang Ada
10
Salah Paham
11
Pengorbanan Vania
12
Goyah
13
Tetap Bertahan
14
Pada Akhirnya Aku Menyerah
15
Kehilanganmu
16
Ternyata Salah Sasaran
17
Kebenaran dan Penyesalan
18
Menyadari Perasaan
19
Keadaan Gavin
20
Persalinan
21
Meminta Maaf
22
PDKT dengan VANIA & BABBY
23
KEJUTAN DI RUMAH
24
BERSIKAP DINGIN
25
HILANG KENDALI
26
SADAR dari KOMA
27
Setelah Koma
28
Menyerah pada Perasaan
29
Kehidupan Baru
30
Pesta Pemberian Nama
31
Kecelakaan
32
Melewati Masa Kritis
33
MENGHUKUM TALITA
34
Cinta Terpendam #Leon#
35
Memberi Harapan # Sandia#
36
Seperti orang Bodoh#Leon#
37
Kabar Mengejutkan
38
Mencoba menghindar
39
Penjelasan Leon
40
Cinta menjadi Kebencian
41
Rangga & Sandia
42
Leon Kecelakaan
43
Salah Paham
44
Mengajukan Perang
45
Lebih Baik Mati
46
Pria Asing
47
Keterangan Radit
48
Raditya Mahardika
49
Jangan Anggap Kakakmu
50
Keputusan Sandia
51
Ujian Cinta Sandia
52
Ujian Cinta 2
53
Pertunangan
54
Reyhans Prakoso
55
DUO R
56
SIKAP LEON
57
Permintaan maaf Leon
58
PERNIKAHAN SARANG (Sandia&Rangga)
59
Ada apa dengan Vania?
60
SIKAP GAVIN
61
KABAR BAHAGIA
62
SIKAP MANJA VANIA
63
MENJENGUK VANIA
64
GARA GARA DURIAN
65
BUKAN UP (PROMOSI)
66
KEDATANGAN SIREN
67
KEKECEWAAN RANGGA
68
KEBENARAN
69
TERHARU
70
NGIDAM NASI GORENG
71
MEMBUJUK BUMIL
72
MOBIL BERGOYANG
73
MENCARI & MENEMUKANMU
74
SYARAT LAMARAN
75
DI TERIMA
76
PERNIKAHAN LEON & DANE
77
INSIDEN DI HARI PERTAMA
78
MEMINTA MAAF
79
LAMARAN GERAL
80
PERSIAPAN PERNIKAHAN
81
DRAMA PERNIKAHAN
82
HAPPY WEDDING
83
RUPANYA SAMA SAMA CEMBURU
84
KEBAKARAN JENGGOT
85
MELURUSKAN KESALAHPAHAMAN
86
MERASA JANGGAL
87
ADA APA DENGAN LEON?
88
BERUBAH MANIS
89
MEMBUJUK LEON
90
BERTEMU MASA LALU
91
PEMBALASAN MANTAN
92
KEHILANGAN MANTAN
93
MERASA KESAL #VANIA#
94
PERASAAN SANDIA
95
KABAR BAHAGIA
96
SAKIT HATI #RUHI#
97
MEMBERI KEPUTUSAN
98
AKHIRNYA
99
ISTRI JAHIL
100
MASA NGIDAM #SANDIA#
101
INSTING DANESHA
102
KETIKA KEPERCAYAAN DI PERTANYAKAN
103
TERUNGKAP SUDAH
104
BAWAAN BAYI
105
BAWAAN BAYI 2
106
RUHI POSESIF
107
THE END
108
Bhonchap

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!