Semakin Sayang Semakin Kejam

Tiga bulan telah berlalu, sikap Gavin semakin menjadi terhadap Vania. Seperti malam ini, hanya karena Vania tidak membawakan payung ke mobil Gavin, Gavin menyiksanya. Gavin marah karena ia harus kehujanan dari garasi ke rumahnya.

Ia mendorong tubuh Vania ke lantai lalu menarik rambutnya kasar. Ia juga tidak segan menampar Vania membuat Vania merasakan perih pada pipinya.

" Ampun Mas! Hiks... Maafkan aku! Aku tidak mendengar suara klakson mobilmu." Ucap Vania menunduk.

" Bagaimana kau tidak mendengarnya hah? Apa kau tuli?" Bentak Gavin.

" Maaf Mas." Ucap Vania.

" Aku memencet klakson hingga berkali kali, pada dasarnya saja kamu yang malas, apa kamu sudah tidak mau tinggal di sini? Kalau memang itu yang kamu mau, aku akan menceraikanmu dan mengembalikanmu ke orang tuamu yang sudah menjadi gelandangan." Teriak Gavin.

Deg...

" A... Apa?" Vania memberanikan diri menatap Gavin.

" Aku sudah membuat ibu dan ayahmu menjadi bangkrut, cafe dan rumahnya di sita oleh pihak Bank, saat ini mereka menjadi gelandangan di jalanan, apa kau ingin menambah beban mereka dengan perpisahanmu?" Vania menggelengkan kepala.

" Tidak Mas jangan lakukan itu! Tapi kenapa semua aset papa di sita Bank? Selama ini papa tidak punya hutang kan?kantor Tanya Vania heran.

" Mahar dua milyar yang aku berikan kepada ibumu, aku masukkan ke tagihan hutang kedua orang tuamu, dan selama tiga bulan ini mereka tidak mengangsurnya, mereka juga tidak sanggup membayar hutangnya jadi Bank terpaksa harus menyitanya." Ucapan Gavin membuat Vania semakin menderita.

" Bagaimana kejutan dariku? Menarik bukan?" Gavin tersenyum sinis.

" Kau benar benar di butakan oleh balas dendam Mas, bahkan aku dan papa yang tidak tahu apa apa menjadi sasaranmu, aku akan bertahan di sampingmu untuk mengurangi rasa sakitmu selama ini karena perbuatan ibu tiriku, walaupun kau membenciku tapi aku mencintaimu Mas, rasa cintaku inilah yang kelak akan menyadarkanmu, aku yakin suatu saat nanti kau bisa menyayangiku seperti kau menyayangi Sandia." Batin Vania.

" Lalu sekarang dimana orang tuaku Mas?" Tanya Vania.

" Aku tidak tahu, sekarang siapkan air hangat! Aku mau mandi! Kau tidak perlu tahu keadaan krang tuamu sekarang." Ucap Gavin.

" Baiklah Mas!" Sahut Vania.

Vania segera masuk ke kamar mandi menyiapkan air hangat untuk Gavin.

" Mas air hangatnya sudah siap." Ucap Vania.

Gavin masuk ke dalam kamar mandi, saat ia hendak masuk ke dalam bath up, ia tersenyum licik.

" Vania." Panggil Gavin.

" Iya Mas." Sahut Gavin.

" Coba kau masuk ke dalam bath up!" Titah Gavin.

" Memangnya kenapa Mas?" Vania menatap Gavin.

" Sudah masuk aja nggak usah banyak nanya!"

Byur...

Gavin mendorong Vania hingga terjebur ke dalam bath up.

Awh Mas, panas sekali!" Pekik Vania hendak beranjak namun Gavin menahan dadanya.

" Mas aku mohon biarkan aku bangun! Aku tidak kuat Mas! Airnya panas sekali hiks!" Lagi lagi Vania hanya bisa terisak.

" Teruslah menangis Vania, karena air matamu merupakan kebahagiaan untukku." Ucap Gavin tersenyum smirk.

" Mas ku mohon!" Vania menatap Gavin dengan tatapan sendu.

Entah kenapa melihat mata itu membuat Gavin merasa iba. Namun lagi lagi bayangan penderitaan ibunya terlintas di depan mata.

" Aku tidak akan melepaskanmu!" Bentak Gavin.

Gavin menarik Vania keluar dari bath up lalu ia mendorong kepala Vania masuk ke dalam bath up yang airnya cukup panas.

Vania terus menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, ia tidak mampu menahan panas pada wajahnya dan ia juga tidak bisa bernafas di dalam air.

" Ya Tuhan... Beri aku kekuatan!" Batin Vania.

Setelah puas menyiksa Vania, Gavin pergi meninggalkannya. Ia mandi di kamar tamu.

Gavin mengguyur tubuhnya di bawah shower.

" Kenapa jika aku melihat sorot matanya, aku menjadi tidak tega padanya, aku tidak boleh lemah! Aku tidak boleh merasa kasihan padanya, aku harus terus menyiksanya sampai dia menjadi gila... Tapi mata itu... Benar kata Sandia kalau sorot mata Vania mirip dengan sorot mata mama, sorot mata yang penuh dengan cinta, mama... Ya... Aku harus mengunjunginya besok." Monolog Gavin.

Selesai mandi Gavin kembali ke kamarnya. Ia melirik Vania yang sudah rapi di atas tempat tidur. Ia segera naik ke atas ranjang masuk ke alam mimpinya.

Sinar matahari masuk ke kamar Gavin melalui celah celah korden. Vania mengerjapkan matanya. Ia menoleh ke samping menatap Gavin yang masih memejamkan matanya.

Walaupun Gavin sering menyiksa Vania, tapi dia membiarkan Vania tidur satu ranjang dengannya, karena setiap malam Vania harus melayani hasra*tnya kecuali malam tadi.

" Aku yakin kalau sebenarnya kau orang yang baik Mas, hanya saja saat ini hatimu di butakan oleh dendam, aku bisa melihat rasa bersalahmu setelah menyiksaku melalui matamu, semoga kau bahagia." Batin Vania.

Vania turun dari ranjang menuju kamar mandi, ia segera mandi dan menyiapkan baju ganti untuk Gavin. Setelah itu Vania ke dapur untuk memasak makanan.

Sampai Vania selesai memasak, Gavin tidak kunjung ke bawah membuatnya heran.

" Kenapa Mas Gavin belum juga turun? Padahal biasanya dia sudah rapi, apa mungkin dia belum bangun ya? Astaga aku harus membangunkannya, atau dia akan marah lagi." Ujar Vania dalam hati.

Vania segera kembali ke kamarnya. Dan benar saja kalau Gavin belum bangun dari tidurnya. Ia menghampiri Gavin di ranjangnya.

" Mas bangun!" Ucap Vania.

Gavin tidak bergeming. Vania memberanikan diri untuk mengguncang bahunya.

" Mas bangun sudah siang!" Ucap Vania.

" Engh." Gavin hanya melenguh tanpa membuka matanya.

" Kenapa dengan Mas Gavin ya? Apa dia sakit?"

Vania menempelkan tangannya ke dahi Gavin.

" Astaga Mas Gavin demam, badannya panas sekali." Gumam Vania terkejut.

" Aku akan mengompresnya!" Vania kembali ke dapur untuk mengambil air hangat.

" Kak dimana Kak Gavin?" Tanya Sandia duduk di kursinya.

" Kau makanlah duluan Sandia! Kakakmu belum bangun, dia demam." Sahut Vania.

" Apa? Kak Gavin demam?" Pekik Sandia.

" Iya." sahut Vania.

Vania kembali ke kamarnya, sedangkan Sandia mengambil makanannya.

" Astaga aku lupa! Kak Gavin nggak suka di kompres pakai kain." Ucap Sandia.

Sandia segera berlari ke kamar Gavin, namun sepertinya dia terlambat.

" Apa yang kau lakukan hah?" Gavin membuang washlap yang ada di dahinya.

Ia menatap nyalang ke arah Vania.

" Kamu pikir aku anak kecil hah? Berani beraninya kau mengganggu tidurku."

Byurrr....

Gavin menyiram Vania dengan air kompresan.

Brak...

Gavin membuang baskom nya ke sembarang arah.

" Aku tidak suka kau menempelkan sesuatu di dahiku, apalagi kain sialan itu, ambilkan aku obat! Aku akan sembuh jika meminumnya." Ucap Gavin.

" Baik Mas, tapi aku ambilkan makanan dulu ya! Kau harus makan sebelum minum obat." Vania segera berlalu keluar.

Di depan kamar ia menghentikan langkahnya, ia menatap Sandia sambil mengusap air matanya .

" Kak."

Vania menuruni tangga menuju dapur tanpa mempedulikan Sandia. Sandia hanya bisa menghela nafasnya saja.

" Bagaimana aku bisa membantumu keluar dari sini kak, jika kau sendiri bersikeras untuk tetap bertahan di rumah ini, semoga Kak Gavin segera menyadari kesalahannya dan kalian bisa hidup bahagia tanpa adanya dendam melainkan cinta." Monolog Sandia meninggalkan kamar Gavin.

Vania kembali dengan membawa makanan dan segelas air putih untuk Gavin.

" Makan dulu Mas!" Vania memberikan nampannya kepada Gavin.

Dengan kesal Gavin menerimanya.

" Kau ganti bajulah! Aku tidak mau kau sakit dan menyusahkan aku nantinya." Ucap Gavin dingin.

" Iya Mas." Sahut Vania.

Vania mengambil baju ganti lalu menggantinya di kamar mandi.

Gavin mulai makan, ia mengerutkan keningnya saat merasakan masakan Vania.

" Kenapa rasanya seperti masakan mama ya? Selama ini aku sama sekali tidak pernah menyentuh masakannya, aku tidak menyangka dia bisa masak seenak ini." Gumam Gavin mengunyah makanannya.

" Ah aku tidak boleh terlena hanya karena masakannya, aku tetap harus membuatnya menderita di sini, aku akan lihat sampai kapan kau mampu bertahan hidup bersamaku Vania." Monolog Gavin tersenyum smirk.

Jangan lupa like koment vote dan 🌹nya buat author ya...

Terima kasih untuk readers yang selalu mensuport author semoga sehat selalu...

Miss U All...

TBC....

Terpopuler

Comments

guntur 1609

guntur 1609

ni namanya vania bukan baik hati. tapi bodoh

2023-10-07

2

Vanessa aurellia saputri

Vanessa aurellia saputri

kasian vania Thor

2023-05-24

1

Yoo anna 💞

Yoo anna 💞

wkwkw yg di siksa istri nya malah yg meriang dajal nya, padahal tubuh se vania yg remuk salalu di siksa 🤣

2022-12-17

3

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Pertama
2 Pernikahan
3 Siksaan Fisik & Batin
4 Gara Gara Kopi
5 Mengetahui Alasannya
6 Semakin Sayang Semakin Kejam
7 Mengikuti Gavin
8 Menemui Ibu Mertua
9 Keajaiban memang Ada
10 Salah Paham
11 Pengorbanan Vania
12 Goyah
13 Tetap Bertahan
14 Pada Akhirnya Aku Menyerah
15 Kehilanganmu
16 Ternyata Salah Sasaran
17 Kebenaran dan Penyesalan
18 Menyadari Perasaan
19 Keadaan Gavin
20 Persalinan
21 Meminta Maaf
22 PDKT dengan VANIA & BABBY
23 KEJUTAN DI RUMAH
24 BERSIKAP DINGIN
25 HILANG KENDALI
26 SADAR dari KOMA
27 Setelah Koma
28 Menyerah pada Perasaan
29 Kehidupan Baru
30 Pesta Pemberian Nama
31 Kecelakaan
32 Melewati Masa Kritis
33 MENGHUKUM TALITA
34 Cinta Terpendam #Leon#
35 Memberi Harapan # Sandia#
36 Seperti orang Bodoh#Leon#
37 Kabar Mengejutkan
38 Mencoba menghindar
39 Penjelasan Leon
40 Cinta menjadi Kebencian
41 Rangga & Sandia
42 Leon Kecelakaan
43 Salah Paham
44 Mengajukan Perang
45 Lebih Baik Mati
46 Pria Asing
47 Keterangan Radit
48 Raditya Mahardika
49 Jangan Anggap Kakakmu
50 Keputusan Sandia
51 Ujian Cinta Sandia
52 Ujian Cinta 2
53 Pertunangan
54 Reyhans Prakoso
55 DUO R
56 SIKAP LEON
57 Permintaan maaf Leon
58 PERNIKAHAN SARANG (Sandia&Rangga)
59 Ada apa dengan Vania?
60 SIKAP GAVIN
61 KABAR BAHAGIA
62 SIKAP MANJA VANIA
63 MENJENGUK VANIA
64 GARA GARA DURIAN
65 BUKAN UP (PROMOSI)
66 KEDATANGAN SIREN
67 KEKECEWAAN RANGGA
68 KEBENARAN
69 TERHARU
70 NGIDAM NASI GORENG
71 MEMBUJUK BUMIL
72 MOBIL BERGOYANG
73 MENCARI & MENEMUKANMU
74 SYARAT LAMARAN
75 DI TERIMA
76 PERNIKAHAN LEON & DANE
77 INSIDEN DI HARI PERTAMA
78 MEMINTA MAAF
79 LAMARAN GERAL
80 PERSIAPAN PERNIKAHAN
81 DRAMA PERNIKAHAN
82 HAPPY WEDDING
83 RUPANYA SAMA SAMA CEMBURU
84 KEBAKARAN JENGGOT
85 MELURUSKAN KESALAHPAHAMAN
86 MERASA JANGGAL
87 ADA APA DENGAN LEON?
88 BERUBAH MANIS
89 MEMBUJUK LEON
90 BERTEMU MASA LALU
91 PEMBALASAN MANTAN
92 KEHILANGAN MANTAN
93 MERASA KESAL #VANIA#
94 PERASAAN SANDIA
95 KABAR BAHAGIA
96 SAKIT HATI #RUHI#
97 MEMBERI KEPUTUSAN
98 AKHIRNYA
99 ISTRI JAHIL
100 MASA NGIDAM #SANDIA#
101 INSTING DANESHA
102 KETIKA KEPERCAYAAN DI PERTANYAKAN
103 TERUNGKAP SUDAH
104 BAWAAN BAYI
105 BAWAAN BAYI 2
106 RUHI POSESIF
107 THE END
108 Bhonchap
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Pertemuan Pertama
2
Pernikahan
3
Siksaan Fisik & Batin
4
Gara Gara Kopi
5
Mengetahui Alasannya
6
Semakin Sayang Semakin Kejam
7
Mengikuti Gavin
8
Menemui Ibu Mertua
9
Keajaiban memang Ada
10
Salah Paham
11
Pengorbanan Vania
12
Goyah
13
Tetap Bertahan
14
Pada Akhirnya Aku Menyerah
15
Kehilanganmu
16
Ternyata Salah Sasaran
17
Kebenaran dan Penyesalan
18
Menyadari Perasaan
19
Keadaan Gavin
20
Persalinan
21
Meminta Maaf
22
PDKT dengan VANIA & BABBY
23
KEJUTAN DI RUMAH
24
BERSIKAP DINGIN
25
HILANG KENDALI
26
SADAR dari KOMA
27
Setelah Koma
28
Menyerah pada Perasaan
29
Kehidupan Baru
30
Pesta Pemberian Nama
31
Kecelakaan
32
Melewati Masa Kritis
33
MENGHUKUM TALITA
34
Cinta Terpendam #Leon#
35
Memberi Harapan # Sandia#
36
Seperti orang Bodoh#Leon#
37
Kabar Mengejutkan
38
Mencoba menghindar
39
Penjelasan Leon
40
Cinta menjadi Kebencian
41
Rangga & Sandia
42
Leon Kecelakaan
43
Salah Paham
44
Mengajukan Perang
45
Lebih Baik Mati
46
Pria Asing
47
Keterangan Radit
48
Raditya Mahardika
49
Jangan Anggap Kakakmu
50
Keputusan Sandia
51
Ujian Cinta Sandia
52
Ujian Cinta 2
53
Pertunangan
54
Reyhans Prakoso
55
DUO R
56
SIKAP LEON
57
Permintaan maaf Leon
58
PERNIKAHAN SARANG (Sandia&Rangga)
59
Ada apa dengan Vania?
60
SIKAP GAVIN
61
KABAR BAHAGIA
62
SIKAP MANJA VANIA
63
MENJENGUK VANIA
64
GARA GARA DURIAN
65
BUKAN UP (PROMOSI)
66
KEDATANGAN SIREN
67
KEKECEWAAN RANGGA
68
KEBENARAN
69
TERHARU
70
NGIDAM NASI GORENG
71
MEMBUJUK BUMIL
72
MOBIL BERGOYANG
73
MENCARI & MENEMUKANMU
74
SYARAT LAMARAN
75
DI TERIMA
76
PERNIKAHAN LEON & DANE
77
INSIDEN DI HARI PERTAMA
78
MEMINTA MAAF
79
LAMARAN GERAL
80
PERSIAPAN PERNIKAHAN
81
DRAMA PERNIKAHAN
82
HAPPY WEDDING
83
RUPANYA SAMA SAMA CEMBURU
84
KEBAKARAN JENGGOT
85
MELURUSKAN KESALAHPAHAMAN
86
MERASA JANGGAL
87
ADA APA DENGAN LEON?
88
BERUBAH MANIS
89
MEMBUJUK LEON
90
BERTEMU MASA LALU
91
PEMBALASAN MANTAN
92
KEHILANGAN MANTAN
93
MERASA KESAL #VANIA#
94
PERASAAN SANDIA
95
KABAR BAHAGIA
96
SAKIT HATI #RUHI#
97
MEMBERI KEPUTUSAN
98
AKHIRNYA
99
ISTRI JAHIL
100
MASA NGIDAM #SANDIA#
101
INSTING DANESHA
102
KETIKA KEPERCAYAAN DI PERTANYAKAN
103
TERUNGKAP SUDAH
104
BAWAAN BAYI
105
BAWAAN BAYI 2
106
RUHI POSESIF
107
THE END
108
Bhonchap

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!