Setelah mengikuti pesta ulang tahun yang berlangsung hampir seharian, Bryan dan Nayla saat ini sudah berada di tempat parkir. Kebetulan ada Ken dan beberapa teman Nayla yang juga sedang berada di tempat parkir.
Di saat teman-temannya membawa mobil mewah, Nayla dengan perasaan senang ikut pergi ke tempat parkir motor CC besar. Meskipun motor milik Bryan merupakan motor dengan CC besar, tetap saja motor miliknya tak sebanding dengan mobil milik teman-teman Nayla.
Apalagi dengan mobil Ken yang harganya bisa untuk membeli sepuluh unit motor, yang sama persis dengan motor milik Bryan.
“Nay, kamu yakin mau naik motor? Apa kami tidak takut kulit wajahmu rusak terkena debu jalanan?” tanya Sarah, wanita yang memiliki hubungan pertemanan cukup baik dengan Nayla, tapi demi uang dia diam-diam membantu Ken mendekati Nayla.
“Sejak kapan debu jalanan bisa membuat rusak wajah? Paling-paling cuma bikin kotor, dan tidak sulit membersihkannya,” ucap Nayla yang saat ini memeluk erat lengan Bryan.
Melirik Ken dan melihat pria itu mengangguk, kini Sarah mengarahkan pandangannya pada Bryan.
“Kamu tuh jadi pria harus memperhatikan kebutuhan wanita! Lihat! Kami semua keluar memakai mobil, tapi kamu masih saja memakai motor yang jika panas kepanasan dan jika hujan jelas kehujanan.”
“Kalau tidak mampu membeli mobil, setidaknya cari kekasih yang setara denganmu!” ucap Sarah.
Ken tersenyum senang mendengar ucapan Sarah, dan dia berjalan menghampiri Nayla.
“Nayla, bagaimana kalau kamu ikut denganku? Kamu pasti nyaman berada di mobilku, dan tentu Keamananmu terjamin!”
Ken mencoba membujuk Nayla untuk ikut dengannya, dan meninggalkan Bryan.
“Sayang, apa kamu ingin ikut dengan pria ini karena aku hanya pria miskin yang tak mampu membeli mobil dan hanya mampu membeli motor?”
Bryan masih saja tenang meski ada yang menghinanya dan ada yang ingin merebut Nayla darinya.
Mendengar pertanyaan Bryan yang ditujukan padanya, Nayla menunjukkan senyuman pada Bryan, tapi senyuman itu seketika menghilang tak berbekas saat dia mengarahkan pandangannya pada Ken dan Sarah.
“Sarah, aku tidak mempermasalahkan dia yang hanya mampu membeli motor, dan bukannya sebuah mobil seperti kalian.”
“Untuk kenyamanan dan keamanan, aku sangat merasa nyaman berada di dekatnya, dan keamananku jauh lebih terjamin saat bersamanya daripada ikut denganmu!”
Nayla mulai merasa ada sesuatu di antara Sarah dan Ken. Mereka sangat kompak meremehkan Bryan, dan mencoba menjauhkan dirinya dari Bryan.
Sarah awalnya mengira Nayla akan merasa tidak nyaman naik motor bersama kekasihnya, tapi nyatanya Nayla justru menatapnya penuh ketidaksukaan.
"Nayla, sebenarnya apa yang kamu harapkan dari pria seperti dia? Dilihat dari manapun aku jauh lebih baik darinya. Kaya, jelas aku lebih kaya darinya. Semua yang kamu inginkan jelas bisa aku berikan. Sedangkan dia, apa yang bisa dia berikan padamu selain rasa malu?” Kali ini Ken mengeluarkan semua unek-uneknya di hadapan banyak orang.
Bryan masih menunjukkan ketenangannya meski saat ini dia sedang di pandang remeh oleh semua orang di tempatnya saat ini. Dia juga tidak berharap Nayla membela dirinya, dan biarkan saja mereka tetap meremehkan keberadaannya.
“Malu? Sejak kapan dia memberikan rasa malu padaku? Aku justru senang karena hari ini bisa pergi bersamanya, dan menghabiskan banyak waktu dengannya. Ken, hartamu bukanlah milikmu sendiri, itu semua adalah harta orangtuamu. Jadi, tidak perlu menyombongkan apa yang bukan sepenuhnya milikmu!”
Selesai mengucapkan semua itu, Nayla menarik Bryan menuju tempat parkir motor. “Sebaiknya kita pergi dari tempat ini karena aku malas mendengar ocehan orang-orang yang tidak penting sama sekali!”
Bryan menuruti keinginan Nayla, dan dengan mengendarai motornya dia membawa Nayla pergi.
Sementara itu di parkiran, Sarah memandang Ken yang berada di dekatnya. “Aku sudah cukup banyak memberi bamtuan padamu, tapi sepertinya setelah hari ini aku tak lagi bisa memberi bantuan padamu!”
“Kamu lihat sendiri bagaimana tatapan Nayla padaku. Jelas dia sekarang membenciku karena masalah barusan, dan entah kapan kami bisa baikan seperti sebelumnya.”
Tak lagi memiliki urusan dengan Ken, Sarah memilih masuk kedalam mobilnya, dan begitu saja pergi meninggalkan parkiran cafe.
“Bryan, hari ini kau menang, tapi lihat saja siapa yang akhirnya tertawa dan siapa yang pada akhirnya menangis!”
Ken tidak begitu saja melepas Bryan, dia memiliki rencana lain, dan dia akan berusaha mendapatkan apa yang diinginkannya.
...----------------...
Bryan dan Nayla yang sudah jauh meninggalkan cafe, keduanya saat ini berada di jalanan kota menikmati suasana sore hari.
"Sekarang kita pergi kemana? Apa sudah saatnya aku mengantarkan kamu pulang?” tanya Bryan sambil menurunkan kecepatan morot.
Nayla tak langsung memberi jawaban. Ada sedikit jeda sebelum dia memberi jawabar. “Bagaimana kalau kita pergi ke tempat tinggalmu?”
"Apa kamu yakin ingin pergi ke tempatku sedangkan kita hanya berduaan? Apa kamu tidak takut aku melakukan sesuatu padamu?” ucap Bryan mencoba menakut-nakuti Nayla, tapi nyatanya wanita itu tak sedikitpun takut dengan ancamannya.
“Apa kamu berani melakukan sesuatu padaku? Kalau memang berani, kenapa kita tidak melakukannya? Aku tidak akan melawan jika kamu memang ingin melakukannya.”
Bukannya takut, Nayla justru memberikan tantangan terbuka pada Bryan.
“Kamu pasti menyesal kalau aku melakukannya,” ungkap Bryan.
“Aku tidak akan menyesal sekalipun kamu tidak bertanggungjawab atas apa yang kamu lakukan padaku, tapi apa kamu tega melakukan semua itu padaku?” ucap Nayla, yang berhasil membuat Bryan terpojok.
‘Jangankan pergi dan tak bertanggungjawab. Untuk melakukannya saja mungkin aku tidak mampu,’ ucapnya dalam hati.
Meski sebenarnya enggan menuruti keinginan Nayla, pada akhirnya Bryan mengarahkan motornya menuju apartemen, yang merupakan tempat tinggal barunya.
...----------------...
Sampai di apartemen milik Bryan, Nayla langsung saja menuju kamar mandi, dan cukup lama dia berada di kamar mandi.
“Kenapa lama sekali? Apa yang kamu lakukan di dalam sana?” teriak Bryan yang sudah tidak tahan ingin buang air kecil.
“Tunggu sebentar, perutku benar-benar sakit! Sepertinya aku tadi salah makan waktu di cafe,” ucap Nayla memberi jawaban.
Namun Bryan yang sudah tidak tahan dan kebetulan pintu kamar mandi tak dikunci, dia begitu saja masuk ke dalam kamar mandi.
Meski ada sekat antara tempat Nayla dan tempat Bryan, keduanya masih dapat melihat satu sama lain. Akan tetapi, Bryan yang fokus pada urusannya, dia tak sadar jika ada sepasang mata yang melihat belalai miliknya.
Melihat milik pria secara langsung untuk pertama kalinya, Nayla merasa ada sengatan listrik yang menyengat tubuhnya.
“Apa ini kesialanku atau justru keberuntunganku? Jelas aku melihatnya dan itu sangat besar dan panjang,” gumam Nayla pelan, dan dia segera mengalihkan pandangan ke tempat lain saat Bryan selesai dengan urusannya.
Bryan begitu saja keluar dari kamar mandi, dan tak sedikitpun dia berani melihat kearah Nayla. Saat Nayla lama di kamar mandi dan dia masih berada di luar, dia mengaktifkan kekuatan mata tembus pandangnya, dan jelas melihat apa yang dilakukan Nayla.
Itu juga alasan kenapa miliknya mengeras dengan sempurna saat dia buang air kecil, dan tanpa diketahu olehnya, Nayla jelas melihat miliknya yang berada dalam keadaan siap bertempur.
Saat Nayla keluar dari kamar mandi, terlihat keduanya sama-sama canggung, dan tanpa sepengetahuan Bryan, Nayla masih sering melirik milik Bryan yang kali ini tertutup dengan sempurna.
Lama saling diam dan bingung ingin melakukan apa, pada akhirnya Nayla yang inisiatif membuka pembicaraan.
“Bagaimana kalau sekarang kamu temani aku berbelanja?”
"Baik, aku temani kamu berbelanja.”
Bryan ingin membawa Nayla keluar dari apartemen miliknya, supaya tidak terjadi sesuatu antara dirinya dan Nayla.
Miliknya masih saja tegang, dan jika lebih lama berduaan dengan Nayla, dia tak yakin apa masih bisa mengontrol tubuhnya sendiri.
Oleh karena itu, saat Nayla memintanya menemani berbelanja, tanpa pikir panjang dia langsung menyetujuinya.
Dengan keluar menemaninya berbelanja, setidaknya dia tak lagi berada di dalam ruangan tertutup, berduaan dengan Nayla.
...----------------...
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Yoni Hartati
kita lihat aja, sapa yg babak belur 😠😠
2023-05-13
1
Ino_yama( ˘ ³˘)♥
kenapa pergi belanja aihhh,,,batal dong....kasih pilnya...
2023-05-05
0
Harman LokeST
next author
2023-02-07
1